#14

#14

Rupanya, yang Aya khawatirkan tidak menjadi nyata, Karena Aya cukup membatasi ruang geraknya saja, tak perlu rawat inap di rumah sakit. 

Dan selama 2 hari pula Aya tak banyak beraktivitas, selain merebahkan dirinya di kamar, bahkan untuk makan saja Luna yang mengantarkannya ke kamar.

Sementara Darren … jangan ditanya seperti apa kemurkaannya, sampai-sampai ia meminta Daniel dan Dean mewakili dirinya mengajukan tuntutan hukum pada Clara. Tampaknya kali ini Darren tak main-main, jika dulu tindakannya pada Clara hanya sebatas peringatan dan somasi, maka kini ia harus membawa kasus percobaan pembunuhan ini ke jalur hukum, demi memberi efek jera pada seorang Clara Larisa.

Hampir saja Oma Stella pingsan mendengar berita tentang cucu menantunya, syukurlah semua tak terjadi karena Aya hanya menderita cedera ringan, dan pemulihannya cukup dengan bed rest saja.

  

“Hati-hati Ay …” Pekik Luna ketika melihat Aya turun dari tangga pagi ini.

Gadis itu bergegas berdiri dan membantu Aya berjalan, sebenarnya kaki Aya sudah tak terasa sakit setelah 2 hari beristirahat, “Aku bosan di kamar, lagipula kaki ku sudah tak terasa sakit.”

“Tetap saja, calon pengantin tidak boleh sakit,”

“Aku tak enak … sementara Mama dan Mommy sibuk dengan persiapan pernikahan, aku sendiri hanya berbaring seperti pemalas.” gerutu Aya dengan wajah muram. “Setidaknya aku harus di sini memperlihatkan wajahku.”

“Duuuh kamu kayak sama siapa aja Ay … kamu tuh istrinya Darren, menantu di rumah ini, jadi wajar kalau kamu mendapat perlakuan istimewa,” Luna mencubit gemas kedua pipi Aya. “Ya sudah tapi janji jangan melakukan apa-apa.”

“Siaaaaap tuan putri.” terpaksa Aya menyetujui saran Luna, padahal Aya ingin terjun ke dapur dan mengolah sesuatu, tak apa besok saja, karena dokter hanya menyuruh Aya bedrest selama 2 hari saja.

“Loh … sudah turun?” Mama Disya datang dari arah samping. “Gimana kakimu?” 

“Iya Ma, sudah gak sakit lagi kok, aman … lagipula bosen di kamar terus.” Jawab Aya simpel apa adanya. 

“Kebetulan … Mommy mau memperlihatkan sesuatu padamu.”

Mommy Bella membuka sebuah kotak beludru, kotak itu berisi sebuah gelang yang terbuat dari emas putih, simple namun tetap elegan, sungguh maha karya luar biasa dari tangan terampil milik seorang Belinda Roger Smith. 

“Mom … ini indah sekali.” 

“Kamu suka?” 

Aya mengangguk, “suka sekali.”

“Ini contoh untuk souvenir.” Jawab Mommy Bella santai.

#hadooohh bininya Sultan kebagian jatah bagi bagi souvenir, Othor mau ngantri souveniri juga maaaaaakkk 🤧 

Kelopak mata Aya membola, tak sanggup berkata-kata, ia membayangkan betapa mewah pesta pernikahannya dengan Darren nanti, karena souvenir pernikahannya saja sebuah gelang berbahan emas putih, 

Bukan hanya souvenir, bahkan kartu undangan berwarna putih dengan corak tinta emas, sungguh sangat memukau, bukan undangan sembarang undangan, karena di dalamnya ada golden ticket yang harus dibawa ke lokasi ketika acara berlangsung, jika tidak maka para tamu tak diizinkan masuk. Mengingat acara megah tersebut diadakan di kediaman pribadi tuan besar Alexander Geraldy, maka tamu yang hadir pun tak boleh sembarangan, perlu kartu undangan khusus untuk bisa masuk ke dalam meriahnya pesta, bahkan golden tickets nya pun nanti akan diperiksa keasliannya. 

#mak Othor boleh masuk gak Ay… cuma ngantri souvenir doank… 😫

Aya melupakan satu hal, bahwa ini adalah pernikahan pertama dari ketujuh cucu sang tuan besar, tentu pestanya pun tak akan sederhana, karena di buku-buku sebelumnya othor kerap di bully readers karena tak pernah menyelenggarakan pesta mewah untuk si kembar legendaris, jadi sekarang demi membahagiakan readers, othor adakan hajatan mewah dan eksklusif untuk perhelatan pesta pernikahan cucu kedua Alexander Geraldy. 

Secara perlahan, latar belakang keluarga Darren pun mulai terungkap ke publik, sekali lagi hal itu menghebohkan jagad dunia hiburan, bagaimana putra dan cucu seorang konglomerat terpandang, memilih dunia entertainment sebagai jalur kariernya, sungguh sesuatu yang tak masuk akal, tapi itulah faktanya, bahkan publik semakin di buat terkagum kagum, karena Darren memang memulai karier tersebut sejak muda, bahkan menghabiskan sebagian besar masa mudanya untuk kerja, kerja, dan kerja.

Tentu bukan Darren saja kan? tapi status Aya pun mulai disorot media, siapa Aya, dan keluarganya tak luput dari pemberitaan, namun hal itu tak mengurangi rasa bahagia seluruh keluarga besar Geraldy, justru di beberapa kesempatan Mama Disya membawa menantunya tersebut menghadiri arisan, atau perkumpulan ibu-ibu sosialita, dengan bangga ia mengenalkan bahwa menantunya adalah seorang Chef, sebagaimana dahulu Mommy Stella pun melakukan hal yang sama terhadap dirinya.

Hari-hari terus berlalu, jika kebanyakan calon pengantin memanjakan dirinya di salon kecantikan atau spa, maka hal itu tak berlaku bagi Aya, ia justru semakin sibuk di Pete Cafe. Setelah publik mengetahui siapa pemilik Cafe tersebut, pengunjung membludak berkali-kali lipat dari sebelumnya, dan demi efisiensi waktu, maka Aya ikut serta terjun ke dapur Cafe. Tak heran jika rasa makanan di Pete Cafe sungguh menggugah, karena pemiliknya adalah seorang Chef. Bahkan di beberapa kesempatan, Cyrus sengaja melakukan pengambilan gambar ketika Aya sedang berkutat dengan bahan dan peralatan masak di dapur, kemudian mengunggahnya di situs dan beberapa media sosial milik Pete Cafe, sebagai bahan promosi, walau tak mudah, tapi berbagai macam cara promosi tersebut harus ditempuh demi meningkatkan jumlah pengunjung.

Jika Di Pete Cafe mulai kebanjiran pengunjung, maka di SUN Restaurant pun demikian, mengetahui pemilik Restoran tersebut adalah sang aktor yang belakangan namanya sedang harum dibicarakan publik, pengunjung SUN Restoran pun membludak, Aya sebagai Nyonya Bos tak segan datang dan memastikan semua hal di dapur Restoran tersebut berjalan lancar, baik dari segi kualitas bahan, serta skil para Koki nya.

Dari pagi hingga malam, Aya benar benar memanfaatkan waktunya untuk mengurus Cafe dan Restoran milik suaminya, tapi entah kenapa ia bahagia, benar-benar bahagia, mungkin karena sejak muda ia suka bekerja keras, jadi ketika kini ia kembali sibuk seakan tak punya waktu untuk dirinya sendiri, ia justru merasa bahagia, karena di malam hari ia bisa membunuh rindunya dengan rasa lelah. Teramat lelah hingga ia tak sempat lagi merasakan getar-getar rindu tersebut, biarlah Darren dengan kesibukannya, Aya Yakin Darren akan kembali pada saat nya, mengingat Acara mereka sudah tinggal hitungan jari.

Benar sekali dugaan Aya, karena dini hari ini Aya merasa tempat tidur nya tak lagi kosong, entah jam berapa Darren datang, tapi ketika Aya menggeliat ia merasakan ada sepasang tangan memeluknya erat.

“Jangan katakan aku sedang bermimpi,” Gumam Aya.

Darren yang belum sepenuhnya memejamkan mata mengulum senyuman, “Tapi sepertinya kamu masih bermimpi Ay …” Darren justru semakin ingin menjahili istrinya.

“Kalau begitu aku tak mau bangun.” Aya membalas pelukan tersebut. 

“Kenapa? kamu harus bangun, sebentar lagi pesta pernikahan kita.”

“Kamu tak ada, rasanya aku seperti akan menikah dengan makhluk tak kasat mata.”

