#8

#8

Tiga Hari di ruang perawatan untuk pemulihan, hari ini Darren sudah diizinkan pulang, Darren sengaja meminta Mas Dion dan Pak Joko menjemputnya, karena ia rasa belum tepat saatnya membongkar identitas keluarganya. Tapi ia sengaja menggandeng Aya ketika keluar kamar hingga menuju lobi rumah sakit. 

Pastinya dengan di ikuti Barisan pengawal Hans yang mengelilingi Darren dan Aya, demi menghindari jepretan kamera para pencari berita, Aya sudah menolak menampakkan diri, tapi Darren bersikeras mengatakan, ingin Aya berjalan di sisinya, walau memakai masker, agar identitas Aya masih tersembunyi.

Sebenarnya Papa Kevin sudah menawarkan lewat pintu keluar khusus yang tak bisa dilalui media, namun Darren menolak, karena pasti sudah banyak awak media yang menantinya berbicara, dan memberi pernyataan, ditambah lagi ia punya misi khusus mendeklarasikan status pernikahannya di depan media.

Dion sedang melakukan pemeriksaan tahap akhir seisi kamar sebelum meninggalkan ruang perawatan tersebut, “Aku bawa barang-barang ke mobil dulu yah?” pamit Dion.

“Iya mas,” Jawab Darren yang masih sibuk merapikan rambut panjangnya, kemudian mengenakan topi agar rambutnya tak berkeliaran menutupi mata.

“Kapan kamu mau merapikan rambutmu?” gerutu Aya yang juga sedang merapikan rambutnya.

“Tapi walau rambutku seperti ini, aku tetap tampan kan?” 

“Lebih tepatnya, menyerupai Tarzan kota.” 

Darren menoleh, kemudian menarik pinggang Aya agar lebih merapat padanya, kemudian melingkarkan lengannya di pinggang Aya, “Hahaha … Kamu berani meledekku sekarang,” bisiknya di telinga Aya, bukan hanya itu Darren bahkan menggigit kecil telinga Aya, membuat Aya seketika merinding disco.

“Dare … hentikan … Nanti di lihat Mas Dion.” Aya terkikik menahan rasa geli yang mulai merayapi tengkuk dan bulu kuduknya, karena godaan Darren terlalu manis. 

“Memang ada masalah? Mas Dion juga pasti memaklumi pengantin baru seperti kita.”

“Ya … tapi tetap saja, bukan berarti kita mengumbar kemesraan di depan orang.” gerutu Aya.

Tapi bukan Darren namanya jika ia mendengarkan gerutuan istrinya, Aksinya justru semakin membuat Aya panas dingin, “Memang aku peduli?” jawab nya sembari menelusupkan wajahnya ke leher Aya, bahkan menyesapnya beberapa saat, “Aku menandaimu sekarang, biar orang tahu kalau kamu miilik ku.”

“Apa??!! Jadi berbekas lagi?” tanya Aya panik, karena tapi pagi saja ia sudah melihat beberapa tanda kepemilikan di beberapa bagian tubuhnya, dan kini bahkan Darren mengukirnya di leher. “Kamu ini … benar benar.” Gerutu Aya kesal.

Membuat Darren tertawa semakin keras. “jangan coba coba menyembunyikannya.” 

Tentu saja wajah Aya semakin cemberut kesal, “Kondisikan bibir Ay … kalau seperti itu kan aku jadi makin gemes pengen …”

“Nyososor lagi?” 

“Iya … kok tahu sih?” jawab Darren, yang sejak dua hari ini bertransformasi menjadi soang (angsa), bentar bentar cium, lengah sebentar nyosor, asal ada waktu mereka tak terlihat orang orang di sekitar, maka Darren melancarkan aksinya.

Cklek 

Pintu ruangan terbuka, seorang perawat datang, membawa perlengkapan mengganti perban serta obat-obatan yang akan Darren bawa pulang, lengkap beserta tutorial cara mengganti perban luka, Aya memperhatikan dengan serius penuturan sang perawat, karena ia sendirilah yang akan mengganti perban sang suami.

.

.

Darren menggandeng tangan Aya sepanjang perjalanan meninggalkan kamar, dengan diiringi pengawalan ketat anak buah Hans, sesampainya di depan lobi rumah sakit kerumunan wartawan menyambutnya, beberapa kali Aya mencoba melepaskan diri dari genggaman tangan Darren, agar kehadirannya tak terlalu mencolok didepan awak media.

Dari kejauhan kedua orang tuanya tersenyum menatap momen tersebut, keduanya menghargai keinginan Darren yang ingin tetap menjaga privasi keluarganya.

“Darren apa kabar?”

“Darren gimana keadaan kamu sekarang?”

“Langkah hukum apa yang akan kamu ambil saat ini?”

Kurang lebih itulah beberapa pertanyaan yang Darren terima ketika akhirnya ia berdiri di hadapan media. 

“Baik … makasih juga buat temen-temen awak media, masyarakat Indonesia dan para Delicious, yang sudah support.”

“Alhamdulillah, setelah beberapa hari di ruang perawatan Dokter akhirnya mengizinkan pulang, karena tak pendarahan parah atau luka di bagian organ dalam yang vital, hanya perawatan luka dan chek up seminggu sekali, sampai Dokter menyatakan sembuh 100 %, lagian udah gak betah juga kelamaan di rumah sakit.” kelakar Darren di akhir kalimatnya.

“Boleh cerita gak? kronologis kejadian malam itu?” 

“Mmm … Anggap saja malam itu, aku berada di sana di waktu yang salah, namanya juga buru-buru, pengen ke apartemen trus kembali lagi kerumah sakit, karena istri sedang di rawat.” Jawab Darren tanpa beban, membuat para awak media saling tatap, tapi Darren kembali melanjutkan kalimatnya. “tapi sesaat sebelum kejadian penembakan terjadi, ada seseorang yang tiba tiba masuk ke mobil, ya sedikit perkelahian di sana, kemudian Baldi melarikan diri, mungkin dia panik, usai para polisi melepas tembakan, karena itulah dia melepaskan tembakan ke arahku.”

“Apa kamu ada rencana mengajukan gugatan.”

“Tentu, karena sejak di dalam mobil, Baldi sudah mengancam den mengarahkan senjata api ke arahku, tapi aku berhasil selamat setelah melakukan perlawanan, ada bukti rekaman suara, yang sekarang mungkin sudah diamankan oleh pihak berwenang.”

“Sekarang … pengacara dan tim kuasa hukum sedang mengurus pengajuan gugatan ke pengadilan.”

Darren tersenyum ke arah kamera, sementara Aya tertunduk semakin dalam, “Udah yah …” pamit Darren.

Namun para awak media masih menahannya, “Tunggu Dare … tadi kamu bilang istri? apa kamu sudah menikah?” pertanyaan tersebut pun terlontar.

Darren kembali tersenyum menatap awak media, ia melepaskan genggaman tangannya kemudian merangkul pundak Aya, “Karena kalian sudah bertanya, dan aku rasa saat ini adalah waktu yang tepat bagi kami untuk mengabarkan berita bahagia ini, Iya … aku sudah menikah secara siri, sejak 5 tahun yang lalu.” Jawab Darren yang langsung mengundang kehebohan.

Seorang Darren Alexander yang selama ini irit bicara di depan media, bahkan tak pernah menampilkan identitas keluarganya di depan publik, tiba-tiba membuat pernyataan menghebohkan perihal pernikahannya. 

“Tapi kenapa saat itu tak ada pemberitaan?” Bagai mendapat santapan empuk, para awak media terus mengajukan pertanyaan. 

Darren menatap Aya yang masih menunduk tak berani menampakkan wajahnya yang tersembunyi di balik masker dan topi yang ia kenakan. “Saat itu kondisi kami tak memungkinkan untuk mempublikasikan pernikahan, karena aku masih terikat kontrak pekerjaan, dan Chaca masih sibuk dengan jadwal kuliah.”

“Chaca?”

“Maksud kamu Chef Chaca?”

“Iya … Chef Chaca adalah istriku.” Jawab Darren bangga masih memeluk pundak Aya yang kini tengah menatap wajahnya dengan kedua mata berkaca kaca. walau terlambat, tapi tak mengapa, kini publik tahu perihal pernikahannya. “Saat itu kami menghadapi situasi sulit, usia kami masih terlalh muda, hingga sempat berpisah di usia pernikahan kami yang baru menginjak 2 bulan, 5 Tahun LDR an, kini akhirnya kami memutuskan untuk kembali bersama, termasuk akan segera melegalkan pernikahan kami, udah yah … udah yah …”

“Thanks Dare … selamat yah … di tunggu undangannya.”

“Oke … makasih ya temen-temen semua …” Darren mengakhiri sesi wawancara singkat tersebut, kemudian merangkul Aya sampai tiba di mobil yang menunggu mereka.

Sunyi setelah semua penumpang berada di dalam mobil, tanpa sadar, Darren bahkan masih menggenggam tangan Aya yang terasa dingin. Beruntung sejenak kemudian Dion berusaha mencairkan suasana.

“Bagaimana rasanya, seperti pecah bisul kan?” tanya Dion yang menatap sepasang suami istri itu dari kaca.

Darren tersenyum simpul, diiringi dengan anggukan, dan senyum lebar, “Kamu gak papa Ay … tangan kamu dingin.”

“Ih … aku grogi tahu … jangan tanya-tanya dulu.” kesal Aya yang masih memejamkan kedua matanya.

“Ah ciye … sekarang sudah jadi nyonya Darren,”

“Iiih … apa sih … biasa aja kali.”

“Kalau biasa aja, tak mungkin tanganmu sedingin ini,” Darren menggosok kedua telapak tangan Aya agar terasa hangat. 

“Tapi Bapak seneng loh, dengan begitu, Mas Darren gak usah main kucing-kucingan lagi.” Pak Joko ikut bersuara. 

“Iya pak, jadi mulai sekarang Mas Dion juga yang akan mengatur jadwal pekerjaan Aya, dan Pak Joko yang akan mengantar Aya kemana-mana.”

“SIAAAAPPP !!!” Jawab Dion dan Pak Joko bersamaan.

“Setelah ini kemana Mas?” tanya pak Joko pada Darren.

“Ke salon dulu, mau merapikan rambut, trus pulang ke rumah mama papa.” 

Yah Akhirnya mereka memutuskan tinggal di rumah Papa Kevin dan Mama Disya, karena minggu ini jadwal syuting Aya tidak dilakukan di studio, melainkan di sebuah markas latihan para Polisi dan Perwira TNI.

Sebenarnya alasan utama Darren merapikan rambutnya adalah, karena sore nanti ia akan menjumpai Oma Stella, di Geraldy Kingdom, karena itulah ia harus merapikan penampilannya demi bertemu wanita kesayangannya tersebut.

Alasan Oma Stella tak mendatanginya di rumah sakit adalah, karena sang Oma sama sekali tak tahu perihal musibah yang menimpanya. Opa Alex tak ingin kondisi sang istri kembali menurun, karena kini Oma Stella semakin sering sakit, maka hal ini dilakukan demi mengantisipasi keadaan. 

Heboh pemberitaan tentang kasus penembakan yang menimpa Darren, rupanya tak seheboh pengakuan yang baru saja ia buat. 

Yah… kini berita pernikahan Darren menjadi trending topik di berbagai media televisi dan media online, tentu tak semua ikut merasa bahagia. Termasuk wanita yang dahulu di puja dan dicintai oleh Darren, peristiwa memalukan beberapa tahun lalu masih meninggalkan dendam di hatinya, dan kini bertambah parah dengan kabar Darren yang akan mengajukan tuntutan hukum pada Baldi sang kakak sepupu, tentu keluarga Rocky Morgan benar benar dalam masalah besar. Dan nama besar Clara kini semakin tenggelam, seiring dengan sensasi demi sensasi memalukan yang dibuat oleh keluarganya. 

“Awas kamu Dare … aku tidak terima keluargaku di permalukan seperti ini.” Desis Clara dengan wajah memerah dan tatapan tajam penuh amarah, menatap gambar Darren yang tengah tersenyum bahagia di hadapan media kala memproklamirkan berita pernikahannya dengan Chef yang baru baru ini kerap tampil di layar kaca. 

Di tempat lain pula, sepasang mata menatap sendu berita tentang kabar pernikahan Darren, setelah dua hari lalu Aya mengatakan akan memulai kembali dengan Darren, kini seakan akan Darren memberinya pukulan telak dengan membeberkan perihal pernikahannya dengan Aya. 

Apa boleh buat, pada akhirnya cinta akan menemukan kembali jalan untuk pulang, dan Cyrus memilih merelakan dia yang ia cintai mencintai pilihan hatinya. 

#hmmm … mbakyuu mbakyuu mbok yo tahu diri… keluargamu yang bikin masalah, kenapa Darren dan Aya yang kamu salahkan?? 🤧

Next… masih dengan kebucinan pengantin lama rasa baru yes.

Pokok e gas teros Dare, jangan kasih kendor, ntar lepas lagi. 😛

Terpopuler

Comments

Dwi apri

Dwi apri

kalah telak terus aja cari kambing hitam neng

2024-12-09

0

Sri Murtini

Sri Murtini

Clara sadarlah klu Cyrus ihlaskan caca

2025-03-08

0

Bunda Aish

Bunda Aish

sabar ya Cyrus...Aya tercipta memang bukan untuk mu, wahai sang bulan berikanlah jodoh yang baik dan hebat juga ya buat Cyrus /Facepalm/

2024-08-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!