Sean hanya berdiam diri di dalam kamarnya, ia benar benar lelah. Ia ingin berduaan bersama shena namun gadis itu menolak.
"arghhh kenapa badanku rasanya sakit semua, padahal aku melakukannya dengan benar. Lagi pula aku sudah di rawat," sean beberapa kali mengerang kesakitan.
"aku benar benar lelah, aku bahkan tak tidur selama 2 hari,''
Sean menarik selimut miliknya dan berusaha tidur, ia sangat lelah dan mengantuk.
di lain sisi shena sedang berada di kamar eliza, mereka berdua tengah melanjutkan bermain clay.
"eliza,"
"ya ibu?"
"dimana kau membeli ini?" tanya shena penasaran.
"aku tidak tau, aku minta pada paman max,"
"kau tau ada clay dari tanah yang bisa di bakar dan sesuatu yang kita buat itu akan mengeras dan bisa di gunakan,"
"benarkah aku mau,"
"minta saja pada paman max untuk mencarikan clay untuk gerabah, aku tidak terlalu tau nama aslinya,"
"sebentar ibu, aku akan menemui paman max," ucap eliza langsung berdiri.
"tapi ibu mau ke kamar ayah, setelah ini kau mandi lalu makan. Nanti ibu akan datang lagi, mengerti?"
"baik ibu,"
"kau bisa pergi eliza,"
Eliza lari keluar, sedangkan shena sedang membereskan mainan eliza.
"kau tampak senang bermain dengan eliza," ucap chris di ambang pintu.
"ya menyenangkan karena aku dan dirinya punya hobi yang sama,"
"setauku kau membenci dirinya," ucap chris mengingat kejadian dimana eliza menumpahkan wax panas ke kaki shena.
"ya aku masih membencinya, apalagi wanita busuk di atas sana, aku benar benar benci padanya,"
"tuan tau?" tanya chris heran.
"bahkan aku mendorongnya sampai jatuh di depan sean,"
Chris langsung menutup mulutnya, ia tak menyangka jika gadis di depannya ini sangat berani. Terlebih di depan sean, biasnya seseorang akan bersikap baik di depan suami dan jahat di belakangnya.
"kau benar melakukannya? Apa tuan tak marah?"
"justru aku yang marah, sampai sekarang aku masih marah padanya. Akhhh benar benar sialan, aku rasanya ingin mengamuk dan menghancurkan kamarku,"
"wahhh kau wanita pertama yang di spesialkan oleh tuan sean,"
"kurasa irene lebih dulu merasakannya,"
"tidak juga, Irene di perlakukan biasa. Jika ia melakukan kesalahan tuan akan marah dan menyiksanya," ucap chris.
"apa aku pernah di siksa?" tanya shena polos.
"tidak kurasa,"
"ah aku tak peduli aku akan pergi ke kamarnya," shena melenggang pergi meninggalkan chris.
"nona kau sangat beruntung dan kupikir tuan juga sangat beruntung mendapatkan wanita secantik dirimu," gumam chris.
Shena berjalan ke arah lorong kamar irene, padahal ia bilang ingin pergi ke kamar sean.
Tok...tok... Tok....
"irene aku ingin bicara padamu," ucap shena.
tak lama irene membukakan pintu untuknya, namun keadaan irene sudah membaik bahkan lukanya sudah di rawat.
"kau sedang apa?" tanya shena.
"kau ada perlu apa kemari?" tanya irene tak suka.
"kau cemburu jika aku bersama sean? Maka dari itu kau berusaha merawat dirimu? Yang rusak bukan hanya fisikmu tapi hatimu bodoh," kesal shena.
"katakan kau mau apa kemari?" tanya irene lagi.
"aku baru saja bermain dengan eliza, dan kau tau? Dia sangat benci padamu aku tak menyangka jika ia akan sangat senang mempunyai ibu baru seperti ku,"
"jangan dekati anakku!"
"aku tidak mendekatinya tapi dia yang selalu menghampiri ku, dia sangat menyayangi aku bahkan sean lebih dekat dengan eliza karena aku. kau harus berterima kasih padaku,"
Irene diam mematung, memang benar dulu sean tak mau berhubungan dengan eliza. Bahkan mendengar suaranya saja sean sudah muak dan mengamuk. Namun mendengar penuturan dari shena membuat irene makin sakit, karena wanita di depannya ini telah menyaingi dirinya.
"kenapa ku datang ke hidup sean? Kau mau merebutnya dariku? Merebut putriku juga?" tanya irene dengan mata berkaca-kaca.
"aku tidak merebut apapun darimu karena mereka bukan milikmu,"
"kau mau bersaing denganku? Memangnya kau siapa? Kau punya apa? Aku seorang desainer terbaik di new york,"
"bersaing denganmu? Aku bahkan tak minat melakukan perlombaan denganmu, aku sudah memenangkan sean dan eliza. Kau tidak bisa menjadi aku dan aku tak mau menjadi kau. Kita sangat berbeda dasar tamak," ucap shena sebelum akhirnya ia melenggang pergi meninggalkan irene.
Shena sangat puas telah membuat Irene kesal, ia langsung berjalan menuju lorong kamar sean.
"tuan aku akan masuk,"
Shena membuka pintu, ia melihat sean yang tertidur di ranjangnya. "aku selalu sedih saat melihatmu kelelahan, kenapa kau tidak menyuruh anak buahmu saja kenapa kau harus turun tangan?"
Shena ikut masuk ke dalam selimut, membawa sean ke pelukannya. Ia mengusap rambut sean yang halus dan harum.
"kau masih marah padaku? Shena maafkan aku. Aku sangat lelah jadi aku gampang tersulut emosi," ucap sean memeluk perut shena.
"tidurlahh aku akan memelukmu," ucap shena mengecup bibir sean.
...****************...
Saat makan malam, shena turun bersama sean namun mereka berdua dikejutkan dengan keberadaan irene di meja makan.
"ibu," ucap eliza menghampiri sean dan shena.
"kenapa? Kenapa ibumu ada disana?" tanya shena, ia masih menggenggam erat tangan sean.
"entah aku juga tidak tau, paman max sudah mengusirnya namun ibu tidak mau pergi,"
"sayang aku tak selera makan, kau bisa makan sendiri bersama eliza. Aku akan kembali ke kamar," ucap shena menatap irene tak suka.
Ia tak masalah makan bersama irene tapi ia tak bisa melihat luka luka di badan irene bahkan di wajahnya. Shena merinding sampai ia ingin muntah.
"huek," shena langsung berlari ke kamar mandi.
"sayang kau kenapa?" kejar sean.
Sean dan eliza langsung berlari mengejar shena yang ingin muntah. Sean memijat tengkuk shena yang sedang mengeluarkan isi perutnya.
"ibu apa ibu jijik dan benci melihat ibuku?" tanya eliza dengan mata berkaca-kaca.
"ekhmm, tidak eliza ibu tidak membencinya. Hanya saja ibu tidak bisa makan sambil melihat luka luka di tubuh ibumu," jelas shena pelan.
"kita makan di dalam kamar saja, aku akan minta pelayan menyiapkan untuk kita," ucap sean.
"tapi aku ingin makan bersama ibu," rengek eliza.
saat itu juga Irene datang, "eliza kau tidak mau makan dengan ibu?"
"aku mau makan bersama ibu baruku, bunda shena," jawab eliza sambil tersenyum.
"irene kau bisa makan sendiri, aku dan sean akan makan di kamar. Jujur aku tak tahan melihat lukamu,"
sean menyeret irene keluar dari kamar mandi, "kenapa kau tiba tiba disana ha? Kau tak tau malu?" tanya sean geram.
"sean aku hanya ingin makan dengan eliza," ucap irene gugup karena ini pertama kalinya dirinya berbicara dengan sean sedekat ini setelah beberapa tahun ia di kurung.
"kau mau mengacaukan diriku lagi? Begitu?"
"tidak sean tapi kenapa kau begini? Aku hanya ingin makan bersama eliza. Tak apa bersama shena,"
"shena bahkan muntah sebelum ia makan karena melihat dirimu, kau masih berpikir kau pantas duduk disana?"
...🪼TBC🪼...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments