#13

#13

“Thanks Chef …” 

Salah seorang peserta mengucap terima kasih usai Aya memberinya sedikit pengarahan, ketika mengolah bahan.

“Waktu tinggal 20 menit lagi !!!” Suara lantang Aya, membuat para peserta bekerja ekstra cepat, demi efisiensi waktu, sebelum menyiapkan preparation, kepulan asap, serta campuran berbagai macam aroma masakan menguar di dalam ruangan.

Seminggu berlalu sudah, Darren benar-benar menepati janjinya, ia tak pulang bahkah hanya untuk sekedar melepas penat dengan beristirahat di rumah, sedikit rindu mulai menampakkan diri, Aya mulai merasa ada yang hilang dalam kesehariannya, biasanya ia sibuk meladeni suaminya yang manja bak anak bayi, kini secara tiba-tiba hidupnya kembali sunyi, seperti sedia kala ketika ia tinggal di Singapura.

Sesekali Darren memang menghubunginya melalui panggilan video, demi menuntaskan rindunya, serta sedikit suntikan semangat selama mereka berjauhan, dan setiap kali Aya bertanya sedang dimana, Darren akan mengelak, pria itu benar-benar merahasiakan proyek yang tengah ia kerjakan, semakin dirahasiakan membuat Aya semakin penasaran, lebih penasaran lagi ia tak tahu dimana keberadaan Darren saat ini. 

Syukurlah ada Luna yang walaupun terlihat sibuk, tapi ia melakukan semua aktivitasnya di rumah, jadi Luna dengan senang hati mengikuti Aya kemanapun, ketika Aya memantau cafe, bahkan syuting kali ini pun Luna menemaninya, walau ia hanya menunggu di dalam ruangan, sembari melanjutkan tulisannya.

“Hai … Jenuh yah nunggu nya?” 

“Tidak … aku bahkan berhasil menyelesaikan 5 bab sekaligus.” Jawab Luna santai.

Aya duduk sejenak, kemudian memeriksa ponselnya, berharap sang suami menghubunginya, namun sia-sia bahkan pesan singkat pun tak ada, mendadak Aya kesal sendiri, ingin marah tapi tak tahu harus di tujukan pada siapa.

“Aku ke Toilet dulu yah?” pamit Aya.

“Mau aku temani?” tawar Luna.

“Kamu pikir aku balita?”

Luna terkekeh, “Ya barangkali saja.” 

Dengan membawa segenap lamunan, Aya menuju toilet. Seumur hidup, ini pertama kalinya Aya merasa begitu merindukan  seseorang, karena ia tak pernah merasakan berpacaran, jadi kini ia bisa merasakan betapa beratnya menjadi seorang Luna yang merindukan orang yang telah tiada.

Aya menatap bayangannya di cermin wastafel, ia membasuh wajahnya agar terasa lebih segar, usai berinteraksi selama beberapa jam dengan uap panas dan berbagai macam aroma dapur di galeri Super Chef. 

“Tak kusangka akhirnya aku merindukan nya juga.” Gumam Aya seorang diri, kemudian tertawa sendiri pula. 

Setelah berpamitan dengan para kru, Aya dan Luna berjalan beriringan menuju basement tempat Luna memarkirkan mobilnya, Basement tidak terlalu ramai, karena rata-rata pekerja di gedung tersebut memilih parkir di halaman depan. Dan siang tadi cuaca cukup terik, hingga Luna memutuskan untuk memarkirkan kendaraannya di basement saja. 

