Karena wilayah tempat Noland mendirikan LandVest jauh dari Los Angeles dan ternyata pekerjaan untuk mengurus perusahaan investasi itu tidak bisa sehari diselesaikan sebelum ia tinggalkan kepada Pablo, pria bermata biru itu terpaksa harus seminggu berada di area perusahaan.
Rumah yg ia bangun minimalis untuk ia tinggal selama ini juga terletak di sebelah perusahaan, jadi memang dalam waktu seminggu ini ia gunakan fokus menyelesaikan pekerjaannya sebelum kembali ke Los Angeles.
Julieta kan bisa kabur ditinggal selama itu oleh anak tirinya? No, tak semudah itu! Noland adalah pria cerdas yang memperhitungkan segala kemungkinan yang ada meskipun terkadang ya ada aja kemungkinan baru yg datang tapi dengan otaknya bisa membereskan itu dengan baik.
Noland sudah menyuruh kelompok brutalnya yg terdiri dari para preman untuk menjaga rumah utama. Para pengawal Martin pun mau tidak mau juga menjadi bawahan Noland. Sang pewaris memang tidak ada lawannya.
Ruz fokus di perusahaan dan mulai beradaptasi dengan kepemimpinan Mike Zimoli. Sedangkan Bu Susi fokus menguatkan mental Julieta dan kondisi tubuh wanita itu. Ruz juga mengurus kematian Martin di pencatatan sipil agar status Julieta bebas dari pernikahan sehari itu meskipun berstatus janda. Ia tidak lupa menyampaikan surat pengunduran diri dari Julieta yg sengaja ia buat untuk mengeluarkan wanita itu dari perusahaan.
Pembacaan warisan, ditunda sampai Noland kembali ke Los Angeles. Dan setelah seminggu kepergiannya, Tuan Muda kembali datang ke rumah menggunakan mobil sport hitamnya.
Julieta yg seminggu ini mulai tenang kembali terhentak ketika mendapati Noland berdiri didepannya yg sedang bertanam di taman rumah.
"Aku tinggal seminggu, kamu sudah berani berlagak sebagai nyonya di rumah ini, ibu tiri. Berani beraninya menyentuh bunga bunga kesukaan ibuku" sapa Noland yg begitu dingin.
Julieta pun berdiri dari posisi jongkoknya dengan tangan kotor karena memegang tanah dan menatap mata biru Noland dengan tajam.
"Kamu sudah pulang, anak tiri. Aku kira kamu membiarkanku menguasai rumah ini selama kamu pergi" ucap berani Julieta.
"Wanita ini mulai berani" batin Noland menyadari perubahan ibu tirinya.
"Kamu makin berani saja kepadaku. Kamu tidak takut aku siksa lagi karena menikahi pria tua itu yg aku benci?" tanya Noland.
"Aku sudah terbiasa disiksa. Seminggu ini cukup aku untuk memulihkan tenaga melawan penyiksaan pria brengsek sepertimu. Beraninya dengan wanita lemah" ujar Julieta yg semakin membangkitkan rasa kagum di hati Noland.
"Aku tak mengira ibu tiriku akan sekuat ini. Aku harus lebih parah menyiksanya untuk membalas dendam kepada pria tua itu" batin Noland bertekad.
"Hahahahhahaha, kamu menantangku? Baiklah, aku juga ingin melihat perlawanan wanita lemah sepertimu" sahut Noland dengan senyuman smirk lalu tanpa aba apa langsung mendorong tubuh Julieta keras hingga wanita itu tersungkur ke tanah.
"Aaakh!" rintih Julieta yang merasakan pantatnya jatuh dengan keras di tanah yang dilapisi rumput
"Sakit? Apa kurang keras aku mendorongnya?" tanya Noland dengan senyuman menyeringai.
"Brengsek!" umpat Julieta.
"Umpatanmu begitu keras, apakah hanya itu yg bisa menjadi perlawananmu ? Memanggilku brengsek dan umpatan yang lain?" tanya Noland menantang.
Julieta berusaha berdiri dan ternyata wanita itu sudah menyiapkan serangan balasan untuk Noland yaitu menyeruduk perut pria itu dengan kepalanya lalu mendorong pria itu dengan keras kebelakang.
