#2
SEBAGIAN NASKAH ADA DI EPS 1 YAH... MOHON BUKA DULU EPS 1
MAAF... SEDIKIT TAK NYAMAN, TAPI DEMI LOLOS REVIEW
TERMASUK ADA PERUBAHAN NAMA SALAH SATU TOKOH
Wajah pucat Darren tersenyum lemah menatap kedatangan kedua orang tuanya, dua sosok yang sangat ia rindukan, namun keadaan membuatnya tak bisa datang dan melepas rasa rindunya pada mereka.
“Ma … ma …” Sapa Darren lemah, karena tenaganya belum 100 % sempurna.
Suasana yang seharusnya membahagiakan kembali diselimuti air mata haru, Dokter Harun yang semalam mengoperasi Darren pun nampak bernafas lega, karena pasien spesialnya kembali sadar, Dibawah tatapan rekan sejawatnya, Dokter Harun dibantu Dokter Raka melepas semua alat-alat penopang hidup, yang semula menempel di tubuh Darren.
“Aku kangen mama …” Lanjut Darren seraya mengulurkan tangan kirinya yang tak terpasang infus anestesi.
sepasang orang tua dan anak itu saling ber genggaman tangan dalam tangis haru bercampur bahagia, “Gak kangen papa?” cibir Papa Kevin tak terima, karena hanya sang istri yang dirindukan puteranya.
“Kangen Papa juga …” Jawab Darren lirih, “Tapi maaf gak bisa peluk Papa dan Mama.”
“Mama aja yang peluk,”
Tak bisa ditahan Lagi, Mama Disya memeluk sebisanya, tak lupa menciumi seluruh wajah Darren, “Maaf kan Darren ma … karena pernah menyakiti Mama.” ucap Darren usai sang Mama puas mencium wajahnya.
“Dengan Syarat …”
“Aya?”
Mama Disya menggeleng.
“Aaaahhh … apa lagi Ma … “ Rengek Darren manja, senang rasanya bisa kembali merengek di depan sang Mama.
“Segera bawa menantu mama tinggal di rumah kita.” Jawab Mama Disya.
Darren … tersenyum namun ingin rasanya ia meringis. “Ma … kami pengantin baru …”
“Baru apanya?” cibir Papa Kevin.
“Baru akan memulai dari awal, tolonglah Mama dan Papa mengerti bahwa kami tak ingin ada gangguan dulu.” lagi-lagi Darren merengek, seperti anak kecil yang menginginkan mainan baru.
“Hmmm … kayaknya kita bakal jadi penghuni kontrakan Ma …” Celetuk Papa Kevin.
“Lagian mau Mama apakan Aya, jangan jadi ibu mertua jahat ya Mah …” tuduh Darren.
Plak
“Aaaa … sakit Ma …” Darren mengadu, ketika Mama Disya memukul pelan Perutnya.
“Bocah tak tau di untung … Belum apa apa, kamu sudah menjatuhkan vonis pada mama.” Jawab Mama Disya dengan senyum tertahan.
“Ingat yah … Mama Gak boleh jadi Ibu mertua jahat, Mama boleh jahat padaku, tapi tidak pada menantu Mama, karena aku mendapatkannya kembali dengan susah payah,” muntah Darren dengan penuh semangat, sembari membayangkan hari-hari indahnya kelak, membuntuti Aya kemanapun sang istri pergi. “Mama sekarang punya saingan berat.” Darren menjulurkan lidah pada kedua orang tuanya.
Mama Disya pun beranjak dari duduknya, “Ayo Pa … kita pergi, bawa Aya sekalian, sebelum Darren memonopoli menantu kita.”
“Mamaaaaaa …” Rengek Darren, namun ia tak bisa berbuat apa-apa, karena tak bisa leluasa bergerak dari posisi baringnya saat ini.
.
.
Beberapa jam Kemudian Darren dipindahkan ke ruang perawatan VVIP, seperti biasa selalu ada cerita di ruangan VVIP tersebut, cerita yang gak perlu othor sebutkan satu persatu yah, karena kalian pasti sudah hafal 😁.
Dan Darren harus menelan kecewa karena hanya ada Daniel di ruangan tersebut, padahal Darren mencari-cari keberadaan Aya, berharap melihat sorot mata penuh kekhawatiran dari kedua mata istrinya, dengan demikian Darren baru yakin bahwa dirinya sudah menempati ruangan di hati Aya.
“Mana Aya?” Tanya Darren ketus.
“Istirahat, istrimu masih sakit.”
“Jadi, kalian meninggalkannya sendirian di sana?” Tuduh Darren tak terima.
“Kenapa? bukannya kamu yang ingin dia di rawat inap?”
“Ya tapi siapa yang menemaninya, kalau kalian semua di sini?”
“Ish… Aya udah gede kaliii … dan yang terpenting dia gak manja kaya kamu … ” bukannya memberikan jawaban, Daniel justru meledek adik kembarnya tersebut.
“Gak mau tau … pokoknya nya jemput Aya sekarang, nanti yang nemenin aku di sini siapa??” Rengek Darren nyaris putus asa, dia ingin mendapat perhatian dari istrinya, yang terpenting misinya bisa gagal total kalau Aya tak ada di dekatnya.
“Tenang aja … ada aku,” Jawab Daniel santai, “aku akan pastikan menjagamu dengan baik, selama istrimu tak ada, aku akan menggantikan tugasnya selama ia tak ada, mau apa? Mau disuapin? atau mau yang lain?”
Bukannya senang mendengar penawaran sang kakak, Darren justru bergidik ngeri.
“Bagaimana? Ideku tidak buruk kan?”
“Hiiiihhh… menjauh sana, kamu membuatku geli … ” Darren mendorong wajah Daniel agar menjauh.
“Kalian sedang apa?”
Sepasang saudara kembar itu menoleh ke asal suara, seketika sang pasien tersenyum lebar, karena yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang juga.
"Ini dia yang di tunggu-tunggu..." seru Daniel.
"Apa? siapa? aku?" Tanya Luna dengan wajah membeo.
"Gak usah merasa sok penting ... tuh pasien sedang rindu istrinya." seloroh Daniel.
Darren tersenyum simpul, mendapati rona-rona gugup bercampur senyum penuh keterpaksaan terpancar dari wajah Aya. Sebaik itulah sang istri, walau masih menyimpan amarah, ia tak pernah tega berbuat kejam.
"Dah ... sana ... yang Darren cari cuma kamu Ay..." Luna mendorong pelan tubuh Aya, namun Aya masih kikuk... terlalu bingung dengan situasinya.
Aya berjalan pelan ketika tangan Darren terulur kearahnya, "Dekat sini Ay ..." Seru Darren, ketika Aya masih juga ragu untuk mendekat ke arahnya.
Melihat sang adik ipar masih ragu untuk mendekat, Daniel berinisiatif membawa Aya mendekat, bahkan menyatukan tangan sepasang pasutri muda tersebut, "Jika memang belum cinta, maka bicara saja, saling sapa, dan saling mengenal lagi, aku yakin lama kelamaan akan ada rasa di hati kalian." tutur Daniel sebelum melepaskan rangkuman tangannya, seperti seorang ayah yang menyerahkan anak gadisnya ke tangan pria yang menjadi suaminya.
"Thanks bang, tumben waras."
Memang tak ramai rasanya jika kedua bersaudara itu damai, ada saja kelakuan dan celetukan keduanya yang membuat ketegangan diantara mereka seketika mencair.
"Sejak dulu aku waras wooiii," elah Daniel, "Ay ... kamu percaya padaku kan??"
Aya tersenyum sembari mengangguk, namun hal itu membuat Darren tak terima, "Ay ... kamu istriku loh, jangan membela dia di depanku."
Bukannya mengangguk atau merasa serba salah, Aya justru merasa aneh dengan sikap Darren yang tiba tiba manja kepadanya.
"Jangan heran Ay... Darren kalo lagi sakit, manjanya melebihi Kenzo ... "
Namun Darren hanya menjulurkan lidah nya, sesaat kemudian ia kembali menatap Aya dengan tatapan teduh dan wajah di buat sedikit memelas, modus menaklukkan hati istri dimulai. "Kamu udah makan Ay?"
"Udah."
"Kamu gak tanya keadaan aku?"
"Heh...?"
"Padahal aku belum Ay ..."
"Oh ya sudah makanlah." jawab Aya pelan, tapi masih dingin-dingin menggemaskan di mata Darren.
"Tapi tangan kananku masih sulit di gerakan," keluh Darren, tak peduli dengan kedua saudara kembarnya yang sudah mual dan muntah udara, melihat ulahnya.
"Lalu??"
"Ya suapin laaahh ... kan aku gak mungkin panggil Mama, sementara sekarang aku punya istri."
😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Dwi apri
moduse cah gemblung
2024-12-08
0
Yuningsih Nining
😄🤣modduuss mu dareeen
2024-11-30
0
Bunda Aish
modus mu Darren...asyemm musibah yang membawa hikmah /Tongue/
2024-08-27
1