sudah satu bulan lebih shena belajar bertarung dan menggunakan pistol, di latih sean dan chris membuatnya cepat belajar. Ia bahkan sudah pandai menembak target.
"kau makin lincah nona," puji chris.
"terimakasih chris, aku akan masuk sebentar lagi sean pulang,"
"baiklah nona,"
Shena berjalan masuk ke dalam rumah, tak lupa ia menyapa beberapa pelayan yang berpapasan dengannya. Semua orang bahkan mengakui kecantikan dan kebaikan shena karena shena tak pernah merendahkan orang lain.
"sore nyonya," sapa alina, pelayan pribadi eliza.
"sore juga, dimana eliza?"
"sedang tidur nona, aku sudah membangunkan diirnya namun nona eliza tak mau bangun," jelas alina.
"tak apa biarkan saja lagipula dia sudah lelah bersekolah,"
"nyonya apa anda masih membuat lilin aromaterapi?"
"tidak, aku tak punya banyak waktu, kenapa?"
"aku menyukainya kukira anda masih membuatnya, aku ingin membelinya,"
"ah begitu rupanya, ambilah di ruangan ku tak apa, aku akan naik alina,"
"terimakasih banyak nyonya,"
Shena langsung bergegas untuk mandi dan berdandan agar sean melihatnya sudah dalam keadaan cantik dan wangi.
Setelah mandi dan berdandan cantik, shena keluar kamar menuju kamar eliza namun di tengah jalan ia di hadang oleh irene.
"shena!"
Panggilan irene langsung menghentikan langkah kaki shena, ia berbalik dan mendapati irene yang berada di belakangnya.
"ada apa? Kau sudah sehat?" tanya shena
Shena tak peduli pada irene, ia tak benci atau bagaimanapun karena ia merasa irene tak penting.
"bisakah kau tinggalkan sean?"
"tidak, aku benar benar mencintainya. Memangnya kenapa? Bahkan semua orang mengakui ketulusan ku pada sean. Apa kau ingin bersama sean lagi? Menikmati hartanya dengan bebas den sesuka hati?"
"jaga ucapanmu, aku belum selesai dengan sean. Dia masih suamiku dasar pelacur,"
"lalu aku harus apa? Bersujud di kakimu? Kau ini kenapa?" tanya shena tak berdosa.
"kau benar benar membuatku marah, kau memang perebut sialan aku sangat benci dirimu. Dasar pelacur!!!!" irene langsung menjambak rambut panjang shena, ia dengan sekuat tenaga menampar dan menarik rambut shena.
Sedangkan shena pasrah saja karena ia sudah mendengar langkah kaki seseorang naik ke lantai dua.
Shena sudah terkapar di lantai, sedangkan irene duduk di perutnya dan terus memukul kepalanya.
"lepaskan aku!!!!!" teriak shena.
Shena berusaha mendengarkan langkah yang makin mendekat, sampai akhirnya ia melihat sepatu sean.
"APA YANG KAU LAKUKAN!!!" teriak sean melengking memenuhi lorong.
Irene yang mendengarnya langsung berdiri dan merapikan bajunya. Sedangkan shena kesakitan bahkan matanya mengeluarkan darah karena di hantam habis habisan oleh irene.
Shena terkulai tak berdaya, ia hanya memejamkan matanya yang sakit dan kepalanya yang berdenyut hebat.
"sean aku bisa jelaskan, dia yang mulai," ucap irene takut.
"kau memang benar benar membuatku muak, aku tidak mengurungmu karena aku merasa kasihan padamu. Namun ini yang aku dapatkan? Kenapa kau melukai istriku!!!"
"sean sumpah aku tak bohong dia yang memulainya, ia yang mulai menarik rambut ku,"
"kau memang pandai mengarang cerita, apa kau butuh buku dan tinta?" sean melempar tasnya dan langsung menggendong shena yang sudah pingsan.
sean benar benar kesal melihat shena yang kembali terluka, ia bersumpah akan menghukum irene stelah ini.
"sam periksa matanya, ada bercak darah di bola matanya,"
"baik tuan aku akan memeriksanya, tapi apa yang terjadi?" tanya dokter sam sambil membuka mata shena.
"iren yang melakukannya, aku sangat kesal sekali. Siapkan pemakaman untuknya, aku akan benar benar membunuhnya kali ini,"
Sean pergi dari ruangan dokter sam, ia mengambil kapak di barak dan membawanya masuk ke dalam rumahnya.
"tuan ada apa? Aku mendengar teriakan mu kalau tidak salah," tanya chris saat melihat sean sedang memilah kapak.
"kau akan tau jika shena sudah bangun,"
"apa ini baru di asah?" tanya sean melihat mata kapak yang sangat mengkilap.
"ya tuan aku baru mengasah semuanya tadi malam,"
"siapkan pemakaman, bantu sam melakukan,"
"baik tuan," tanpa banyak bicara chris langsung pergi untuk menggali. Ia tau jika sean akan membunuh seseorang namun ia tak tau siapa yang akan di bunuh.
Sean berjalan masuk ia mencari keberadaan irene yang tak ada di kamarnya. Ia tau pasti irene bersembunyi dan ternyata benar jika irene sedang bersembunyi di kamar eliza.
"keluarlah!" ucap sean di ambang pintu melihat irene dengan tatapan mematikan.
"sean aku mohon, aku tak bohong dia selalu mengusikku saat kau tak ada,"
"ayah ada apa? Kenapa ibu menangis?"
"eliza temui dokter sam, bunda sedang sakit. Kau harus menemaninya bukan?" ucap sean sambil tersenyum, jika ia tak bisa membawa irene keluar lebih baik ia yang masuk.
"bunda sakit apa?" tanya eliza khawatir, ia langsung turun dari ranjang meninggalkan Irene dan mendekati sean.
"bunda sakit parah, kau harus menemaninya. Mengerti?"
"baik ayah,"
saat eliza akan keluar irene langsung memanggil namanya.
"eliza kau mau kemana? Kau mau meninggalkan ibu?"
"bunda sedang sakit aku harus menjaganya karena dia selalu menjagaku ibu. Aku harus membalas kebaikannya, sebentar saja ibu," ucap eliza.
Eliza langsung berlari menjauh untuk pergi ke ruangan doker sam. Sedangkan sean langsung masuk dan mengunci pintu.
"sean aku mohon, aku benar benar tak rela jika kau bersamanya," ucap irene sambil berderai air mata, sean hanya melihatnya dengan tatapan malas.
Sudah tak ada sean yang dulu mencintainya, sudah tak ada sean yang bodoh, semuanya sudah berbeda. Bahkan tatapan sean pada irene juga sudah sangat berbeda.
"sean aku mohon aku benar benar mencintaimu," rengek irene.
"jika dulu aku menatapmu dengan penuh cinta sekarang akan ku tunjukkan jika aku sudah menghapus mu dari hatiku," ucap sean dengan mata memerah.
Tidak mudah bagi sean untuk menatap mata Irene karena ia masih mencintai wanita didepannya ini. Walaupun perasaan itu sudah lama terkubur namun sean tak bisa bohong, hatinya masih memanggil nama Irene.
"sean aku mohon, beri aku kesempatan. Aku akan memperbaikinya, aku mohon sean," rengek irene di kaki sean.
Namun sean langsung teringat dengan shena, wanita yang kini mampu mendobrak pertahanan hatinya selama bertahun-tahun. Ia teringat pada wanita yang di segani dan di cintai oleh orang orang di rumahnya, juga putri kecilnya yang sangat menyayangi shena.
"kau menghancurkan ku, menghancurkan rumah dan semua restoran milikku. Menghancurkan hatiku, apa hartaku masih kurang? Sampai kau tidur dengan ayah tiriku sendiri?" tanya sean dengan mata berkaca-kaca.
"maafkan aku sean maafkan aku, aku salah sean maafkan aku,"
"kau memang harus meminta maaf padaku, hari hariku sangat berat sampai aku selalu ingin di hutan,"
"kenapa kau sangat tega melakukannya padaku? Kenapa kau mengkhianati diriku padahal aku hanya punya kau?"
Setelah menutup mulutnya, air mata sean turun membasahi pipinya. Ia menangis setelah sekian lama ia pergi menjauhi cintanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments