Sean berjalan ke arah kamar eliza yang ada di lantai satu, dengan langkah tegasnya ia mendatangi eliza.
"eliza," panggil sean.
"ayahhh!!!" teriak eliza senang, ia berlari menghampiri sean dan memeluknya.
"ayah siapa nona cantik itu? Maafkan aku ayah aku tidak sengaja," ucap eliza takut.
"dia istriku, kenapa kau masuk ke ruangannya? Apa kau tak di ajari sopan santun?" tanya sean ketus, mengingat kaki shena yang sakit membuatnya ingin melepar gadis kecil ini ke laut lepas.
"aku hanya penasaran karena aku mencium bau harum dari kamar itu, aku melihat semua karya karyanya yang sangat cantik ayah. Tapi ayah bilang dia istri ayah, lalu bagaimana dengan ibu?" tanya eliza.
"dia bukan istriku, dengarkan aku. Aku tak akan membiarkan dirimu naik ke lantai 2 dan 3 jadi jangan pernah kau naik kesana. Mengerti?"
"iya ayah, tapi aku ingin bertemu ibu,"
"ibumu sedang sakit, kau bisa tertular jika kau bertemu dengannya. Nona shena lebih cantik,"
"tapi nona itu sangat ketus padaku, bahkan dia berkata ingin menyiramku dengan lilin panas," ucap eliza hampir menangis.
"itu karena kau yang memulainya, dia gadis baik tidak jahat seperti ibumu. ayah akan membencimu jika kau tak patuh pada istri baru ayah. Mengerti?"
"baik ayah,"
"cepat tidur kau besok sekolah,"
Eliza naik ke atas ranjangnya, ia menatap sean yang sedang melihat ponselnya.
"ayah aku ingin dongeng sebelum tidur,"
sean sebenarnya mendengarnya namun ia tak tau caranya menolak, jadi ia melenggang pergi meninggalkan kamar eliza.
......
2 hari berlalu, kaki shena sudah mulai sembuh. Namun shena makin kesal karena kakinya sudah tak mulus lagi.
"sudah dua hari sean tak mencariku, apa dia marah karena aku meninggalkannya?"
Shena bergegas keluar dari kamarnya untuk mencari sean. Ia pergi ke lorong kamar sean dengan perlahan, berharap sean ada di kamarnya.
Kamar sean, shena dan Irene memang satu lantai di lantai 2 tetapi berbeda lorong.
"tuan apa kau di dalam? Boleh aku masuk?" tanya shena sambil mengetuk pintu kayu di kamar sean.
Tak ada jawaban, hening dan tak ada suara aktivitas di dalam. Shena kembali mengetuk pintu itu karena ia sudah mencoba menelfonnya lewat fwa namun tak di jawab.
"ayah sedang pergi," ucap eliza di belakang shena.
"astaga kau mengangetkan aku, kenapa kau disini? Kau mau ku siksa?" ucap shena sambil berkacak pinggang melihat eliza dengan raut wajah malas.
"kau ibu baruku?"
"ibu baru? Apa yang kau katakan jangan mengarang," kesal shena, ia mendorong eliza dan pergi. Namun eliza langsung mengejarnya.
"ayah bilang nona cantik adalah istri baru ayah,"
Ucapan eliza langsung menghentikan langkah kaki shena, "katakan sekali lagi,"
"ayah bilan nona shena adalah istri baru ayah, aku harus patuh pada ibu baruku,"
"istri baru? Kenapa dia mengatakan itu?" gumam shena.
"sudahlah tak usah menggangguku, sebaiknya kau turun dan mandi. Kau sangat bau,"
"aku kan baru kembali dari sekolah,"
"maka dari itu cepatlah mandi, lalu makan dan tidur siang. Nikmati hidup mu yang penuh kekayaan," ucap shena sebelum akhirnya ia pergi dan masuk ke dalam kamar.
"ayah benar, ibu memang baik walaupun ibu ketus. Seperti ayah, walaupun ayah ketus tapi ayah sangat mencintai dan menyayangi aku,"
"tidak seperti ibu ku yang pertama. Dia sangat galak, tidak peduli padaku dan selalu mengacuhkan aku,"
......
"sudah beres semua tuan, tapi bagaimana dengan anda?" ucap max melihat tubuh sean yang penuh luka.
Tubuh max tidak terluka sama sekali karena max berjaga di luar sedangkan sean langsung terjun ke dalam.
"tidak masalah,"
"tapi jika anda pulang dengan keadaan begini bukankah itu akan membuat nona shena takut? anda bilang dia sedang menjaga jarak denganmu kan tuan?"
"aku sudah dua hari tak pulang, kupikir dia akan mencariku,"
"anda perlu mengobati luka luka anda terlebih dahulu tuan," saran max.
Max langsung membawa sean ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Sedangkan di rumah, shena sedang menyiapkan makan malam untuk sean, lebih tepatnya ia ingin mengajak sean dinner romantis. Ia melakukannya bukan tanpa alasan tapi untuk menanyakan julukan istri dan ibu baru yang sean berikan padanya.
Ia membuat hidangan seorang diri di meja kaca yang sudah ia hiasi, ia mendapat info dari Chris jika sean akan pulang malam ini.
"nona mau ku bantu?" tawar chris.
"bolehkah aku bertanya sesuatu?"
"ada apa? Katakan saja nona,"
"apa tuan sean sering minum?" tanya shena pelan.
"tidak juga, tuan sean sangat sehat tapi dia tetap punya koleksi minuman mahal," jelas chris.
"bisakah aku mendapatkannya?"
"bisa, akan aku carikan. Tunggu sebentar ya,"
Chris memberi info jika sean akan tiba pukul 8 malam, ia bergegas mandi dan berdandan cantik. Bahkan ia memakai dress cantik dengan belahan tinggi.
Ia benar benar ingin terlihat cantik dan sexy, tak lupa ia menyemprotkan parfum ke rambut dan tubuhnya. Memoleskan lipstik merah dan menggerai rambut panjangnya.
"wah wah lihat siapa ini," ejek chris.
"ah tuan kapan dia pulang," tanya shena saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 8 lebih 10 menit.
"panggil aku chris, kita seumuran. Entahlah tuan biasanya selalu tepat waktu, atau mungkin macet?" tenang chris.
"bisakah kau tanyakan pada max?"
"bisa, sebentar,"
chris menyambungkan fwa nya ke max, "ini kau bisa bicara sendiri nona,"
📞 *hallo chris ada apa? Apa nona terluka lagi*?
^^^*Ini aku tuan, kapan tuan sean akan pulang?📞*^^^
*📞tuan tidak pulang, banyak wanita cantik disini. Tuan ingin menginap*
^^^*Bisakah aku bicara dengannya?📞*^^^
*📞sayangnya tidak, aku akan tutup telfonnya nona*
"Bagaimana nona?" tanya chris penasaran.
"dia tidak pulang, katanya dia betah disana karena banyak wanita cantik disana. Sialan!!!"
"Kau tau di bilang aku istri barunya, sampai eliza memanggilku ibu dan irene mencaci makiku. Tapi ini yang aku dapatkan sialan,"
Shena yang kesal langsung berdiri dan mendorong meja kaca itu sampai terbaik dan pecah. Hancur bersama semua makanan yang telah ia siapkan, bahkan kakinya kembali terluka karena serpihan kaca yang tercecer kemana mana.
"nona kakimu, aku akan panggilkan dokter sam," ucap chris khawatir.
"tidak perlu aku tidak mau, jika kau panggilkan aku akan lompat dari atap,"
Shena berjalan melewati pecahan kaca itu, bahkan telapak kakinya berdarah darah. Bahkan darah berjejak membentuk telapak kakinya sepanjang jalan ia berjalan naik ke lantai dua dan masuk ke dalam kamarnya.
Tak ada rasa sakit di kakinya yang terasa adalah sakit di hatinya, ia sampai menangis dan tertidur dengan kaki terluka parah. Ranjangnya juga penuh dengan darah, shena tak peduli jika ia mati karena kehabisan darah.
"nona kau sangat mencintainya? Semoga tuan membalasmu dengan cinta yang besar," gumam chris melihat jejak kaki shena.
Ia tak berniat membereskannya agar sean melihatnya saat pulang.
...🪼TBC🪼...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments