#5
Darren berjalan mondar-mandir di depan ruangannya, wajahnya kusut, rambut pun carut marut. Ia tak peduli menjadi pusat perhatian para perawat, dan orang-orang yang kebetulan melewatinya, demi menunggu kedatangan sang kekasih hati.
Tapi gundah dan gelisah nya sirna seketika, berganti rasa kesal dan cemburu tak jelas. Penyebabnya adalah karena melihat Aya datang bersama seseorang yang sama sekali tak ia duga.
Padahal sesaat lalu cuaca hatinya benar-benar cerah, berawan tipis, dengan tiupan angin sepoi-sepoi yang menerbangkan kelopak bunga serta dedaunan, namun dalam sekejap saja, semua sirna, musnah, melenceng jauh di luar prediksi BMKG.
“Hei … kok di luar?” tanya Aya, namun tak mendapat jawaban dari Darren, bahagianya seolah berganti menjadi duka cita mendalam, kenapa Aya benar-benar tak pengertian dengan dirinya yang tengah mencoba menjadi lelaki baik dan layak di perjuangkan sebagai sosok SUAMI.
“Apa kabar Dare?” Sapa Cyrus ketika mereka berhadapan.
“Hmm baik … makasih.” Jawab Darren senatural mungkin, kemudian berpaling menatap wajah Aya yang nampak lelah setelah seharian pergi bekerja. “Kenapa baru pulang?” tanya nya dingin.
“Sorry Dare … tadi kami ke Cafe dulu,” Jawab Cyrus mewakili Aya.
“Cafe?” lagi-lagi Darren bertanya, berharap Aya yang akan menjawab, tapi …
“Iya.” Cyrus kembali bersuara.
“Kalian janjian?” kembali berharap Aya segera menjawab.
“Tidak.”
Duh … Cyrus benar benar membuat Darren semakin geram, ‘tonjok pake tiang infus boleh gak sih? dia tak pengertian sama sekali, tau gak kalau kehadirannya tak diharapkan, mengganggu pengantin baru saja’. Darren terus menggerutu bahkan mulai berandai andai menghajar cyrus.
“Lalu ?”
“Kami tak sengaja bertemu.”
Darren menautkan kedua alisnya, melihat hal itu Cyrus tersenyum, “Pete Cafe memang punya Aya, tapi selama Aya di Singapura, Aku yang bertanggung jawab pada manajemen Cafe.”
“Benar itu Ay?”
“Benar …” lagi-lagi Cyrus menyerobot jawaban yang seharusnya keluar dari mulut Aya.
Aya merasa serba salah, terjebak suasana, sebenarnya tadi usai Syuting, dirinya sengaja berkunjung ke Pete Cafe, menanyakan perkembangan resep baru yang coba mereka tawarkan pada pelanggan, serta memeriksa laporan keuangan Cafe. Rupanya Cyrus pun sedang berada si Pete Cafe untuk suatu urusan, jadilah mereka sibuk berdua untuk urusan Cafe, hingga Aya lupa ada Darren yang menunggu kedatangannya di rumah sakit.
Tak di sangka Darren berbalik dengan wajah cemberut, merasa kekhawatirannya seharian ini tak dihargai oleh sang istri, membuat rasa hati Aya sedikit was was.
Rupanya di kamar Darren masih banyak tamu, Emira dan Juna lengkap dengan anak-anak mereka.
“Kakak ipar …” Melihat kedatangan Aya, Kenz bergegas berdiri hendak memberikan pelukan pada sang kakak ipar kesayangan.
Senyum Aya pun terkembang, bocah tanggung yang dulu berguru matematika dengannya, kini menjelma menjadi remaja tampan, “Hai Kenz …”
Secara reflek, Kenzo merentangkan kedua tangannya kemudian memeluk tubuh mungil Aya. “Kenz kangen kak …” serunya senang.
Darren yang hendak duduk di bed kembali berbalik, “Heh bocah ingusan … berani kamu memeluk kakak iparmu?”
“Aku bukan bocah ingusan, lihat aku memakai seragam SMU …” elak Kenz tak terima.
“Tetap saja, bagiku kamu masih ingusan.”
“Ish … gak asik … kalo aku bocah ingusan berarti anda pria tua.” Cibir Kenz pada kakak sepupunya tersebut.
“Apa kamu bilang?”
“Pria tua … ahjusi … ah bukan ahjusi terlalu muda, orishin… alisa tuan bangka cerewet.” Usai membalas ledekan Darren Kenzo pun menjulurkan lidahnya.
Keributan itu sama sekali tak memancing minat Emira dan Arjuna, sudah terlalu biasa, mungkin sebuah tradisi, karena dulu dirinya yang selalu bertengkar dengan Daniel dan Darren karena isengnya ulah mereka, tapi kini, ah ya sudahlah.
“Sudah-sudah …” Aya menghentikan keributan kecil tersebut.
“Abaikan Ay, mereka udah biasa berantem, aman kok, sini kenalkan ini aunty Emira dan uncle Juna.” Daniel berseru, memperkenalkan sepasang dokter tesebut.
Aya mengangguk, kemudian menyalami keduanya. “oooo cantik nih … awas Dare, kamu pasti punya baya pesaing.” Celetuk Emira, sambil melirik Cyrus, membuat hati Darren cenat cenut, sekaligus kembali memanaskan suasana hati Darren yang memang sudah siap meluapkan lahar panas.
“Yang … jangan mulai deh … bisa gak sih damai sebentar.” Juna menengahi.
