Sudah dua hari berlalu, shena dan eliza makin dekat. Bahkan tiap pulang sekolah eliza langsung pergi ke kamar shena untuk membuat diy dari barang barang yang ada.
hobi keduanya sangat unik namun membuat sean pusing karena shena mengambil beberapa perabotan mahal miliknya.
"shena,"
"hmm ada apa?" tanya shena masih fokus menuangkan resin di cetakan miliknya.
"lihat aku,"
"sebentar jika aku melihatmu ini akan tumpah," jawab shena.
"aku akan membuangnya jika kau tak melihatku,"
"kau cemburu pada benda mati?"
"ayolah kau selalu menghabiskan waktu dengan eliza, kau jadi mengacuhkan aku," kesal sean.
"kalau begitu katakan dengan jelas jika kau mencintaiku,"
Ahhh sial, aku benci momen dimana dia meminta kejelasan dariku
"aku mencintaimu," ucap sean cepat.
"katakan dengan lembut sean,"
"aku tak bisa berkata kata, aku mencintaimu, aku cemburu jika kau menghabiskan waktu dengan orang lain. Aku kesal jika kau mengacuhkan aku, shena ayolah aku tak bisa merangkai kata kata indah untukmu,"
Shena tersenyum dan langsung memeluk sean, akhirnya perasannya terbalaskan setelah banyak drama yang ia lalui. Bahkan ia mulai menyayangi eliza seperti anaknya sendiri.
"sean, bisakah kau membawaku ke Australia?"
"untuk apa?"
"aku ingin membunuh albert dan ibuku," ucap shena mantap.
"tidak semudah itu, kau harus punya rencana dan kemampuan menyusup dan berkelahi. Mamakai pistol atau bermain pisau,"
"kau akan mengajari aku kan?"
"aku yang akan membunuh albert, dan kau ibumu. Aku akan membantumu,"
"terimakasih,"
"aku menginginkannya,"
"ahhh sebentar lagi eliza akan pulang sekolah,"
"maka dari itu sekarang," pinta sean.
"sudah lama kita tak melakukannya," ucap shena di sela sela ciuman mereka.
"kau yang selalu marah dan menolakku,"
"karena kau menyebalkan,"
"kau lebih menyebalkan karena membuatku menahan itu,"
Sean menggendong shena ke ranjang, ia melepas semua baju shena dan menindihnya. Tak lupa ia menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka.
"uhhh kenapa rasanya beda," ucap shena tiba tiba.
"beda? Apanya?"
"sakit, kenapa milikmu makin besar," rengek shena.
Sean hanya terkekeh, ia menikmati semua sentuhan dan cakaran dari tangan shena. Gerakannya makin cepat saat mengetahui shena akan keluar.
Sedangkan shena tak berhenti mencengkram lengan dan bahu sean.
"ahhh sean hentikan!!!"
"bunda, ayah kalian sedang apa?" tanya eliza di ambang pintu.
Sean langsung menarik selimut di punggungnya agar menutupi sampai ke bahunya. Ia langsung meluk shena yang juga sedang panik.
"ayah dan bunda sedang berpelukan," jawab sean gugup.
"tapi kenapa bunda berteriak? Apa ayah menyakiti bunda? Ayah tidak boleh kasar,"
"tidak eliza ayah tidak menyakiti bunda, kenapa kau kemari hmm? Kau harus mandi lalu makan terlebih dahulu bukan. Kau tak ingat bunda mengajarkan apa padamu? Kau sudah lupa?" tanya shena dengan lembut.
Shena memejamkan matanya saat sean dengan sengaja menggerakkan pinggulnya.
"ahh aku tak tahan sean,"
"maafkan aku bunda, aku akan mandi terlebih dahulu,"
"jangan kemari jika bunda belum turun, mengerti? Dan lagi kau tidak boleh sembarang masuk ke dalam kamar bunda dan ayah,"
"baik, maafkan aku," eliza pergi dan menutup pintu.
"sean kenapa kau tidak kunci pintunya," kesal shena
"aku lupa hehe,"
"hampir saja kita ketahuan, ah memalukan jika dia mengerti apa yang sedang kita lakukan,"
"tidak akan, jangan khawatir,"
Sean kembali menyelesaikan permainan mereka sampai satu jam lebih. Mereka berdua tak ada lelahnya untuk memuaskan satu sama lain.
"hentikan sean, bisa bisa aku tak bisa berdiri dan berjalan,"
"hahaha baiklah kita sudahi ini,"
"sean, kau ingin aku bisa hamil?" tanya shena tiba tiba.
"ya kurasa aku menginginkannya,"
"bagaimana jika ternyata aku tidak bisa hamil, apa kau akan meninggalkan aku?"
"kenapa kau berpikir seperti itu? Aku hanya ingin hidup bersamamu, anak itu hanya bonus. Walaupun tak punya anak aku tetap mencintaimu," jelas sean.
"aku hanya takut saja, apa kau masih mencintai irene?"
"bisakah kau tidak membahasnya di atas ranjang kita?"
"maafkan aku," shena merasa sedih, entah kenapa akhir akhir ini ia selalu menjadi sensitif dan mudah marah.
Setelah mereka mandi, mereka akhirnya turun dan menghampiri eliza yang sedang bermain di meja makan.
"kenapa kau selalu bermain di meja makan?" tanya sean sedikit jengkel karena meja makan miliknya selalu kotor bekas mainan mainan milik eliza.
"ini masih bisa di bersihkan sean kenapa harus marah?"
"ahh kau selalu membelanya," ucap sean kesal.
"tidak sean, jangan marah. Jika kau marah aku tak akan memuaskan dirimu lagi," bisik shena nakal.
sean menahan bibirnya agar tak tersenyum, ia selalu salah tingkah jika shena sudah menggodanya.
"kau mau pergi ke kantor?" tanya shena.
"ya aku akan pergi, jaga dirimu baik baik ya?"
"tentu saja, kau juga harus pulang. Jika aku tau kau tidur dengan wanita lain aku akan menghukummu,"
"tidak akan, tenang saja. tapi aku tidak pulang karena perjalanan kali ini lumayan jauh,"
"jadi aku akan tidur sendiri?"
"sehari saja, malam berikutnya kau akan ku buat tidak tidur," bisik sean.
"bunda, apa bunda bisa membantuku mewarnai ini?" tanya eliza.
"ah kenapa kau menganggu sekali, kau tidak lihat ayah sedang bicara pada bunda?"
"sean kau keterlaluan,"
"ah menyebalkan aku akan berangkat sekarang," sean mengecup bibir dan kening shena lalu ia pergi bersama max.
"bunda, bunda sangat mencintai ayah?" tanya eliza.
"ya, bunda sangat mencintai ayah. Ayah adalah cinta pertama bunda,"
"tapi guruku bilang cinta pertama wanita adalah ayahnya dan pria adalah ibunya,"
"tapi bunda tak mendapatkannya dari orang tua bunda, jadi ayahmu adalah cinta pertama bunda," jelas shena.
"eliza, kau mencintai ayah?"
"dulu aku benci ayah karena ayah selalu kasar kepada ibu tapi sekarang aku menyukai ayah. karena bunda, ayah jadi baik padaku,"
"tapi ayah masih kasar pada ibumu,"
"biarkan saja, aku sudah di beri tahu oleh paman max apa yang di lakukan ibu sehingga ayah membenci ibu dan aku,"
"kau sedih?" tanya shena saat melihat eliza menunduk.
"sedikit karena ibu tak punya teman, walaupun ibu jahat tapi aku menyayanginya,"
"kau memang tak boleh membenci ibumu sendiri walaupun dia jahat," ucap shena bohong.
Pada kenyataannya dirinya sendiri sangat membenci ibu kandungnya. Bahkan ia berencana membunuhnya saat dirinya sudah siap di latih.
Ia tak masalah jika dirinya harus di buang, ia tak masalah jika ia berakhir di hutan tanpa makanan. Namun yang ia permasalahkan adalah albert, kenapa ibunya tega menjualnya pada albert?
Shena tidak paham apa yang membuat ibunya sangat benci padanya. Terkadang ia berpikir jika ia anak yang tidak di inginkan, namun ia juga berpikir jika eliza memang gila uang.
Mendengar nama eliza membuat dirinya ingat dengan ibu dan anak tirinya. Dua orang berbeda dengan kepribadian berbeda dan dengan cinta yang beda.
...🪼TBC🪼...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Bastard_🗡️
eliza kecil kyknya manis banget
2024-01-18
1