Tidur Bersama

Aleen diam dikamarnya setelah selesai mandi. Dia terlihat gugup memikirkan malam pertama dengan Dev.

"Duh, bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Apa aku diam disini saja? Atau aku harus turun untuk makan malam?".

Batin Aleen diselimuti kebingungan karena statusnya dan Dev yang telah berubah.

Tok tok tok

Aleen berjingkut saat pintu kamarnya diketuk seseorang.

"Ah! Apa itu Dev?"

"Si-siapa?".

Suara Aleen terdengar gugup dan panik.

"Ini Bibi, Non"

"Haah... ada apa Bi?.

Aleen menghela napas lega mendengar kalau itu pebantunya.

"Makan malamnya sudah Bibi siapkan".

"Baik, Bi. Nanti saya turun".

Bibi pun langsung pergi setelah tujuannya selesai.

Tok tok tok

"Ada apa lagi Bi?", tanya Aleena yang mengira kalau itu Bibi lagi.

"Ini aku!"

Aleena kembali panik mendengar suara Dev. Dia langsung berdiri dan membukakan pintu.

Ceklek

"Ya, Dev. A-ada apa?".

Aleen bertanya dengan gugup namun Dev tetap tenang dihadapan Aleena.

"Kenapa kamu tidak langsung pindah ke kamarku? Kamu lupa kalau sekarang kamu sudah jadi nyonya rumah ini? Kamu tidak harus tidur dikamar tamu lagi".

Dev langsung bicara tanpa masuk ke dalam kamar terlebih dahulu. Pembawaannya yang tenang membuat dia terlihat sangat menawan.

"Itu... apa aku harus langsung pindah ke kamarmu?".

Aleen bertanya dengan wajah yang imut dan menggemaskan.

"Apa itu masih harus dijelaskan lagi?",ujar Dev dengan senyum tipis dibibirnya.

Sesaat Aleen terdiam mendengar jawaban Dev.

"Ba-baiklah. Aku akan meminta Bibi memindahkan barangku ke kamarmu. Eh, apa kamu masih belum mandi? Bibi bilang makan malamnya sudah disiapkan".

Akhirnya Aleen setuju untuk pindah ke kamar Dev. Setelah itu dia sadar kalau Dev belum mengganti bajunya.

"Ya, aku belum mandi. Aku baru selesai menelpon".

Dev menunduk melihat penampilannya sendiri sebelum menjawab pertanyaan Aleen.

"Kalau begitu, aku akan siapkan air untukmu mandi".

"Baiklah"

Aleen dan Dev pun berjalan bersama menuju kamar Dev.

"Masuklah".

Dev mempersilahkan Aleen masuk setelah membuka pintunya. Aleen memperhatikan setiap sudut kamar Dev yang tampak simpel tanpa banyak dekorasi disana.

"Kamar mandinya disebelah sana"

Dev menunjuk pada kamar mandi karena Aleen akan menyiapkan air untuknya mandi.

"Euh... ".

Aleen mengangguk lalu melangkahkan kaki kesana.

"Bahkan kamar mandinya pun tertata rapih"

Gumam Aleen melihat kamar mandi Dev. Dia langsung membuka keran air yang ada di bathup dan mengisinya.

Sementara itu Dev mulai membuka pakaian dan bersiap mandi. Dia hanya mengenakan jubah mandi dengan bagian dada yang sedikit terbuka.

Aleen selesai mengisi air dan berjalan menghampiri Dev. Pandangannya terkunci pada dada Dev tang terlihat berotot.

"Waah. Dada Dev terlihat berotot"

Aleen tiba-tiba membayangkan dada Dev yang sixpack

"Ah tidak-tidak. Apa yang aku pikirkan. Dasar otak mesum"

Aleen mencaci dirinya sendiri sambil menggelengkan kepala berkali-kali.

"Kenapa? Apa kamu baik-baik saja?"

"Ah ya! Aku sudah mengisi airnya. Kamu bisa langsung mandi setelah itu turun kebawah untuk makan. Aku akan menunggu disana".

Aleen menjelaskan pada Dev dengan cara bicara yang cepat karena gugup sebelum dia pergi dari hadapan Dev.

"Baiklah. Terima kasih".

Dev tersenyum melihat sikap Aleen.

"Sama-sama!".

Aleen menanggapi sambil berlalu pergi dari hadapan Dev dengan langkah kaki yang cepat, sedangkan Dev berjalan menuju kamar mandi.

"Aleen, Aleen, memalukan sekali. Bagaimana kamu bisa bersikap memalukan seperti itu dihadapan Dev, padahal kamu selalu bersikap baik dihadapan Angga. Dasar bodoh bodoh bodoh!".

Aleen yang merasa malu terus mencaci dirinya sendiri sambil memukul-mukul kepalanya.

"Ada apa Non? Apa Non baik-baik saja?"

Aleen kembali terkejut setelah dipergoki oleh pembantunya.

"Bibi... Mengagetkan saja", ujar Aleen sambil memegang dadanya sendiri.

"Maaf, Non. Bibi tidak bermaksud mengejutkan Non".

Bibi bicara dengan sangat lembut sambil tersenyum.

"Oh iya, Bi. Tolong bereskan barang-barangku dan pindahkan ke kamar Dev ya!"

Bibi menatap heran pada Aleen.

"Kenapa ... non pindah ke kamar Den Dev?"

Aleen menatap Bibi dan tersenyum sebelum dia berbisik.

"Aku dan Dev sudah menikah. Kami sudah resmi jadi suami istri"

Aleen menjelaskan lebih rinci pada pembantunya.

"Benarkah? Selamat ya Non. Semoga Nona dan tuan Dev bahagia selamanya"

Bibi mengucapkan selamat setelah Aleen menganggukkan kepala memberikan kepastian.

"Terima kasih banyak ya Bi. Tolong bantu bereskan ya Bi. Aku dan Dev akan makan dulu"

"Baik, Non. Tenang saja. Bibi akan bereskan semuanya dan menyimpannya langsung dikamar tuan Dev".

Bibi terlihat semangat menjalankan perintah dari Aleen.

"Kenapa sekarang Bibi memanggilnya tuan? Biasanya Bibi memanggilnya den Dev?"

Aleen bertanya dengan senyum lembut dibibirnya.

"Karena sekarang kita sudah menetap disini dan Bibi juga sudah bekerja dirumah ini, maka tuan Dev adalah majikan Bibi"

"Ya sudahlah terserah Bibi saja mau memanggilnya apa. Aku keruang makan dulu, mungkin sebentar lagi Dev selesai mandi"

"Baik, Non"

Aleen berjalan menuju ruang makan sementara Bibi ke kamar Aleen.

Tak berselang lama, Dev turun untuk makan malam. Aleen terus menatap Dev yang baru selesai mandi dengan rambut masih setengah basah. Dia terus menatapnya bahkan tanpa berkedip sekalipun.

"Ada apa denganmu? Kenapa terus menatapku?".

Dev bertanya setelah dia duduk di kursi sebelah Aleen

"Eh, ti-tidak, tidak papa".

Aleen tersadar panik mendengar suara Dev. Dia menjawab pertanyaan Dev dengan cepat sambil menggelengkan kepala.

"Besok kita akan makan malam dengan keluargaku. Jadi setelah pulang kerja, kita langsung kerumah utama saja".

Dev menjelaskan saat Aleen mengambilkan nasi untuknya.

"Apa ada sesuatu yang harus aku perhatikan?" tanya Aleen dengan sungguh-sungguh.

"Tidak ada. Cukup perhatikan aku saja".

Dev tersenyum tipis saat dia menanggapi Aleen. Ucapannya benar-benar membuat Aleen tersipu malu.

"Untuk apa aku memperhatikanmu?".

Aleen berusaha menanggapi dengan biasa saja meskipun terlihat kalau dia sedang salah tingkah.

Makan malam diantara mereka pun berlangsung tenang. Sesekali mereka melakukan percakapan biasa disela waktu makan. Setelah selesai, mereka berjalan menuju kamar Dev.

Terlihat Aleen sangat gugup saat ini. Tangannya berkeringat dan dia menjadi aga kaku.

"Apa kamu baik-baik saja?"

Dev bertanya dengan sikapnya yang tenang.

"Tidak. Aku tidak baik-baik aja. Aku angat gugup sekarang".

Aleen menanggapi dengan terus terang dan nada bicara yang sedikit menja.

"Aleen, aku memang memintamu untuk tidur denganku, tapi aku tidak akan melakukan hal yang macam-macam padamu sampai kamu memang siap untuk melakukannya denganku. Aku melakukan ini agar kita bisa semakin dekat dan tidak canggung lagi. Aku janji kalau aku tidak akan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan"

Aleen menatap Dev yang sedang menjelaskan tujuannya dengan seksama. Dia benar-benar memperhatikan setiap ucapan Dev.

"Benarkah?", tanya Aleen memastikan.

"Ya", ujar dengan anggukan kepala perlahan.

"Terima kasih Dev"

"Kalau begitu sekarang kita tidur"

Dev dan Aleen pun tidur diatas tempat tidur yang sama. Mereka benar-benar hanya tidur saja.

Terpopuler

Comments

Kamiem sag

Kamiem sag

manisnya perlakuan Dev pd Aleen
apa kabar Diana Angga bodoh itu

2024-03-13

1

Lilis Ilham

Lilis Ilham

semangat thor

2023-12-27

2

Ocha Ocha

Ocha Ocha

sampai dijelasin gitu tor klo emang mereka hanya tidur🤣🤣

2023-12-23

5

lihat semua
Episodes
1 Rencana Perjodohan Keluarga
2 Pesta Keluarga Sulistyo
3 Rencana Jahat Diana
4 Pengumuman Pertunangan
5 Putusnya Hubungan Aleena Dan Angga
6 Pertemuan Aleen Dan Dev
7 Harapan Aleena
8 Runtuhnya Kepercayaan
9 Pertemuan Dengan Fandy Handoko
10 Terungkapnya Kebenaran
11 Ajakan Menikah
12 Putusnya Hubungan Lama
13 Rumah Baru Dev
14 Bukankah Kamu Calon Istriku?
15 Shoping
16 Terkejutnya Ibu Dev
17 Awal Hubungan
18 Rencana Menikah
19 Hari Pernikahan Dev Dan Aleen
20 Tidur Bersama
21 Makan Siang Yang Manis Dari Dev
22 Peringatan Untuk Diana
23 Kepanikan Diana
24 Pertemuan Aleen Dan Keluarga Dev
25 Makan Malam Keluarga Dev
26 Percakapan Sebelum Tidur
27 Sarapan Pagi Bersama
28 Kunjungan Diana
29 Undangan Pesta Pertunangan Diana
30 Pertemuan Aleen Dan Citra
31 Kedatangan Citra Ke Kantor Aleen
32 Memilih Gaun
33 Pesta Pertunangan Diana Dan Angga
34 Pesta Pertunangan Diana Dan Angga Part 2
35 Pesta Pertunangan Yang Berantakan
36 Makan Malam Pinggir Jalan
37 Hadiah Kejutan Dari Dev
38 Permainan Opini Publik
39 Pertemuan Angga Dan Aleen
40 Rasa Percaya Diri Angga Yang Tinggi
41 Ungkapan Hati Aleen Pada Citra
42 Air Matamu Terlalu Berharga
43 Barang Yang Berasal Dari Sampah Harus Kembali Ke Tempat Sampah
44 Terkuaknya Hubungan Aleen Dan Dev
45 Pebisnis Gila Bucin Istri
46 Rencana Jahat Diana Dan Keluarganya
47 Undangan Makan Malam Diana
48 Tentang Barang Masa Kecil Aleen
49 Makan Malam Dengan Keluarga Diana
50 Upaya Diana Menggoda Dev
51 Hancurnya Keluarga Prasetyo
52 Terbukanya Hubungan Baru
53 Terungkapnya Identitas Aleena
54 Target Mainan Dev
55 Upaya Citra Mendekati Dev
56 Makan Siang Bersama
57 Hubungan Jarak Jauh
58 Kekesalan Dev
59 Krisis Perusahaan Angga
60 Aku Suka Jika Kamu Jahat Karena Aku
61 Akhir Untuk Diana
62 Tentang Masa Lalu Dev
63 Malam Pertama Aleen Dan Dev
64 Berakhirnya Keluarga Citra
65 Percakapan Aleen Dan Alex
66 Mengunjungi Rumah Lama Dev
67 Jalan-Jalan Ke Pantai
68 Perdebatan Dev Dan Ray
69 Rencana Pengembangan Yang Bocor
70 Demo Di Kota Tua
71 Penolakan Warga Kota Tua
72 Kunjungan Aleen Ke Desa
73 Hari Pertama Aleen Di Desa
74 Upaya Aleen Meyakinkan Genta
75 Cara Aleen Mengusir Fandy Handoko
76 Menyusun Rencana Pembangunan
77 Pergi Ke Kota Bersama Genta
78 Kedatangan Dev Ke Desa
79 Menuju Kehancuran Fandy
80 Kehancuran Fandy Handoko
81 Rencana Bisnis Dev Di Desa
82 Kembalinya Lidya Derisha
83 Kepulangan Dev Dan Aleen Ke Kota
84 Makan Siang Ray Dan Nina
85 Kegelisahan Dev
86 Hari Pertama Kembali Ke Kantor
87 Bingkisan Misterius Untuk Aleen
88 Teror Untuk Aleen
89 Menggunakan Kekuasaan Sang Ayah
90 Perselingkuhan Lidya
91 Rencana Pak Aditya
92 Ungkapan Cinta Dari Dev
93 Makan Siang Aleen Dan Dev
94 KDRT Dalam Rumah Tangga Lidya
95 Obsesi Lidya Pada Dev
96 Aleen Diculik
97 Upaya Dev Menyelamatkan Aleen
98 Upaya Dev Menyelamatkan Aleen 2
99 Penangkapan Lidya
100 Rencana Pak Aditya Menjatuhkan Dika
101 Kunjungan Ke Rumah Orang Tua Dev
102 Tamu Keluarga Dev
103 Pertemuan Aleen Dan Ayah Kandungnya
104 Cerita Pak Gustian
105 Kekhawatiran Dev
106 Tes DNA
107 Bagaimana Bisa Hubunganku Dan Dev Hanya Kekasih Padahal Kami Sudah Menikah?
108 Rumor Kantor
109 Aleen Hamil
110 Awal Mula Sikap Diluar Nalar Dev
111 Morning Sickness
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Rencana Perjodohan Keluarga
2
Pesta Keluarga Sulistyo
3
Rencana Jahat Diana
4
Pengumuman Pertunangan
5
Putusnya Hubungan Aleena Dan Angga
6
Pertemuan Aleen Dan Dev
7
Harapan Aleena
8
Runtuhnya Kepercayaan
9
Pertemuan Dengan Fandy Handoko
10
Terungkapnya Kebenaran
11
Ajakan Menikah
12
Putusnya Hubungan Lama
13
Rumah Baru Dev
14
Bukankah Kamu Calon Istriku?
15
Shoping
16
Terkejutnya Ibu Dev
17
Awal Hubungan
18
Rencana Menikah
19
Hari Pernikahan Dev Dan Aleen
20
Tidur Bersama
21
Makan Siang Yang Manis Dari Dev
22
Peringatan Untuk Diana
23
Kepanikan Diana
24
Pertemuan Aleen Dan Keluarga Dev
25
Makan Malam Keluarga Dev
26
Percakapan Sebelum Tidur
27
Sarapan Pagi Bersama
28
Kunjungan Diana
29
Undangan Pesta Pertunangan Diana
30
Pertemuan Aleen Dan Citra
31
Kedatangan Citra Ke Kantor Aleen
32
Memilih Gaun
33
Pesta Pertunangan Diana Dan Angga
34
Pesta Pertunangan Diana Dan Angga Part 2
35
Pesta Pertunangan Yang Berantakan
36
Makan Malam Pinggir Jalan
37
Hadiah Kejutan Dari Dev
38
Permainan Opini Publik
39
Pertemuan Angga Dan Aleen
40
Rasa Percaya Diri Angga Yang Tinggi
41
Ungkapan Hati Aleen Pada Citra
42
Air Matamu Terlalu Berharga
43
Barang Yang Berasal Dari Sampah Harus Kembali Ke Tempat Sampah
44
Terkuaknya Hubungan Aleen Dan Dev
45
Pebisnis Gila Bucin Istri
46
Rencana Jahat Diana Dan Keluarganya
47
Undangan Makan Malam Diana
48
Tentang Barang Masa Kecil Aleen
49
Makan Malam Dengan Keluarga Diana
50
Upaya Diana Menggoda Dev
51
Hancurnya Keluarga Prasetyo
52
Terbukanya Hubungan Baru
53
Terungkapnya Identitas Aleena
54
Target Mainan Dev
55
Upaya Citra Mendekati Dev
56
Makan Siang Bersama
57
Hubungan Jarak Jauh
58
Kekesalan Dev
59
Krisis Perusahaan Angga
60
Aku Suka Jika Kamu Jahat Karena Aku
61
Akhir Untuk Diana
62
Tentang Masa Lalu Dev
63
Malam Pertama Aleen Dan Dev
64
Berakhirnya Keluarga Citra
65
Percakapan Aleen Dan Alex
66
Mengunjungi Rumah Lama Dev
67
Jalan-Jalan Ke Pantai
68
Perdebatan Dev Dan Ray
69
Rencana Pengembangan Yang Bocor
70
Demo Di Kota Tua
71
Penolakan Warga Kota Tua
72
Kunjungan Aleen Ke Desa
73
Hari Pertama Aleen Di Desa
74
Upaya Aleen Meyakinkan Genta
75
Cara Aleen Mengusir Fandy Handoko
76
Menyusun Rencana Pembangunan
77
Pergi Ke Kota Bersama Genta
78
Kedatangan Dev Ke Desa
79
Menuju Kehancuran Fandy
80
Kehancuran Fandy Handoko
81
Rencana Bisnis Dev Di Desa
82
Kembalinya Lidya Derisha
83
Kepulangan Dev Dan Aleen Ke Kota
84
Makan Siang Ray Dan Nina
85
Kegelisahan Dev
86
Hari Pertama Kembali Ke Kantor
87
Bingkisan Misterius Untuk Aleen
88
Teror Untuk Aleen
89
Menggunakan Kekuasaan Sang Ayah
90
Perselingkuhan Lidya
91
Rencana Pak Aditya
92
Ungkapan Cinta Dari Dev
93
Makan Siang Aleen Dan Dev
94
KDRT Dalam Rumah Tangga Lidya
95
Obsesi Lidya Pada Dev
96
Aleen Diculik
97
Upaya Dev Menyelamatkan Aleen
98
Upaya Dev Menyelamatkan Aleen 2
99
Penangkapan Lidya
100
Rencana Pak Aditya Menjatuhkan Dika
101
Kunjungan Ke Rumah Orang Tua Dev
102
Tamu Keluarga Dev
103
Pertemuan Aleen Dan Ayah Kandungnya
104
Cerita Pak Gustian
105
Kekhawatiran Dev
106
Tes DNA
107
Bagaimana Bisa Hubunganku Dan Dev Hanya Kekasih Padahal Kami Sudah Menikah?
108
Rumor Kantor
109
Aleen Hamil
110
Awal Mula Sikap Diluar Nalar Dev
111
Morning Sickness

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!