Sean pergi ke gudang tua miliknya bersama max dan andreas. Di iringi 5 mobil hitam berisi pria berbadan besar penuh senjata dan aura berbahaya.
"tuan siapa wanita yang kau bawa pulang itu?" tanya max.
"ah dia... dia entahlah aku juga tidak tau, aku menemukan dirinya tersesat di story bridge. Apa dia merepotkan mu?" tanya sean melihat max dengan tatapan mengintimidasi.
"bukan begitu tuan, aku hanya heran saja karena dia yang pertama kau bawa pulang setelah nyonya irene pergi,'' max tampak berkeringat dan panik.
"apa urusannya denganmu?"
"tuan kita sudah sampai," lerai andreas agar sean tak menyerang max lagi.
Andreas sebenarnya juga takut jika sean sudah berbicara ketus dan menatap tak suka karena mereka tak bisa menebak apa yang akan sean lakukan setelahnya. Namun jika ia tak menyela, sudah pasti max akan di lempar keluar dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
"silahkan tuan," ucap max membukakan pintu untuk sean.
"ahh kau beruntung karena andreas," ucap sean sebelum meninggalkan max dan andreas.
Sean datang setelah 8 bulan lamanya ia tak mengunjungi tempat itu, rupanya ia memiliki banyak serigala di antara para kroco kroco hina miliknya.
Kedatangan sean sangat mendadak dan tanpa aba aba hal itu membuat eric terkejut dan panik. Selama ini senjata yang di produksi sean di ambil separuh oleh eric, senjata itu di perdagangan sendiri oleh eric namun membawa nama sean agar eric kebal dari hukum di negara ini.
"kau sangat giat sekali hmm? Kau harusnya di beri penghargaan buka?" ucap sean merangkul pundak eric yang sudah ketakutan.
Eric berani melakukannya karena sudah setengah tahun lebih ia menjabat sebagai direktur utama. Ia awalnya hanya menjualnya sedikit, namun karena harga yang ia tawarkan sangat murah daripada yang seharusnya, permintaan itu menjadi meluap dan membuatnya memproduksi lebih banyak.
"terimakasih tuan," ucap eric pelan dan tertekan.
"kenapa kau gugup sekali? Kau melakukan kesalahan?"
"tidak tuan,"
"tidak? Pilih ini, kau mau kanan atau kiri?"
Eric melihat dua jari sean yang sejajar kanan dan kiri, ia berkali kali menelan salivanya karena ia ketakutan. Entah apapun yang menjadi opsi di balik kanan dan kiri namun semua orang yang di beri pilihan itu sudah pasti memiliki kesalahan yang fatal pada sean.
"aku baru kembali dari australia, aku baru saja bersenang senang bersama wanita cantik yang sekarang sedang ada di rumahku. Tapi kenapa kau mengangguku hmm? Aku harus datang kemari untuk memberimu pertanyaan yang tak kunjung kau jawab,"
"kau benar benar menyita waktuku,"
"tuan maafkan aku, maafkan aku tuan aku tamak dan berdosa. Maafkan aku tuan aku mohon," eric bersimpuh di kaki sean, ia sangat takut karena ia sudah berada di ujung tanduk kematian.
sean mengambil senjata yang ada di balik jas miliknya, "harusnya aku bisa menemani wanitaku berkeliling mansion, tapi kau menyita waktuku dan membuatnya menunggu diriku,"
"dengarkan aku, mengkhianati diriku tak akan membuatmu kaya dan sukses. Tapi aku akan memberimu kesuksesan...."
"dineraka,"
Dorrrrrr
Dorrrrr
Dorrrrr
Dorrrrr
Dorrrrr
5 peluru langsung di tembakkan ke kepala eric, sean benar benar ingin melampiaskan emosinya pada tubuh eric. Jika bisa jujur ia sebenarnya ingin tidur dan memeluk shena sepanjang hari, namun pekerjaan sialan harus mengusiknya.
