Bu Susi pun menekan bel kamar utama ketika sudah sampai di lantai 2 dan pintu kamar besi baja itupun langsung dibuka oleh Noland.
"Ini Tuan" ucap Bu Susi sambil menyerahkan pakaian ganti milik Julieta.
"Makasih, Bu Susi. Kami akan turun untuk sarapan setelah ini" sahut Noland seperti tidak ada yg aneh jika dirinya akan keluar dari kamar yang sama dengan ibu tirinya.
"Baik, Tuan" ujar Bu Susi mencoba bersikap seperti biasa namun Noland tau jika wanita itu memikirkan sesuatu tentang dirinya yg sekamar dengan janda ayahnya.
"Bu Susi. Julieta akan pergi dari rumah ini setelah hari ini berakhir. Aku hanya menikmati waktu bersamanya sebelum ia bebas dari keluarga Zimoli. Ibu tau kan jika rasa benciku kepada Martin sangat besar, maafkan aku yg gagal menjadi pria yg ibu harapkan ketika membantu membesarkanku bersama ibuku. Setelah hari ini juga, aku akan kembali ke rumahku sendiri jauh dari keluarga Zimoli. Aku titip rumah ini kepada Bu Susi ya, mungkin setahun kemudian aku akan datang karena akan mengambil alih perusahaan. Biarkan pamanku yg menikmati menjadi direktur Zimoli grup selama 1 tahun sebelum aku kembali kesini" jelas Noland dengan lembut seperti dirinya 5 tahun lalu sebelum ibunya meninggal.
"Anak asuh ku sudah dewasa. Semoga setelah ini tidak ada kebencian dihati mu, Nak" batin Bu Susi dengan senyum bangga meskipun ia tak bisa menunjukkannya dengan sentuhan.
"Saya hanya ingin anda bebas dari rasa benci Tuan Muda. Nyonya Julieta tidak salah, dia juga korban dari jahatnya dunia" sahut Bu Susi yang mulai mencoba mengutarakan pendapatnya.
"Aku tau, Bu. Setelah hari ini ia akan bebas. Semoga saja dia bahagia diluaran sana" ucap Noland tulus.
Tanpa mereka ketahui, ada wanita didalam kamar yg mendengar percakapan mereka dengan tubuh yg masih tertutupi handuk.
"Ya! Aku pasti bahagia setelah keluar dari sini" batin Julieta sambil menatap punggung Noland didepan pintu.
Bu Susi pun tersenyum kepada Noland lalu izin untuk kembali ke lantai 1. Pria itu pun mempersilahkannya turun dan ia membalik badannya untuk masuk ke kamar lalu menutup pintunya.
"Julieta" lirih Noland yg terkejut wanita itu sudah berdiri tidak jauh dari posisinya. Tatapan tajam Julieta membuat pria itu salah tingkah karena berkata baik tentang harapan bagi wanita yg didepannya ini setelah keiar rumah keluarga Zimoli.
Tanpa berkata, Julieta melangkah kan kakinya mendekat ke Noland lalu menyambar pakaian miliknya.
"Terima kasih sudah minta tolong Bu Susi mengambilkan bajuku" ucap Julieta datar.
"Terima kasih aja cuek abis nih cewek" batin Noland.
"Ya. Aku tidak mau sarapan denganmu sebelum kamu berpakaian. Aku tidak mau juga tubuh polosmu itu ditonton banyak orang" sahut Noland.
Julieta tersenyum smirk mendengar perkataan anak tirinya karena pria itu menjadi peduli pada dirinya padahal beberapa jam lalu, tubuhnya digempur habis habisan.
Setelah mengambil pakaiannya, Julieta kembali masuk kamar mandi dan berganti disana. Tak lama kemudian, wanita itu sudah tampil anggun untuk sarapan.
Noland mencoba mengalihkan pandangannya dari Julieta yg memang asli cantik baginya tanpa riasan seperti ini. Ia takut tergoda lagi dan ingin melampiaskan nya.
Pria itu pun berjalan duluan keluar kamar dan di susul oleh Julieta dengan langkah kecil karena bagian tubuh bawahnya apalagi intinya masih terasa sakit untuk dibuat jalan.
"Lama bener jalannya kayak keong!" sindir Noland ketika sudah sampai tangga, ia berbalik malah Julieta masih baru keluar kamar utama.
"Gara gara kamu!" balas Julieta sengit tak mau kalah. Noland pun menahan tawa atas jawaban wanita itu lalu segera turun ke lantai 1 dan meninggalkan wanita itu.
"Dasar! Pria tidak bertanggung jawab!" gumam Julieta sambil berjalan menuruni anak tangga.
Bu Susi yang berada di sekitar tempat makan bisa melihat Noland tertawa kecil dan tersenyum ketika duduk di kursi makan untuknya. Tak lama kemudian Julieta datang dengan wajah cemberut dan datar. Wanita separuh baya itu melihat jalannya Julieta pasti efek dari sekamar dengan Noland.
"Buruan sini! Katanya lapar?" goda Noland lagi namun tak ada jawaban. Julieta langsung duduk di kursi samping Noland.
Tak banyak bicara, wanita berumur 25 tahun itu mengambil sarapannya untuk ia letakkan di piring. Noland hanya tersenyum tipis ketika wanita itu beraninya mengambil sarapan sebelum dia. Namun tak diambil pusing, wajarlah sang ibu tiri kelaparan.
Setelah Julieta sudah mengambil sarapannya, giliran Noland yg mengambil makanannya. Akhirnya mereka pun mengisi tubuhnya dengan asupan setelah sama sama merasa tenaganya terkuras habis.
Pelayan dan Bu Susi yg melihat pemandangan Tuan Muda yg kasar menjadi normal dihadapan wanita yg menjadi ibu tirinya setelah bersikap brutal menyakiti. Diam diam ada pelayan yg bernama Pinca mengamati hal itu dengan tujuan mata mata.
Ya, Pinca adalah suruhan Mike Zimoli untuk mengawasi kediaman utama kakaknya itu hingga saat ini karena masih dihuni oleh wanita yg menjadi kakak iparnya.
Pinca adalah wanita muda mantan pela**r dari club yg ditawari Mike banyak uang jika bisa mendapatkan informasi penting tentang rumah itu. Apapun suasananya.
Setelah Noland dan Julieta menyelesaikan sarapannya, sang anak tiri mangajak ibu tirinya untuk kembali ke kamar dengan berbisik membuat semua pelayan yg melihatnya sudah bisa mengartikan bahwa hubungan tuan muda dan nyonya baru nya itu sudah sangat dekat.
"Buruan ke kamar Martin lagi, kita melanjutkan kesepakatan" bisik Noland ketika bibirnya sangat dekat dengan telinga Julieta lalu menjauhkan kembali wajahnya dan langsung berjalan menuju lantai 2.
Julieta tak menjawab, namun setelah pria itu naik tangga, ia pun berdiri dari kursi dan berniat menyusul Noland. Sebelum itu ia tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pelayan atas sarapannya.
"Bu Susi dan semuanya, terima kasih untuk sarapannya" ucap Julieta dengan senyum di bibir meskipun bisa dilihat pipinya ada memar akibat tamparan bertubi kemarin dari Noland.
"Sama sama, Nyonya" serempak pelayan sambil membungkuk di posisi masing masing.
Julieta pun masih berjalan dengan pelan karena bagian bawahnya masih terasa cenat cenut dan nyeri.
"Aku tak mengira akan se nyeri ini" lirih Julieta ketika sudah menaiki tangga dan memegang pahanya.
Setelah berhasil naik tangga dengan susah payah, ia bisa melihat Noland menunggu didepan pintu kamar Martin.
"Lamaaa bener sih, kamu. Kalau mau aku gendong bilang" sindir Noland dengan senyuman menyeringah.
"Males banget di gendong sama pria breng**k seperti kamu" sahut Julieta berani.
"Hahahhaa, tadi pagi aku gendong kayaknya kamu suka, diem gak aneh aneh" goda Noland yg tau alasannya kenapa Julieta tadi pagi anteng ia gendong masuk kamar mandi ya karena udah lemas banget. Nah kalau sekarang wanita itu sudah terisi makanan dan tenaga jadi wajar kalau bisa melawan lagi.
"Terserah" sahut Julieta cuek dan datar lalu berjalan masuk kamar utama melewati Noland. Tapi baru saja Julieta berjalan didepan pria itu, tubuhnya terasa melayang.
"Heh! Lepaskan!!!" teriak Julieta yg sudah digendong ala bride style. Teriakannya tidak terdengar keluar karena pintu kamar sudah ditutup oleh Noland.
"Hahaha, teriaklah sampek puas, ibu tiriku" ucap Noland sambil tersenyum smirk. Sesampainya di tepi ranjang, ia membanting tubuh Julieta diatasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments