Braaaaaak!!!!
Pintu kamar tamu terbuka dengan kasar hingga membuat wanita yg berada di dalamnya terkejut dan menjatuhkan mangkok berisi bubur yg diberikan Bu Susi.
Tanpa berkata apa apa, Noland langsung berjalan mendekati Julieta dengan tatapan mematikan. Tangannya langsung meraih wajah cantik wanita itu dengan kasar dan menekan rahangnya.
"Aaah!! Sakit!! Siapa kamu berani beraninya bersikap seperti ini padaku?" tanya Julieta sambil. meringis kesakitan dengan kedua tangannya yg berusaha melepaskan tangan pria asing didepannya ini dari wajahnya.
"Kamu menikahi ayahku tapi tidak tau jika dia memiliki anak, ibu tiri" jawab Noland dengan senyuman smirk dan semakin mengeratkan tangannya menekan rahang istri baru ayahnya itu.
"Lepaskan!! Sakit!!!" rintihan Julieta dengan mata yg sudah berkaca kaca. Mata Biru Noland melihat buliran air mata yg sudah menetes di pipi wanita itu dan mengenai tangannya.
"Hahaha, wanita penghibur! Air mata mu basi! Ayahku sudah mati dan kamu menikmati hartanya! Apa jangan jangan kamu sengaja membunuhnya?" sangka Noland lalu melepaskan tangannya dari wajah Julieta dengan kasar hingga refleks tangan wanita itu memegang rahang wajahnya yg ngilu.
Mereka pun saling tatap. Mata Biru Noland menatap mata kehijauan milik Julieta maupun sebaliknya. Noland baru menyadari pipi wanita itu ada warna membiru dan ia bisa pastikan jika itu perbuatan ayahnya.
"Hahahaha, lihat itu pipimu. Membiru. Kamu menikahi monster yang aku benci dan mungkin aku akan menjadi monster pengganti nya untukmu" tawa Noland menggelegar di kamar tamu itu karena baru terfikirkan Julieta bisa menjadi alat balas dendamnya ke pada Martin. Ia berfikir menyiksa ibu barunya itu bisa menjadi sarana balas dendam kepada ayahnya yg sudah tidak ada.
Tidak masuk akal kan? Bencinya sama siapa, balas dendam sama siapa. Ya namanya anak yang diliput kebencian membara kepada ayahnya, wanita tak bersalah pun menjadi korban.
Julieta hanya diam dan hanya mendengar semua perkataan kasar, sindiran olokan Noland kepadanya. Ia berusaha menjadi wanita kuat yg tidak mudah menangis karena pria. Tapi apa yg ia lalui terasa begitu menyakititkan bagi hati dan tubuhnya.
Ruz dan Bu Susi yang berada di luar kamar tidak bisa membantu Julieta yg saat ini berhadapan langsung dengan Noland karena bagaimanapun pria itu adalah majikannya juga saat ini. Dan Noland terkenal dengan kelompok nya yg brutal.
Setelah tertawa puas dan kebencian yg terlihat, Noland dengan kasarnya menarik Julieta ke kamar mandi hingga kaki wanita itu terkena pecahan mangkok burung yg ia jatuhkan lagi.
"Aaaakh" rintih Julieta namun tidak digubris oleh Noland yg tetap menarik tangan itu mengikuti nya masuk kamar mandi.
Ia dorong tubuh wanita itu hingga jatuh ke lantai dan ia guyur dengan air shower suhu paling dingin.
"Dingin!" ucap Julieta. Wanita itu tidak bisa melawan karena sekujur tubuhnya sakit. Kedua telapak kakinya berdarah, wajah nya memar dan masih terasa tekanan tangan kekar pria yg baru ia ketahui adalah anak tirinya.
"Anak ini sama saja dengan Pria Tua itu! Bajingan Brengsek! Beraninya sama wanita lemah" batin Julieta.
"Lihat saja setelah tubuhku membaik, aku tidak akan membiarkanmu semudah itu menyiksaku begini" lanjut batin Julieta menguatkan dirinya.
"Dingin??? Oke aku kasih yg panas" ucap Noland sambil memutar kran shower ke arah air paling panas.
"Aaaakh! Panas!! Sialan kamu!! Badanku bisa melepuh!!" teriak Julieta yg tak tahan ingin melawan namun hanya dengan suara saja untuk saat ini.
"Hahahahaa, oke. Aku dinginkan lagi" ucap Noland yg semakin suka bermain penyiksaan kepada Julieta, Ibu Tirinya.
Kali ini wanita itu diam. Lebih baik menahan rasa dingin ditubuhnya daripada harus merasakan air panas yg bisa mengikis kulitnya.
"Kamu! Aku tidak perduli namamu siapa, untuk saat ini kamu di kamar mandi dulu hingga pemakanan pria tua itu selesai. Aku tidak membiarkan awak media atau orang lain di luar rumah ini tau jika kamu menjadi istri sehari Martin. Sangat memalukan!" ucap Noland lalu keluar kamar mandi dan mengunci kamar mandi itu.
"Siapa juga yang mau menikahi pria tua itu!!!" teriak Julieta dari kamar mandi yg sudah terkunci dan terdengar Noland yg berjalan keluar kamar.
"Memang wanita murahan. Bilang gak mau sama pria tua tapi mau sama hartanya" lirih Noland dengan senyuman smirk hingga melangkah keluar dan mengunci pintu kamar itu.
"Jangan bantu dia! Biarkan dia di dalam sampek aku yg membukanya" perintah Noland kepada Ruz dan Bu Susi yg berada dihadapannya sekarang.
Kedua orang itu tidak menyahut hanya mengangguk pelan tanda enggan untuk menuruti tapi terpaksa mengiyakan perintah itu.
