Shena dengan ragu berjalan beriringan dengan lucas, lucas tidak mabuk hanya saja kelakuannya memang seperti manusia spesial.
"berhati hatilah dengan pria, termasuk aku. Jangan percaya walaupun dia bersikap baik padamu. Tidak ada yang gratis di dunia ini bukan?"
"jadi apa aku sekarang harus membayarmu?" tanya shena melihat pria di sampingnya.
"tidak juga, ah ya siapa namamu kau belum menjawab ku tadi,"
"aku shena, tuan terimakasih sudah mengantarku, sampai disini saja. Aku akan masuk kedalam, kau bisa pulang dan beristirahat," ucap shena yang langsung di sambut senyuman oleh lucas.
"terimakasih sudah menyuruhku beristirahat, kau juga. Dan lagi, jaga dirimu baik baik, pikirkan lagi jika pria itu mengajakmu pergi karena tak mungkin kita bertemu lagi. Aku tak bisa mengantarmu pulang lagi, jadi jaga dirimu,"
shena tersenyum dan melambaikan tangannya saat lucas pergi menjauhinya, beberapa kali lucas menghadap ke belakang untuk melihat shena yang ternyata masih berdiri melihat ke arahnya.
"ahh dia cantik sekali tapi sayangnya dia bertemu sean, harusnya dia bertemu denganku. Rasanya tidak adil jika gadis lugu sepertinya bertemu sean yang arogan dan beringas,"
Disisi lain sean dan vale sedang bersenang-senang tanpa ingat pada shena. Mereka berdua saling menyalurkan hasrat mereka di atas ranjang di tengah ruangan gelap.
"kenapa baru kemari? Kau tidak rindu padaku?" tanya vale di tengah permainan mereka.
"sejak kapan aku rutin mengunjungimu, kebetulan aku ada di dekat dermaga jadi aku mampir kemari,"
"kau jahat sekali,"
"ah diamlah jangan merusak suasana," ucap sean kesal. Ia dengan kasar mempercepat permainan mereka agar ia segera bisa pergi.
Setelah mandi dan kembali memakai baju, sean langsung turun. Ia mencari keberadaan shena namun ia tak bisa menemukannya.
"tuan sean, nona shena pergi bersama seorang pria. Tadi pria itu memaksanya pergi,"
"siapa pria itu?"
"tuan lucas,"
Sean langsung bergegas pergi ke hotel yang ia kunjungi, ia mengecek daftar pengunjung karena takut lucas membawa shena bermalam.
"tuan apa kau datang bersama wanita dengan dress hitam dan jas abu abu?" tanya resepsionis hotel.
"ya itu dia, apa dia kembali bersama seorang pria?"
"pria tadi mengantarnya sampai loby dan nona pergi ke atas seorang diri,"
Dengan cepat sean langsung berlari naik ke kamarnya, ia yang tak sabar langsung membuka pintu dan menemukan shena yang tertidur di sofa dengan mata bengkak dan pipi basah.
Sean langsung mengangkat tubuh shena ke ranjang, ia tak tau alasan apa yang membuat shena menangis, namun ia akan mencari lucas jika ia yang membuat shena menangis.
......
Paginya shena hanya diam di balik selimut besar yang menutupi dirinya.
"kenapa tadi malam kau pergi? aku kan sudah bilang untuk menungguku,"
"tuan untuk apa aku menunggumu yang sedang asik berhubungan badan dengan seorang wanita? Lagi pula aku sudah menunggu mu 40 menit lebih. Janjimu hanya 20 menit bukan?"
"apa masalanya? Kenapa kau mengaturku, bukankah terserah aku mau sampai jam berapa?" ucap sean tak berdosa.
"maka dari itu aku membiarkan dirimu bersenang senang dan aku kembali pulang, terimakasih atas makanannya tadi malam," shena menghela nafasnya kasar, ia langsung berbalik membelakangi sean.
Ada rasa kecewa di hatinya mendengar jawaban dari sean. Shena kembali menitikkan air matanya, entah kenapa ia jadi gampang menangis.
"kau tau darimana aku melakukan hubungan badan?"
"lucas yang memberitahu ku tapi itu bukan masalahku juga, hanya saja lain kali sebaiknya tak usah mengajakku jika ingin melakukannya. Lebih baik aku di rumah,"
"ahhh kenapa kau menceramahi aku? Memangnya kau siapa?" sean kesal ia langsung bangkit dari ranjang dan pergi ke dalam kamar mandi.
"jika kau terus berhubungan dengan wanita diluar sana sebaiknya kau tinggalkan saja aku. Tak masalah jika aku harus menjadi pelacur jalanan untuk menyambung hidup," shena cukup sakit hati dengan perlakuan sean. Ia kembali teringat perkataan lucas jika ia tak boleh percaya pada seseorang pria hanya karena di perlakukan dengan baik.
Shena duduk dan merapikan tempat tidur, ia bergegas membuka tirai agar cahaya matahari bisa masuk.
"tak perlu di bereskan karena ini bukan kamar mu," ucap sean mengagetkan shena.
"ah maaf aku tidak tau,"
Shena yang sedang berdiri di dekat kaca kaget saat sean melingkarkan tangannya ke perutnya, ia rasanya takut namun hatinya berdesir.
"katakan, apa kau marah mendapati aku berhubungan dengan orang lain? Katakan saja agar aku mengerti,"
"entahlah aku tidak tau perasaan ini tapi aku rasanya di abaikan dan di tinggal. Tatapan nona vale yang seperti tak suka padaku juga menjadi tanda tanya di kepalaku," ucap shena pelan.
"kau tidak boleh mencintaiku,"
"kenapa?" tanya shena lagi, karena ia pernah membaca di sebuah lama internet jika cinta muncul ketika seseorang terbiasa bersama.
"kenapa juga kau harus menyukai duda sepertiku,"
"tuan dimana rumahmu?" tanya shena tiba tiba mengubah topik.
"rumahku ada di new york, aku kemari untuk berlibur,"
"apa itu artinya kau akan membawaku kesana?"
"ya mungkin saja dan mungkin juga tidak, kupikir kau mau memintaku mengantarmu pulang untuk membunuh ibumu,"
"jika kau tidak membawaku tak apa tuan, kau bisa meninggalkan aku disini," ucap shena lirih.
Sean tak menjawab, ia mendorong tubuh shena sampai terbaring di ranjang. Sean langsung menindihnya dan menyingkap dress milik shena.
Tangannya masuk, mengelus paha hingga ke perut. Ia juga makin memperdalam ciumannya, tangan kanannya menelusup masuk ke dalam underwear milik shena.
"buktikan jika aku layak membawamu,"
Sean langsung terlentang dan shena duduk di perut sean, ia dengan ragu mulai membuka baju sean satu persatu sampai akhirnya mereka benar benar tak memakai pakaian.
"kau mau apa? Apa yang akan kau lakukan pertama kali untuk membuatku terkesan?" Tanya sean.
Shena tak menjawab, tangannya langsung meraba benda panjang yang sudah tegang. Perlahan ia mulai membenamkan wajahnya di antara paha sean. Ia pernah tak sengaja mengintip ibunya yang sedang melakukannya bersama albert.
Sean langsung memejamkan matanya, karena sangat jarang baginya merasakan sentuhan lidah di benda pusaka miliknya. Ia sedikit duduk dan menekan kepala shena agar lebih masuk ke dalam.
"ahhhh,,,,, you really make me satisfied," ucap sean membelai rambut panjang milik shena.
"kau tidak pernah keluar tapi kenapa kau tau cara melakukannya? Walaupun kau sedikit mengigit ku akhhhh,"
"maaf," ucap shena melepaskan benda panjang milik sean.
"jawab aku," ucap sean dengan mata sayu melihat ke arah shena yang berada di bawahnya.
"aku tak sengaja melihat ibuku melakukannya pada albert, jika sakit aku tak akan melakukannya lagi,"
"tidak ini enak, hanya saja kau harus banyak belajar agar tak terkena gigimu,"
"maafkan aku tuan,"
Sean hanya mengangguk dan mendorong kepala shena agar kembali masuk, ia benar benar menikmati setiap usapan dari lidah shena.
...🪼TBC🪼...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments