Putusnya Hubungan Aleena Dan Angga

Sementara itu disalah satu kamar hotel, Aleena terbaring ditempat tidur dengan gaun yang hampir terbuka dan ditutupi selimut saja. Perlahan dia sadar dan membuka matanya.

"Uuh … apa yang terjadi? Kenapa kepalaku terasa pusing dan berat ya?", gumam Aleena yang berusaha bangun sambil memegangi kepalanya.

"Kamu sudah sadar?".

Aleena berjingkut karena terkejut mendengar suara pria yang baru pertama kali dia dengar.

"Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan disini?", tanya Aleena dengan wajah panik.

"Bukankah seharusnya aku yang bertanya siapa kamu? Aku sudah memesan kamar hotel ini sebelumnya. Apa kamu bagian dari 'service hotel' ini?".

Pemuda itu bicara dengan sikap yang tenang dan penuh wibawa.

Dahi Aleena mengernyit heran mendengar pertanyaan pemuda dihadapannya.

"Apa maksudnya dengan bagian dari 'service hotel' ini? Kamu pikir aku wanita seperti apa hah! Eh? ".

Aleena tampak kesal saat dia bicara pada pemuda itu. Namun saat dia berusaha berdiri dan mendekati pria itu tiba-tiba kepalanya semakin pusing.

"Apa kamu seorang aktris? Kamu sengaja ingin mendapat perhatianku kan?".

Pemuda itu menggoda Aleena dengan sikap yang tenang dan senyum yang manis.

"Siapa juga yang berusaha menggodamu?". Aleena menanggapi dengan sikap sinis lalu berdiri tegap dihadapan pemuda itu.

"Ngomong-ngomong... Jam berapa sekarang?".

Sambung Aleena setelah melihat pakaian yang masih dia kenakan.

"Sekarang... Jam 9 malam".

"Apa? 9 malam? Berapa lama aku tertidur? Oh! Pestanya? Aah... Papa pasti akan marah padaku".

Aleena mulai panik setelah mendengar jam. Dia pun langsung merapikan gaun dan mengenakan sepatu miliknya sebelum pergi meninggalkan kamar pemuda itu.

"Kamu bilang pesta? Jika yang kamu maksud pesta diballroom hotel ini, itu sudah selesai. Tapi sepertinya masih ada beberapa tamu yang belum pergi".

Pemuda itu menanggapi dengan sikap yang tenang sambil terus memperhatikan Aleena yang kini sedang panik dan bersiap pergi.

"Benarkah?", tanya Aleena lagi memastikan.

"Kamu sangat panik ketika mengenai pesta, tapi apa kamu tidak panik karena berduaan dengan pria asing? Bahkan sampai tidur dikamar hotel bersama pria asing?", ujar pemuda itu lagi menggoda Aleena.

"Pakaianku masih utuh, dan tidak ada perubahan apapun padaku, jadi aku yakin kalau kita tidak melakukan apa-apa. Bahkan ketika aku tidur dihadapanmu, tidak ada sesuatu yang terjadi".

Aleena menanggapi pemuda itu dengan senyum ceria.

Senyum Aleena membuat pemuda itu terlena. Dia terus memperhatikannya tanpa mengalihkan pandangan.

"Aku harus pergi. Terima kasih sudah membiarkanku istirahat dikamarmu. Meskipun aku tidak tahu bagaimana caranya aku bisa tidur disini".

Aleena bicara sambil berlari keluar meninggalkan kamar hotel.

"Bagaimana dia bisa bersikap tenang saat situasi seperti ini?", gumam pemuda itu sambil tersenyum menatap bayangan Aleena yang telah keluar dari kamarnya.

...****************...

Diballroom hotel.

Sebagian tamu sudah mulai pergi dari tempat acara pesta. Masih ada beberapa tamu yang tersisa disana.

"Terima kasih sudah menyempatkan diri datang kemari".

Ayah Angga masih menanggapi tamu-tamu yang hendak pergi dari hotel sambil berjabat tangan dengan mereka.

