Rumah Baru Dev

Aleen berjalan pergi meninggalkan rumah keluarga Prasetyo bersama Bibi pengasuhnya dan Dev. Dia mengabaikan pak Bastian yang sejak tadi berteriak memanggilnya.

"Mah, bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan? Aku tidak mau membatalkan pertunanganku dengan kak Angga"

Diana merengek pada sang ibu ketika melihat Aleena pergi, namun sang ibu tidak menanggapi. Angga pun tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya diam menatap kepergian Aleena

"Aleen, kenapa kamu tidak mengatakan apapun padaku? Selama ini kamu menganggapku apa sampai tidak pernah mengatakan situasimu padaku?"

Gumam Angga sambil menatap Aleena yang semakin menjauh.

...****************...

Dev memperlakukan Aleena dengan lembut. Bahkan dia membukakan pintu mobil untuk Aleen dan pembantunya saat mereka hendak meninggalkan rumah keluarga Prasetyo.

"Non, apa nona baik-baik saja? Ini pasti sangat sakit. Maafkan Bibi, karena selama ini Bibi tidak bisa menjaga Non Aleen dengan baik".

Bibi bicara dengan derai air mata dipinya. Tangannya terus saja memegangi tangan Aleen sambil terus mengusapnya dengan lembut.

"Bi, aku tidak papa. Apa Bibi baik-baik saja? Tadi kan Bibi juga dipukuli oleh papa".

Aleen bicara dengan raut wajah khawatir pada pengasuhnya.

"Bibi tidak papa Non, tapi... "

Bibi tidak melanjutkan kalimatnya dan menoleh pada Dev yang sedang mengemudikan mobil dengan ekspresi yang dingin.

"Dev, terima kasih karena kamu sudah menolongku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak datang. Mungkin… aku akan terus dipukuli papa sampai mati"

Aleena mengikuti pandangan bibi dan bicara pada Dev untuk berterima kasih.

"Sama-sama. Aku senang karena bisa membantumu"

"Untuk tawaran kamu yang tadi… aku tahu kalau kamu melakukan itu hanya untuk menolongku, jadi kamu tidak berkewajiban untuk benar-benar melakukannya"

Ckiiit

Aduh!

Dev menghentikan mobilnya mendadak setelah mendengar ucapan Aleen.

"Apa maksudmu aku tidak harus melakukannya? Aku sudah mengatakan dengan jelas kalau aku akan menikah denganmu, apa kamu pikir aku bercanda dengan tawaran itu?"

Dev menoleh dan menatap Aleen dengan sorot mata yang tajam. Tidak ada keraguan sedikitpun yang terlihat dari kedua matanya.

"Tidak. Bukan seperti itu. Aku hanya takut kalau kamu akan merasa terbebani jika harus menikah denganku. Kita ini belum lama kenal, bahkan kita baru bertenu 2 kali saja, bagaimana bisa kita langsung menikah".

Aleen bicara dengan sedikit ragu. Dia menundukkan kepala saat bicara dan tidak. berani menatap mata Dev secara langsung.

"Aleen, aku serius dengan ucapanku. Pantang bagiku untuk menarik kembali setiap kata yang pernah aku ucapkan".

Dev berusaha meyakinkan Aleena agar dia percaya dengan setiap kata yang diucapkannya.

Bibi yang ada disana hanya tersenyum memperhatikan interaksi antara Dev dan Aleen.

...****************...

Tak berselang lama mereka tiba disebuah rumah mewah dikawasan perumahan elit. Dev langsung memarkirkan mobilnya setelah satpam membukakan pintu gerbang untuknya.

"Dev, rumah siapa ini?",

Aleen bertanya padanya setelah mengingat kalau sebelumnya Dev bilang dia hanya seorang turis.

"Kita turun saja dulu", jawab Dev dengan sikap yang tenang.

Seseorang sudah menunggu didepan rumah dan langsung menghampiri Dev begitu dia turun dari mobil.

"Tuan muda, saya sudah membereskan semuanya seperti yang anda minta", ujar pria paruh baya itu dengan sikap hormat pada Dev.

"Terima kasih Pak Man".

Dev mengangguk dengan sikap yang tenang menanggapi ucapan pria itu.

"Leen, ini Pak Usman, dia yang merawat rumah ini sementara waktu karena aku belum memiliki pembantu disini. Nanti dia akan kembali kerumah orang tuaku setelah ada pembantu di rumah ini".

Dev memperkenalkan pelayannya pada Aleena.

"Den, kalau begitu biarkan Bibi saja yang mengurus rumah ini. Bibi sudah terbiasa dengan pekerjaan itu".

Pembantu Aleen menawarkan diri untuk merawat rumah Dev.

"Apa benar tidak papa kalau Bibi mengurus rumah ini?".

Dev sedikit ragu karena pembantu Aleen sudah cukup tua untuk merawat rumah besar miliknya.

"Bibi tidak papa Den".

"Baiklah jika Bibi tidak keberatan. Kalau begitu nanti aku akan cari seorang pembantu lagi untuk membantu Bibi mengurus rumah ini".

"Baik Den. Terima kasih".

"Justru saya yang berterima kasih karena Bibi mau ikut kemari dengan Aleen".

"Tuan muda, saya sudah menyeleksi beberapa orang untuk bekerja sebagai tukang kebun dan pembantu disini. Nanti akan saya tunjukkan profil mereka".

Pak Man ikut bicara setelah Dev selesai. bicara.

"Baiklah. Pak Man bisa kembali kerumah Papa setelah mengurus semuanya disini. Ingat untuk tidak mengatakan hal yang macam-macam pada mereka. Aku masih ingin menjaga gendang telingaku dengan baik".

Dev memperingatkan pak Man agar menjaga ucapannya didepan kedua orang tuanya.

Aleena mengerutkan dahi heran mendengar ucapan Dev

"Apa maksudnya masih ingin menjaga gendang telingaku? Apa bisa terjadi sesuatu yang berbahaya jika pak Man mengatakan sesuatu tentangku"

Aleen berpikir sendiri tanpa menanyakan secara langsung apa yang dia pikirkan pada Dev. Dia menoleh kesana kemari memperhatikan setiap sudut rumah.

"Ayo kita masuk kedalam. Aleen, ini rumahku. Aku belum lama membelinya jadi masih agak berantakan dan belum memiliki banyak barang. Jika kamu menginginkan sesuatu untuk ditaruh disini, maka kamu bisa mengatakannya secara langsung agar aku bisa menyiapkannya".

Dev sedikit memberikan penjelasan pada Aleen, namun Aleen kembali heran dengan apa yang dikatakan Dev. Dirumah ini terlihat kalau semuanya sudah lengkap.

"Dev, apa lagi yang kurang dari rumah ini?Sepertinya, semuanya sudah terisi dengan baik. Bahkan banyak barang pajangan yang berharga dan terlihat mahal", ujar Aleen sambil menoleh kesana kemari.

"Baguslah jika kamu merasa begitu. Jika menurutmu masih ada yang kurang, tinggal katakan saja. Karena mulai sekarang kamu akan tinggal disini, jadi aku ingin membuat dirimu nyaman".

"Baiklah. Aku mengerti"

Aleen menanggapi sambil tersipu malu.

"Ini sudah larut malam. Kalian istirahatlah. Pak Man, tolong tunjukkan kamar mereka dan siapkan kotak p3k. Bi, tolong bantu Aleen membersihkan luka-lukanya".

Dev memberikan instruksi dengan sikap yang ramah.

"Apa perlu saya panggilkan dokter". Pak Man menyela Dev mendengar Aleen terluka.

"Tidak perlu. Pak Man tidak perlu repot-repot". Aleen ikut menyela agar tidak memanggil dokter.

"Pak Man dengar sendiri kan?".

"Iya, tuan muda. Saya mengerti. Silahkan sebelah sini. Saya akan antar anda berdua ke kamar masing-masing"

Aleen mengangguk menanggapi tawaran pak Man. Dia dan bibi akhirny langsung mengikuti pak Man dari belakang.

Sementara itu Dev langsung mengeluarkan ponselnya dari saku celana setelah melihat Aleen pergi. Dia bergegas menghubungi Seseorang melalui telepon"

Tuut tuut tuut

Cukup lama Dev menunggu panggilan telepon tersebut diangkat.

"Halo, tuan Dev".

Terdengar suara seorang pemuda dari seberang telpon.

"Halo, Ray. Aku memiliki sesuatu untuk kamu cari tahu".

Dev langsung bicara tanpa basa-basi

"Silahkan katakan".

"Cari tahu semua informasi tentang keluarga Prasetyo. Aku tidak ingin ada satu hal pun yang terlewat dari keluarga itu. Kamu mengerti"

"Baik, Tuan. Saya akan laporkan semuanya ada anda"

Ray menyanggupi dengan patuh permintaan Dev. Dia adalah orang kepercayaan Dev dan selalu membantunya menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi Dev.

"Bagus. Aku akan membuat mereka semua membayar kembali apa yang sudah mereka lakukan pada Aleena selama ini!"

Terpopuler

Comments

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

good job dev

2024-03-26

1

Kamiem sag

Kamiem sag

Kevin keren

2024-03-13

0

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

saatnya bermain dengan keluarga Iblis . gak sabar mau melihat mereka menangis darah sambil bunuh satu sama lain karena telah mencari masalah sama Dev-Aleena

2024-01-14

0

lihat semua
Episodes
1 Rencana Perjodohan Keluarga
2 Pesta Keluarga Sulistyo
3 Rencana Jahat Diana
4 Pengumuman Pertunangan
5 Putusnya Hubungan Aleena Dan Angga
6 Pertemuan Aleen Dan Dev
7 Harapan Aleena
8 Runtuhnya Kepercayaan
9 Pertemuan Dengan Fandy Handoko
10 Terungkapnya Kebenaran
11 Ajakan Menikah
12 Putusnya Hubungan Lama
13 Rumah Baru Dev
14 Bukankah Kamu Calon Istriku?
15 Shoping
16 Terkejutnya Ibu Dev
17 Awal Hubungan
18 Rencana Menikah
19 Hari Pernikahan Dev Dan Aleen
20 Tidur Bersama
21 Makan Siang Yang Manis Dari Dev
22 Peringatan Untuk Diana
23 Kepanikan Diana
24 Pertemuan Aleen Dan Keluarga Dev
25 Makan Malam Keluarga Dev
26 Percakapan Sebelum Tidur
27 Sarapan Pagi Bersama
28 Kunjungan Diana
29 Undangan Pesta Pertunangan Diana
30 Pertemuan Aleen Dan Citra
31 Kedatangan Citra Ke Kantor Aleen
32 Memilih Gaun
33 Pesta Pertunangan Diana Dan Angga
34 Pesta Pertunangan Diana Dan Angga Part 2
35 Pesta Pertunangan Yang Berantakan
36 Makan Malam Pinggir Jalan
37 Hadiah Kejutan Dari Dev
38 Permainan Opini Publik
39 Pertemuan Angga Dan Aleen
40 Rasa Percaya Diri Angga Yang Tinggi
41 Ungkapan Hati Aleen Pada Citra
42 Air Matamu Terlalu Berharga
43 Barang Yang Berasal Dari Sampah Harus Kembali Ke Tempat Sampah
44 Terkuaknya Hubungan Aleen Dan Dev
45 Pebisnis Gila Bucin Istri
46 Rencana Jahat Diana Dan Keluarganya
47 Undangan Makan Malam Diana
48 Tentang Barang Masa Kecil Aleen
49 Makan Malam Dengan Keluarga Diana
50 Upaya Diana Menggoda Dev
51 Hancurnya Keluarga Prasetyo
52 Terbukanya Hubungan Baru
53 Terungkapnya Identitas Aleena
54 Target Mainan Dev
55 Upaya Citra Mendekati Dev
56 Makan Siang Bersama
57 Hubungan Jarak Jauh
58 Kekesalan Dev
59 Krisis Perusahaan Angga
60 Aku Suka Jika Kamu Jahat Karena Aku
61 Akhir Untuk Diana
62 Tentang Masa Lalu Dev
63 Malam Pertama Aleen Dan Dev
64 Berakhirnya Keluarga Citra
65 Percakapan Aleen Dan Alex
66 Mengunjungi Rumah Lama Dev
67 Jalan-Jalan Ke Pantai
68 Perdebatan Dev Dan Ray
69 Rencana Pengembangan Yang Bocor
70 Demo Di Kota Tua
71 Penolakan Warga Kota Tua
72 Kunjungan Aleen Ke Desa
73 Hari Pertama Aleen Di Desa
74 Upaya Aleen Meyakinkan Genta
75 Cara Aleen Mengusir Fandy Handoko
76 Menyusun Rencana Pembangunan
77 Pergi Ke Kota Bersama Genta
78 Kedatangan Dev Ke Desa
79 Menuju Kehancuran Fandy
80 Kehancuran Fandy Handoko
81 Rencana Bisnis Dev Di Desa
82 Kembalinya Lidya Derisha
83 Kepulangan Dev Dan Aleen Ke Kota
84 Makan Siang Ray Dan Nina
85 Kegelisahan Dev
86 Hari Pertama Kembali Ke Kantor
87 Bingkisan Misterius Untuk Aleen
88 Teror Untuk Aleen
89 Menggunakan Kekuasaan Sang Ayah
90 Perselingkuhan Lidya
91 Rencana Pak Aditya
92 Ungkapan Cinta Dari Dev
93 Makan Siang Aleen Dan Dev
94 KDRT Dalam Rumah Tangga Lidya
95 Obsesi Lidya Pada Dev
96 Aleen Diculik
97 Upaya Dev Menyelamatkan Aleen
98 Upaya Dev Menyelamatkan Aleen 2
99 Penangkapan Lidya
100 Rencana Pak Aditya Menjatuhkan Dika
101 Kunjungan Ke Rumah Orang Tua Dev
102 Tamu Keluarga Dev
103 Pertemuan Aleen Dan Ayah Kandungnya
104 Cerita Pak Gustian
105 Kekhawatiran Dev
106 Tes DNA
107 Bagaimana Bisa Hubunganku Dan Dev Hanya Kekasih Padahal Kami Sudah Menikah?
108 Rumor Kantor
109 Aleen Hamil
110 Awal Mula Sikap Diluar Nalar Dev
111 Morning Sickness
