Noland pulang ke rumah utama ketika hari sudah tengah malam dalam kondisi mabuk. Ia masuk ke rumah ketika pelayan sudah tidur termasuk Bu Susi, hanya ada pengawal saja dan mempersilahkan tuan mudanya itu untuk masuk ke rumah.
Dengan tubuh sempoyongan, Noland tidak mau dibantu oleh pengawal untuk berjalan masuk.
"Hentikan! Aku bisa jalan sendiri!" teriak Noland ketika tangannya dipegang oleh salah satu pengawal yg menahannya agar tidak terjatuh. Seketika itu, pengawal melepaskan tangannya di lengan pemilik rumah.
Pria mabuk itu dengan pipi yang sudah memerah karena pengaruh alkohol dan dinginnya malam di musim dingin.
"Aaah! Aku lupa akan menghukum ibu tiriku karena berpenampilan menggoda tadi di hadapan para pria. Memang wanita mu**han!" ucap Noland lalu mengurungkan niatnya untuk naik ke lantai 2 dimana kamarnya berada malah berjalan menuju kamar tamu dimana Julieta saat ini sudah pulas tidurnya.
Ceklek. Suara pintu yang tidak terkunci dibuka berlahan karena memang pintu kamar itu tidak memiliki kunci sehingga Julieta pun setiap hari tidur dengan pintu yg tidak terkunci. Ia tutup pintu kamar ibu tirinya tadi setelah berhasil masuk.
Noland mengendap endap masuk ke kamar yang redup cahaya dengan hanya ada lampu tidur yg menyala di nakas pinggir ranjang tamu itu.
Pria itu menghentikan langkah kakinya ketika sudah sampai di pinggir tempat tidur dimana ada seorang wanita tidur terlentang dengan memperlihatkan paha mulusnya. Wajah yang belum dibersihkan dari riasan membuat Noland semakin membenci Julieta yang berpenampilan seperti wanita penggoda.
"Bisa bisanya wanita ini tidur dalam keadaan seperti ini!" batin Noland geram.
Namun seketika juga ia ingat rasa benci kepada sang ayah yg akan ia lampiaskan pada Julieta.
"Aku akan menghukum mu dan tak akan membiarkanmu berpenampilan seperti ini tanpa izinku, ibu tiri" lirih Noland lalu ia naik ke ranjang dengan satu kaki untuk bisa meraih gaun Julieta.
Kreeeeeeek!!!!
Gaun Julieta bagian atas sudah sobek dan menampilkan 2 pembungkus aset kembarnya. Namanya juga baju yg ia pakai tiba tiba disobek orang, Julieta langsung bangun dan berteriak kaget.
"Aaaah!!! Apa yang kamu lakukan di kamarku!!!!!??" teriak Julieta dengan mata yg terpaksa melotot dengan rasa kantuk tertahan sambil menyilangkan tangannya di dadanya.
"Kamarmu??? Hahahahahhaa" tawa Noland pecah.
Julieta masih melotot pada pria yang berada diatas ranjangnya.
"Ini rumahku! Kamu dengar warisan dari Pria tua itu untukku bahwa rumah ini milikku sekarang dan apapun yang ada didalamnya juga milikku, termasuk kamar ini" lanjut Noland sambil tersenyum smirk.
"Tapi aku ibu tirimu! Kamu tidak memiliki hak untuk merobek pakaianku! Apa yang kamu inginkan hah?" tanya Julieta dengan amarah.
"Aku ingin menghukummu karena memakai pakaian penggoda dengan makeup tebal itu. Aku tidak suka!" jawab jujur Noland.
"Aku tidak perlu izinmu untuk memakai pakaian yang aku inginkan atau merias diriku! Keluar, Noland! Atau aku teriaaaaak!!!" ancam Juelita.
"Teriaklah!!! Tidak ada yang berani menganggu apa yg aku akan lalukan kepadamu kecuali kamu sudah berlumuran darah dan hampir mati hahahaha" sahut Noland yang lagi lagi ketawa tak berbelas kasihan.
Julieta pun merasa jengah mendengar tawa anak tirinya yg seperti akan memangsanya itu. Ia berani mendorong tubuh kekar Noland hingga pria itu hampir terjatuh kebelakang tapi untung masih ada satu kakinya yang di lantai menahan tubuhnya.
Plaaak!!!
Tamparan langsung diterima pipi kiri Julieta.
"Berani kamu mendorongku hah!!!???" teriak Noland setelah menampar ibu tirinya dan sekarang mencengkram dagu Julieta kuat.
"Iiish, sakit!!!" rintih Julieta sambil memegang tangan Noland yg di dagunya dengan kedua tangannya.
Noland pun akhirnya naik sepenuhnya ke ranjang dan menghimpit tubuh Julieta dengan kedua pahanya.
"Kamu harus aku beri pelajaran!"seru Noland lalu mendorong wajah Julieta kebelakang hingga wanita itu terlentang di ranjang.
Noland tau jika ibu tirinya ini memiliki tenaga untuk melawannya, lalu ia menarik kedua tangan Julieta keatas kepala dan memperlihatkan penutup aset kembar tanpa ada kain gaun yang tersisa di bagian atas tubuh wanita itu.
"Dia begitu sexy" batin Noland yg tiba tiba muncul lagi gairah lelakinya.
"Apa kamu lihat lihat hah!" teriak Julieta yang menyadari tatapan Noland kepada aset kembarnya.
Tanpa izin dan tanpa kata, Noland menundukan wajahnya dan mulai menciumi bagian leher Julieta meskipun wanita itu meronta ronta namun cengraman satu tangan Noland pada kedua tangannya begitu kuat. Apalagi, kakinya juga dikunci oleh paha pria itu.
"Please, jangaaan! Aku ibu tirimu, Noland! Jangan melakukan pelecehan padaku!" teriak Julieta mengingatkan Noland bahwa yg dilakukan pria itu tidak benar.
Cup... cup... cup..
Ciuman pelan dan lembut Noland tak membuat Julieta berhenti berteriak, hingga pria itu lelah mendengar teriakan ibu tirinya dan membungkam sumber teriakan dengan bibirnya.
"Hmmmmppp...hmpppp" suara yang tertahan dari bibir Julieta yg dicium dan dilum*t oleh anak tirinya.
Noland mencium wanita itu dengan kesadaran yg tidak penuh karena dikuasai oleh gairah serta efek mabuknya.
Ketika nafasnya habis barulah ia melepaskan bibirnya dari bibir Julieta.
"Brengseeek! Aku ibu tirimu, Noland!!! Bau mulutmu menjijikan! Orang mabuk seperti mu tidak waras!" umpat Julieta dengan mata yg melotot.
Noland pun tersenyum smirk dan mengatur nafasnya karena hampir habis ia gunakan untuk mencium Julieta. Ciuman tadi belum memuaskan untuk pria itu karena ibu tirinya tidak membiarkan lidah Noland masuk lebih dalam.
"Kamu benar benar wanita penggoda. Bibirmu saja semanis ini. Mangkanya si pria tua itu menyukaimu dan menikahimu. Hahahahhaa. Apa kalau mulutku tidak bau alkohol kamu mau membuka mulutmu untukku, ibu tiri?" tanya Noland yang tetap memegang keduan tangan Julieta diatas kepala wanita itu.
"Gak sudi! Aku tidak akan membuka mulutku untuk membiarkanmu menciumku dengan brutal!" jawab Julieta dengan amarah.
"Hahahaa, yasudah. Kamu tunggu disini sebentar , aku akan gosok gigi agar kamu tidak jijik kepadaku. Lagian aku tidak ada niatan untuk mencium mu secara brutal karena aku ingin menyakitimu dengan hal lain" sahut Noland dengan senyum menyeringai.
"Lepaskan aku, Noland!" teriak Julieta dengan menahan air mata agar tidak terlihat lemah didepan pria yg mulai ia benci ini sejak awal bertemu.
Noland serius dengan ucapannya, ia menarik dasi dari lehernya dan mengikat kedua tangan Julieta dengan dasi itu erat hingga wanita itu meringis kesakitan.
"Sakit, Noland!" teriak Julieta ketika Noland mengeratkan dasinya.
"Biar kamu tidak kabur, ibu tiri" sahut Noland santai.
"Sepertinya aku tidak percaya kaki mu ini hanya akan diam jika aku tinggal. Akan aku bawa kamu ke kamar mandi, sekalian kamu bisa melihatku menggosok gigi dan menghilangkan aroma alkohol dari mulutku" lanjut Noland lalu ia langsung gendong Julieta tanpa aba aba.
"Aaakh!!! Turunkan akuu!!!" teriak Julieta lagi dan menggerakkan kakinya dalam gendongan Noland, namun pria itu begitu kuat meskipun dalam keadaan yang masih mabuk tidak tergoyahkan dengan gerakan wanita itu.
"Diam! Atau aku banting kamu di lantai!" ancam Noland.