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sejak beberapa hari ini menguntit Aya dan Luna. Orang itu memang tengah menunggu keadaaan lengang, agar ia bisa leluasa melancarkan aksinya. “Jal4ng itu, harus merasakan pembalasanku, dulu ia merusak karier ku, dan kini ia merampas pria yang ku cintai, tapi jangan senang dulu, karena aku akan membuat mempelai pria mu menangis di hari pernikahan kalian. Darren … aku memang tak bisa memiliki mu, jadi aku pun tak akan biarkan kamu memiliki si jal4ng itu” 

5 tahun … waktu berlalu begitu saja, sang supermodel dan artis papan atas itu, tak lagi bersinar seperti sebelum tersebarnya video skandal sandiwara penyerangannya dahulu, kini tawaran pekerjaan hanya iklan-iklan kecil, bahkan brand ambassador yang dulu silih berganti mendatanginya, kini tak ada satupun yang datang, walau sekedar sapaan. Sebaliknya, hampir setiap saat ketika ia menyalakan televisi dan membuka medsosnya, yang terlihat adalah Chef yang baru-baru ini popularitasnya sedang meroket, di beberapa kesempatan, secara diam-diam ada saja wartawan yang mendapati Darren tengah menggandeng mesra sang istri, karena berita pernikahan Darren sedang hangat, maka beberapa foto remeh tersebut, seketika viral di medsos. 

Ibarat jatuh tertimpa tangga pula, sial bertubi-tubi itulah yang ia rasakan, dan kini kondisi keuangan keluarganya sedang kacau, ditambah kasus hukum yang menimpa Baldi membuat sang kakek, Rocky Morgan mendadak anfal dan dilarikan ke rumah sakit, Clara sedang benar benar kacau, ia tak menyangka kondisi keluarganya kini begitu memprihatinkan. 

“Kenapa? Ada yang tertinggal?” Tanya Luna ketika melihat Aya mencari-cari sesuatu. 

“Iya tadi pagi Mas Dion mengirimkan proposal tawaran menjadi Brand Ambassador Pelangi Cookware. Sepertinya tertinggal, aku ambil dulu yah.”

“Oke… aku tunggu di sini.” 

Aya pun keluar, sesudahnya Luna baru ingat kalau dia butuh kopi, maka tuan putri kesayangan semua orang itu pun keluar dari mobil agar Aya membelikan apa yang sedang ia inginkan. 

Sementara Aya sudah hampir mendekati pintu masuk ke dalam gedung, dari posisinya kini Clara tampak tersenyum, karena merasa kesempatan sudah ada di depan mata nya. 

Luna melihat Aya yang akan melangkah masuk, “Aya…”

Aya kembali menoleh, “ada apa?”

“Mampirlah ke Cafe, aku ingin Americano dingin.”

“Baiklah.”

Melihat Aya yang sedang berdiri di tengah jalan, tanpa pikir panjang Clara menginjak dalam pedal gas mobilnya. 

“AYAAAA AWAAASS!!” Teriak Luna dari tempatnya, Clara tak melihat keberadaan Luna, karena itulah ia nekat melakukan aksinya. 

Syukur lah Aya sempat mendengar teriakan Luna, namun gerakannya tak cukup cepat, hingga ketika Aya menghindar, Kakinya sedikit terkilir.

Sementara Clara menjadi panik ketika sasarannya berhasil menghindari, karena panik Clara justru lengah menguasai kemudi hingga mobilnya menghantam dinding pembatas.

Dari kejauhan Luna merasa hampir kehilangan detak jantungnya, jika saja tadi ia tak berkeinginan membeli kopi, tentu Aya sudah menjadi korban. 

“Ay … kamu gak papa?”

“Nggak papa,”

Mendengar jawaban Aya, Luna merasa lega, ia bergegas menghampiri mobil yang sesaat lalu mencoba mencelakai kakak iparnya.

“Si4lan mana yang berani mencari masalah denganku?” geram Luna dengan kemarahan yang kini memenuhi kepalanya, sebelum tiba di tempat mobil mengenaskan tersebut, Luna melihat si pengemudi Keluar, mengemudinya memakai pakaian serba hitam serta menutup wajahnya dengan masker. “Diam di tempatmu, atau aku akan menghajarmu sekarang juga !!!” Ancam Luna.

Tapi Clara yang ketakutan, justru melakukan sebaliknya, ia mencoba berlari cepat, tapi itu bukan masalah bagi seorang Luna.

“Sh iit … “ Luna bergerak cepat, “Sudah lama aku tak bermain main dengan seseorang, kini saatnya aku membuang sisi feminimku.” 

Benar sekali, Gerakan Luna sungguh lincah, hingga tak perlu banyak tenaga ekstra, Luna berhasil mengarahkan tendangannya ke punggung Clara, hingga Clara jatuh tersungkur.

#Evan aja pernah di hajar, gimana kalo cuma Clara.

Luna menarik dan menghembuskan nafasnya, kemudian membantu Clara berdiri dengan cara mencengkeram jaket Kulit yang dikenakannya. 

“Apa kamu sengaja melakukannya? atau ada orang yang memberimu perintah.”

“Sengaja … aku memang ingin menghabisi Jal4ng itu.”

Luna terkekeh geli … “ternyata ini kamu.” Tanpa melihat seperti apa wajah pelaku, Luna sudah mengenali orang tersebut. Baru kemudian, dengan kasar Luna menarik masker yang menutupi wajah Clara.

“Iya … ini aku,” jawab Clara seakan tak takut menghadapi Luna.

“Waaahhh akhirnya hari ini tiba juga, seharusnya kamu tak perlu repot repot mencari masalah denganku, karena akulah yang akan mencari masalah denganmu.”

“Sejak dulu keangkuhanmu memang tak pernah hilang.”

“Hanya denganmu, karena kamu memang layak mendapatkannya.”

“Aaarrrrggghhh … aku membencimu, aku benci kakak mu, aku benci seluruh keluargamu, termasuk J4alang yang kini menjadi istri kakakmu.” Clara meluapkan seluruh amarahnya, “Gara-gara keluargamu, keluarga ku jadi terlilit banyak masalah, aku tak akan pernah memaafkan keluargamu.”

Plak !!

Plak !!

Luna menghadiahkan dua buah tamparan di kedua pipi Clara, “Tamparan itu untuk apa kedua keponakanku yang telah berpulang.”

Plak !!

“Ini untuk sikapmu yang telah menggantung perasaan Darren selama bertahun tahun.”

Plak !!

“Ini untuk kebohonganmu pada Darren, hingga membuat Darren berpisah dengan Aya selama bertahun-tahun.”

Plak !!

Plak !!

“Ini untuk ulahmu beberapa saat yang lalu,”

“Kurang Ajar kamu Luna !!! kamu akan merasakan pembalasanku.” Maki Clara.

Luna tersenyum miring. “Kenapa? kamu tak terima? SILAHKAN SAJA, aku tak keberatan, aku akan menunggu tuntutan hukum darimu, karena akulah lawanmu yang sesungguhnya, bukannya Aya.” 

Luna melepaskan cengkeramannya, karena beberapa petugas keamanan sudah datang ke lokasi.

Ketika para petugas mengamankan Clara beserta bukti kejahatannya, Luna bergegas menghampiri Aya yang telah menerima pertolongan pertama dari petugas medis yang standby di lokasi kejadian.

“Apakah ia terluka?” tanya Luna pada petugas medis.

“Saya sarankan, lebih baik foto rontgen di rumah sakit,” petugas medis tersebut menawarkan opsi ter aman yang bisa Aya pilih.

“Baiklah, aku akan membawanya ke rumah sakit.”

Sebenarnya Aya agak malas jika harus kembali ke rumah sakit, tapi apa boleh buat, pulang ke rumah pun ia akan berhadapan dengan kecerewetan ibu mertuanya, yang pasti sangat khawatir terhadap nya.

.

.

Next eps ... Darren pulang

Terpopuler

Comments

Dwi apri

Dwi apri

woahh...lega bener ya lun..bisa nampar clara berkali2....kekesalan terbayar lunas

2024-12-09

1

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

Clara, hati" Aya 😣

2024-08-26

1

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

karena sudah terbiasa diperhatikan 🤭

2024-08-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!