Shena terbangun dari tidurnya pukul 3 pagi, ia merasakan hawa dingin di sekitar dadanya.
"enghhh sesak sekali," shena langsung membuka matanya, ia mendapati sean yang tidur bersandar didadanya.
"padahal masih ada bantal kosong tapi kau memilih tidur di dadaku," shena mengusap rambut milik sean yang sangat halus.
"tuan apa hari harimu sangat berat? saat di gunung dan di rumahmu sendiri kau tampak berbeda. Apa rumahmu tak nyaman?"
Shena masih mengusap kepala sean, ia tak bisa tidur setelah terbangun. Entah kenapa ia merasa sedih saat melihat sean kelelahan.
"tidak ada rahasia di antara kita, kau tau aku mencintaimu dan aku tau kau tidak peduli soal itu. Terimakasih, karena kau membuat aku merasa hidup. Kupikir aku akan segera mati, tapi setelah bertemu denganmu aku jadi punya harapan,"
"apa aku bisa berbekas di hatimu? Walaupun hanya sesaat? Karena aku juga ingin dicintai oleh orang yang aku cintai. Mungkin terlalu cepat aku mencintaimu tuan, tapi aku tidak pernah berubah pikiran,"
Sean membuka matanya, ia tak tidur ia hanya diam dan mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut shena. Entah mengapa ia merasa tenang dan nyaman saat bersama shena.
"semoga kau bahagia dan hari harimu indah tuan, mengingat kau sangat baik padaku aku yakin hari harimu akan di penuhi hal indah. Sebenarnya aku tak pernah menyangka jika aku akan memelukmu saat tidur, kau sangat harum,"
Sean tersenyum, ia senang mendengar kalimat indah dan doa dari seseorang. Karena ia tak pernah mendengarnya, walaupun dari mulut almarhum istrinya.
Sean pura pura terusik dan naik ke atas, ia mencari bantal kasong dan menarik shena ke dalam dekapannya.
"tidurlah besok hari yang panjang,"
Namun shena tak mengiyakan ia malah meraba ponselnya dan mencari sesuatu di laman internet.
"tuan apa kau lelah?"
"karena itu aku tidur," ucap sean mengeratkan pelukannya pada shena.
sean mencium dan mengigit leher shena, ia sebenarnya menginginkannya namun mengingat shena yang sedang haid ia hanya bisa diam.
Shena sepertinya paham dengan gerak gerik sean yang gelisah, tanpa ragu ia langsung menelusupkan tangan lentiknya kedalam celena sean. Mencari benda panjang yang sudah menegang.
"shena apa kau sush gila? Keluarkan tanganmu,"
"tidak sebelum kau puas, tuan jika kau tahan yang ada mood mu akan buruk,"
Sean hanya diam melihat shena yang juga menatapnya, "kenapa kau melakukannya hmm?"
"aku menginginkannya," shena bangun dan membuka celena sean. Ia menjadi liar karena bacaan yang ia baca di internet 'cara membuat pria nyaman dan terangsang'
Ahhh kau benar benar membuatku gila, kau gadis pertama yang melakukannya. Kau benar benar mencintaiku? Aku tidak terlalu yakin kau mencintaiku secepat itu shena.
Kali ini shena melakukannya lebih baik karena ia tak mengigit sean, "kenapa ini terasa lebih besar?"
"bodoh, diam saja," ucap sean malu, walaupun pria senang jika miliknya di puji tetap saja mereka malu.
Setelah sean keluar, shena membantu sean untuk membersihkan diri. Ia juga mengganti bajunya yang kotor terkena cairan sean.
"tuan apa aku boleh bertanya sesuatu?"
"katakan,"
"apa kau merasa lebih baik setelah mengeluarkannya?" tanya shena hati hati.
"ya kau membuatku merasa lebih baik,"
"tuan apa boleh aku melihat kamarmu?"
sean tampak berpikir sejenak, "boleh saja,"
"sekarang ya?"
"boleh saja," sean membawa shena masuk ke dalam kamarnya, ia juga tak tau shena mau apa namun ia menurut saja.
"kenapa tidak ada foto pernikahan mu tuan?"
"ah ya aku juga belum menjawab kenapa aku menjadi duda,"
"kemarilah, malam ini kita tidur disini," ajak sean berbaring di ranjang miliknya.
"kenapa kau menduda?"
"istriku meninggal dunia karena sakit parah, aku sudah membawanya kesana kemari untuk berobat namun tetap saja dirinya tak tertolong. Ia meninggal tepat di tanggal ini 5 tahun yang lalu,"
"tapi kenapa aku tidak melihat fotonya? Bukankah kau sangat mencintainya?"
"ya aku sangat mencintainya tapi dia lebih mencintai hartaku, tidak masalah juga karena dengan senang hati aku mau di manfaatkan olehnya. Namun mungkin karena dia tamak, tuhan tak mengijinkan dirinya memakan hartaku sampai habis," jelas sean.
"apa hubungannya dengan tak ada fotonya di rumahmu? Aku sudah mengelilingi rumah ini tapi aku tak menemukannya,"
"memang tidak ada, dan tidak ada alasannya,"
Shena langsung diam, ia takut jika terus bertanya membuat sean tak nyaman.
"tidurlah matahari hampir terbit,"
"tidak, aku tidak bisa tidur tuan. Aku akan kembali ke kamarku agar kau bisa beristirahat," ucap shena sopan. Shena tak ingin mengganggu sean yang tampak sedih, mata sean memerah kala ia menceritakan tentang mendiang istrinya.
"begitu?"
"iya tuan, kau harus beristirahat agar kau tidak sakit, hari harimu sangat sibuk dan melelahkan. Kau bisa beristirahat sebentar sebelum kau bertarung melawan hari hari beratmu,"
Shena turun dari ranjang dan berjalan keluar kamar, ia menutup pintu kamar sean dengan hati hati. Entah kenapa hatinya juga sesak mendengar cerita dari sean, bukan karena ia cemburu pada orang yang sudah tiada. Ia hanya kasihan pada sean yang sangat tulus mencintai istrinya, namun sean tak mendapatkan itu dari mendiang istrinya.
"setelah mendengar ceritamu, aku merasa hidup ku jauh lebih baik. Terimakasih sudah menyadarkan aku jika hidupku sangat baik baik saja tuan," ucap shena di depan pintu kamar sean. Ia bergegas lari ke arah kamarnya, melewati lorong lorong panjang yang sunyi dan gelap.
Namun langkah kaki shena terhenti saat ia melihat cahaya dari dalam kamar seseorang yang terbuka sedikit. shena mengintipnya, ia melihat ada seekor anjing besar berwarna hitam yang tertidur di dekat kaki seseorang yang tergeletak di lantai.
shena perlahan membuka pintu itu, ia melihat seorang wanita yang meringkuk di lantai yang dingin. Ia ingin masuk namun max langsung menarik tangannya dan ia terpelenting keluar menabrak dinding.
"akhhhh,"
"maafkan aku tapi kau yang tidak sopan," ucap max ketus.
"nona kau sedang berada di rumah seseorang, jadi sebaiknya kau tau diri," max mengunci pintu itu dan melenggang pergi meninggalkan shena yang kesakitan.
"siapa wanita itu? Apa dia butuh pertolongan? Dia sepertinya sedang sakit,"
Shena mendekati pintu itu lagi, ia mencoba mengetuknya "nona kau siapa? Apa kau sakit? Kau butuh sesuatu?"
Shena tak mendengar suara apapun dari dalam, bahkan seharusnya anjing itu sudah bangun dan menggonggong ketika mendengar suara gaduh.
"nona apa kau baik baik saja?"
"nona apa kau sakit? Katakan nona aku akan membantumu,"
"nona!" shena yang kesal langsung menggebrak pintu itu agar anjing yang berada di dalam itu bangun dan menggonggong.
"nona,"
"NONA!!!"
Shena di pukul dengan benda tumpul oleh seseorang dari belakang, tak sempat shena melihatnya. Kepalanya sudah di tutup menggunakan kain hitam, ia tak pingsan. Tubuhnya di seret dengan kasar menuruni tangga.
Shena berusaha tak bersuara agar ia tak kembali di pukul, ia berusaha mendengarkan siapa orang yang sedang menyeretnya dengan kasar seperti ini.
...🪼TBC🪼...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Bastard_🗡️
kasihan juga yah kau sean
2024-01-18
1