Pukul 11 malam sean merasa lapar, ia bangun dan membangunkan shena yang masih tertidur di pelukannya.
"shena," sean menepuk pelan pipi shena.
"eumm.... ada apa tuan?"
"kau tidak lapar? Aku ingin turun mencari makan, kau mau ikut atau tinggal disini?"
Shena mengucek matanya dan bangun, "tapi apa aku harus keluar dengan baju seperti ini? Ini terlalu sexy,"
"ganti dengan baju lain, hawanya tidak dingin kurasa pakai pakaian pendek tidak masalah," ucap sean yang perlahan turun dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
Shena memilih baju dan menggantinya, ia sangat excited karena ia akan kembali melihat dunia luar.

Sean keluar dan langsung kesal melihat shena, "ahh sial kenapa kau sexy sekali, kau mau menggoda orang orang di luar sana?"
"tapi ini kan yang membeli dirimu tuan, aku hanya memakai yang lebih panjang sedikit karena semuanya sangat minim,"
"ambil jasku, tutupi dadamu itu. Aku tak mengijinkan orang lain melihat tubuhmu jadi jangan gatal," sean sangat kesal, ia merutuki dirinya yang bodoh memilihkan baju sexy untuk shena padahal ini sedang di luar kawasan rumahnya.
"baik tuan," shena mengambil jas milik sean dan memakainya.
"jika sudah di luar jangan keluyuran, jangan pergi jauh jauh dariku. Jika kau hilang aku tak akan mencarimu, mengerti?"
Shena mengangguk senang, ia sudah tak sabar untuk pergi berjalan jalan.
Sepanjang perjalanan shena terus menggandeng tangan sean, ia banyak bertanya karena memang ia tak terlalu mengerti.
"tuan itu apa?" menunjuk hidangan makanan di etalase cafetaria.
"itu lamington, kau mau?" tanya sean saat melihat binar di mata shena.
"apa boleh?"
"permisi ambilkan aku dua kue ini, berapa harganya?"
"10 dolar tuan," pelayan itu membungkus dua kue lamington dan memberikannya pada shena.
"terimakasih," ucap shena tersenyum senang.
"ayo aku akan mengajakmu ke tempat bagus,"
Sean membawa shena menuju restoran yang selalu ia kunjungi saat pergi ke Brisbane. Sedangkan shena tak mengalihkan pandanganya dari lampu lampu kota yang sangat cantik gemerlap di malam hari.
"tuan indah sekali, aku biasanya hanya bisa melihatnya dari layar ponsel. Ini sangat cantik,"
Sean melihat ke arah shena, entah kenapa ia rasanya senang saat tau jika shena bahagia saat bepergian dengannya. Ia senang ketika shena berterimakasih dan mengatakan jika senang bisa melihatnya secara langsung.
Sean masuk ke dalam restoran di ikuti shena, ia tampak melihat ke sekitar seperti mencari seseorang.
"sean!!!" teriak seseorang yang langsung berlari menghampiri sean.
"vale," sean dengan senang hati langsung membalas pelukan dari sean.
Sedangkan shena hanya diam melihat keduanya berpelukan, ia tau di luar ruangan berciuman dan bermesraan adalah hal biasa dan lumrah jadi shena hanya diam saja walaupun ia merasa sakit hati ketika sean tersenyum dan berpelukan dengan orang lain.
*Tidak apa apaan kau ini, kenapa kesal. Sean tak melupakan mu hanya saja ia sedang bertemu temannya kenapa kau kesal. Perasaan apa ini*!
"kau datang dengan siapa humm?" tanya vale melihat ke arah shena tak suka.
"ahh dia rekanku, shena,"
"ah begitu, aku akan membawamu ke tempat biasa. Dia biarkan disini,"
Sean tampak gelisah jika meninggalkan shena sendiri namun tempat yang akan ia tuju sangat berbahaya untuk shena.
"ayolah sean kau kan sudah biasa melakukannya denganku, kau bilang dia hanya rekanmu,"
Shena yang sedang di bicarakan hanya tersenyum kikuk, ia bingung harus bagaimana karena ini situasi aneh pertama yang ia alami.
"shena bisakah kau menungguku disini? Tidak lama mungkin 20 menit saja," ucap sean berbisik.
"tapi aku tidak kenal dengan orang orang disini bagaimana jika aku tersesat,"
"tidak akan, duduklah disana dan pesan makanan sesukamu. Aku yang akan membayarnya, okey?"
Dengan ragu shena mengangguk pasrah, ia rasanya ingin marah dan melarang sean pergi tapi itu tak mungkin ia lakukan.
Shena melihat sean pergi meninggalkan dirinya sendiri di meja kosong, ia melihat sean yang merangkul pinggang vale dengan erat.
"nona anda mau pesan apa? Rekan tuan sean adalah kehormatan untuk kami,"
"ahh terimakasih, apa kau bisa memilihkan sesuatu untukku? Atau jika tidak biasanya sean memesan apa?"
"tuan sean biasnya memesan meat pie, pavlova dan lamington cake. Atau ada yang lainnya anda bisa melihatnya di daftar menu nona,"
"aku ingin pavlova dan meat pie saja, untuk minumnya aku ingin Lemon Barley Water," ucap shena sopan.
"itu saja nona? kurasa tuan sean akan sedikit lebih lama," ucap pelayan itu.
"kalau boleh tau sean sedang apa? Dan siapa wanita tadi?"
"ah itu nona vale dia pemilik restoran ini, maaf nona aku tak bisa memberitahu kegiatan meraka,"
"apa seprivasi itu? Apa meraka berdua masuk ke dalam kamar? Ayolah tak apa katakan saja aku hanya penasaran,"
pelayan itu dengan ragu mengangguk, "jika pesanan anda sudah aku akan segera pergi nona,"
"sudah itu saja, terimakasih nona," pelayan itu langsung tersenyum merekah dan membungkukkan badannya. Jarang ada yang memanggil para pelayan dengan sebutan yang layak, dan ini adalah kali pertamanya pelayan itu di sebut nona oleh gadis cantik yang sedang duduk dengan anggun menunggu pesanannya.
*Aku bukannya tidak mengerti apa yang dilakukan sepasang kekasih didalam kamar. Tapi kenapa aku merasa di lupakan dan di abaikan? Ah bodoh sekali memangnya kau siapa? Vale adalah pemilik restoran besar yang pasti wawasannya luas, hartanya banyak. Sedangkan dirimu jati diri saja tidak punya*.
Setelah sekian lama menunggu shena mulai bosan, makanan di depannya sudah tinggal sedikit namun sean belum juga kembali.
"kenapa harus berbohong? Aku sudah menunggunya selama 40 menit padahal dia bilang akan kembali dalam waktu 20 menit,"
Detik berikutnya seorang pria mendatangi meja shena dengan botol miras di tangannya, hal itu membuat shena langsung ketakutan dan lemas. ia langsung mengingat malam dimana hidupnya hancur.
"nona kau cantik sekali, siapa yang kau tunggu?" ucap pria itu.
"ti-tidak ada, kau bisa pergi tuan aku tak ingin di ganggu,"
"namaku lucas, siapa namamu?"
"tuan aku mohon jangan ganggu aku," shena sudah hampir menangis, ia takut.
"aku hanya ingin berkenalan, kau mau minum? Ini anggur mahal. Tidak bisa sembarang orang mendapatkannya,"
"tidak tuan aku tidak ingin apapun, tolong pergi dari sini,"
"kau mengusirku? Wahhh aku sangat sakit hati," lucas kembali menenggak minuman keras yang ia pegang.
"kau sangat cantik kenapa disini hmm? Ini tempat berbahaya banyak pria kurang ajar disini. Kau datang kesini dengan sean kan? Ahhh kau belum tau saja jika dia sedang bersetubuh dengan vale. Sia sia kau menunggunya karena dia akan pulang pagi," jelas lucas.
"bagaimana kau tau?"
"aku sudah sering kemari dan memang begitu, kalau tidak percaya tanya saja pada pelayan itu,"
"apa mereka berkencan?" tanya shena penasaran.
"entahlah sean beberapa kali datang dalam satu bulan. Pulang saja dan cepat tidur, disini bahaya nona. Lihat saja semua pemabuk disini, dan di depanmu ini. Kau tidak takut? Bahkan wanita di sekitarmu juga mabuk,"
"tapi aku menunggu sean,"
"kau mau disini sampai besok pagi? Dimana penginapan mu ayo ku antar, kita jalan kaki saja,"
"tapi aku takut,"
"kau memang harus takut, ayo ku antar saja," lucas memaksa menarik tangan shena untuk berdiri dan segera pergi.
...🪼TBC🪼...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
vanilla althea smith
ini apaan sih tor
2024-07-18
0