#6

#6

“Please jangan begini, aku sedang mencoba berdamai dengan masa lalu, mencoba kembali bukan berarti aku sudah memiliki perasaan padamu, mengertilah … kini aku sedang belajar menerimamu. Tidakkah kamu coba memahami, dengan ada disini bersamamu, itu artinya aku sedang berusaha menumbuhkan cinta di hatiku, kalau sikapmu terus kekanakan begini yang ada bukan cinta, tapi rasa benci yang akan semakin subur.” 

Usai meluapkan isi hati, Aya berusaha menarik pergelangan tangannya, tapi Darren tak ingin melepaskannya, setidaknya hingga mereka damai, kemudian terlelap tanpa sisa amarah.

“Maaf …” ucap Darren. “Aku terlalu egois yah?”

“Iya … baru sadar? inilah perbedaan besar kamu dan Daniel.”

“Kok bawa laki-laki lain lagi sih Ay …”

“Ya kan Daniel bukan orang lain, dia saudara kembarmu.”

“Ya tapi kamu bisa menikah dengannya jika kita benar benar berpisah, jadi wajar kalau aku cemburu padanya.”

Aya membuang nafas kasar, sungguh lelah tubuhnya kini semakin bertambah dengan lelah hati menghadapi kecemburuan Darren.

“Terserah lah, memang yang ku ucapkan selalu salah kan?”

“Bukan Ay … siapa yang bilang kamu selalu salah.”

“Tidak ada.”

“Lalu kenapa kamu menyimpulkan demikian?”

“Karena sikapmu, kecemburuan tak jelas, membuatku selalu di posisi salah, sejak dulu dan rupanya belum hilang sampai sekarang.” kedua manik mata Aya mulai berembun, dan Darren mampu melihatnya dengan jelas. “Lepaskan tanganku, aku ngantuk.”

Darren menggeleng, “Tidak … kita tak boleh memejamkan mata sebelum hilang amarah di dada.” 

“Aku gak marah, kamu aja yang aneh.”

Darren bangun dari posisi baringnya, kini ia duduk bersila berhadapan dengan Aya yang berada di sebelah kiri bed pasien yang ia tempati. “Iya … aku aneh, karena aku terlalu mencintaimu, aku sungguh takut kehilanganmu, aku takut kamu kembali pergi dari hidupku, aku takut ketika terbangun aku tak lagi melihatmu di sekitarku, itulah kenapa aku terlihat kekanakan di matamu. Karena selama 5 tahun ini, kerinduanku padamu seperti siksaan yang menyakitkan.” Aku Darren sendu.

“Lalu sekarang kamu maunya apa? Mau aku bagaimana?” pungkas Aya dengan rasa lelahnya. 

“Jangan marah… Yah? Yah? Yah?” Pinta Darren memelas. 

Aya terdiam, menatap kerapuhan yang sejak lama tersembunyi di hati Darren, “maaf” kata itu terucap ringan dari bibirnya.

“Kamu minta maaf Ay … untuk?”

“Ketidaksengajaan yang terjadi sore tadi.”

Darren menetap ketulusan di wajah Aya, “kita tak akan berhasil membangun pernikahan jika masih sama sama egois kan?” 

Darren mengangguk cepat, pertanda setuju dengan ucapan Aya, “maaf juga karena aku sudah marah-marah tak jelas.” 

Aya mengusap sisa air mata dari wajah tampan Darren, “Gemes benget, ternyata si galak ini manja sekali.” gumamnya.

“Ay … boleh peluk gak?”

Semburat kemerahan tiba tiba menghiasi wajah Aya, tapi kemudian Aya mengangguk malu. 

Mendapat persetujuan dari sang istri, Darren pun beringsut, “Duduk sini.” ia menepuk sisi sebelah kirinya yang masih kosong.

“Katanya mau peluk.”

“Iya peluknya sambil tidur … biar mimpi indah.” jawab Darren dengan kepedean maksimal, bukan sekedar modus sembarang modus, tapi Darren memanfaatkan situasi, mumpung tak ada anggota keluarga lain di ruangannya.

“Tapi …”

“Gak ada tapi Ay,” Darren menurunkan sisi pembatas bed nya kemudian memaksa Aya naik ke bed yang ia tempati. 

“Kalau ada perawat masuk bagaimana?” 

“Itu tak akan terjadi, percayalah padaku.” Jawab Darren yakin, kemudian ia membaringkan Aya di sisi kirinya. Sebelum Darren sendiri merebah, ia memasang kembali pembatas bed, kemudian menyambar remote di atas nakas, dan 

Klik

Klik

Aman sentosa, karena pintu ajaib tersebut sudah terkunci, rahasia kecil yang hanya diketahui beberapa orang saja, termasuk keluarga pemilik rumah sakit. 

Darren berbaring, “begini lebih baik,” ujarnya setelah kepalanya menyentuh bantal, Darren bahkan sengaja meredupkan lampu ruangan, benar benar situasi menguntungkan.

“Tidur Ay … jangan melihatku terus, kalau kamu cepat jatuh cinta padaku, perjuanganku tak akan seru.”

“Jadi?”

Darren mengusap pipi Aya, “Izinkan aku berjuang, pelan dan sangat perlahan, hingga akhirnya menjadi penghuni tetap di hatimu.” lirihnya. 

Aya mengangguk, ada desiran hangat memenuhi setiap sudut relung hatinya, rupanya mencoba berdamai dengan masa lalu tak seburuk yang ia bayangkan, melihat betapa manis sikap seorang Darren Alexander kini, diam-diam Aya berharap semoga sikap Darren tak berubah lagi seperti dulu, membayangkannya saja Aya tak mau.

Darren menelusupkan tangan kirinya ke belakang kepala Aya, agar ia bisa menarik Aya lebih dekat, “Tidurlah …” ucapnya ketika Aya sudah ia dekap erat dalam pelukan, di kecupnya puncak kepala Aya, harum aroma sabun manci khas yang sejak dulu Aya gunakan, kini memenuhi indera penciuman Darren. “kamu wangi Ay …” bisiknya.

Aya mendongak, “Aku gak pakai parfum.”

“Iya aku tahu, tapi dulu, aroma inilah yang membangkitkan aku, hingga peristiwa malam itu terjadi, tanpa sadar aroma ini menarikku padamu semakin dalam. Mungkin karena kita terbiasa berdekatan setahun terakhir sebelum kejadian itu, jadi tanpa sadar inderaku menyukai aroma tubuhmu. Bahkan ketika aku mual dan menolak semua wangi-wangian, aroma sabun mandimu seperti aromaterapi yang menenangkan. Maaf jika dulu aku membuat banyak alasan, termasuk bersikap dan berkata kasar, hanya karena ingin selalu berada di dekatmu.” 

Tanpa Darren duga Aya tersenyum kearahnya, “Kamu gak marah?” tanya Darren. 

Aya menggeleng, “mood ku sedang baik, jadi aku tak marah.” 

Mendengar pernyataan Aya, Darren jadi menginginkan yang lainnya. “Boleh minta sesuatu gak Ay?”

“Banyak sekali permintaanmu, dah lah buat besok saja,” Protes Aya kesal, karena sejak tadi Darren terus berbicara.

“Tapi aku maunya sekarang, dan aku tak mau mencurinya seperti dulu, aku ingin mendapatkan izin dulu darimu.” 

“Memang kamu mau apa?” 

Darren menggaruk kepalanya, ia grogi setengah mati, padahal bukan sekali dua kali ia melakukan ini, termasuk bersama lawan jenis di film yang ia bintangi. Tapi ternyata bersama Aya sungguh jadi sesuatu yang menegangkan, “Kiss …” Jawan Darren malu.

Aya pun terdiam, teringat ketika dulu Darren menciumnya dengan kasar, ketika Aya menghilang tanpa kabar.

“Maaf karena dulu pernah kasar padamu.” ucap Darren lagi, ibu jarinya mulai mengusap bibir Aya yang bergetar. “Please jangan menangis.” Darren panik karena setitik air mata mulai mengalir dari pipi Aya. “Iya baiklah, gak papa buat besok saja, aku sabar kok… iya aku sabar…” Darren kembali mendekap Aya, mengabaikan rasa nyeri di pundak kanannya karena ia tidur dengan posisi miring. 

Aya yang sesaat lalu meneteskan air mata, tiba tiba tersenyum tanpa Darren ketahui, hatinya kembali hangat ketika Darren mengalah dan tak memaksakan kehendaknya. Kembali Aya mendongak mendapati kedua mata Darren yang terpaksa dipejamkan oleh pemiliknya. 

“Tidur Ay… kalau tidak kita akan bicara semalaman… atau kamu …”

Cup

Darren tertegun, ia tak berani membuka mata, takut takut jika yang tadi hanya halusinasi semata. Tapi rasa bahagianya benar benar membuncah, hanya karena mendapat ciuman sekilas di bibir. 

“Selamat tidur suami…” 

“Ay … gemes banget sih kamu … kan jadi mau lagi …” Darren kembali memanyunkan bibirnya. 

“Ih… aku yang gak mau…”

“Kok gitu??” 

“Tadi gak sengaja.” elak Aya. 

Darren membuka kembali matanya,  ia menangkup wajah Aya dengan kedua telapak tangannya, “kalau begitu sekarang ‘aku sengaja’ boleh yah?” 

Tanpa menunggu jawaban Aya, Darren menyatukan bibir mereka, menye sap nya perlahan, mencoba kembali bertandang dengan penuh cinta, berdansa dengan nada indah lagi seirama, berharap Aya akan segera terbiasa. 

Aya pun menyambut sapaan itu, walau masih kaku ia coba mengikuti kemauan suaminya, pasrah membiarkan Darren menuntunnya, ingin menunjukkan kesungguhan hati, bahwa ia pun ikhlas kembali menerima kembali Darren sebagai suaminya, eh masih suami ding… 

Kabur aaahhh… silahkan lanjutkan sendiri imajinasinya 🤪

Masih di Rumah Sakit woiii… 😶‍🌫😶‍🌫😶‍🌫

Udah mah cuaca lagi hujan, adegannya mode mode anget pengantin baru 🤧🤧🤧

Terpopuler

Comments

Dwi apri

Dwi apri

nyicil buka puasa selama 5th

2024-12-09

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

🤣🤣🤣

2024-08-25

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

mimpi indah Darren 🤭

2024-08-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!