Noland pun berjalan ke samping rumah dimana halaman luas dengan taman yg indah berada. Ruz sengaja meletakkan peti jenazah tuannya disitu agar leluasa nanti para tamu untuk memanjatkan doa sebelum pemakaman.
10 menit lagi pukul 6 pagi dan waktu acara pemakanan di buka oleh Ruz dan mempersilahkan awak media untuk masuk bergantian sambil menunggu para tamu yg hadir. Undangan disebarkan jam 7 pagi kepada para rekan bisnis dan keluarga dan satu jam kemudian prosesi pemakaman.
Noland berdiri di tepi peti Martin. Ia bisa melihat wajah tak bernyawa ayahnya. Tidak merasa iba atau kehilangan pria yg membuat ia hidup didunia ini, Noland malah tersenyum smirk dengan kebencian yg tersirat di matanya.
"Setenang itu kamu pergi dari dunia ini, Yah. Terlalu mudah dan tidak menyakitkan seperti ibuku. Kamu membuat hidup kami kelam dan berantakan. Aku akan balas dengan kepada istri mudamu itu, lihat saja kebencianku ini akan aku lampiaskan ke wanita tak tau diri itu yg mau menikahimu dan aku tak akan membiarkan dirinya mengambil hartamu. Dia hanya istrimu di rumah ini tapi tidak akan menjadi pewaris hartamu. Tidak kubiarkan orang luar tau pernikahan mu ini" lirih Noland sambil menatap tajam wajah ayahnya.
Lalu tak disangka ia mendapatkan tepukan di pundak dari Mike, pamannya.
"Hai, anak muda. Akhirnya kamu pulang" sapa Mike.
"Gimana aku tidak pulang, pria tua ini meninggalkan dunia dengan kebencian ku yg belum tersalurkan" sahut Noland acuh.
Mike tersenyum smirk. Keponakan nya ini memang sangat membenci kakaknya, hal ini bisa dimanfaatkan untuk merebut perusahaan.
"Ayo duduk dulu sambil menunggu para tamu dan membiarkan Jurnalis meliput berita duka ini bergantian" ajak Mike sambil berjalan beriringan dengan Noland menuju kursi di tepi kolam tidak jauh dari kawasan berduka tp tidak terlihat oleh jurnalis nantinya.
Noland pun tak menolak. Ia mengikuti langkah kaki pamannya. Baginya, Mike adalah sosok pria sekaligus paman yg baik untuknya meskipun kebiasaan bermain wanita sama dengan ayahnya.
Setidaknya Mike tidak menikah dan tidak menyakiti seorang wanita hingga meninggalkan dunia.
Setelah duduk bersebelahan, Mike mulai pembicaraan.
"Apa yang kamu rasakan sekarang, Land?" tanya Mike sok perhatian.
"Hmm, aku tidak sedih dan tidak senang. Semua terasa hambar. Dia mati pun aku tak peduli, tapi aku belum membalas menyakitinya" jawab Noland sambil mengepalkan tangannya.
"Tenang. Hilangkan bencimu dan bawalah perusahaan Zimoli semakin jaya" ucap Mike berusaha mengambil hati keponakan nya itu dan mulai membahas perusahaan. Mike tau jika Noland tidak terlalu suka mewarisi perusahaan karena bukan passionnya. Mangkanya, pria itu mencoba mengiring Noland agar menyerahkan perusahaan untuknya meskipun masih sebatas wewenang dan tanggung jawab.
"Tidak semudah itu. 5 tahun jauh darinya aku hanya membayangkan akan menyiksanya dan balas dendam kepadanya, namun ternyata sudah terlambat. Dia pergi dulu dengan keadaan tenang" sahut Noland.
"Memang kamu berencana mau menyakitinya bagaimana sebelumnya?" tanya Mike penasaran.
"Saat ini aku sedang mendirikan perusahaan investasi sendiri, paman. Rencananya aku akan memonopoli saham perusahaan Zimoli lalu aku bangkrut kan" jawab jujur Noland tapi hanya sebagai cover untuk meyakinkan pamannya itu.
Sebenarnya ia sangat tidak percaya dengan kebaikan Mike, ia tahu jika pamannya berusaha dengan berbagai cara menguasai perusahaan milik ayahnya dan sekarang berusaha merebut hal itu darinya.
"Kurang ajar anak ini, berani beraninya berfikir merusak perusahaan yg akan menjadi milikku, sialan" batin Mike yg tersembunyi dengan senyumannya.
"Boleh juga. Tapi sekarang kalau perusahaan Zimoli bangkrut malah akan merugikan banyak orang termasuk aku dan semua karyawan, Noland. Martin pun tidak bisa merasakan perusahaan nya bangkrut" bujuk Mike.
"Betul juga, paman. Tapi saat ini aku sudah memiliki alat balas dendam baru kepadanya. Paman jangan khawatir, perusahaan Zimoli Grup tetap aman. Untuk saat ini tolong jaga perusahaannya dan paman bisa menjadi direktur sementara, sebelum aku siap menempatinya" ucap Noland.
"Kamu tidak perlu menyuruh ku, anak ingusan. Zimoli memang perusahaan milikku. Aku akan menjaganya dan menguasainya" batin Mike.
"Dengan senang hati aku menunggumu siap, Noland" sahut Mike dengan senyuman mengembang di bibir tapi semua itu palsu.
"Lihat saja, aku akan menjadi direktur tetap di perusahaan Zimoli grup" batin Mike dengan senyuman puas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
niktut ugis
suatu hari kamu noland akan bertekuk lutut di hadapan Juliette
2024-03-02
1
ellyn
semoga juliete tdk menjadi perempuan yang lemah
2023-11-26
2