Karena Noland tidak siap menerima serangan itu membuatnya terjatuh dengan posisi terlentang di tanah yg dilapisi rumput. Namun karena tangan Noland tadi refleks memegang tangan Julieta di pinggangnya ketika merasa terdorong, wanita itu pun jatuh diatas tubuhnya.
Bruk!!!
Posisi Julieta diatas tubuh Noland dan kepalanya terbentur dada bidang pria itu "aaakh!!!" teriaknya.
"Sh*t! Berani sekali kamu mendorongku, Julietaaaa!!!" teriak Noland sambil melotot tajam kepada wanita diatasnya yg masih mengelus elus kening karena terbentur dadanya tadi.
"Itu balasanku karena kamu telah mendorongku!" sahut Julieta sambil menatap mata biru yg melotot kepadanya.
Mereka pun terdiam seketika ketika kedua mata itu saling pandang dan dalam hati mereka baru menyadari jika masing masing memiliki mata yg indah.
"Gilak! Ternyata mata wanita ini memiliki iris warna hijau bening! Terlihat indah apalagi kena sinar matahari" batin Noland.
"Astaga! Mata birunya sungguh berbeda dengan mata Martin. Apa jangan jangan ini mata seperti ibunya?" batin Julieta.
Namun Noland tersadar jika wanita bermata hijau yg ia pandang adalah wanita yg akan ia siksa untuk membalaskan dendamnya. Buru buru ia menyingkirkan tubuh Julieta dari atas tubuhnya dengan kasar dan berdiri.
Setelah Noland berdiri ia menarik tangan Julieta yg masih berada ditanah dan menyeretnya menuju kolam renang.
Byuuuuur!!!!
Julieta di dorong masuk ke kolam renang. Lalu tak lama kemudian, Noland pun masuk ke kolam renang dan berniat ingin menyiksa ibu tirinya di dalam kolam.
Ia cengkram wajah Julieta dengan keras. Tangan wanita itu mencoba memukul wajah Noland tapi tidak bisa karena pria itu menghindar. Lalu tamparan lagi yang wanita itu terima dari Tuan Muda Zimoli.
Plaaak!!!
Plaaaak!!!
Pipi kanan kiri Julieta kembali mendapatkan tamparan keras dari Noland.
"Aaaakh!!!" rintih Julieta.
"Bibirmu belum berdarah berarti belum sakit" ucap Noland sambil tersenyum smirk.
Plak!!!
Plaaaaak!!!
Tamparan lebih keras diterima Julieta dan membuat sudut bibirnya berdarah.
"Begini baru oke" ujar Noland sambil mengusap darah di yg terlihat dari sudut bibir Julieta.
"Jangan pegang pegang aku!!!" amarah Julieta sambil menepis tangan Noland yg menyentuh wajahnya.
"Aku anakmu, jadi aku bisa memegang ibuku kan atau aku perkosa saja kamu karena kamu sudah jadi janda hahaha" ucap Noland sambil tertawa nyaring.
Plaaak!!!
Tamparan diterima Noland di pipi kirinya membuat Noland melotot pada Julieta dan terbakar amarah.
"Wanita sialan! Minta kubunuh kau!!" Ujar Noland sambil memegang kedua tangan Julieta dengan kuat hingga menyakiti wanita itu.
"Bunuh aku! Bunuh aku, Noland!!!" teriak Julieta dengan mata yg sudah berair mata.
"Air matamu palsu!" ucap Noland.
Tiba tiba terdengar suara Ruz berada di tepi kolam.
"Mohon maaf Tuan Muda, saya baru mendapatkan kabar dari pengacara keluarga bahwa nanti sore akan ada pembacaan warisan Tuan Martin di rumah sakit nenek anda dirawat" informasi dari Ruz membuat Noland melepaskan cengkramannya di tangan Julieta.
"Aku sampai lupa kalau nenekku masih ada. Baiklah, aku akan bersiap" sahut Noland lalu naik tangga kolam renang untuk naik keatas. Julieta masih berada di kolam renang dengan air mata yg menetes. Ruz tidak bisa membantu karena ia masih berhutang budi dengan keluarga Martin seperti halnya Bu Susi yang dari tadi mengintip pertikaian ibu tiri dan anak tirinya.
Noland pun masuk kamarnya, ia mengguyur tubuhnya dengan shower dan entah kenapa terbayang mata hijau milik ibu tirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
ellyn
tak sumpahin si noland jd bucin sama juliete
2023-11-27
1