Rencana Menikah

Kantor Aleen sedang disibukkan dengan rencana kedatangan direktur baru pindahan dari cabang luar negeri hari ini. Semua orang terlihat sibuk dengan tugas mereka masing-masing.

"Selamat pagi bu Aleen"

"Selamat pagi"

"Selamat pagi Bu Aleen"

"Selamat pagi"

Aleen menanggapi sapaan karyawan lain sambil tersenyum tipis. Dia adalah seorang manajer perencanaan, jadi karyawan lain menyapanya dengan sopan.

"Selamat pagi Bu Aleen"

"Selamat pagi Pak Ray. Apakah anda sedang menunggu direktur baru kita?"

Aleen bertanya pada Ray setelah mereka saling menyapa satu sama lain.

"Benar. Nanti kita akan menyambut beliau disini. Mungkin sebentar lagi beliau tiba disini", ujar Ray menjelaskan pada Aleen.

"Oh, baiklah".

Aleen pun ikut bergabung dengan Ray dan juga para petinggi lain diperusahaan untuk menyambut kedatangan direktur baru mereka.

Tak berselang lama terlihat seorang pria tampan berjalan melewati pintu masuk kantor. Dia terlihat gagah dan penuh wibawa saat berjalan.

Aleen memicingkan mata melihat sosok pria yang berjalan masuk ke kantornya itu. Dahinya berkerut hingga kedua alisnya hampir menyatu karena tak percaya dengan apa yang sedang dia lihat.

"Dev, kenapa dia malah kesini? Apa ada barangku yang ketinggalan di mobil?", pikir Aleen melihat Dev didepannya.

Saat Aleen sibuk dengan pikirannya sendiri, Ray berjalan menghampiri Dev.

"Selamat datang, Pak. Semua sudah menunggu anda disini. Silahkan ke sebelah sini"

Ray menyapa Dev dengan sopan lalu menunjuk pada beberapa petinggi perusahaan yang ada bersamanya. Mulai dari kepala bagian hingga manajer diperusahaan. Setelah itu dia membimbing Dev menuju ruang meeting untuk melakukan perkenalan dengan mereka secara pribadi sekaligus sedikit menjelaskan tentang kondisi perusahaan.

Semua berjalan dibelakang Dev termasuk Aleena yang saat ini masih terkejut dan tak percaya dengan jabatan calon suaminya itu. Dia terus menatap Dev yang berjalan didepannya.

"Kenapa dia tidak mengatakan apapun padaku? Harusnya kan dia bilang kalau dia adalah direktur baru diperusahaan tempatku bekerja. Apa salahnya mengatakan semuanya dari awal? Apa jangan-jangan dia sengaja mendekatiku dari awal?"

Saat pikiran Aleen dipenuhi dengan berbagai pertanyaan tentang Dev, terdengar beberapa karyawan lain sedang membicarakan tentangnya.

"Apakah itu direktur baru kita? Ternyata dia masih muda dan tampan"

"Benar. Kudengar dia masuk daftar pengusaha muda berbakat diluar negeri. Dia juga beberapa kali menjadi topik pembicaraan dalam majalah ekonomi disana"

Aleen semakin terkejut mendengar sedikit profil tentang Dev yang justru dia sendiri tidak tahu.

"Haah... Ternyata dia bukan pria biasa. Pantas saja dia bisa membelikanku banyak barang mewah. Sekarang aku merasa rendah diri jika harus bersanding dengan pria luar biasa seperti dia. Apa aku pantas untuknya?"

Saat batin Aleen masih bergelut melawan pikirannya sendiri. Tak terasa semua tiba diruang konferensi, dimana ruangannya lebih besar dengan kapasitas peserta juga lebih banyak dibanding ruang rapat yang lain.

Karena Aleen juga memiliki jabatan diperusahaan ini, maka tempat duduknya tidak terlalu jauh dari Dev, jadi Dev masih sempat mencuri pandang saat mendengarkan karyawan lain memperkenalkan diri mereka.

Tiba saatnya sekarang giliran Aleen yang memperkenalkan diri. Dia terlihat menarik napas panjang sebelum mulai memperkenalkan diri.

"Heuuup... haah … Selamat pagi semuanya. Perkenalkan nama saya Aleena Salmaira. Saya sudah bekerja diperusahaan ini selama hampir 7 tahun. Sekarang ini saya menjabat sebagai manajer perencanaan. Terima kasih".

Seperti halnya orang lain, Aleena menjelaskan sedikit tentang dirinya saat memperkenalkan diri kepada Dev.

Rapat pun selesai setelah semua memperkenalkan diri masing-masing kepada Dev. Semua mulai meninggalkan ruangan dan kembali ke tempat kerja mereka masing-masing.

"Bu Aleena, Pak Dev meminta anda pergi keruangannya sekarang".

Ray meminta Aleena keruangan Dev dengan sopan saat semua orang telah kembali ke ruangan mereka masing-masing.

"Ya, terima kasih".

Aleena pun menuruti permintaan Dev dan langsung pergi ke ruangannya.

Tok tok tok

"Masuk!"

Aleena langsung masuk setelah mendapatkan izin. Begitu dia membuka pintu terlihat Dev yang sedang duduk di kursi kerjanya dengan jas yang dilepas dan hanya mengenakan setelah kemejanya saja.

"Kenapa kamu tidak mengatakannya lebih awal kalau kamu adalah direktur bari disini".

Aleena langsung bicara begitu dia berjalan mendekati Dev.

"Maaf, aku sama sekali tidak bermaksud menipumu. Kamu tidak bertanya apa-apa tentangku, jadi aku tidak bisa mengatakannya sendiri padamu".

Dev menanggapi dengan senyum lembut lalu beranjak dari kursinya dan berjalan mendekati Aleena.

"Apa calon istriku kecewa padaku?", sambung Dev dengan nada menggoda.

"Bukan kecewa. Hanya saja aku sedikit berkecil hati, apa aku pantas bersanding dengan pak direktur?".

Aleena menarik dasi Dev hingga wajah mereka saling berdekatan.

"Kenapa tidak pantas? Kurasa … manajer dan direktur tidak terlalu buruk".

Dev pun kembali menanggapi dengan lembut.

"Benarkah? Apa kamu yakin tidak masalah?".

Aleena kembali bicara untuk memastikan jawaban Dev.

"Sama sekali tidak masalah. Yang aku nikahi itu kamu, bukan pekerjaanmu. Bagaimana kalau kita percepat saja rencana pernikahan kita? Mungkin … minggu depan?"

Dev menanggapi pertanyaan Aleen dengan sikap yang tenang dan penuh wibawa.

"Apa? Minggu depan? Tapi aku belum bertemu dengan keluargamu. Bagaimana jika mereka tidak setuju?"

Aleen terkejut hingga kedua matanya membelalak tajam dan nada bicaranya sedikit meninggi.

"Tidak perlu hiraukan keluargaku. Mereka tidak mungkin akan menentang hubungan kita. Jadi kita percepat saja pernikahannya. Apa kamu akan meminta persetujuan keluargamu terlebih dahulu?"

Dev bicara dengan sikapnya yang tenang. Dia juga meminta pendapat Aleen terlebih dahulu.

"Keluargaku yang mana? Kamu tahu sendiri kalau aku tidak punya keluarga. Aku hanya punya bibi saja".

Seketika wajah Aleena berubah sedih saat Dev menanyakan perihal keluarganya.

"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuatmu bersedih. Sebentar lagi keluargaku akan jadi keluargamu".

Dev memegang lembut pipi Aleena saat dia menenangkannya. Aleena tersenyum lembut dengan anggukan kepala perlahan menanggapi ucapan Dev.

"Kalau begitu aku pergi dulu. Aku akan menunggumu diparkiran saat pulang kerja nanti".

"Baiklah. Sampai nanti".

Aleena beranjak pergi dari ruangan Dev setelah mereka selesai bicara.

Teeet

Dev menekan salah satu tombol telepon untuk memanggil Ray.

Tok tok tok

"Anda memanggil saya?".

Ray langsung masuk setelah mengetuk pintu tanpa menunggu tanggapan dari Dev.

"Ya, tolong daftarkan pernikahanku dikantor catata sipil hari ini juga", pinta Dev pada Ray

"Apa? Hari ini juga?".

Ray nampak sangat terkejut mendengar permintaan Dev.

"Ya hari ini juga. Mungkin aku bisa kesana setelah pulang kerja. Jadi daftarkan lebih dulu dari sekarang".

Dev tetap bersikeras untuk segera mendapatkan buku nikahnya dengan Aleena sekarang juga.

"Haah... baiklah. Aku akan hubungi kantor catatan sipil dan mendaftarkan pernikahan kalian untuk sore ini juga".

Ray tidak bisa lagi berkata apa-apa dan menuruti kemauan Dev.

"Terima kasih".

Dev tersenyum puas mendapatkan apa yang dia inginkan.

Sore harinya, Dev sudah menunggu Aleena lebih dulu diparkiran.

"Maaf aku terlambat. Ada dokumen yang perlu aku periksa lebih dulu. Apa kamu sudah lama menunggu?"

Aleena langsung bertanya pada Dev begitu dia masuk ke dalam mobil.

"Tidak. Aku juga belum lama turun. Kita berangkat sekarang?"

"Euh".

"Pasang sabuk pengamanmu".

Dev mulai melajukan mobilnya perlahan. Dia langsung mengemudi menuju kantor catatan sipil tanpa mengatakan apapun terlebih dahulu pada Aleena.

"Dev, kenapa kita malah kesini?".

Aleena terlihat heran saat Dev membawanya ke kantor catatan sipil.

"Karena kita akan menikah".

"Apa?!"

Terpopuler

Comments

Kamiem sag

Kamiem sag

gercep bener si abang Dev

2024-03-13

0

list_tyo

list_tyo

aku suka caramu Dev 👍

2024-01-15

2

Biduri Aura

Biduri Aura

😂😂😂pernikahan kilat, sat-set jadi,,

2024-01-11

1

lihat semua
Episodes
1 Rencana Perjodohan Keluarga
2 Pesta Keluarga Sulistyo
3 Rencana Jahat Diana
4 Pengumuman Pertunangan
5 Putusnya Hubungan Aleena Dan Angga
6 Pertemuan Aleen Dan Dev
7 Harapan Aleena
8 Runtuhnya Kepercayaan
9 Pertemuan Dengan Fandy Handoko
10 Terungkapnya Kebenaran
11 Ajakan Menikah
12 Putusnya Hubungan Lama
13 Rumah Baru Dev
14 Bukankah Kamu Calon Istriku?
15 Shoping
16 Terkejutnya Ibu Dev
17 Awal Hubungan
18 Rencana Menikah
19 Hari Pernikahan Dev Dan Aleen
20 Tidur Bersama
21 Makan Siang Yang Manis Dari Dev
22 Peringatan Untuk Diana
23 Kepanikan Diana
24 Pertemuan Aleen Dan Keluarga Dev
25 Makan Malam Keluarga Dev
26 Percakapan Sebelum Tidur
27 Sarapan Pagi Bersama
28 Kunjungan Diana
29 Undangan Pesta Pertunangan Diana
30 Pertemuan Aleen Dan Citra
31 Kedatangan Citra Ke Kantor Aleen
32 Memilih Gaun
33 Pesta Pertunangan Diana Dan Angga
34 Pesta Pertunangan Diana Dan Angga Part 2
35 Pesta Pertunangan Yang Berantakan
36 Makan Malam Pinggir Jalan
37 Hadiah Kejutan Dari Dev
38 Permainan Opini Publik
39 Pertemuan Angga Dan Aleen
40 Rasa Percaya Diri Angga Yang Tinggi
41 Ungkapan Hati Aleen Pada Citra
42 Air Matamu Terlalu Berharga
43 Barang Yang Berasal Dari Sampah Harus Kembali Ke Tempat Sampah
44 Terkuaknya Hubungan Aleen Dan Dev
45 Pebisnis Gila Bucin Istri
46 Rencana Jahat Diana Dan Keluarganya
47 Undangan Makan Malam Diana
48 Tentang Barang Masa Kecil Aleen
49 Makan Malam Dengan Keluarga Diana
50 Upaya Diana Menggoda Dev
51 Hancurnya Keluarga Prasetyo
52 Terbukanya Hubungan Baru
53 Terungkapnya Identitas Aleena
54 Target Mainan Dev
55 Upaya Citra Mendekati Dev
56 Makan Siang Bersama
57 Hubungan Jarak Jauh
58 Kekesalan Dev
59 Krisis Perusahaan Angga
60 Aku Suka Jika Kamu Jahat Karena Aku
61 Akhir Untuk Diana
62 Tentang Masa Lalu Dev
63 Malam Pertama Aleen Dan Dev
64 Berakhirnya Keluarga Citra
65 Percakapan Aleen Dan Alex
66 Mengunjungi Rumah Lama Dev
67 Jalan-Jalan Ke Pantai
68 Perdebatan Dev Dan Ray
69 Rencana Pengembangan Yang Bocor
70 Demo Di Kota Tua
71 Penolakan Warga Kota Tua
72 Kunjungan Aleen Ke Desa
73 Hari Pertama Aleen Di Desa
74 Upaya Aleen Meyakinkan Genta
75 Cara Aleen Mengusir Fandy Handoko
76 Menyusun Rencana Pembangunan
77 Pergi Ke Kota Bersama Genta
78 Kedatangan Dev Ke Desa
79 Menuju Kehancuran Fandy
80 Kehancuran Fandy Handoko
81 Rencana Bisnis Dev Di Desa
82 Kembalinya Lidya Derisha
83 Kepulangan Dev Dan Aleen Ke Kota
84 Makan Siang Ray Dan Nina
85 Kegelisahan Dev
86 Hari Pertama Kembali Ke Kantor
87 Bingkisan Misterius Untuk Aleen
88 Teror Untuk Aleen
89 Menggunakan Kekuasaan Sang Ayah
90 Perselingkuhan Lidya
91 Rencana Pak Aditya
92 Ungkapan Cinta Dari Dev
93 Makan Siang Aleen Dan Dev
94 KDRT Dalam Rumah Tangga Lidya
95 Obsesi Lidya Pada Dev
96 Aleen Diculik
97 Upaya Dev Menyelamatkan Aleen
98 Upaya Dev Menyelamatkan Aleen 2
99 Penangkapan Lidya
100 Rencana Pak Aditya Menjatuhkan Dika
101 Kunjungan Ke Rumah Orang Tua Dev
102 Tamu Keluarga Dev
103 Pertemuan Aleen Dan Ayah Kandungnya
104 Cerita Pak Gustian
105 Kekhawatiran Dev
106 Tes DNA
107 Bagaimana Bisa Hubunganku Dan Dev Hanya Kekasih Padahal Kami Sudah Menikah?
108 Rumor Kantor
109 Aleen Hamil
110 Awal Mula Sikap Diluar Nalar Dev
111 Morning Sickness
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Rencana Perjodohan Keluarga
2
Pesta Keluarga Sulistyo
3
Rencana Jahat Diana
4
Pengumuman Pertunangan
5
Putusnya Hubungan Aleena Dan Angga
6
Pertemuan Aleen Dan Dev
7
Harapan Aleena
8
Runtuhnya Kepercayaan
9
Pertemuan Dengan Fandy Handoko
10
Terungkapnya Kebenaran
11
Ajakan Menikah
12
Putusnya Hubungan Lama
13
Rumah Baru Dev
14
Bukankah Kamu Calon Istriku?
15
Shoping
16
Terkejutnya Ibu Dev
17
Awal Hubungan
18
Rencana Menikah
19
Hari Pernikahan Dev Dan Aleen
20
Tidur Bersama
21
Makan Siang Yang Manis Dari Dev
22
Peringatan Untuk Diana
23
Kepanikan Diana
24
Pertemuan Aleen Dan Keluarga Dev
25
Makan Malam Keluarga Dev
26
Percakapan Sebelum Tidur
27
Sarapan Pagi Bersama
28
Kunjungan Diana
29
Undangan Pesta Pertunangan Diana
30
Pertemuan Aleen Dan Citra
31
Kedatangan Citra Ke Kantor Aleen
32
Memilih Gaun
33
Pesta Pertunangan Diana Dan Angga
34
Pesta Pertunangan Diana Dan Angga Part 2
35
Pesta Pertunangan Yang Berantakan
36
Makan Malam Pinggir Jalan
37
Hadiah Kejutan Dari Dev
38
Permainan Opini Publik
39
Pertemuan Angga Dan Aleen
40
Rasa Percaya Diri Angga Yang Tinggi
41
Ungkapan Hati Aleen Pada Citra
42
Air Matamu Terlalu Berharga
43
Barang Yang Berasal Dari Sampah Harus Kembali Ke Tempat Sampah
44
Terkuaknya Hubungan Aleen Dan Dev
45
Pebisnis Gila Bucin Istri
46
Rencana Jahat Diana Dan Keluarganya
47
Undangan Makan Malam Diana
48
Tentang Barang Masa Kecil Aleen
49
Makan Malam Dengan Keluarga Diana
50
Upaya Diana Menggoda Dev
51
Hancurnya Keluarga Prasetyo
52
Terbukanya Hubungan Baru
53
Terungkapnya Identitas Aleena
54
Target Mainan Dev
55
Upaya Citra Mendekati Dev
56
Makan Siang Bersama
57
Hubungan Jarak Jauh
58
Kekesalan Dev
59
Krisis Perusahaan Angga
60
Aku Suka Jika Kamu Jahat Karena Aku
61
Akhir Untuk Diana
62
Tentang Masa Lalu Dev
63
Malam Pertama Aleen Dan Dev
64
Berakhirnya Keluarga Citra
65
Percakapan Aleen Dan Alex
66
Mengunjungi Rumah Lama Dev
67
Jalan-Jalan Ke Pantai
68
Perdebatan Dev Dan Ray
69
Rencana Pengembangan Yang Bocor
70
Demo Di Kota Tua
71
Penolakan Warga Kota Tua
72
Kunjungan Aleen Ke Desa
73
Hari Pertama Aleen Di Desa
74
Upaya Aleen Meyakinkan Genta
75
Cara Aleen Mengusir Fandy Handoko
76
Menyusun Rencana Pembangunan
77
Pergi Ke Kota Bersama Genta
78
Kedatangan Dev Ke Desa
79
Menuju Kehancuran Fandy
80
Kehancuran Fandy Handoko
81
Rencana Bisnis Dev Di Desa
82
Kembalinya Lidya Derisha
83
Kepulangan Dev Dan Aleen Ke Kota
84
Makan Siang Ray Dan Nina
85
Kegelisahan Dev
86
Hari Pertama Kembali Ke Kantor
87
Bingkisan Misterius Untuk Aleen
88
Teror Untuk Aleen
89
Menggunakan Kekuasaan Sang Ayah
90
Perselingkuhan Lidya
91
Rencana Pak Aditya
92
Ungkapan Cinta Dari Dev
93
Makan Siang Aleen Dan Dev
94
KDRT Dalam Rumah Tangga Lidya
95
Obsesi Lidya Pada Dev
96
Aleen Diculik
97
Upaya Dev Menyelamatkan Aleen
98
Upaya Dev Menyelamatkan Aleen 2
99
Penangkapan Lidya
100
Rencana Pak Aditya Menjatuhkan Dika
101
Kunjungan Ke Rumah Orang Tua Dev
102
Tamu Keluarga Dev
103
Pertemuan Aleen Dan Ayah Kandungnya
104
Cerita Pak Gustian
105
Kekhawatiran Dev
106
Tes DNA
107
Bagaimana Bisa Hubunganku Dan Dev Hanya Kekasih Padahal Kami Sudah Menikah?
108
Rumor Kantor
109
Aleen Hamil
110
Awal Mula Sikap Diluar Nalar Dev
111
Morning Sickness

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!