"Banting ajaa aku!!!" sahut Julieta dengan berani namun Noland yang terlihat tidak setega itu membanting ibu tirinya di lantai.
Noland buru buru masuk ke kamar mandi dan meletakkan Julieta diatas westafel dengan tubuh yang hanya tertutup pelindung aset kembarnya dan aset bawahnya. Gaunnya sudah terlepas di ranjang karena sudah sobek atas bawah sehingga tidak layak pakai.
"Kamu duduk dengan tenang disini, aku akan gosok gigi didepanmu" ucap Noland sambil meraih sikat gigi beserta pasta gigi di belakang tubuh Julieta.
"Aaakh!! Please lepaskan aku, Noland! Aku akan melakukan apapun jika kamu melepaskanku" minta Julieta yang mulai tak bisa menahan air matanya jatuh karena sudah lelah berteriak dan tidak memiliki tenaga melawan.
Noland yang sudah menggosok giginya terdiam dan menatap Julieta dengan mata birunya yg indah.
"Apapun? Kamu akan melakukan apapun ketika aku melepaskanmu? Ini melepaskanmu dalam konteks apa? Melepaskanmu saat ini atau melepaskanmu bagaimana untuk bisa mendapatkan apa yang aku mau darimu?" tanya Noland saat mengeluarkan sikat gigi yg sudah berbusa dari mulutnya dan meninggalkan busa yg sama di mulutnya.
"Lepaskan aku dari keluarga Zimoli dan kamu akan mendapatkan apa yang kamu mau dariku. Atau siksa aku sampai mati, jika memang itu yang kamu inginkan maka berarti kamu juga sudah melepaskanku dari dunia yang kejam ini" jawab Julieta dengan nada yg lembut dan lemah serta meneteskan air mata.
"Jika dia diam begini dan tidak berulah, terlihat begitu mengemaskan. Tapi aku tetap ingin melampiaskan dendamku pada wanita ini sebagai ganti dari pria tua itu" batin Noland yang tidak muda termakan penawaran Julieta.
"Hmmm, aku selesaikan sikat gigi ku dulu. Baru akan menjawab tawaranmu itu" ucap Noland yang semakin lama rasa mabuknya sudah semakin hilang dan kesadarannya kembali berlahan. Apalagi sensasi pasta gigi mind di mulutnya memberikan rasa segar hingga mabuknya pun berangsur tergantikan dengan rasa itu.
Julieta pun diam. Tubuhnya diapit oleh tubuh kekar Noland yg sedang kita gigi didepannya. Pria itu pun mengambil gelas yg ada dibelakang tubuh Julieta dan mengisi air di kran westafel yg juga berada di belakang tubuh itu. Tubuh Julieta pun harus condong kedepan karena tangan Noland mendorong punggungnya untuk bisa mengambil kran di belakang tubuhnya itu.
Posisi mereka saat ini seperti berpelukan dengan Julieta berada diatas tubuh Noland. Aroma maskulin pria itu bercampur sisa alkohol , begitu menyeruak dihidung Julieta namun anehnya membuat wanita itu tak menghindar menghirupnya.
Setelah mengambil air di gelas, Noland langsung berkumur dan membuang air dalam mulutnya ke samping. 3 kali kumur cukup menghilangkan busa pasta gigi.
Setelah itu kedua tangannya ia gunakan untuk menumpu tubuhnya di pinggiran westafel dan menatap Julieta yg masih meneteskan air mata meskipun raut wajahnya yg datar dan menahan kesedihan.
Salah satu tangan Noland terangkat untuk menghapus air mata itu. Entah kenapa melihat iris hijau milik Julieta mengeluarkan air mata, Noland menjadi melemah dan tak sebenci itu pada wanita didepannya ini.
Namun baru saja sekali usapan, tangan Noland langsung ditepis oleh Julieta dan mengembalikan rasa benci pria itu.
"Dia memang tidak bisa diberi kelembutan" batin Noland.
Seketika, Noland mengangkat tubuh Julieta seperti membawa karung dan menghempaskan tubuh itu di ranjang dengan keras.
Saat itu juga, pria itu mengingat di kamar sang ayah ada foto besar Martin di tengah ruangan dan berada dinding atas kepala ranjang.
"Aku sudah menemukan ide untuk membalas dendam pada pria tua itu, meskipun pada akhirnya aku akan melepaskan wanita ini" batin Noland.
Lalu ia naik ke ranjang dan mencengram wajah Julieta lagi untuk berbicara pada wanita itu.
"Tawaranmu tadi masih berlaku?" tanya Noland.
"Ya, aku akan melakukan apapun yg kamu inginkan yang penting kamu melepaskanku agar bebas darimu atau keluarga Zimoli" jawab Julieta dengan yakin.
"Termasuk memuaskanku di ranjang, apakah kamu bisa, ibu tiri? Sepertinya kamu sering memuaskan pria tua itu diranjangnya?" ucap Noland yang begitu menghina harga diri Julieta sebagai wanita baik baik.
"Aku ibu tirimu! Bagaimana kamu bisa meminta hal itu padaku, Noland???" tanya balik Julieta.
"Hahahaha. Kamu sudah menjadi janda ayahku! Dia sudah mati! Kamu tidak ada hubungan darah denganku, so kita bisa melakukan hubungan itu. Puaskan aku di ranjang , lalu aku akan melepaskanmu" jawab Noland.
"Pria ini memang bajingan!" batin Julieta sambil mengepalkan tangannya yg masih diikat dengan dasi.
Julieta pun mengambil nafas dalam sebelum menjawab.
"Baiklah. Aku pegang janjimu, lepaskan aku setelah aku memuaskanmu di ranjang. Tapi aku tidak bodoh, Noland. Klasifikasi puas mu yang bagaimana? biar kamu tidak bisa menipuku" tanya Julieta.
"Wanita ini memang cerdas. Tidak mudah dibodohi" batin Noland dengan senyuman menyeringai.
"Hmmmm, puas gimana ya? Kamu memuaskan ayahku bagaimana?" tanya balik Noland membuat Julieta tersenyum smirk.
"Dia belum berhasil aku puaskan, sudah serangan jantung dulu" jawab jujur Julieta membuat Noland marah dan lagi lagi menamparnya.
Plaaaak!!
"Sialan! Beraninya kamu membohongiku! Kamu pasti sudah memuaskannya sebelum dia mati! Tidak mungkin dia menikahimu tanpa dia bisa kamu layani!" emosi Noland.
"Hahahahaha, ya sudah jika kamu tak percaya. Atau kamu mau coba aku puaskan sampai kamu serangan jantung dan mati diatas tubuhku seperti ayahmu" ucap Julieta yang membuat Noland melotot melihat wanita dibawahnya ini karena ia belum tau jika Martin tiada ketika akan bermain di ranjang.
"Ap...apaaa? Kamu bilang apa?" tanya Noland menahan marah dan gugup untuk memastikan sesuatu yg baru ia ketahui.
Julieta mengangkat alisnya, karena heran bahwa Noland belum mengetahui fakta itu.
"Kamu belum diberitau paman Ruz bagaimana ayahmu itu tiada? Dia kena serangan jantung di malam pernikahan kita dan ambruk diatas tubuhku lalu tak bernyawa" jawab Julieta apa adanya, pasrah jika ia akan disiksa lagi setekah ini.
"Kam..kamu benar benar membunuhnya?" tanya Noland dengan suara bergetar karena tidak menyangka jika pria tua yg ia kenal berbadan terlihat sehat meskipun ia tau juga jika Martin memilik serangan jantung namun tak menyangka ayahnya mati diatas tubuh ibu tirinya.
"Aku tidak membunuhnya" jawab singkat Julieta namun entah kenapa Noland percaya dengan jawaban itu namun rasa bencinya bertambah karena gara gara Julieta , pria yg ingin ia sakiti dan menerima pembalasan dendamnya mati sebelum tujuannya itu tercapai.
"Hahahhaa kamu mengagalkan balas dendamku padanya, Julieta. Maka dari itu kamu yg akan menerima gantinya" tawa Noland pun menggelegar di ruangan itu setelah bertekad untuk membalas dendam sekarang juga kepada ibu tirinya.
"Balaskan dendam mu sekarag juga, lalu bebaskan aku dan biarkan pria tua itu pergi dengan tenang" sahut Julieta pasrah.
Noland semakin mengeratkan cengkramannya di rahang wajah Julieta.
"Kamu masih peduli padanya, oke. Penawaranmu aku terima. Puaskan aku sampai sepuas puasnya dalam 24 jam dan aku akan melepaskanmu" ucap Noland dengan tatapan mata birunya yg menusuk kedalam mata indah kehijauan milik Julieta.
"Aku terima" ujar Julieta menatatap tajam Noland.
Mereka pun saling tatap beberapa saat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Let's Wear By Dinda Maharani
seruuu
2024-02-20
0