Harapan Aleena

Keesokan harinya.

Sinar matahari pagi sudah menyelinap masuk ke kamar hotel dari sela-sela jendela. Disana Aleen terbangun dengan tubuh segar setelah melewati hari yang berat.

" Hoam ". Dia menguap sambil meregangkan kedua tangannya.

"Sepertinya istirahatmu lebih cukup daripada pemilik kamar hotel ini sendiri".

Dev bicara dengan nada menggoda.

"Eh, maaf"

Aleena menanggapi dengan nada sedikit menyesal.

"Aku hanya bercanda. Ayo bangun, kita sarapan bersama". Dev yang sedang memegang tablet langsung meletakkannya dan beranjak dari duduknya.

"Ah! Apa kamu yang mengganti pakaianku semalam?!"

Begitu beranjak dari tempat tidur, Aleen menyadari kalau pakaiannya telah diganti seseorang saat dia sedang tidur. Dia bertanya dengan nada suara yang tinggi.

"Kamu pikir aku pria seperti apa? Aku meminta bantuan dari pelayan wanita untuk menggantikan bajumu yang basah".

Dev menjelaskan dengan sikap yang tenang dan senyum yang tipis.

"Oh. Maaf"

Aleen bicara dengan raut wajah merah karena malu.

"Sudah. Cepat duduk. Bukannya kamu harus bekerja hari ini?".

"Kamu benar. Aku harus pulang dan bersiap untuk pergi kerja. Haah... rasanya malas sekali. Pasti semua orang akan membicarakanku karena kejadian kemarin".

Aleen mengeluh dengan bibir sedikit mengerucut.

Dev hanya tersenyum memperhatikan Aleen tanpa bicara apa-apa.

"O iya Dev. Apa kegiatanmu? Sepertinya sejak kemarin aku sudah banyak menyita waktumu"

Aleen menatap Dev penuh tanya.

"Aku baru kembali ke negara ini kemarin. Aku masih ingin bersantai sebelum sibuk dengan kegiatan baruku disini. Jadi aku masih akan jadi turis untuk beberapa hari kedepan".

Dev dan Aleen terus berbincang sambil menikmati sarapan mereka.

Aleen langsung bersiap untuk pergi ke kantor setelah sarapan. Dia memakai baju yang telah Dev siapkan sebelumnya, jadi dia tidak akan pulang kerumah dulu.

"Terima kasih atas bantuanmu. Jika tidak ada kamu... aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku"

Aleena bicara pada Dev sebelum dia naik kedalam taksi.

"Tidak papa. Aku senang bisa membantumu. Kuharap masalahmu bisa cepat selesai"

Dev mendoakan Aleena dengan tulus.

"Ya, terima kasih. Sampai jumpa. Jalan, Pak". Aleena masuk kedalam taksi dan mulai melaju pergi meninggalkan hotel.

Dev masih berdiri didepan hotel sambil terus menatap taksi yang ditumpangi Aleen yang kini semakin menjauh.

"Seharusnya aku minta nomor teleponnya saja".

...****************...

Selang beberapa lama, Aleena tiba dikantor tempat dia bekerja. Seperti yang telah dia duga sebelumnya, orang-orang membicarakan tentang apa yang terjadi dipesta Angga kemarin.

"Apa kamu tahu kalau Angga dan Aleena tidak jadi bertunangan?".

"Aku tidak datang ke pesta yang mereka adakan kemarin. Memangnya apa yang terjadi?", tanya salah satu karyawan yang tidak tahu apa yang terjadi.

"Saat pengumuman pertunangan Aleena dan pacarnya akan dilakukan, tiba-tiba Aleena menghilang. Pacarnya sudah lama mencari dia, namun tetap tidak ada dan apa kamu tahu apa yang lebih mengejutkan lagi?"

"Apa?", tanyanya sambil menggelengkan kepala.

"Pacar Aleena justru malah bertunangan dengan adiknya, yang bernama Diana".

"Hah?! Apa katamu?! Pacar Aleena justru bertunangan dengan adiknya?".

Seketika suasana menjadi heboh karena mereka memiliki spekulasi sendiri.

