Asisten Ruz dan Bu Susi sepakat untuk memberitahu keluarga Martin terkait kematiannya setelah menyiapkan tuannya itu di peti jenazah dengan memakaikannya setelan jas kesukaan bosnya itu.
Mereka juga menyembunyikan fakta jika pria tua itu mati dalam keadaan tak berbusana ketika akan melakukan malam pertama dengan istri mudanya.
Pukul 11 malam, Asisten Ruz terpaksa menelpon Mike Zimoli selaku adik kandung dari Martin Zimoli satu satunya. Sebenarnya masih ada ibunda Martin dan Mike di dunia ini, namun karena penyakit stroke nya, ia harus dirawat di rumah sakit sejak sebulan lalu.
Mike juga bekerja di perusahaan Zimoli Grup sebagai wakil direktur. Namun ambisi untuk menguasai perusahaan keluarganya itu sangat besar. Mendengar berita kematian Martin dari Ruz, ia tersenyum puas sebelum menyahuti informasi dari asisten kakaknya itu dengan nada sedih yang dibuat buat.
Ruz juga ternyata menelepon Noland Zimoli yang tidak lain dan tidak bukan adalah putra semata wayang dari Martin.
2 kali panggilan tak terjawab, Ruz tak menyerah dan melakukan panggilan ketiga.
"Ada apa?" tanya langsung Noland dengan datar.
"Maaf tuan muda. Saya menelepon anda malam malam begini karena saya harus menyampaikan bahwa tuan Martin sudah tidak ada di dunia ini" jawab Ruz langsung ke intinya karena takut Noland mematikan panggilan sewaktu waktu.
Noland terdiam sesaat. Ia berfikir pria tua itu kenapa dengan mudahnya mati sebelum ia membalas dendam akan kematian ibunya yg sangat menderita karena sikap ayahnya itu.
"Kenapa dia bisa mati?" tanya Noland dengan nada yg masih datar.
"Lebih baik anda pulang saja. Nanti akan saya jelaskan. Mungkin Tuan Martin memang pria berdosa dan bukan ayah atau suami yg baik, namun tetap saja tuan muda, darah beliau mengalir ditubuh anda. Setidaknya biarkan dia pergi diantar putranya" jawab Ruz mencoba membujuk Noland agar pulang ke rumah.
Tidak ada sahutan dari Noland dan malah mendengar nada tut... tut.... tut.. berarti panggilan itu sudah diputuskan oleh Noland.
"Semoga tuan muda pulang" lirih Ruz. Pria itu pun kembali menjalankan tugasnya untuk mempersiapkan pemakanan ketika hari sudah pagi.
Di sebuah kamar, terlihat seorang wanita yang menyelimuti tubuhnya hingga batas leher. Mata cantiknya tidak bisa tertidur membuat dirinya terjaga hingga jam 2 dini hari. Julieta melamun dan meratapi nasibnya setelah ini. Apakah hidupnya akan bebas karena pria tua yg menikahinya sudah tiada? Bagaimana statusnya sebagai janda kembang yang belum bermalam dengan suaminya? Bagaimana jika ada rumor dirinya membunuh suaminya di malam pertama? Apakah dia akan dipenjara? apakah dia akan disalahkan? Padahal dirinya yg tadi ditampar, ditarik, dan dikasari oleh pria tua itu sebelum tak bernyawa.
"Tidak ada lelaki yang bisa dipercaya, semuanya bajingan, brengsek! Hanya ada uang untuk membeli wanita" batin Julieta dengan tetesan air mata. Pipinya masih membiru namun sudah di kompres es batu dari Bu Susi tadi. Wanita itu tidak ada niatan untuk melihat atau menjaga Martin dalam peti sebelum di makamkan.
Sinar matahari mulai menyinari bumi. Namun rumah Martin tiba tiba kedatangan banyak awak media dengan banyak kamera yg menyorot. Papan bunga belasungkawa juga mulai berbaris di tepi rumah direktur Zimoli Grup itu.
Hingga beberapa saat kemudian, terlihat seorang lelaki tampan yang terlihat berumur sekitar 27-28 masuk ke halaman rumah dengan gagahnya. Menggunakan pakaian serba hitam dan kaca mata hitam tak bisa menutupi ketampanan pria itu.
Salah satu awak media mengenali wajah itu, Ia adalah Noland Zimoli pewaris perusahaan Zimoli Grup, seharusnya jika tidak direbut oleh pamannya yaitu Mike.
"Eh itu Noland! Tuan Muda Zimoli!" teriak salah satu jurnalis yg tau wajah Noland.
Awak media yg tadinya tenang dan duduk menunggu intruksi pembukaan acara sebelum pemakanan pun langsung menyerbu Noland.
"Maaf tuan, bagaimana perasaan anda saat ini?"
"Apakah perusahaan Zimoli Grup akan langsung diambil alih oleh anda?"
"Apa penyebab Tuan Martin meninggal?"
"Saya dengar anda sudah tidak pulang selama 5 tahun, apakah anda bertentangan dengan Tuan Martin?"
dan beberapa pertanyaan lagi yang terucap dari jurnalis. Semua pertanyaan itu tidak ada yg ditanggapi oleh Noland karena menganggap pertanyaan tak berkualitas dan hanya ingin mengambil gosip saja. Ia tetap menerobos keramaian sampai ada 1 pertanyaan dari jurnalis yg membuat ia berhenti melangkah.
"Bagaimana pendapat anda tentang istri muda Tuan Martin yg baru dinikahinya kemarin?"
Deg.
Tidak hanya Noland saja yg terkejut dengan pertanyaan itu namun jurnalis lain langsung menatap orang yg bertanya tentang itu.
"Apa kamu bilang? Coba ulangi pertanyaanmu" minta Noland dengan nada dingin.
"Hmm, maaf Tuan. Saya ingin bertanya mengenai pendapat anda tentang istri baru Tuan Martin yg saya dengar baru kemarin ia nikahi secara diam diam dan jauh dari sorot media. Hal ini kami ketahui karena kemarin tidak sengaja pegawai di media kami melihat Tuan Martin masuk kedalam kantor pencatatan sipil dengan wanita. Kabar ini belum kami expose kemarin karena ingin kami teliti lebih dalam dan mencari kebenaran. Baru saja ini tadi sebelum saya datang kesini, atasan saya memberitahu kan fakta bahwa memang Tuan Martin sudah menikah lagi" jelas jurnalis itu menjelaskan asal berita agar tidak dianggap informasi hoax.
Noland melepas kaca matanya dan memperlihatkan tatapan tajam dari mata birunya yg bisa membuat takut beberapa orang termasuk jurnalis yg memberi taukan informasi pernikahan baru Tuan Martin.
"Hapus berita itu sebelum kamu expose! dan ingat siapapun jurnalis yang memberitakan pernikahan itu, lihat saja, aku tidak akan tinggal diam!" peringatan Noland yg dengan sungguh sungguh ia sampaikan ke semua jurnalis yg ada di depan rumah keluarganya itu. Lalu pria itu dengan amarah yg tertahan serta kebencian yg meledak, langsung berjalan dengan hentakan keras menuju rumah.
"Sial! Berita ekslusif tapi tidak bisa dipublish" ucap jurnalis yg menginfokan pernikahan diam diam itu.
"Kamu keren bisa mendapatkan berita panas itu!" puji jurnalis lain.
"Hmmm, aku hanya menyampaikan apa yg atasanku bilang tadi pagi" sahut jurnalis yg ditanya.
"Sayang sekali berita itu berhenti disini" ucap jurnalis lain.
Mereka pun sama sama takut dengan ancaman Noland. Sebagai pewaris perusahaan Zimoli Grup, kekuasaannya di Los Angeles cukup besar. Menjadi salah satu perusahaan besar, membuat apapun keputusan dari Zimoli Grup dipertimbangkan.
Noland yg sudah masuk rumah langsung berteriak mencari Ruz, asisten ayahnya.
"Ruz! Dimana kamu!" panggil Noland dengan amarah.
"Ruz!!!!" teriak Tuan Muda dirumah itu.
Ruz yg tadi dari halaman belakang untuk mengatur papan nama belangsungkawa yg banyak langsung berlari ketika mendengar namanya dipanggil dengan keras.
Pria yang sudah tidak muda lagi itu terkejut melihat Noland dengan wajah yg sudah merah padam karena marah.
"Maaf Tuan tadi sa.... " sapa Ruz terpotong karena Noland sudah tidak sabar bertanya tentang pernikahan ayahnya yg tidak ia ketahui.
"Siapa wanita itu hah? Pria tua itu menikah lagi?!! " tanya Noland dengan deru nafas menahan marah dan tatapan tajam yg membuat Ruz cukup takut melihatnya. Sejak ibunya meninggal Noland menjadi pria agresif, pemarah dan bikin onar hingga ia pun memilih pergi karena tidak tahan dengan tabiat buruk ayahnya yg suka membawa wanita lain dirumah itu.
Ruz terkejut, Noland tau soal pernikahan Martin padahal berita itu tidak disebar ke luar sebelumnya. Yang tau hanya Martin, Julieta, Ruz, Bu Susi serta pelayan rumah yg sudah berjanji tidak membocorkan rahasia ini serta Robert yg saat ini sudah di lempar di India.
Pelayan dirumah ini tau Julieta sebagai istri muda yg dibawa Martin untuk dinikmati tubuhnya. Tapi mereka sudah disumpah agar tidak menyebarkan informasi itu keluar jika tidak ingin hidupnya menderita. Namun ternyata ancaman itu tidak berlaku untuk salah satu pelayan yg sudah membocorkan informasi itu.
"Anda sudah tau? " tidak menjawab malah Ruz memberi pertanyaan balik.
"Aku tanya Ruz! Apakah Martin menikah lagi?!!" tanya ulang dengan suara menunggu membuat Ruz pun akhirnya menjawab.
"Benar, Tuan" jawab pelab Ruz sambil menundukkan kepala.
"Sial! Pria tua tidak tau diri! Mana wanita itu hah? Apakah dia ingin harta Martin saja dan bahagia karena membuat pria itu mati lalu meninggalkan harta berlimpah padanya?" tanya Noland lagi.
"Dia masih di kamar tamu, Tuan" jawab Ruz apa adanya.
Noland pun langsung berjalan dengan cepat menuju kamar tamu itu dan membuka paksa pintu kamar tanpa mengetuk terlebih dahulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Bahrul Ulum
apakah dia terkejut, setelah melihat pere6muda itu...
2023-12-26
0