Hah hah hah

Aleena terlihat terengah-engah setelah berlari sambil mengangkat bagian bawah gaunnya. Dia langsung mendekati keluarganya dan keluarga Angga yang sedang berkumpul bersama.

"Maaf, aku melewatkan pestanya. Bagaimana dengan pengumuman… "

Plak!

"Darimana saja kamu?! Bisa-bisanya kamu pergi meninggalkan pesta begitu saja!".

Belum selesai Aleena bicara, tamparan sang ayah sudah mendarat tepat dipipi sebelah kanannya hingga pipi Aleena yang sebelumnya putih kini terlihat memerah.

"Itu Pah. Tadi aku tidak sadar… "

Aleena hendak menjelaskan kepada sang ayah dengan kepala yang masih tertunduk karena takut. Pipinya masih terasa panas, namun Aleena menahannya.

"Tidak sadar apa?! Tidak sadar masuk ke kamar hotel bersama seorang pria! Iya?!".

Lagi-lagi ucapan Aleena dipotong sebelum selesai, namun kali ini bukan oleh sang ayah, melainkan oleh ibunya.

Mendengar kata-kata sang ibu, sontak membuat Aleena mengangkat kepala dan kembali ingin menjelaskan.

"Tidak, Mah. Aku tidak pergi bersama dengan pria. Tadi aku …".

"Aleen, tadi aku menunggumu lebih dari satu jam. Lalu aku mencarimu diantara kerumunan tamu pesta dan berkeliling hotel ini seperti orang gila. Tapi pada akhirnya bukan kamu yang aku temukan, melainkan kenyataan kalau kamu mempermainkan aku dibelakangku", ujar Angga yang mulai bicara dengan sikap yang dingin pada Aleena.

"Apa maksudmu? Aku tidak pernah mempermainkanmu".

Aleena bertanya dengan raut wajah yang terlihat bingung.

"Lihat ini! Kamu bilang tidak mempermainkanku?!".

Angga menunjukkan pada Aleena rekaman CCTV yang ada pada ponselnya.

Mata Aleena terbelalak melihat rekaman itu. Dia menggelengkan kepala sambil berusaha menjelaskan.

"Itu tidak seperti yang kamu lihat. Aku memang dibawa masuk ke kamar hotel, tapi saat itu aku sedang tidak sadar dan aku tidak kenal dengan laki-laki itu. Angga, percayalah padaku!".

"Kak Aleen, bagaimana bisa Kakak tidak sadar, sedangkan Kakak hanya minum jus saja dan bukan alkohol?".

Diana pun ikut bicara dan menyudutkan Aleen untuk mendapatkan perhatian semua orang.

"Memang aku tidak minum alkohol, tapi sepertinya ada yang mencampurkan sesuatu dalam minumanku".

Aleena berusaha keras menjelaskan apa yang terjadi padanya.

"Kita minum jenis minuman yang sama. Bahkan kita ada disana saat menerima minuman dari pelayan, bagaimana bisa kamu bilang ada seseorang yang mencampurkan sesuatu?".

"Angga, aku tidak berbohong. Saat aku ke toilet tiba-tiba kepalaku pusing dan aku tidak tahu lagi apa yang terjadi setelah itu!".

"Berhentilah membuat alasan! Mana mungkin kamu tidak tahu, sedangkan disini terlihat jelas kalau kamu bermesraan dengan pria lain!".

"Angga, aku tidak seperti itu! Tolong percaya padaku! Pah, Mah, Om, Tante!".

Aleena mulai putus asa menjelaskannya karena tidak ada satupun yang percaya padanya. Dia menatap semua orang agar mau percaya.

"Aleen, mulai sekarang … hubungan kita berakhir sampai disini".

Aleen terdiam sesaat karena terkejut mendengar ucapan Angga.

"Ga, kamu bercanda kan? Ini hanya salah paham saja. Aku tidak melakukan hal yang kamu katakan. Tolong percaya padaku! Apalagi kita akan mengumumkan pertunangan kita".

Mata Aleena mulai berkaca-kaca saat menatap Angga dan meminta kepastian darinya.

"Pertunangan kita tidak akan pernah terjadi, karena aku sudah mengumumkan akan bertunangan dengan Diana".

Lagi-lagi Aleena terkejut. Dia mematung mendengar ucapan Angga. Tangannya yang memegang Angga perlahan mulai terkulai lemas dengan tatapan mata yang kosong dan air mata yang mulai mengalir dipipinya.

"Apa? Bagaimana bisa? Kenapa kamu melakukan itu?".

Suara Aleena terdengar sedih. Ada banyak kepahitan dan rasa kecewa dalam nada bicaranya hingga siapapun yang mendengarnya pasti ikut merasa sakit.

"Aleen, jangan malah menyalahkan orang lain atas kesalahan yang kamu perbuat sendiri! Jika kamu tidak melakukan sesuatu yang memalukan, maka ini tidak akan terjadi. Aku malu karena sudah menjadi ayahmu, jadi hentikan omong kosongmu sekarang juga!".

Pak Bastian terlihat sangat marah pada Aleena. Bahkan dia tidak menahan diri meskipun berada didepan banyak orang.

Terpopuler

Comments

Kamiem sag

Kamiem sag

Thir aku nunggu sesalnya Angga bodoh dan gegabah ye

2024-03-13

0

Kamiem sag

Kamiem sag

salah Aleen juga sih kenapa gak jujur aja kalo pusing kan bisa diantar dan ditemani Angga ke satu ruangan ini kok malah ke toilet?? pelajaran ini buat para gadis atau siapapun juga buat kami emak2 utk menasehati anak gadisnya jika mengalami hal macan ni, makasih Thor tetap semangat

2024-03-13

0

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

nanti lihat saja gimana Aleena akan membuat kalian menyesal atas perbuatan kalian itu . kuharap kalian menangis darah

2024-01-13

0

lihat semua
Episodes
1 Rencana Perjodohan Keluarga
2 Pesta Keluarga Sulistyo
3 Rencana Jahat Diana
4 Pengumuman Pertunangan
5 Putusnya Hubungan Aleena Dan Angga
6 Pertemuan Aleen Dan Dev
7 Harapan Aleena
8 Runtuhnya Kepercayaan
9 Pertemuan Dengan Fandy Handoko
10 Terungkapnya Kebenaran
11 Ajakan Menikah
12 Putusnya Hubungan Lama
13 Rumah Baru Dev
14 Bukankah Kamu Calon Istriku?
15 Shoping
16 Terkejutnya Ibu Dev
17 Awal Hubungan
18 Rencana Menikah
19 Hari Pernikahan Dev Dan Aleen
20 Tidur Bersama
21 Makan Siang Yang Manis Dari Dev
22 Peringatan Untuk Diana
23 Kepanikan Diana
24 Pertemuan Aleen Dan Keluarga Dev
25 Makan Malam Keluarga Dev
26 Percakapan Sebelum Tidur
27 Sarapan Pagi Bersama
28 Kunjungan Diana
29 Undangan Pesta Pertunangan Diana
30 Pertemuan Aleen Dan Citra
31 Kedatangan Citra Ke Kantor Aleen
32 Memilih Gaun
33 Pesta Pertunangan Diana Dan Angga
34 Pesta Pertunangan Diana Dan Angga Part 2
35 Pesta Pertunangan Yang Berantakan
36 Makan Malam Pinggir Jalan
37 Hadiah Kejutan Dari Dev
38 Permainan Opini Publik
39 Pertemuan Angga Dan Aleen
40 Rasa Percaya Diri Angga Yang Tinggi
41 Ungkapan Hati Aleen Pada Citra
42 Air Matamu Terlalu Berharga
43 Barang Yang Berasal Dari Sampah Harus Kembali Ke Tempat Sampah
44 Terkuaknya Hubungan Aleen Dan Dev
45 Pebisnis Gila Bucin Istri
46 Rencana Jahat Diana Dan Keluarganya
47 Undangan Makan Malam Diana
48 Tentang Barang Masa Kecil Aleen
49 Makan Malam Dengan Keluarga Diana
50 Upaya Diana Menggoda Dev
51 Hancurnya Keluarga Prasetyo
52 Terbukanya Hubungan Baru
53 Terungkapnya Identitas Aleena
54 Target Mainan Dev
55 Upaya Citra Mendekati Dev
56 Makan Siang Bersama
57 Hubungan Jarak Jauh
58 Kekesalan Dev
59 Krisis Perusahaan Angga
60 Aku Suka Jika Kamu Jahat Karena Aku
61 Akhir Untuk Diana
62 Tentang Masa Lalu Dev
63 Malam Pertama Aleen Dan Dev
64 Berakhirnya Keluarga Citra
65 Percakapan Aleen Dan Alex
66 Mengunjungi Rumah Lama Dev
67 Jalan-Jalan Ke Pantai
68 Perdebatan Dev Dan Ray
69 Rencana Pengembangan Yang Bocor
70 Demo Di Kota Tua
71 Penolakan Warga Kota Tua
72 Kunjungan Aleen Ke Desa
73 Hari Pertama Aleen Di Desa
74 Upaya Aleen Meyakinkan Genta
75 Cara Aleen Mengusir Fandy Handoko
76 Menyusun Rencana Pembangunan
77 Pergi Ke Kota Bersama Genta
78 Kedatangan Dev Ke Desa
79 Menuju Kehancuran Fandy
80 Kehancuran Fandy Handoko
81 Rencana Bisnis Dev Di Desa
82 Kembalinya Lidya Derisha
83 Kepulangan Dev Dan Aleen Ke Kota
84 Makan Siang Ray Dan Nina
85 Kegelisahan Dev
86 Hari Pertama Kembali Ke Kantor
87 Bingkisan Misterius Untuk Aleen
88 Teror Untuk Aleen
89 Menggunakan Kekuasaan Sang Ayah
90 Perselingkuhan Lidya
91 Rencana Pak Aditya
92 Ungkapan Cinta Dari Dev
93 Makan Siang Aleen Dan Dev
94 KDRT Dalam Rumah Tangga Lidya
95 Obsesi Lidya Pada Dev
96 Aleen Diculik
97 Upaya Dev Menyelamatkan Aleen
98 Upaya Dev Menyelamatkan Aleen 2
99 Penangkapan Lidya
100 Rencana Pak Aditya Menjatuhkan Dika
101 Kunjungan Ke Rumah Orang Tua Dev
102 Tamu Keluarga Dev
103 Pertemuan Aleen Dan Ayah Kandungnya
104 Cerita Pak Gustian
105 Kekhawatiran Dev
106 Tes DNA
107 Bagaimana Bisa Hubunganku Dan Dev Hanya Kekasih Padahal Kami Sudah Menikah?
108 Rumor Kantor
109 Aleen Hamil
110 Awal Mula Sikap Diluar Nalar Dev
111 Morning Sickness
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Rencana Perjodohan Keluarga
2
Pesta Keluarga Sulistyo
3
Rencana Jahat Diana
4
Pengumuman Pertunangan
5
Putusnya Hubungan Aleena Dan Angga
6
Pertemuan Aleen Dan Dev
7
Harapan Aleena
8
Runtuhnya Kepercayaan
9
Pertemuan Dengan Fandy Handoko
10
Terungkapnya Kebenaran
11
Ajakan Menikah
12
Putusnya Hubungan Lama
13
Rumah Baru Dev
14
Bukankah Kamu Calon Istriku?
15
Shoping
16
Terkejutnya Ibu Dev
17
Awal Hubungan
18
Rencana Menikah
19
Hari Pernikahan Dev Dan Aleen
20
Tidur Bersama
21
Makan Siang Yang Manis Dari Dev
22
Peringatan Untuk Diana
23
Kepanikan Diana
24
Pertemuan Aleen Dan Keluarga Dev
25
Makan Malam Keluarga Dev
26
Percakapan Sebelum Tidur
27
Sarapan Pagi Bersama
28
Kunjungan Diana
29
Undangan Pesta Pertunangan Diana
30
Pertemuan Aleen Dan Citra
31
Kedatangan Citra Ke Kantor Aleen
32
Memilih Gaun
33
Pesta Pertunangan Diana Dan Angga
34
Pesta Pertunangan Diana Dan Angga Part 2
35
Pesta Pertunangan Yang Berantakan
36
Makan Malam Pinggir Jalan
37
Hadiah Kejutan Dari Dev
38
Permainan Opini Publik
39
Pertemuan Angga Dan Aleen
40
Rasa Percaya Diri Angga Yang Tinggi
41
Ungkapan Hati Aleen Pada Citra
42
Air Matamu Terlalu Berharga
43
Barang Yang Berasal Dari Sampah Harus Kembali Ke Tempat Sampah
44
Terkuaknya Hubungan Aleen Dan Dev
45
Pebisnis Gila Bucin Istri
46
Rencana Jahat Diana Dan Keluarganya
47
Undangan Makan Malam Diana
48
Tentang Barang Masa Kecil Aleen
49
Makan Malam Dengan Keluarga Diana
50
Upaya Diana Menggoda Dev
51
Hancurnya Keluarga Prasetyo
52
Terbukanya Hubungan Baru
53
Terungkapnya Identitas Aleena
54
Target Mainan Dev
55
Upaya Citra Mendekati Dev
56
Makan Siang Bersama
57
Hubungan Jarak Jauh
58
Kekesalan Dev
59
Krisis Perusahaan Angga
60
Aku Suka Jika Kamu Jahat Karena Aku
61
Akhir Untuk Diana
62
Tentang Masa Lalu Dev
63
Malam Pertama Aleen Dan Dev
64
Berakhirnya Keluarga Citra
65
Percakapan Aleen Dan Alex
66
Mengunjungi Rumah Lama Dev
67
Jalan-Jalan Ke Pantai
68
Perdebatan Dev Dan Ray
69
Rencana Pengembangan Yang Bocor
70
Demo Di Kota Tua
71
Penolakan Warga Kota Tua
72
Kunjungan Aleen Ke Desa
73
Hari Pertama Aleen Di Desa
74
Upaya Aleen Meyakinkan Genta
75
Cara Aleen Mengusir Fandy Handoko
76
Menyusun Rencana Pembangunan
77
Pergi Ke Kota Bersama Genta
78
Kedatangan Dev Ke Desa
79
Menuju Kehancuran Fandy
80
Kehancuran Fandy Handoko
81
Rencana Bisnis Dev Di Desa
82
Kembalinya Lidya Derisha
83
Kepulangan Dev Dan Aleen Ke Kota
84
Makan Siang Ray Dan Nina
85
Kegelisahan Dev
86
Hari Pertama Kembali Ke Kantor
87
Bingkisan Misterius Untuk Aleen
88
Teror Untuk Aleen
89
Menggunakan Kekuasaan Sang Ayah
90
Perselingkuhan Lidya
91
Rencana Pak Aditya
92
Ungkapan Cinta Dari Dev
93
Makan Siang Aleen Dan Dev
94
KDRT Dalam Rumah Tangga Lidya
95
Obsesi Lidya Pada Dev
96
Aleen Diculik
97
Upaya Dev Menyelamatkan Aleen
98
Upaya Dev Menyelamatkan Aleen 2
99
Penangkapan Lidya
100
Rencana Pak Aditya Menjatuhkan Dika
101
Kunjungan Ke Rumah Orang Tua Dev
102
Tamu Keluarga Dev
103
Pertemuan Aleen Dan Ayah Kandungnya
104
Cerita Pak Gustian
105
Kekhawatiran Dev
106
Tes DNA
107
Bagaimana Bisa Hubunganku Dan Dev Hanya Kekasih Padahal Kami Sudah Menikah?
108
Rumor Kantor
109
Aleen Hamil
110
Awal Mula Sikap Diluar Nalar Dev
111
Morning Sickness

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!