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Rencana Perjodohan Keluarga
2
Pesta Keluarga Sulistyo
3
Rencana Jahat Diana
4
Pengumuman Pertunangan
5
Putusnya Hubungan Aleena Dan Angga
6
Pertemuan Aleen Dan Dev
7
Harapan Aleena
8
Runtuhnya Kepercayaan
9
Pertemuan Dengan Fandy Handoko
10
Terungkapnya Kebenaran
11
Ajakan Menikah
12
Putusnya Hubungan Lama
13
Rumah Baru Dev
14
Bukankah Kamu Calon Istriku?
15
Shoping
16
Terkejutnya Ibu Dev
17
Awal Hubungan
18
Rencana Menikah
19
Hari Pernikahan Dev Dan Aleen
20
Tidur Bersama
21
Makan Siang Yang Manis Dari Dev
22
Peringatan Untuk Diana
23
Kepanikan Diana
24
Pertemuan Aleen Dan Keluarga Dev
25
Makan Malam Keluarga Dev
26
Percakapan Sebelum Tidur
27
Sarapan Pagi Bersama
28
Kunjungan Diana
29
Undangan Pesta Pertunangan Diana
30
Pertemuan Aleen Dan Citra
31
Kedatangan Citra Ke Kantor Aleen
32
Memilih Gaun
33
Pesta Pertunangan Diana Dan Angga
34
Pesta Pertunangan Diana Dan Angga Part 2
35
Pesta Pertunangan Yang Berantakan
36
Makan Malam Pinggir Jalan
37
Hadiah Kejutan Dari Dev
38
Permainan Opini Publik
39
Pertemuan Angga Dan Aleen
40
Rasa Percaya Diri Angga Yang Tinggi
41
Ungkapan Hati Aleen Pada Citra
42
Air Matamu Terlalu Berharga
43
Barang Yang Berasal Dari Sampah Harus Kembali Ke Tempat Sampah
44
Terkuaknya Hubungan Aleen Dan Dev
45
Pebisnis Gila Bucin Istri
46
Rencana Jahat Diana Dan Keluarganya
47
Undangan Makan Malam Diana
48
Tentang Barang Masa Kecil Aleen
49
Makan Malam Dengan Keluarga Diana
50
Upaya Diana Menggoda Dev
51
Hancurnya Keluarga Prasetyo
52
Terbukanya Hubungan Baru
53
Terungkapnya Identitas Aleena
54
Target Mainan Dev
55
Upaya Citra Mendekati Dev
56
Makan Siang Bersama
57
Hubungan Jarak Jauh
58
Kekesalan Dev
59
Krisis Perusahaan Angga
60
Aku Suka Jika Kamu Jahat Karena Aku
61
Akhir Untuk Diana
62
Tentang Masa Lalu Dev
63
Malam Pertama Aleen Dan Dev
64
Berakhirnya Keluarga Citra
65
Percakapan Aleen Dan Alex
66
Mengunjungi Rumah Lama Dev
67
Jalan-Jalan Ke Pantai
68
Perdebatan Dev Dan Ray
69
Rencana Pengembangan Yang Bocor
70
Demo Di Kota Tua
71
Penolakan Warga Kota Tua
72
Kunjungan Aleen Ke Desa
73
Hari Pertama Aleen Di Desa
74
Upaya Aleen Meyakinkan Genta
75
Cara Aleen Mengusir Fandy Handoko
76
Menyusun Rencana Pembangunan
77
Pergi Ke Kota Bersama Genta
78
Kedatangan Dev Ke Desa
79
Menuju Kehancuran Fandy
80
Kehancuran Fandy Handoko
81
Rencana Bisnis Dev Di Desa
82
Kembalinya Lidya Derisha
83
Kepulangan Dev Dan Aleen Ke Kota
84
Makan Siang Ray Dan Nina
85
Kegelisahan Dev
86
Hari Pertama Kembali Ke Kantor
87
Bingkisan Misterius Untuk Aleen
88
Teror Untuk Aleen
89
Menggunakan Kekuasaan Sang Ayah
90
Perselingkuhan Lidya
91
Rencana Pak Aditya
92
Ungkapan Cinta Dari Dev
93
Makan Siang Aleen Dan Dev
94
KDRT Dalam Rumah Tangga Lidya
95
Obsesi Lidya Pada Dev
96
Aleen Diculik
97
Upaya Dev Menyelamatkan Aleen
98
Upaya Dev Menyelamatkan Aleen 2
99
Penangkapan Lidya
100
Rencana Pak Aditya Menjatuhkan Dika
101
Kunjungan Ke Rumah Orang Tua Dev
102
Tamu Keluarga Dev
103
Pertemuan Aleen Dan Ayah Kandungnya
104
Cerita Pak Gustian
105
Kekhawatiran Dev
106
Tes DNA
107
Bagaimana Bisa Hubunganku Dan Dev Hanya Kekasih Padahal Kami Sudah Menikah?
108
Rumor Kantor
109
Aleen Hamil
110
Awal Mula Sikap Diluar Nalar Dev
111
Morning Sickness

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!