“Gak bisa Mas … gimana dong?” jawab Emira yang membuat Arjuna menggelengkan kepala.
“Haduuuhhh ingat umur yang …”
“Ada masalah dengan umurku? Leon Bunda masih muda kan?” tanya Emira pada putera bungsunya.
“Masih Bun … makin cantik malahan, ku jamin Ayah gak akan berani jauh-jauh … banyak pesaing.” jawab leon dengan seringainya, kali ini Arjuna yang mati kutu mendengar jawaban putra bungsunya.
“Cyrus … silahkan duduk.” Daniel mempersilahkan sang tamu yang sejak tadi terabaikan. “Kanalkan … aku kakak kembar Darren.” Daniel memperkenalkan diri.
“Hai … senang berkenalan denganmu, Aya pernah cerita tentangmu, ternyata benar apa yang Aya seritakan.”
Hidung Daniel kembang kempis, “Apa yang kamu ceritakan Ay … kamu tak menceritakan aib ku kan?”
“Aib ??”
“Iya dia punya kebiasaan mengoleksi celana kolor warna-warni … Glow In the Dark.” jawab Darren penuh penekanan, nampak sekali ia kesal, karena sang istri kini dikelilingi banyak pria.
“Ah … iya … iya … aku ingat kolor yang waktu itu kamu pakai ketika kita ber …” kalimat Aya terhenti, Karena Daniel sudah membungkam mulutnya. Daniel bahkan menggeleng kuat melarang Aya melanjutkan kalimatnya, sungguh bisa hancur reputasinya, terlebih di dalam ruangan sedang ada musuh bebuyutannya sejak orog.
“Apa … kalian kenapa? jangan-jangan kamu pernah melihat penampilan daniel memakai kolor?” tebak Darren.
Aya menggeleng, masih setia membungkam mulutnya sendiri, karena ia sendiri malu jika mengingat peristiwa tersebut. “Jangan bohong … jawab aku Ay?’ rengek Darren kesal.
“Lupakan … lupakan …” Aya ingin segera mengakhiri percebatan penting tak penting tersebut, tak ingin membuka aib kakak iparnya, karena berpotensi menimbulkan kemarahan sang suami.
Tapi rupanya hingga malam perdebatan penting tak penting tersebut tak kunjung usai, membuat Cyrus merasa nyaman karena saudara saudara Darren melibatkannya dalam obrolan hangat antar anggota keluarga tersebut, entah mereka tahu atau berpura-pura tak tahu bahwa Darren dan Cyrus sesungguhnya adalah rival sejati.
.
.
Hampir jam 11 malam, ruang rawat Darren pun sepi, karena para tamu yang datang sejak sore tadi, kini sudah kembali pulang, termasuk Daniel dan Luna, kini tinggallah Aya dan Darren berdua di ruangan tersebut.
Cklek
Aya baru selesai dengan ritual mandi nya, tubuhnya terasa segar usai seharian bergelut dengan aktivitas, sementara Darren belum bisa memejamkan mata, ia sudah bosan dengan rumah sakit, ingin segera pulang, tapi Dokter Harun belum mengizinkannya.
“Kok belum tidur?” tanya Aya usai membereskan kekacauan di sofa dan meja.
“Belum ngantuk.” Jawab Darren yang masih mode-mode cemburu manja.
“Belum ngantuk?”
“Bukan.”
“Lalu?”
“Ish … gak peka banget.”
Aya menarik nafas perlahan, ia tak mau terlalu menanggapi kecemburuan Darren, karena dirinya dan Cyrus memang tak ada hubungan apa-apa. Sore tadi Cyrus sungguh-sungguh ingin menjenguk Darren, jadi sekalian pula ia datang bersama Aya.
“Ya sudah … aku tidur duluan yah?” pamit Aya, karena tak mau membuat suasana hati Darren semakin runyam.
Tapi Darren buru-buru menangkap pergelangan tangannya.
“Apa lagi?”
“Kok kamu cuek-cuek gitu sih?”
“Ya habisnya … kamu juga kekanakan banget, aku tanya baik baik, jawabannya ketus.”
“Ya kan aku cemburu Ay …”
“Tapi juga kamu harus tahu situasi dong.”
“Memang situasi mana yang gak aku tahu?”
“Ya situasi hatiku lah … kamu bilang bersedia kembali padaku, bahkan kamu belum juga membalas perasaanku, jadi wajar kan kalau aku cemburu.”
“Please jangan begini, aku sedang mencoba berdamai dengan masa lalu, mencoba kembali bukan berarti aku sudah memiliki perasaan padamu, mengertilah … kini aku sedang belajar menerimamu. Tidakkah kamu coba memahami, dengan ada disini bersamamu, itu artinya aku sedang berusaha menumbuhkan cinta di hatiku, kalau sikapmu terus kekanakan begini yang ada bukan cinta, tapi rasa benci yang akan semakin subur.”
.
.
Terus … terus aja berantem… kapan damainya?? 🤕🤕🤕🤧🤧🤧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Yuningsih Nining
bagus Aya kudu di jabarin gamblang mulu daren sekarang ya?, barangkali kbanyakan obat masuk tuh.... jdnya gituu
2024-11-30
1
Bunda Aish
gantian ya Darren....5 th yg lalu Aya yang selalu bersabar menghadapi kamu.... sekarang kamu dong yang harus bersabar menanti cinta Aya padamu 😁 impas kan ?!
2024-08-27
2
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
betul Kenz 🤣🤣
2024-08-25
1