“Hahaha … apa itu tanda, bahwa sekarang kamu mulai merasakan apa yang aku rasakan?”

“Apa yang kamu rasakan?”

“Rindu yang teramat sangat.”

“Yeah … really miss you.” jawab Aya tanpa membuka mata, ia benar-benar tersugesti bahwa ia masih berada di alam mimpi. 

“Sungguh?”

“Hmmm … jangan pergi lama-lama lagi,” 

“Tidak akan, sekarang semua urusanku sudah selesai… aku akan menemanimu, di dekatmu, di sisimu, berjalan berdampingan denganmu seumur hidupku, berjanjilah kamu pun tak akan pergi meninggalkanku, Aku sangat mencintaimu Ay…”

Tanpa sadar Aya meneteskan air mata, dan ketika kedua kelopak matanya terbuka, kesadaran menyeruak, rupanya ini nyata, suara ini, pelukan hangat ini, dan aroma ini benar-benar berasal dari tubuh pemiliknya. “hei … kenapa malah nangis?”

“Jahat … kemana saja? Kenapa baru pulang?” Aya menangis menumpahkan kekesalannya. 

“Yang jelas aku tak main-main Ayank … aku menyiapkan masa depan kita.” 

Aya menangis semakin kencang, bukan sedih apalagi marah, tapi terharu, Darren benar benar membuat dunianya jungkir balik, dulu Aya begitu membenci Darren, hingga tak sedikitpun kebaikan pria itu nampak di depan matanya, karena itulah perpisahan itu tak terelakkan, tapi kini ketika Aya memutuskan kembali pada penyebab ia terluka di masa lalu, nyatanya Darren benar benar membuktikan dirinya layak menjadi suami yang baik. 

Aya melepaskan pelukannya, “haruskah kamu seniat ini menyiapkannya?”

“Iya… cita-cita ku masih sama, walau kini aku memilih jalan berbeda, aku ingin berdiri di atas kaki ku sendiri, jadi aku hanya perlu dukunganmu di sisiku.”

Aya mengangguk cepat, “Pasti, Aku pasti mendukungmu, membantumu sebisaku.”

“Tentu… kamu memang harus membantuku, karena bagian ini bukan keahlianku.”

“Memang apa sih yang sedang kamu kerjakan?”

“Aku mendirikan pabrik Ay…”

“Pabrik?”

“Awalnya aku gamang, aku banyak berkonsultasi dengan Om Bima untuk membahas bisnis, dengan kenalan-kenalan Daddy, bahkan Chef Rama. Tapi ketika kamu datang, dan ternyata kamu pun berkecimpung di dunia kuliner, kegamanganku sirna, aku merasa Tuhan sedang menuntun jalan hidupku, maka kuraih dirimu agar kita bisa bersama melalui jalan ini … mungkin kita akan terseok-seok ketika memulainya, tapi aku yakin bisa jika bersamamu, gak papa kan kalau pabrik kita masih skala kecil?”

“Tentu saja tak apa, aku akan tetap bangga kamu pernah memulainya, lagi pula aku masih punya Cafe, dan kamu masih punya restoran, aku rasa kita masih bisa mengembangkan keduanya, jika pabrik belum bisa berjalan sesuai harapan, akan terus ada trial and error karena menyesuaikan dengan selera pasar. Tapi sekali lagi ku katakan, itu tak masalah.” 

“Baiklah… terus katakan itu, jika aku patah semangat, jika aku lelah dan ingin menyerah. Yang pasti aku tak akan menyerah pada hubungan kita.”

“Sisi inilah yang aku suka darimu.”

“Artinya?”

“I Love You … Aku mencintaimu… aku bahagia bersamamu.”

Darren tak mampu lagi membendung rasa bahagianya, sungguh ini bukan bahagia yang sederhana, tapi ini mewah, hadiah paling indah yang pernah ia terima sepanjang perjalanan hidupnya, seorang wanita baik, pintar, ibu dari anak-anaknya, kini dan selamanya Darren inginkan sebagai pendamping hidupnya. 

 

Terpopuler

Comments

Tining Revi

Tining Revi

aku penasaran sama momy bela thor. siapakah dia

2024-10-26

1

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

wajib dateng nih 🤪🤣

2024-08-26

1

Sofia Zidna

Sofia Zidna

waaahhh aq minta kloningx dardar versi nyata kalo gini thorrrr/Cry/

2023-12-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!