Runtuhnya Kepercayaan

"Mah, apa Mama tahu kalau papa mengatur pertemuan Aleena dan putra keluarga Handoko itu besok malam?".

Diana bertanya pada sang ibu yang sedang bersantai.

"Secepat itu? Apa papa yang mengatakannya sendiri padamu?", tanya sang ibu pada Diana.

"Aku mendengar sendiri percakapan papa dan Aleena barusan".

Diana menjelaskan pada sang ibu dengan sikap yang tenang dan nada bicara yang manja.

"Aleena sudah pulang?", tanya sang ibu memastikan.

"Ya, dia baru pulang dan papa langsung memarahinya. Ide Mama memang brilian. Aku jadi tidak perlu bertunangan dengan orang yang tidak aku kenal dan yang lebih penting lagi, aku bisa bertunangan dengan kak Angga".

Diana bercerita dengan sangat ceria.

Melihat Diana bercerita dengan ceria membuat bu Dona bahagia. Dia terus tersenyum sambil mendengarkan cerita Diana.

"Mama senang jika kamu bahagia. Mama akan melakukan apapun agar kamu bisa tersenyum ceria seperti sekarang, dan kita akan segera melakukan pertemuan dengan keluarga Angga, agar pertunangan kalian bisa dilakukan secepatnya"

"Terima kasih, Mah. Mama memang Mama terbaik didunia".

Diana langsung memeluk sang ibu dengan manja. Kasih sayang yang dia dapatkan berbanding terbalik dengan kasih sayang yang Aleena dapatkan.

...****************...

Keesokan harinya Aleena terbangun dari tidurnya setelah malam tadi tertidur tanpa mengobati lukanya ataupun berganti pakaian terlebih dahulu. Dia duduk menatap jedela dengan kaki ditekuk.

Tok tok tok

"Siapa?"

Aleen bertanya terlebih dahulu sebelum membukakan pintu.

"Ini Bibi, Non". Sahut pembantu rumah tangga mereka.

"Masuk saja Bi".

Aleena mempersilahkan pembantunya langsung masuk karena dia masih belum bisa menggerakkan kakinya dengan leluasa.

Pembantunya pun masuk dengan membawa nampan berisi air hangat, kotak p3k dan juga sarapan untuk Aleena.

"Biar Bibi obati lukanya, Non".

Suara pembantu itu terdengar bergetar karena sedih melihat Aleena.

"Aku tidak papa Bi. Bibi tidak perlu menunjukkan wajah sedih seperti itu".

Aleena tersenyum dengan manis meskipun terlihat ada sedikit luka di ujung bibirnya. Dia berusaha menghibur pembantu rumahnya yang telah mengasuhnya sejak ia masih kecil.

"Bibi tahu Non. Biar bibi lihat lukanya, ya?", tanya sang bibi lagi dengan senyum ketir dan mata berkaca-kaca

Aleena pun kembali tengkurap dan membiarkan bibi pembantu melihat lukanya.

"Bibi bersihkan dulu ya".

Pembantu itu membersihkan betis Aleena yang terluka. Air matanya tak terbendung lagi melihat banyaknya bekas luka lain disana.

"Kenapa Bibi jadi menangis? Aku tidak papa", tanya Aleena dengan senyum tipisnya

"Maafkan Bibi, Non. Bibi tidak pernah bisa melindungi Non Aleen dari tuan dan nyonya", ujarnya disertai isak tangis.

"Kenapa Bibi bicara seperti itu? Sejak kecil Bibi selalu ada untukku. Aku tidak tahu bagaimana jadinya jika tidak ada Bibi disampingku. Apalagi setelah kematian kakek... ".

Aleena tidak melanjutkan kembali ucapannya karena pembantunya itu tahu betul apa yang dirasakan Aleena.

"Bibi harap Non bisa keluar dari rumah ini dan hidup bahagia nantinya", ujarnya sambil membersihkan kaki Aleena dengan hati-hati.

"Aku harap juga begitu Bi, tapi apa itu akan terjadi?"

"Pasti Non. Setelah Non menikah dengan den Angga, Non Aleen tidak perlu lagi menerima perlakuan kasar dari tuan".

Pembantu Aleen terlihat yakin dengan ucapannya.

"Aku tidak akan menikah dengan Angga Bi. Kami sudah putus".

Raut wajah Aleen terlihat sedih saat dia bicara.

"Putus? Kenapa Non? Nona kan sudah lama pacaran dengan den Angga. Sepertinya den Angga juga sangat mencintai Nona"

"Sudahlah Bi. Tidak perlu membahas lagi hubunganku dengan Angga. Sekarang papa sudah mengatur perjodohanku dengan putra keluarga Handoko, apa Bibi tahu seperti apa orangnya?"

Aleena menanggapi dengan sikap tenang sebelum dia mengalihkan pembicaraan.

"Keluarga Handoko? Bukannya itu perjodohan untuk non Diana?", tanya pembantu itu dengan raut wajah bingung.

"Dari mana Bibi tahu itu?"

Aleena balik bertanya pada pembantunya.

"Bibi tidak sengaja mendengarnya 3 hari yang lalu", ujar pembantu itu menjelaskan.

"Sebelumnya memang begitu, tapi karena aku batal bertunangan dengan Angga, jadi papa mengatur perjodohan itu untukku. Tunggu. Bibi mendengarnya 3 hari yang lalu?".

Aleena langsung duduk setelah menyadari ucapan pembantunya.

"Benar, Non. Saat itu yang Bibi dengar perjodohan ini sudah direncanakan sejak lama. Karena non Aleen akan bertunangan dengan den Angga, jadi non Diana yang akan melaksanakan perjodohan ini. Ada apa non?"

Aleena mendengarkan sambil memikirkan kemungkinan yang terjadi dengan pesta Angga.

"Jadi mereka membicarakan masalah perjodohan itu sebelum pesta Angga. Apa jangan-jangan, semua yang terjadi di pesta itu… tidak-tidak. Tidak mungkin kalau mereka yang menjebakku. Mereka tidak mungkin mempermalukan nama baik keluarganya sendiri".

Aleena berusaha menghilangkan pemikirannya tentang kemungkinan kalau keluarganya sendiri yang telah menjebaknya saat dipesta.

...****************...

Sore harinya.

Aleena sedang bersiap untuk pergi kencan buta dengan putra dari keluarga Handoko. Dia memakai rok panjang agar tidak mengenai luka dikakinya.

"Kakak cantik sekali. Putra dari keluarga Handoko pasti akan terpesona dan langsung setuju dengan perjodohan ini".

Diana tersenyum ceria saat menghampiri sang kakak yang sedang bersiap dikamarnya.

"Kenapa Kakak diam saja? Kakak marah padaku, ya? Maafkan aku. Aku sama sekali tidak berniat merebut kak Angga. Hanya saja Kakak menghilang dari pesta begitu saja, dan saat itu juga pengumuman pertunangan keluarga kita harus segera dilakukan. Semua orang sudah tahu kalau keluarga kita akan menjalin hubungan dengan keluarga kak Angga. Untuk menjaga nama baik keluarga, akhirnya aku diminta menggantikan Kakak bertunangan dengan kak Angga".

Diana bicara dengan manja dan sikap yang polos. Dia terlihat seperti korban yang dipaksa menggantikan sang kakak demi kebaikan semuanya.

"Apa ini adik yang selama ini aku sayangi? Aku selalu bersedia melakukan apapun untuknya dan merelakan apapun untuknya. Tapi kali ini aku merasa kalau Diana seperti memakai topeng saat didepanku. Entah kenapa hatiku merasa ragu dengan apa yang dia katakan"

Aleena terus menatap Diana dengan tatapan dingin dan curiga.

"Entahlah. Aku tidak tahu apa yang kamu katakan itu benar atau tidak. Tapi Diana, apa kamu sama sekali tidak merasa buruk jika kamu harus menjadi pengganti Kakakmu? Atau lebih tepatnya selalu mengambil apa yang Kakakmu miliki?".