"max kau sudah periksa semua pembelian senjata dari sampah ini?" tanya sean melihat max yang sedang menutup matanya karena ia jijik melihat darah yang berceceran.
"sudah tuan,"
"kau mau aku mencongkel matamu agar kau punya alasan untuk menutup matamu?"
"tidak tuan, maafkan aku," max langsung mengalihkan pandanganya, ia benar benar jijik melihat darah.
"Bereskan dan tangkap semua orang yang terlibat, kuliti dan ambil bagian tubuh yang bisa di jual,"
"kuliti saat mereka masih membuka matanya dan memohon," lanjut sean sebelum ia keluar dari gudang miliknya.
...****************...
Shena memakan hidangan di meja makan seorang diri, perutnya sangat sakit karena hari ini sedang haid. Ia bahkan tak selera makan karena perutnya terlalu sakit.
"nona apa kau butuh sesuatu? atau aku harus mengganti hidangan ini dengan yang baru?" tanya seorang pelayan saat melihat shena yang hanya diam melihat makanan di piringnya.
"tidak perlu, terimakasih. Bisakah aku minta air hangat di dalam botol? Aku sedang haid perutku sangat sakit,"
"baik nona tunggu sebentar aku akan menyiapkannya untukmu,"
Sambil menunggu shena berjalan ke arah ruang tv, ia menyalakan tv besar yang dingin itu.
"hawanya sangat dingin seperti tak tersentuh, apa dia sangat sibuk? Lagipula kenapa dia tinggal dirumah sebesar ini? Harusnya satu rumah dengan dua kamar saja sudah cukup,"
"tapi dia kan sangat kaya, tapi aku juga tidak yakin jika dia menjamah semua sudut ruangan di rumah ini,"
Setelah di beri air hangat, shena meringkuk sambil menonton kartun. Ia sampai tak sadar jika sean sudah pulang bahkan sudah berdiri di belakang sofa yang ia tiduri.
"ekhmm..." deham sean agar shena menyadari keberadaannya.
"tuan, maafkan aku. Aku tak tau jika kau sudah pulang, apa kau butuh sesuatu?"
Sean hanya diam, ia melemparkan sekantong penuh pembalut ke wajah shena.
"aku tidak tau kau mau yang mana jadi aku menyuruh max mengambil semua jenis yang ada," ucap sean ketus.
"terimakasih tuan,"
Max awalnya sudah menawarkan diri untuk mengantarkan pembalut itu pada shena namun sean merebutnya dan memberikannya kepada shena sendiri.
"jadi kita tidak bisa melakukannya?"
"tapi jika kau menginginkannya aku bisa melakukannya seperti pagi itu," ucap shena mengingat dimana pagi itu ia membenamkan wajahnya di antara paha sean.
"tidak perlu," sean pergi meninggalkan shena, ada rasa kesal di hati sean mengetahui jika shena sedang mendapat periode.
Tak mau berpikir yang aneh aneh, shena langsung naik ke kamarnya. Ia ingin tidur karena saat haid ia seperti orang masuk angin.
"aku sudah berjalan jalan tapi aku tak melihat satupun foto milik tuan sean dan istrinya, apa dia sangat benci pada istrinya sampai sampai tak mau memajang foto pernikahan mereka?"
"entahlah, tapi kurasa wanita itu pasti sangat cantik. Ibu lihatlah kau membuang ku dan aku bertemu pria tampan yang baik hati,"
"bahkan karena kebaikannya aku sampai lupa jika aku ingin membalasmu. Dan untukmu elina, maafkan aku karena nyatanya aku tak punya cukup tenaga dan kuasa untuk menghadapi ibu. Semoga kau tenang disana, aku merindukanmu,"
Shena terlelap dengan mata basah, setiap harinya ia selalu teringat akan memory buruk yang ia alami. Setiap harinya saat akan tidur tak pernah absen bayangan itu datang dan menghantui shena.
...🪼TBC🪼...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Mas Roni
lanjut Thor
2023-11-24
0