Awal Hubungan

Aleena sangat terkejut dengan apa yang Dev katakan.

"Dev, maksudmu... kamu membeli semua ini untukku?"

Aleena bertanya untuk memastikan pada Dev.

"Tentu saja. Jika bukan untukmu, memangnya untuk siapa lagi?", jawab Dev dengan acuh tak acuh

"Hah... Dev, ini terlalu berlebihan. Kamu tidak perlu membelikan semua barang ini untukku. Kamu hanya perlu membelikan secukupnya saja. Bagaimana aku bisa memakai semuanya? Lagipula, kita masih belum resmi menikah, jadi tidak perlu terlalu berlebihan untukku".

Aleen menghela napas panjang dan berusaha menjelaskan maksudnya pada Dev.

"Aleen, tidak aku pungkiri kalau banyak gadis yang mama jodohkan denganku. Selain itu banyak juga yang berusaha mendekatiku secara pribadi. Tapi aku sendiri belum pernah dekat dengan seorang gadis sebelumnya. Aku ingin menjalin hubungan resmi denganmu, jadi cukup terima saja".

Dev menjelaskan dengan lembut sambil memegangi tangan Aleen.

"Dev, aku tahu kamu bermaksud baik tapi… kamu tahu kan kalau aku baru saja putus dengan Angga, jadi …"

"Kamu tidak perlu khawatir tentang itu. Aku tidak akan memaksakan perasaanmu. Lagipula kita belum lama kenal, jadi kita bisa saling mengenal dulu satu sama lain. Anggap saja sekarang ini merupakan masa pendekatan kita"

"Iya. Terima kasih Dev"

...****************...

Sementara itu dirumah keluarga Prasetyo.

"Pah, apa yang akan kita lakukan sekarang? Aleen benar-benar pergi. Kita tidak bisa lagi menjalin hubungan dengan keluarga Handoko".

Bu Dona mengeluh pada sang suami mengenai rencana mereka yang gagal.

"Papa juga tidak tahu. Kita tidak mungkin memaksanya untuk tetap menikah dengan Fandy. Kita juga tidak bisa membatalkan rencana pertunangan Diana dan Angga. Mau tidak mau kita harus membatalkan rencana perjodohan ini. Jika saja Aleena tidak membuat ulah maka kita tidak akan kerepotan seperti sekarang".

Pak Bastian bicara dengan sikap yang dingin, dia mengepalkan sebelah tangannya menahan rasa amarah.

"Sudahlah Pah. Semuanya sudah terjadi, toh kita tidak bisa lagi melakukan apapun untuk memperbaiki semuanya. Yang harus kita lakukan sekarang adalah mencari cara supaya kita tetap bisa menjalin hubungan baik dengan keluarga Handoko".

Pak Bastian mengangguk-anggukkan kepala menyetujui ucapan sang istri.

"Mama benar. Sebaiknya aku menghubungi Fandy dan menjelaskan permasalahannya. Kuharap mereka bisa mengerti dan tetap mah berhubungan baik dengan kita".

"Ya semoga saja"

"Pah, Mah, aku pulang".

Pak Bastian dan Dona menoleh secara bersamaan begitu mendengar suara putri tersayang mereka.

"Kamu sudah pulang, sayang?".

"Euh"

Diana menganggukkan kepala menanggapi sapaan sang ibu, kemudian dia langsung duduk didekat orang tuanya.

"Apa yang sedang Papa dan Mama bicarakan? Sepertinya sangat serius sekali?", ujar Diana yang tetap bersikap manja dan polos.

"Kami sedang membicarakan masalah dengan Fandy Handoko. Sekarang kita tidak bisa melanjutkan perjodohan dengan keluarga itu karena Aleen telah keluar dari rumah ini. Papa kira, Papa harus berkunjung ke kediaman mereka dan menjelaskan semua yang terjadi pada mereka".

Pak Bastian menjelaskan langkah apa yang akan dia lakukan untuk meminta maaf pada keluarga Handoko.

"Eh, apa Papa dan Mama tahu siapa yang tadi aku temui di butik?".

Diana dengan sengaja membuat ayah dan ibunya penasaran dengan siapa orang yang dia temui sebelumnya.

"Memangnya siapa yang sudah kamu temui itu? Apa kami juga kenal dengannya?".

Bu Dona bertanya dengan senyum lembut dipipinya menanggapi ucapan Diana.

"Kak Aleena. Tadi aku dan Kak Angga tidak sengaja bertemu dengannya saat berada butik. Dia sedang berbelanja bersama pmuda tidak jelas itu, kalau tidak salah namanya … Dev, ya namanya Dev".

Diana bercerita dengan senyum ceria. Entah apa yang membuatnya merasa senang, senyumnya terlihat sangat bahagia.

"Benarkah? Apa dia bersenang-senang setelah keluar dari rumah ini?"

Pak Bastian bertanya dengan raut wajah yang muram.

"Entahlah, tapi kemarin kak Aleen bilang dia hanya membeli beberapa keperluan karena tidak membawa pakaian apapun saat meninggalkan rumah ini".

Diana menjelaskan pada kedua orang tuanya apa yang dilakukan Aleen.

"Tapi Pah, Mah apa menurut kalian pria yang bersama kak Aleen itu orang kaya? Penampilannya terlihat biasa saja tapi kak Aleen malah terlihat mengunjungi butik mewah".

Diana dengan sengaja berpendapat buruk tentang Dev, agar kedua orang tuanya juga memiliki pemikiran yang sama.

"Aleen mengunjungi butik mewah? Bukannya selama ini dia tidak pernah peduli dengan barang-barang branded? Apa kali ini dia sengaja memanfaatkan pria itu? Atau mungkin sebaliknya, Aleena yang sudah dimanfaatkan oleh pria itu?".

Bu Dona mengernyitkan dahi heran dengan apa yang dilakukan Aleen dan berasumsi tentang hubungannya dengan Dev.

"Mungkin saja. Kita tahu sendiri kalau selama ini Aleena selalu menuruti keinginan kita. Apa mungkin dia mulai membantah setelah dihasut oleh pemuda kurang ajar itu?"

Pak Bastian pun mulai mengeluarkan pendapatnya sendiri.

"Lalu, apa yang akan Papa lakukan? Bukannya kita hanya perlu membiarkannya saja? Sekarang kak Aleena telah meninggalkan rumah ini. Dia sudah bukan lagi bagian dari keluarga kita".

Diana menanggapi sang ayah dengan sikap acuh tak acuh.

"Jika masih ada kemungkinan membuatnya kembali kerumah ini, kenapa tidak? Toh kita masih bisa memintanya menikah dengan Fandy".

Pak Bastian bicara dengan seringai tipis dan mata mendelik pada Diana. Sampai akhir pun dia berusaha memanfaatkan Aleena.

"Papa benar. Fandy Handoko lebih menguntungkan daripada pemuda yang tidak jelas asal usulnya itu".

Diana pun setuju dengan apa yang dikatakan sang ayah.

...****************...

Keesokan harinya dirumah Dev.

Aleena hendak sarapan sebelum dia pergi ke kantor. Dev sudah tiba lebih dulu di meja makan dengan setelan jas yang rapih karena akan mulai bekerja hari ini. Dev menunggu Aleena sambil membaca dokumen pada tablet kerjanya.

Aleen yang baru turun dari tangga terpaku menatap Dev yang berbeda dari biasanya. Dia terlihat sangat tampan dan penuh kharisma. Rambut hitam klimis yang disisir rapih. Setelan jas mewah dengan body slim yang lengkap dengan dasinya membuat Dev terlihat berwibawa.

'Selamat pagi"

Aleen menyapa dengan ragu. Suaranya membuat Dev mengalihkan perhatiannya dari tablet.

"Selamat pagi. Ayo kita sarapan! Bibi sudah menyiapkannya", ujar Dev yang telah meletakkan tablet dan langsung berdiri lalu menarik kursi untuk Aleen duduk

"Terima kasih", jawab Aleen setelah Dev membantu menarik kursinya.

"Dev, apa kamu mulai bekerja hari ini?", sambung Aleen membuka pembicaraan diantara mereka.

"Ya, aku akan datang ke perusahaan hari ini. Waktu bersantaiku sudah habis, sekarang aku akan mulai sibuk dengan pekerjaan".

Dev menanggapi pertanyaan Aleena dengan senyum yang ramah.

"Tetap saja kamu tidak boleh terlalu sibuk sampai lupa istirahat. Kamu juga harus menjaga kesehatanmu".

Aleen mengingatkan Dev agar menjaga kesehatannya.

"Ya, tentu saja aku akan melakukan itu. Terima kasih atas perhatianmu".

Aleen mengangguk lalu mereka mulai sarapan.

"Apa sudah selesai? Ayo berangkat!".

Dev mengajak Aleen pergi setelah melihatnya menyelesaikan sarapannya.

"Ya, ayo. Apa kamu akan mengantarku? Apa tidak akan terlambat? Jika memang beda arah. aku bisa pergi sendiri"

Aleen langsung bicara pada Dev tanpa menanyakan terlebih dahulu dimana tempat kerja Dev.

"Tidak akan terlambat. Jadi kita bisa pergi bersama".

Dev menanggapi dengan lembut.

"Baiklah. Bi, aku berangkat ya"

Aleen pamit pada pembantunya setelah dia bicara pada Dev.

"Ya, hati-hati Non, Den"

Setelah mendapat tanggapan dari pembantunya barulah Aleen dan Dev bergegas pergi.

Seperti biasanya, Dev tidak membiarkan Aleen membuka pintu mobil sendiri. Dia akan membukakan pintu untuk Aleen.

"Terima kasih"

Dev mulai memacu mobilnya menuju kantor. Sesekali mereka berbincang saat berkendara. Tanpa terasa mereka pun tiba. Dev memarkirkan mobil mewahnya disalah satu sudut dan membantu Aleen untuk turun lebih dulu.

"Kalau begitu aku pergi dulu. sampai jumpa nanti".

Aleen langsung pergi dan melambaikan tangan pada Dev. Dia benar-benar tidak bertanya dimana tempat kerja Dev.

Haah… Dia langsung pergi begitu saja

Gumam Dev menatap punggung Aleen yang semakin menjauh

Terpopuler

Comments

Niwayan Padmini

Niwayan Padmini

fillingku mengatakan Dev atasannya Aleena,, wahhh seruuuu

2024-04-01

0

Kamiem sag

Kamiem sag

org jahat pantasnya bersama org yg sama, satu server, satu arah seperti Diana dan Angga

2024-03-13

0

Kamiem sag

Kamiem sag

Aleen Dev benar2 baik, orgbaik bertemu dgn org baik, meski baik dan bodoh seringkali gak ada bedanya

2024-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 Rencana Perjodohan Keluarga
2 Pesta Keluarga Sulistyo
3 Rencana Jahat Diana
4 Pengumuman Pertunangan
5 Putusnya Hubungan Aleena Dan Angga
6 Pertemuan Aleen Dan Dev
7 Harapan Aleena
8 Runtuhnya Kepercayaan
9 Pertemuan Dengan Fandy Handoko
10 Terungkapnya Kebenaran
11 Ajakan Menikah
12 Putusnya Hubungan Lama
13 Rumah Baru Dev
14 Bukankah Kamu Calon Istriku?
15 Shoping
16 Terkejutnya Ibu Dev
17 Awal Hubungan
18 Rencana Menikah
19 Hari Pernikahan Dev Dan Aleen
20 Tidur Bersama
21 Makan Siang Yang Manis Dari Dev
22 Peringatan Untuk Diana
23 Kepanikan Diana
24 Pertemuan Aleen Dan Keluarga Dev
25 Makan Malam Keluarga Dev
26 Percakapan Sebelum Tidur
27 Sarapan Pagi Bersama
28 Kunjungan Diana
29 Undangan Pesta Pertunangan Diana
30 Pertemuan Aleen Dan Citra
31 Kedatangan Citra Ke Kantor Aleen
32 Memilih Gaun
33 Pesta Pertunangan Diana Dan Angga
34 Pesta Pertunangan Diana Dan Angga Part 2
35 Pesta Pertunangan Yang Berantakan
36 Makan Malam Pinggir Jalan
37 Hadiah Kejutan Dari Dev
38 Permainan Opini Publik
39 Pertemuan Angga Dan Aleen
40 Rasa Percaya Diri Angga Yang Tinggi
41 Ungkapan Hati Aleen Pada Citra
42 Air Matamu Terlalu Berharga
43 Barang Yang Berasal Dari Sampah Harus Kembali Ke Tempat Sampah
44 Terkuaknya Hubungan Aleen Dan Dev
45 Pebisnis Gila Bucin Istri
46 Rencana Jahat Diana Dan Keluarganya
47 Undangan Makan Malam Diana
48 Tentang Barang Masa Kecil Aleen
49 Makan Malam Dengan Keluarga Diana
50 Upaya Diana Menggoda Dev
51 Hancurnya Keluarga Prasetyo
52 Terbukanya Hubungan Baru
53 Terungkapnya Identitas Aleena
54 Target Mainan Dev
55 Upaya Citra Mendekati Dev
56 Makan Siang Bersama
57 Hubungan Jarak Jauh
58 Kekesalan Dev
59 Krisis Perusahaan Angga
60 Aku Suka Jika Kamu Jahat Karena Aku
61 Akhir Untuk Diana
62 Tentang Masa Lalu Dev
63 Malam Pertama Aleen Dan Dev
64 Berakhirnya Keluarga Citra
65 Percakapan Aleen Dan Alex
66 Mengunjungi Rumah Lama Dev
67 Jalan-Jalan Ke Pantai
68 Perdebatan Dev Dan Ray
69 Rencana Pengembangan Yang Bocor
70 Demo Di Kota Tua
71 Penolakan Warga Kota Tua
72 Kunjungan Aleen Ke Desa
73 Hari Pertama Aleen Di Desa
74 Upaya Aleen Meyakinkan Genta
75 Cara Aleen Mengusir Fandy Handoko
76 Menyusun Rencana Pembangunan
77 Pergi Ke Kota Bersama Genta
78 Kedatangan Dev Ke Desa
79 Menuju Kehancuran Fandy
80 Kehancuran Fandy Handoko
81 Rencana Bisnis Dev Di Desa
82 Kembalinya Lidya Derisha
83 Kepulangan Dev Dan Aleen Ke Kota
84 Makan Siang Ray Dan Nina
85 Kegelisahan Dev
86 Hari Pertama Kembali Ke Kantor
87 Bingkisan Misterius Untuk Aleen
88 Teror Untuk Aleen
89 Menggunakan Kekuasaan Sang Ayah
90 Perselingkuhan Lidya
91 Rencana Pak Aditya
92 Ungkapan Cinta Dari Dev
93 Makan Siang Aleen Dan Dev
94 KDRT Dalam Rumah Tangga Lidya
95 Obsesi Lidya Pada Dev
96 Aleen Diculik
97 Upaya Dev Menyelamatkan Aleen
98 Upaya Dev Menyelamatkan Aleen 2
99 Penangkapan Lidya
100 Rencana Pak Aditya Menjatuhkan Dika
101 Kunjungan Ke Rumah Orang Tua Dev
102 Tamu Keluarga Dev
103 Pertemuan Aleen Dan Ayah Kandungnya
104 Cerita Pak Gustian
105 Kekhawatiran Dev
106 Tes DNA
107 Bagaimana Bisa Hubunganku Dan Dev Hanya Kekasih Padahal Kami Sudah Menikah?
108 Rumor Kantor
109 Aleen Hamil
110 Awal Mula Sikap Diluar Nalar Dev
111 Morning Sickness