Aleena bicara dengan sikap yang dingin pada Diana.

"Apa maksud Kakak? Kenapa Kakak berkata seperti itu? Kakak tahu betul kalau aku bukan orang seperti itu. Aku selalu ingin melihat Kakak bahagia bersama orang yang Kakak cintai. Bagaimana bisa Kakak memiliki pikiran buruk tentangku? hiks… hiks… hiks…

Diana menanggapi ucapan Aleen dengan derai air mata palsu yang menunjukkan kalau dia sama sekali tidak bersalah.

"Aku tidak peduli. Lagipula karena kamu bisa mengambil Angga dengan mudah. Itu artinya dia bukan pria yang cocok untuk jadi teman seumur hidupku. Aku tidak butuh pria seperti itu. Kamu bisa menikmatinya sesukamu".

Aleen langsung pergi dari hadapan Diana tanpa menunggu tanggapan darinya.

"Sial! Apa maksudnya itu?! Sejak kapan dia berani menentangku? Lihat saja, akan kupastikan kamu masuk ke lubang neraka. Dasar anak pungut!"

Diana menggerutu kesal karena Aleen berani menunjukkan sikap yang tidak seperti biasanya.

Terpopuler

Comments

Niwayan Padmini

Niwayan Padmini

pantesan seenak udelnya,,, ternyata Aleena anak pungut,,, yg sabar Aleena Author punya rencana baik untukmu..

2024-04-01

2

Kamiem sag

Kamiem sag

ooohhh.... Aleen cuma anak pungut ternyata gaes

2024-03-13

3

Melia Gusnetty

Melia Gusnetty

ooihhh..ituu alasan nya...mk nya sikap kalian sprt ituu...jgn2 aleena ank orang kaya.... nnt aleena hidup bahagia bersama dev ...ujung2 diana iri dgn kebahagian alenaa..dn menjadi pelakor buat rebut dev...

2024-02-07

2

lihat semua
Episodes
1 Rencana Perjodohan Keluarga
2 Pesta Keluarga Sulistyo
3 Rencana Jahat Diana
4 Pengumuman Pertunangan
5 Putusnya Hubungan Aleena Dan Angga
6 Pertemuan Aleen Dan Dev
7 Harapan Aleena
8 Runtuhnya Kepercayaan
9 Pertemuan Dengan Fandy Handoko
10 Terungkapnya Kebenaran
11 Ajakan Menikah
12 Putusnya Hubungan Lama
13 Rumah Baru Dev
14 Bukankah Kamu Calon Istriku?
15 Shoping
16 Terkejutnya Ibu Dev
17 Awal Hubungan
18 Rencana Menikah
19 Hari Pernikahan Dev Dan Aleen
20 Tidur Bersama
21 Makan Siang Yang Manis Dari Dev
22 Peringatan Untuk Diana
23 Kepanikan Diana
24 Pertemuan Aleen Dan Keluarga Dev
25 Makan Malam Keluarga Dev
26 Percakapan Sebelum Tidur
27 Sarapan Pagi Bersama
28 Kunjungan Diana
29 Undangan Pesta Pertunangan Diana
30 Pertemuan Aleen Dan Citra
31 Kedatangan Citra Ke Kantor Aleen
32 Memilih Gaun
33 Pesta Pertunangan Diana Dan Angga
34 Pesta Pertunangan Diana Dan Angga Part 2
35 Pesta Pertunangan Yang Berantakan
36 Makan Malam Pinggir Jalan
37 Hadiah Kejutan Dari Dev
38 Permainan Opini Publik
39 Pertemuan Angga Dan Aleen
40 Rasa Percaya Diri Angga Yang Tinggi
41 Ungkapan Hati Aleen Pada Citra
42 Air Matamu Terlalu Berharga
43 Barang Yang Berasal Dari Sampah Harus Kembali Ke Tempat Sampah
44 Terkuaknya Hubungan Aleen Dan Dev
45 Pebisnis Gila Bucin Istri
46 Rencana Jahat Diana Dan Keluarganya
47 Undangan Makan Malam Diana
48 Tentang Barang Masa Kecil Aleen
49 Makan Malam Dengan Keluarga Diana
50 Upaya Diana Menggoda Dev
51 Hancurnya Keluarga Prasetyo
52 Terbukanya Hubungan Baru
53 Terungkapnya Identitas Aleena
54 Target Mainan Dev
55 Upaya Citra Mendekati Dev
56 Makan Siang Bersama
57 Hubungan Jarak Jauh
58 Kekesalan Dev
59 Krisis Perusahaan Angga
60 Aku Suka Jika Kamu Jahat Karena Aku
61 Akhir Untuk Diana
62 Tentang Masa Lalu Dev
63 Malam Pertama Aleen Dan Dev
64 Berakhirnya Keluarga Citra
65 Percakapan Aleen Dan Alex
66 Mengunjungi Rumah Lama Dev
67 Jalan-Jalan Ke Pantai
68 Perdebatan Dev Dan Ray
69 Rencana Pengembangan Yang Bocor
70 Demo Di Kota Tua
71 Penolakan Warga Kota Tua
72 Kunjungan Aleen Ke Desa
73 Hari Pertama Aleen Di Desa
74 Upaya Aleen Meyakinkan Genta
75 Cara Aleen Mengusir Fandy Handoko
76 Menyusun Rencana Pembangunan
77 Pergi Ke Kota Bersama Genta
78 Kedatangan Dev Ke Desa
79 Menuju Kehancuran Fandy
80 Kehancuran Fandy Handoko
81 Rencana Bisnis Dev Di Desa
82 Kembalinya Lidya Derisha
83 Kepulangan Dev Dan Aleen Ke Kota
84 Makan Siang Ray Dan Nina
85 Kegelisahan Dev
86 Hari Pertama Kembali Ke Kantor
87 Bingkisan Misterius Untuk Aleen
88 Teror Untuk Aleen
89 Menggunakan Kekuasaan Sang Ayah
90 Perselingkuhan Lidya
91 Rencana Pak Aditya
92 Ungkapan Cinta Dari Dev
93 Makan Siang Aleen Dan Dev
94 KDRT Dalam Rumah Tangga Lidya
95 Obsesi Lidya Pada Dev
96 Aleen Diculik
97 Upaya Dev Menyelamatkan Aleen
98 Upaya Dev Menyelamatkan Aleen 2
99 Penangkapan Lidya
100 Rencana Pak Aditya Menjatuhkan Dika
101 Kunjungan Ke Rumah Orang Tua Dev
102 Tamu Keluarga Dev
103 Pertemuan Aleen Dan Ayah Kandungnya
104 Cerita Pak Gustian
105 Kekhawatiran Dev
106 Tes DNA
107 Bagaimana Bisa Hubunganku Dan Dev Hanya Kekasih Padahal Kami Sudah Menikah?
108 Rumor Kantor
109 Aleen Hamil
110 Awal Mula Sikap Diluar Nalar Dev
111 Morning Sickness
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Rencana Perjodohan Keluarga
2
Pesta Keluarga Sulistyo
3
Rencana Jahat Diana
4
Pengumuman Pertunangan
5
Putusnya Hubungan Aleena Dan Angga
6
Pertemuan Aleen Dan Dev
7
Harapan Aleena
8
Runtuhnya Kepercayaan
9
Pertemuan Dengan Fandy Handoko
10
Terungkapnya Kebenaran
11
Ajakan Menikah
12
Putusnya Hubungan Lama
13
Rumah Baru Dev
14
Bukankah Kamu Calon Istriku?
15
Shoping
16
Terkejutnya Ibu Dev
17
Awal Hubungan
18
Rencana Menikah
19
Hari Pernikahan Dev Dan Aleen
20
Tidur Bersama
21
Makan Siang Yang Manis Dari Dev
22
Peringatan Untuk Diana
23
Kepanikan Diana
24
Pertemuan Aleen Dan Keluarga Dev
25
Makan Malam Keluarga Dev
26
Percakapan Sebelum Tidur
27
Sarapan Pagi Bersama
28
Kunjungan Diana
29
Undangan Pesta Pertunangan Diana
30
Pertemuan Aleen Dan Citra
31
Kedatangan Citra Ke Kantor Aleen
32
Memilih Gaun
33
Pesta Pertunangan Diana Dan Angga
34
Pesta Pertunangan Diana Dan Angga Part 2
35
Pesta Pertunangan Yang Berantakan
36
Makan Malam Pinggir Jalan
37
Hadiah Kejutan Dari Dev
38
Permainan Opini Publik
39
Pertemuan Angga Dan Aleen
40
Rasa Percaya Diri Angga Yang Tinggi
41
Ungkapan Hati Aleen Pada Citra
42
Air Matamu Terlalu Berharga
43
Barang Yang Berasal Dari Sampah Harus Kembali Ke Tempat Sampah
44
Terkuaknya Hubungan Aleen Dan Dev
45
Pebisnis Gila Bucin Istri
46
Rencana Jahat Diana Dan Keluarganya
47
Undangan Makan Malam Diana
48
Tentang Barang Masa Kecil Aleen
49
Makan Malam Dengan Keluarga Diana
50
Upaya Diana Menggoda Dev
51
Hancurnya Keluarga Prasetyo
52
Terbukanya Hubungan Baru
53
Terungkapnya Identitas Aleena
54
Target Mainan Dev
55
Upaya Citra Mendekati Dev
56
Makan Siang Bersama
57
Hubungan Jarak Jauh
58
Kekesalan Dev
59
Krisis Perusahaan Angga
60
Aku Suka Jika Kamu Jahat Karena Aku
61
Akhir Untuk Diana
62
Tentang Masa Lalu Dev
63
Malam Pertama Aleen Dan Dev
64
Berakhirnya Keluarga Citra
65
Percakapan Aleen Dan Alex
66
Mengunjungi Rumah Lama Dev
67
Jalan-Jalan Ke Pantai
68
Perdebatan Dev Dan Ray
69
Rencana Pengembangan Yang Bocor
70
Demo Di Kota Tua
71
Penolakan Warga Kota Tua
72
Kunjungan Aleen Ke Desa
73
Hari Pertama Aleen Di Desa
74
Upaya Aleen Meyakinkan Genta
75
Cara Aleen Mengusir Fandy Handoko
76
Menyusun Rencana Pembangunan
77
Pergi Ke Kota Bersama Genta
78
Kedatangan Dev Ke Desa
79
Menuju Kehancuran Fandy
80
Kehancuran Fandy Handoko
81
Rencana Bisnis Dev Di Desa
82
Kembalinya Lidya Derisha
83
Kepulangan Dev Dan Aleen Ke Kota
84
Makan Siang Ray Dan Nina
85
Kegelisahan Dev
86
Hari Pertama Kembali Ke Kantor
87
Bingkisan Misterius Untuk Aleen
88
Teror Untuk Aleen
89
Menggunakan Kekuasaan Sang Ayah
90
Perselingkuhan Lidya
91
Rencana Pak Aditya
92
Ungkapan Cinta Dari Dev
93
Makan Siang Aleen Dan Dev
94
KDRT Dalam Rumah Tangga Lidya
95
Obsesi Lidya Pada Dev
96
Aleen Diculik
97
Upaya Dev Menyelamatkan Aleen
98
Upaya Dev Menyelamatkan Aleen 2
99
Penangkapan Lidya
100
Rencana Pak Aditya Menjatuhkan Dika
101
Kunjungan Ke Rumah Orang Tua Dev
102
Tamu Keluarga Dev
103
Pertemuan Aleen Dan Ayah Kandungnya
104
Cerita Pak Gustian
105
Kekhawatiran Dev
106
Tes DNA
107
Bagaimana Bisa Hubunganku Dan Dev Hanya Kekasih Padahal Kami Sudah Menikah?
108
Rumor Kantor
109
Aleen Hamil
110
Awal Mula Sikap Diluar Nalar Dev
111
Morning Sickness

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!