#9
Segera setelah Darren membuat pernyataan di media, keluarga Geraldy Bergegas melakukan berbagai persiapan pernikahan. Terlebih sang Tuan besar menginginkan prosesi ijab qabul pun diulang secara resmi, demi keabsahan dan menghilangkan segala keraguan.
Sore ini Oma Stella tampak sudah tak sabar menunggu kedatangan Darren dan Aya, rasanya sungguh rindu pada pasutri muda tersebut.
Karena kondisi Oma Stella yang semakin menurun sejak terakhir kali pingsan mendengar berita penangkapan Darren, maka Opa Alex tak ingin memperburuk keadaan dengan memberitahukan perihal musibah yang menimpa Darren.
“Tidak sabaran sekali.” Celetuk Opa Alex yang ikut menemani sang istri duduk di sofa ruang tunggu. Sementara Oma Stella sejak 10 menit lalu mondar mandiri di hadapannya.
Oma Stella hanya melirik sengit pada sang suami, tanpa melempar balasan.
Mantan duda dan janda itu kini tak lagi muda, walau demikian kadar cinta dan kasih sayang mereka tak pernah berkurang, justru tumbuh semakin dalam setiap harinya.
“Jahat sekali memisahkan cucuku dengan istrinya sampai 5 tahun.”
“Bukan mau ku loh sayang, Aya sendiri yang ingin demikian.”
“Ya tapi kan kasihan, 5 tahun Darren terombang ambing sendirian, tak ada saudara, kerabat, orang tua, bahkan Darren tak berani menemui kita.” Omel nya, usia boleh semakin bertambah, tapi kemampuan untuk meluapkan amarah, tetap bisa ia lakukan dengan baik, apalagi jika sang suami yang berani melakukan kesalahan.
#kicep kan Alexander sama pawangnya..
Rasain kau 🤣🤣🤣
Setelah kembali menunggu selama 5 menit, akhirnya mobil Darren memasuki kawasan Geraldy Kingdom, wajah sang Oma berbinar seketika manakala menatap wajah tampan sang cucu, dan terpenting kini Darren kembali berbaikan dengan Aya, rasanya semakin berlipat-lipat rasa bahagia sang Oma.
Darren turun terlebih dahulu, disusul kemudian Aya, wajah tampan itu kembali rapi seperti semula, berkat kecerewetan dan sindiran istrinya, yang mengatai dirinya seperti Tarzan Kota.
“Oma…” Seru Darren yang segera menghambur ke pelukan Oma Stella, kerinduan nya pada sang Oma sungguh tak terkatakan, Di antara saudara dan sepupunya Oma Stella memang menaruh perhatian lebih pada Darren, entah kenapa.
Sementara Aya menyalami Opa Alex, “Opa apa kabar?”
“Pria tua ini baik-baik saja nak.” Jawab Opa Alex seraya mengusap kepala Aya, “Opa senang akhirnya kamu mau kembali ke Jakarta.”
Basa-basi palsu sang Tuan besar, padahal sesungguhnya Opa Alex dan Brian memainkan strategi nya, ia memberikan promosi kenaikan jabatan pada suami Chef Renita, tapi promosinya di Twenty Five Hotel Singapura, karena alasan itulah Chef Renita bersedia mengajukan cuti lebih awal, agar ia bisa ikut suaminya pindah ke Singapura.
Sementara Oma Stella masih memeluk Darren penuh rindu, bayi yang dulu ia gendong kemana mana, kini menjelma menjadi pemuda tampan nan rupawan, bahkan sudah memiliki seorang istri. “Kenapa tak pernah menemui Oma?”
“Oma pasti sudah tahu jawabannya…” Jawab Darren.
Plak
Tetap sesudah Darren mengatakan jawabannya, Oma Stella menggeplak bekas luka di pundak Darren.
“Aw…” Ringisnya, walau tak berani mengadu dengan suara keras, tapi oma Stella tahu, ada sesuatu yang terjadi dengan Darren.
Oma Stella meraba permukaan pundak Darren, dan terlihatlah di sana ada perban menutupi area tersebut, “kenapa ini?”
“Luka kecil Oma, tidak berbahaya.”
“Apanya yang tidak berbahaya?” Oma Stella pun membuka kancing kemeja Darren dan menampakkan perban berukuran lebar menempel di sana. “Kamu pikir Oma bodoh, ini ada perban anti air segala, artinya ini bukan luka sembarangan.” Cecar Oma Stella.
Melihat keributan kecil itu, Aya dan Opa Alex saling pandang, “begitulah over protect nya Oma kalau bersama Darren,”
Aya hanya tersenyum, sungguh pemandangan yang membuatnya iri, memiliki keluarga utuh dan bisa saling menyayangi adalah keinginan terbesarnya.
“Kecelakaan kecil Oma, tak berbahaya.”
“Oma tak mengerti kenapa cucu-cucu Oma suka sekali menantang bahaya, dulu Danesh, sekarang kamu.” Omel sang Oma.
“Hehehe … tengok dulu siapa Oma nya … dulu kan Oma juga sama, bahkan Aunty pun demikian … jadi wajar kalau aku dan Danesh pun sama, kalo kata Uncle Juna, keluarga kita adalah keluarga mafia.” Elak Darren dengan candaan, agar sang Oma tetap Rileks, tak menambah beban pikiran beliau.
“Dasar bocah nakal, mau sampai kapan kamu bertingkah slengek an begini, ingat umur, kamu bahkan sudah punya anak.” cecar Oma Stella pada Darren.
“Iya… Oma… aku janji, setelah ini aku akan serius,”
.
.
Usai perbincangan santai dan makan beberapa kudapan… Oma Stella membawa Darren dan Aya berjalan jalan di halaman belakang. Dengan diapit cucu dan cucu menantinya, Oma Stella mengisahkan banyak hal, kenangan masa kecil cucu cucu nya, serta apa dulu cita cita opa Alex ketika membangun Geraldy Kingdom, rumah mewah bak istana, dengan dikelilingi halaman yang sangat luas. Ada istal kuda,kantor pusat Agent AG serta tempat berlatih para Agen, serta taman luas dipenuhi bunga dan pepohonan.
Mereka tiba di taman bunga dengan pohon besar yang dikelilingi bunga-bunga. “Kamu ingat tempat ini kan?” Tanya Oma Stella pada Aya.
“Iya oma, tempat yang sering kupandangi dari jendela.”
“Ada yang ingin oma tunjukkan pada kalian, maaf karena selama ini Oma dan Opa tak pernah membicarakan hal ini pada siapapun.’
“Maksud Oma?” Tanya Darren tak sabar.
Oma Stella terus berjalan ke tengah tengah taman, nampaklah sebuah gundukan kecil tertutup rerumputan, “Opa dan Oma memakamkan anak kalian di sini.”
Secara bersamaan Darren dan Aya tercekat, air mata keduanya luruh begitu saja.
Sakit itu masih ada, duka itu masih tersisa, bersembunyi jauh di relung hati, kini kembali muncul ke permukaan.
.
.
Semburat cahaya senja berwarna orange membayang di langit sore itu, sinarnya tak lagi hangat seperti ketika mereka tiba di taman beberapa saat yang lalu.
Dan kini entah sudah berapa lama keduanya menangis di depan makam mungil tersebut, bersimpuh dengan tangan saling menggenggam, menguatkan hati yang masih rapuh kala dihadapkan kembali pada masa lalu yang kelam lagi menyakitkan.
“Kamu tahu Ay … selama bertahun-tahun ini ada satu hal yang aku pendam sendiri,”
“Hmm … apa itu?”
“Hari itu, untuk pertama kalinya aku bertemu mereka, mereka cantik dan tampan, kulitnya putih kemerahan karena tertimpa cahaya matahari, mereka mendatangiku, menyapaku, meminta ku menggendong mereka, dan yang paling membuatku terkejut, mereka menyebutku ‘Papa’ dan meminta tolong padaku.”
Kalimat itu membuat Aya menoleh, menatap wajah rapuh Darren, “Demi tuhan aku jatuh cinta pada mereka, untuk pertama kalinya, mereka benar-benar serupa denganku dan Luna, tapi kelopak mata dan hidung mereka serupa denganmu. Hari itu, adalah hari ketika aku menggendongmu keluar dari ruang operasi, ketika hendak menggugurkan mereka.”
“Kenapa tak pernah mengatakan hal itu padaku?”
“Kamu tahu sendiri, saat itu aku seperti apa, aku masih angkuh, dan …” Darren tak mampu melanjutkan kalimatnya, “maaf Ay … lagi lagi aku hanya bisa meminta maaf, jika maaf itu berwujud benda, mungkin sudah habis, karena setiap hari aku memintanya.”
“Ya … saat itu aku pun aku terlalu membencimu,” Aku Aya.
“Iya aku tahu itu, aku memang layak mendapatkannya.”
“Tapi sungguh aneh, saat itu semakin kamu membenciku, aku semakin ingin berada di dekatmu, karena itulah, aku selalu mencari-cari alasan agar kamu selalu ada di sekitarku.”
“Setelah kepergianmu, mimpi itu semakin sering mendatangi. Mereka seperti koin dengan dua sisi yang berbeda, sisi pertama membuatku bahagia, sisi kedua membuatku merasakan siksaan rindu yang tak tahu harus kemana ku muarakan, mereka selalu bertanya padaku, Mama dimana pa? kenapa Mama tak pernah datang? Mama seperti apa? apa Mama kami orang yang baik? Kenapa Mama pergi pa?”
“Pertanyaan-pertanyaan itu membuatku semakin dihantui rasa bersalah, membuatku sadar bahwa aku memang pendosa. Karena itulah, aku tak pernah berhenti mencarimu, tapi detektif yang kusewa tak pernah berhasil menemukan keberadaanmu, dan kini aku baru tahu, rupanya Opa yang menyembunyikanmu, sungguh pencarian bodoh yang sia-sia.” Darren tersenyum miris.
“Bahkan terakhir kali mereka datang ke mimpiku, kami berada di taman ini, mereka bilang, ‘Kami disini pa, kami tidak kemana-mana, jadi Papa jangan mengkhawatirkan kami, segera temukan Mama, bawa Mama kembali, Jaga Mama untuk kami, rupanya mereka memberitahuku bahwa disini mereka dimakamkan.”
Wajah Darren basah bersimbah air mata, tanpa perlu banyak bahasa, Aya tahu Darren benar-benar menyesali perbuatannya, dia memang pernah bersalah, tapi hukuman yang ia terima pun sangat berat, Dijauhi keluarganya, selama bertahun-tahun disiksa rasa bersalah, bahkan beberapa hari lalu ia merelakan dirinya menerima pukulan Daniel.
“Selama masa pemulihan aku tinggal di sini, setiap hari pula Opa dan Oma bertanya padaku, Apa kamu yakin dengan keputusanmu, tidakkah kamu ingin memperbaiki pernikahan kalian, alangkah baiknya jika kamu tetap tinggal di Jakarta dan melanjutkan kuliahmu, tapi aku yang masih diliputi dendam dan kebencian, menganggap semua itu hanya angin lalu, kebencianku padamu membuatku buta segalanya, yang kupikirkan hanya pergi sejauh jauh nya dari hidupmu, bila mungkin aku berdoa dan berharap, kita tak akan pernah bertemu.”
“Pantas saja jika Opa menyembunyikan mu dengan baik.”
Darren mengubah posisi duduknya, kini ia berhadapan dengan Aya, “Berjanjilah satu hal padaku Ay …”
“Apa?”
“Jangan pernah meninggalkanku lagi.”
Aya tersenyum, dengan kedua tangannya, ia mengusap wajah tampan yang kini basah bersimbah air mata, “Dasar cengeng … ”
“Biarin, hanya kamu dan keluarga ku yang tahu.”
Aya tersenyum simpul, “Kita hanya manusia biasa, salah adalah lumrah, yang tak lumrah adalah, jika sudah salah, tak mau bertaubat, tak mau tak mau meminta maaf, tak mau berubah. Aku pun hanya manusia biasa, Jika Tuhan saja bisa menerima taubat seorang hamba, kenapa aku tak bisa memberimu maaf dan kesempatan kedua. Aku juga ingin lepas dari dendam, sungguh menyimpan dendam dan kebencian itu tak enak, seperti menyimpan bara di dalam dada, bukannya makin lega, tapi justru semakin menyakiti diri sendiri.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
RahaYulia
berarti hrs mnghadirkn kk nya
2024-10-26
0
Tining Revi
andai para orang tua bisa mengalami mimpi yg sama kaya darren pasti tidak ada anak yg meninggal karena kesalahan dan ambisi yg tk bermutu para orang tua.
2024-10-25
2
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Teringat twins pasti sedih 😭😭
2024-08-25
1