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Rencana Perjodohan Keluarga
2
Pesta Keluarga Sulistyo
3
Rencana Jahat Diana
4
Pengumuman Pertunangan
5
Putusnya Hubungan Aleena Dan Angga
6
Pertemuan Aleen Dan Dev
7
Harapan Aleena
8
Runtuhnya Kepercayaan
9
Pertemuan Dengan Fandy Handoko
10
Terungkapnya Kebenaran
11
Ajakan Menikah
12
Putusnya Hubungan Lama
13
Rumah Baru Dev
14
Bukankah Kamu Calon Istriku?
15
Shoping
16
Terkejutnya Ibu Dev
17
Awal Hubungan
18
Rencana Menikah
19
Hari Pernikahan Dev Dan Aleen
20
Tidur Bersama
21
Makan Siang Yang Manis Dari Dev
22
Peringatan Untuk Diana
23
Kepanikan Diana
24
Pertemuan Aleen Dan Keluarga Dev
25
Makan Malam Keluarga Dev
26
Percakapan Sebelum Tidur
27
Sarapan Pagi Bersama
28
Kunjungan Diana
29
Undangan Pesta Pertunangan Diana
30
Pertemuan Aleen Dan Citra
31
Kedatangan Citra Ke Kantor Aleen
32
Memilih Gaun
33
Pesta Pertunangan Diana Dan Angga
34
Pesta Pertunangan Diana Dan Angga Part 2
35
Pesta Pertunangan Yang Berantakan
36
Makan Malam Pinggir Jalan
37
Hadiah Kejutan Dari Dev
38
Permainan Opini Publik
39
Pertemuan Angga Dan Aleen
40
Rasa Percaya Diri Angga Yang Tinggi
41
Ungkapan Hati Aleen Pada Citra
42
Air Matamu Terlalu Berharga
43
Barang Yang Berasal Dari Sampah Harus Kembali Ke Tempat Sampah
44
Terkuaknya Hubungan Aleen Dan Dev
45
Pebisnis Gila Bucin Istri
46
Rencana Jahat Diana Dan Keluarganya
47
Undangan Makan Malam Diana
48
Tentang Barang Masa Kecil Aleen
49
Makan Malam Dengan Keluarga Diana
50
Upaya Diana Menggoda Dev
51
Hancurnya Keluarga Prasetyo
52
Terbukanya Hubungan Baru
53
Terungkapnya Identitas Aleena
54
Target Mainan Dev
55
Upaya Citra Mendekati Dev
56
Makan Siang Bersama
57
Hubungan Jarak Jauh
58
Kekesalan Dev
59
Krisis Perusahaan Angga
60
Aku Suka Jika Kamu Jahat Karena Aku
61
Akhir Untuk Diana
62
Tentang Masa Lalu Dev
63
Malam Pertama Aleen Dan Dev
64
Berakhirnya Keluarga Citra
65
Percakapan Aleen Dan Alex
66
Mengunjungi Rumah Lama Dev
67
Jalan-Jalan Ke Pantai
68
Perdebatan Dev Dan Ray
69
Rencana Pengembangan Yang Bocor
70
Demo Di Kota Tua
71
Penolakan Warga Kota Tua
72
Kunjungan Aleen Ke Desa
73
Hari Pertama Aleen Di Desa
74
Upaya Aleen Meyakinkan Genta
75
Cara Aleen Mengusir Fandy Handoko
76
Menyusun Rencana Pembangunan
77
Pergi Ke Kota Bersama Genta
78
Kedatangan Dev Ke Desa
79
Menuju Kehancuran Fandy
80
Kehancuran Fandy Handoko
81
Rencana Bisnis Dev Di Desa
82
Kembalinya Lidya Derisha
83
Kepulangan Dev Dan Aleen Ke Kota
84
Makan Siang Ray Dan Nina
85
Kegelisahan Dev
86
Hari Pertama Kembali Ke Kantor
87
Bingkisan Misterius Untuk Aleen
88
Teror Untuk Aleen
89
Menggunakan Kekuasaan Sang Ayah
90
Perselingkuhan Lidya
91
Rencana Pak Aditya
92
Ungkapan Cinta Dari Dev
93
Makan Siang Aleen Dan Dev
94
KDRT Dalam Rumah Tangga Lidya
95
Obsesi Lidya Pada Dev
96
Aleen Diculik
97
Upaya Dev Menyelamatkan Aleen
98
Upaya Dev Menyelamatkan Aleen 2
99
Penangkapan Lidya
100
Rencana Pak Aditya Menjatuhkan Dika
101
Kunjungan Ke Rumah Orang Tua Dev
102
Tamu Keluarga Dev
103
Pertemuan Aleen Dan Ayah Kandungnya
104
Cerita Pak Gustian
105
Kekhawatiran Dev
106
Tes DNA
107
Bagaimana Bisa Hubunganku Dan Dev Hanya Kekasih Padahal Kami Sudah Menikah?
108
Rumor Kantor
109
Aleen Hamil
110
Awal Mula Sikap Diluar Nalar Dev
111
Morning Sickness

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!