"Benar. Sepertinya pertunangan itu memang sudah direncanakan sejak awal"

"Tidak mungkin. Bagaimana Aleena bisa setuju sementara dia dan pacarnya sudah lama menjalin hubungan?"

"Mungkin saja Aleena yang telah membuat kesalahan, jadi pacarnya lebih memilih bertunangan dengan adiknya"

"Sudahlah, jangan mengatakan hal yang bukan-bukan. Kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi"

Para karyawan itu terus mengeluarkan asumsi mereka mengenai pesta Angga. Mereka tidak tahu kalau Aleena berdiri disalah satu sudut dan mendengarkan semua yang mereka katakan.

"Kenapa jadi aku yang salah? Aku tidak melakukan apa-apa dan aku juga tidak tahu apa yang terjadi. Bagaimana mereka bisa membicarakanku sesuka hati mereka?"

Raut wajah Aleen terlihat sangat sedih. Dia hanya bisa berjalan dengan menundukkan kepala tanpa bisa melakukan pembelaan yang pasti.

...****************...

Setelah pulang bekerja, Aleen kembali kerumah dengan rasa lelah yang terasa berlipat ganda.

"Haah... 2 hari ini terasa sangat berat untuk dilalui. Bagaimana aku bisa melewati hari-hari kedepannya?", gumam Aleena yang sedang tiduran terlentang sambil menatap langit-langit kamarnya.

Suara pintu yang dibuka secara langsung membuat Aleena terkejut

Brak

Dia berjingkut, lalu duduk dan memandang orang yang masuk ke kamarnya tanpa izin.

Plak

Sebuah tamparan mendarat dipipi Aleena tanpa dia perkirakan sebelumnya.

"Aleena, bisa-bisanya kamu baru pulang kerumah? Kamu fikir jika kamu pulang terlambat, maka Papa tidak akan menegurmu?!'

Ayah Aleena langsung mengoceh padanya dengan nada suara yang tinggi.

"Maaf, Pah. Semalam hujan, jadi Aleen menginap ditempat teman".

Pipi Aleen terasa panas karena tamparan pak Bastian, bahkan ujung bibirnya terlihat sedikit mengeluarkan darah akibat kerasnya tamparan itu. Aleen tetap tenang menanggapi sang ayah dengan kepala tertunduk. Dia tidak berani menatap mata sang ayah secara langsung.

"Papa kan sudah ingatkan kamu sebelumnya, jangan sampai membuat keluarga kita malu, tapi apa yang kamu lakukan? Bukan cuma malu saja, kamu membuat nama baik kita hancur. Sekarang berdiri dan ambil posisimu! Kamu harus menerima hukumannya!"

Pak Bastian terus memarahi Aleena sambil menunjuk-nunjuk wajahnya.

Aleena langsung berdiri membelakangi ayahnya mengikuti perintah sang ayah. Pak Bastian pun telah memegang sebuah rotan yang memang selalu ada di kamar Aleena.

Cepret!

"Dasar anak tidak tahu diri. Bisa-bisanya kamu membuat Papa malu didepan keluarga Angga dan juga tamu-tamu pestanya!"

Cepret!

"Harusnya kamu merasa bersyukur karena Angga mau berhubungan dengan gadis sepertimu!"

Cepret!

"Jika bukan karena Diana yang bersedia menggantikanmu bertunangan dengan Angga, maka hubungan baik keluarga kita pasti sudah hancur!"

Ayah Aleen terus memukul betisnya hingga menimbulkan luka. Aleena hanya menunduk dengan derai air mata yang mengalir deras dipipinya tanpa mengeluarkan suara. Dia menggigit bibirnya dan memegang tangannya sendiri untuk menahan sakitnya dipukuli sang ayah.

Setelah ayah Aleen merasa puas, dia berhenti memukulnya dan kembali menyimpan rotan ditempat semula.

"Dengarkan Papa baik-baik. Karena kamu tidak jadi bertunangan dengan Angga, maka kamu yang akan Papa jodohkan dengan putra dari keluarga Handoko menggantikan Diana"

Aleen langsung menatap sang ayah begitu mendengar apa yang dia katakan.

"Di-jodohkan, Pah?".

Aleen bertanya dengan ragu dan terbata.

"Ya. Keluarga kita dan keluarga Handoko sudah sepakat untuk melakukan perjodohan ketika masing-masing dari kami memiliki anak laki-laki dan perempuan. Awalnya papa akan menjodohkan Diana karena kamu akan bertunangan dengan Angga, tapi sekarang Diana yang bertunangan dengan Angga, jadi kamu yang akan menerima perjodohan ini".

Ayah Aleen menjelaskan secara singkat keinginannya.

"Tapi Pah, aku... "

"Kamu tidak bisa menolak. Kamu sudah mencoreng nama baik keluarga kita. Jangan sampai kali ini kamu membuat Papa kecewa lagi. Papa sudah mengatur pertemuan kalian besok malam. Jadi kamu jangan melakukan hal yang tidak-tidak, apalagi sampai membuat papa malu lagi! Mengerti!"

"Baik, Pah"

Pak Bastian sama sekali tidak memberikan Aleen kesempatan untuk bicara. Dia langsung meninggalkan kamar Aleen setelah mendapatkan tanggapan darinya.

"Perjodohan... Apa yang harus aku lakukan jika ternyata pria yang mereka maksud tidak cocok denganku? Ah, sakit. Apa jika aku menerima perjodohan ini, maka aku bisa keluar dari rumah ini?"

Aleen bergumam sambil tengkurap di tempat tidur. Dia meringis kesakitan saat luka akibat pukulan sang ayah sedikit tersenggol. Batin Aleen bergelut dengan pikirannya sendiri hingga tanpa sadar dia tertidur dengan luka memar di kaki dan pipi yang masih merah tanpa diobati.

Terpopuler

Comments

PANJUL MAN

PANJUL MAN

karakter ayah aleen tidak masuk di akal ,bagaimana bisa anak gadis yg mau di jodohkan dgn orang terhormat di kasi hukuman cambuk ada bekasnya lagi gimana kalo calonnya melihat bekas cambukan itu ,padahal ayah aleen bukan pemabuk ceritanya gak natural

2024-04-22

2

Rita Murwanti

Rita Murwanti

ya Thor tlg di revisi ban ini dong gak msk akal aja msh ada kekerasan pada anak gadis gitu gak bgt dech Thor ya tau ini cuma halu aja tapi bolehlah sedikit msk akal gitu maaf ya Thor BKN sok pinter sok menggurui masukan aja

2024-05-04

0

Niwayan Padmini

Niwayan Padmini

please thor balaskan sakit hati Aleena

2024-04-01

0

lihat semua
Episodes
1 Rencana Perjodohan Keluarga
2 Pesta Keluarga Sulistyo
3 Rencana Jahat Diana
4 Pengumuman Pertunangan
5 Putusnya Hubungan Aleena Dan Angga
6 Pertemuan Aleen Dan Dev
7 Harapan Aleena
8 Runtuhnya Kepercayaan
9 Pertemuan Dengan Fandy Handoko
10 Terungkapnya Kebenaran
11 Ajakan Menikah
12 Putusnya Hubungan Lama
13 Rumah Baru Dev
14 Bukankah Kamu Calon Istriku?
15 Shoping
16 Terkejutnya Ibu Dev
17 Awal Hubungan
18 Rencana Menikah
19 Hari Pernikahan Dev Dan Aleen
20 Tidur Bersama
21 Makan Siang Yang Manis Dari Dev
22 Peringatan Untuk Diana
23 Kepanikan Diana
24 Pertemuan Aleen Dan Keluarga Dev
25 Makan Malam Keluarga Dev
26 Percakapan Sebelum Tidur
27 Sarapan Pagi Bersama
28 Kunjungan Diana
29 Undangan Pesta Pertunangan Diana
30 Pertemuan Aleen Dan Citra
31 Kedatangan Citra Ke Kantor Aleen
32 Memilih Gaun
33 Pesta Pertunangan Diana Dan Angga
34 Pesta Pertunangan Diana Dan Angga Part 2
35 Pesta Pertunangan Yang Berantakan
36 Makan Malam Pinggir Jalan
37 Hadiah Kejutan Dari Dev
38 Permainan Opini Publik
39 Pertemuan Angga Dan Aleen
40 Rasa Percaya Diri Angga Yang Tinggi
41 Ungkapan Hati Aleen Pada Citra
42 Air Matamu Terlalu Berharga
43 Barang Yang Berasal Dari Sampah Harus Kembali Ke Tempat Sampah
44 Terkuaknya Hubungan Aleen Dan Dev
45 Pebisnis Gila Bucin Istri
46 Rencana Jahat Diana Dan Keluarganya
47 Undangan Makan Malam Diana
48 Tentang Barang Masa Kecil Aleen
49 Makan Malam Dengan Keluarga Diana
50 Upaya Diana Menggoda Dev
51 Hancurnya Keluarga Prasetyo
52 Terbukanya Hubungan Baru
53 Terungkapnya Identitas Aleena
54 Target Mainan Dev
55 Upaya Citra Mendekati Dev
56 Makan Siang Bersama
57 Hubungan Jarak Jauh
58 Kekesalan Dev
59 Krisis Perusahaan Angga
60 Aku Suka Jika Kamu Jahat Karena Aku
61 Akhir Untuk Diana
62 Tentang Masa Lalu Dev
63 Malam Pertama Aleen Dan Dev
64 Berakhirnya Keluarga Citra
65 Percakapan Aleen Dan Alex
66 Mengunjungi Rumah Lama Dev
67 Jalan-Jalan Ke Pantai
68 Perdebatan Dev Dan Ray
69 Rencana Pengembangan Yang Bocor
70 Demo Di Kota Tua
71 Penolakan Warga Kota Tua
72 Kunjungan Aleen Ke Desa
73 Hari Pertama Aleen Di Desa
74 Upaya Aleen Meyakinkan Genta
75 Cara Aleen Mengusir Fandy Handoko
76 Menyusun Rencana Pembangunan
77 Pergi Ke Kota Bersama Genta
78 Kedatangan Dev Ke Desa
79 Menuju Kehancuran Fandy
80 Kehancuran Fandy Handoko
81 Rencana Bisnis Dev Di Desa
82 Kembalinya Lidya Derisha
83 Kepulangan Dev Dan Aleen Ke Kota
84 Makan Siang Ray Dan Nina
85 Kegelisahan Dev
86 Hari Pertama Kembali Ke Kantor
87 Bingkisan Misterius Untuk Aleen
88 Teror Untuk Aleen
89 Menggunakan Kekuasaan Sang Ayah
90 Perselingkuhan Lidya
91 Rencana Pak Aditya
92 Ungkapan Cinta Dari Dev
93 Makan Siang Aleen Dan Dev
94 KDRT Dalam Rumah Tangga Lidya
95 Obsesi Lidya Pada Dev
96 Aleen Diculik
97 Upaya Dev Menyelamatkan Aleen
98 Upaya Dev Menyelamatkan Aleen 2
99 Penangkapan Lidya
100 Rencana Pak Aditya Menjatuhkan Dika
101 Kunjungan Ke Rumah Orang Tua Dev
102 Tamu Keluarga Dev
103 Pertemuan Aleen Dan Ayah Kandungnya
104 Cerita Pak Gustian
105 Kekhawatiran Dev
106 Tes DNA
107 Bagaimana Bisa Hubunganku Dan Dev Hanya Kekasih Padahal Kami Sudah Menikah?
108 Rumor Kantor
109 Aleen Hamil
110 Awal Mula Sikap Diluar Nalar Dev
111 Morning Sickness
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Rencana Perjodohan Keluarga
2
Pesta Keluarga Sulistyo
3
Rencana Jahat Diana
4
Pengumuman Pertunangan
5
Putusnya Hubungan Aleena Dan Angga
6
Pertemuan Aleen Dan Dev
7
Harapan Aleena
8
Runtuhnya Kepercayaan
9
Pertemuan Dengan Fandy Handoko
10
Terungkapnya Kebenaran
11
Ajakan Menikah
12
Putusnya Hubungan Lama
13
Rumah Baru Dev
14
Bukankah Kamu Calon Istriku?
15
Shoping
16
Terkejutnya Ibu Dev
17
Awal Hubungan
18
Rencana Menikah
19
Hari Pernikahan Dev Dan Aleen
20
Tidur Bersama
21
Makan Siang Yang Manis Dari Dev
22
Peringatan Untuk Diana
23
Kepanikan Diana
24
Pertemuan Aleen Dan Keluarga Dev
25
Makan Malam Keluarga Dev
26
Percakapan Sebelum Tidur
27
Sarapan Pagi Bersama
28
Kunjungan Diana
29
Undangan Pesta Pertunangan Diana
30
Pertemuan Aleen Dan Citra
31
Kedatangan Citra Ke Kantor Aleen
32
Memilih Gaun
33
Pesta Pertunangan Diana Dan Angga
34
Pesta Pertunangan Diana Dan Angga Part 2
35
Pesta Pertunangan Yang Berantakan
36
Makan Malam Pinggir Jalan
37
Hadiah Kejutan Dari Dev
38
Permainan Opini Publik
39
Pertemuan Angga Dan Aleen
40
Rasa Percaya Diri Angga Yang Tinggi
41
Ungkapan Hati Aleen Pada Citra
42
Air Matamu Terlalu Berharga
43
Barang Yang Berasal Dari Sampah Harus Kembali Ke Tempat Sampah
44
Terkuaknya Hubungan Aleen Dan Dev
45
Pebisnis Gila Bucin Istri
46
Rencana Jahat Diana Dan Keluarganya
47
Undangan Makan Malam Diana
48
Tentang Barang Masa Kecil Aleen
49
Makan Malam Dengan Keluarga Diana
50
Upaya Diana Menggoda Dev
51
Hancurnya Keluarga Prasetyo
52
Terbukanya Hubungan Baru
53
Terungkapnya Identitas Aleena
54
Target Mainan Dev
55
Upaya Citra Mendekati Dev
56
Makan Siang Bersama
57
Hubungan Jarak Jauh
58
Kekesalan Dev
59
Krisis Perusahaan Angga
60
Aku Suka Jika Kamu Jahat Karena Aku
61
Akhir Untuk Diana
62
Tentang Masa Lalu Dev
63
Malam Pertama Aleen Dan Dev
64
Berakhirnya Keluarga Citra
65
Percakapan Aleen Dan Alex
66
Mengunjungi Rumah Lama Dev
67
Jalan-Jalan Ke Pantai
68
Perdebatan Dev Dan Ray
69
Rencana Pengembangan Yang Bocor
70
Demo Di Kota Tua
71
Penolakan Warga Kota Tua
72
Kunjungan Aleen Ke Desa
73
Hari Pertama Aleen Di Desa
74
Upaya Aleen Meyakinkan Genta
75
Cara Aleen Mengusir Fandy Handoko
76
Menyusun Rencana Pembangunan
77
Pergi Ke Kota Bersama Genta
78
Kedatangan Dev Ke Desa
79
Menuju Kehancuran Fandy
80
Kehancuran Fandy Handoko
81
Rencana Bisnis Dev Di Desa
82
Kembalinya Lidya Derisha
83
Kepulangan Dev Dan Aleen Ke Kota
84
Makan Siang Ray Dan Nina
85
Kegelisahan Dev
86
Hari Pertama Kembali Ke Kantor
87
Bingkisan Misterius Untuk Aleen
88
Teror Untuk Aleen
89
Menggunakan Kekuasaan Sang Ayah
90
Perselingkuhan Lidya
91
Rencana Pak Aditya
92
Ungkapan Cinta Dari Dev
93
Makan Siang Aleen Dan Dev
94
KDRT Dalam Rumah Tangga Lidya
95
Obsesi Lidya Pada Dev
96
Aleen Diculik
97
Upaya Dev Menyelamatkan Aleen
98
Upaya Dev Menyelamatkan Aleen 2
99
Penangkapan Lidya
100
Rencana Pak Aditya Menjatuhkan Dika
101
Kunjungan Ke Rumah Orang Tua Dev
102
Tamu Keluarga Dev
103
Pertemuan Aleen Dan Ayah Kandungnya
104
Cerita Pak Gustian
105
Kekhawatiran Dev
106
Tes DNA
107
Bagaimana Bisa Hubunganku Dan Dev Hanya Kekasih Padahal Kami Sudah Menikah?
108
Rumor Kantor
109
Aleen Hamil
110
Awal Mula Sikap Diluar Nalar Dev
111
Morning Sickness

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!