Bab 20

Makan malam kali ini terasa berbeda bagi Amira. Dimana, saat ini untuk pertama kalinya ia makan malam di keluarga suaminya. Ya, sebelum-sebelumnya ia dan suaminya memang kerap mengunjungi rumah mertuanya, hanya saja mereka belum pernah menginap. Sebab, mereka masih belum tega meninggalkan Ibu Mina sendiri. Itu juga menjadi alasan mengapa Amira dan Agam masih belum menempati rumah mereka sendiri hingga sekarang

"Kak Via..." Sefty merajuk saat lagi-lagi ia menjadi korban keusilan Kakak perempuannya

"Via, jangan selalu mengusili adikmu, tidak baik" tegur Agam

"Entahlah, Mama sampai bingung harus melerai dua kucing ini. Setiap hari ribut saja kerjanya" sahut Mama Diana

"Bukan dua kucing Ma, tapi kucing anggora dan tikus got" ejek Silvia

"Silvia!"

"Benar Ma, lihat saja tampilan anak gadismu yang satu ini. Tidak ada gadis-gadisnya. Masa pakai kaos setiap hari, rambut di kucir asal, tidak pernah merias diri. Sudah seperti tikus got saja"

"Biarkan saja, aku walaupun tidak berdandan juga tetap terlihat cantik, kalau Kak Via, sudah menghabiskan uang jutaan untuk perawatan, masih saja tidak cantik" ucap Sefty santai lalu beranjak dari meja makan karena ia sudah menyelesaikan makannya

"Kau!" Silvia ikut bangkit dari kursinya dan mengejar Sefty yang sudah berlari menuju kamarnya

Sedangkan Mama dan Papa hanya saling pandang dan menghela napas bersamaan karena mereka sudah tidak tahu lagi bagaimana mengatasi dua gadis itu agar tidak ribut setiap waktu

"Maaf ya Mir, dua gadis itu memang seperti itu. Entahlah, Mama juga tidak tahu lagi bagaimana mengatasi mereka"

"Tidak apa-apa Ma. Justru, saat nanti mereka memiliki keluarga masing-masing, kita pasti akan merindukan keributan mereka seperti sekarang" ucap Amira

"Ya, itu juga yang Mama pikirkan. Makanya Mama terkadang hanya bisa pasrah kalau dua anak itu ribut"

Amira tersenyum maklum. Dirinya memang terlahir sebagai anak tunggal dari Abah Ahmed dan Ibu Mina, tapi kalau saudara yang merupakan anak Abah Ahmed dan Ummi Rahsheda, Amira memiliki dua saudara lainnya. Sama halnya dengan Silvia dan Sefty, kedua saudara Amira yang berada di Turki juga kerap bertengkar tanpa ada yang mau mengalah

*

Amira membuka pintu kamar suaminya. Ini adalah kedua kalinya ia memasuki kamar ini. Namun kali ini berbeda, karena jika sebelumnya ia hanya melihat-lihat saja, maka kali ini ia akan tidur di kamar mewah ini

"Sayang... Ke mari" Agam melambaikan tangan, meminta sang istri untuk mendekat

Amira lantas mendekat pada suaminya yang sudah berbaring di ranjang. Tidak lupa, ia juga melepas hijabnya, lalu ikut berbaring bersama sang suami

"Bagaimana tadi siang, Mama mengajakmu belanja apa saja" tanya Agam sembari membelai puncak kepala istrinya

"Mama membelikanku tas Mas, tapi... Harganya sangat mahal, aku tidak pernah memiliki barang semahal itu apalagi kalau hanya untuk sebuah tas"

Agam bisa menebak itu. Dari penampilan istrinya ia bisa tahu se-sederhana apa wanita yang ia nikahi ini. Ia 'pun sudah bisa menebak jika tas yang dibelikan Mamanya pastilah mahal. Sebab, Mamanya memang orang yang cukup senang mengoleksi barang-barang mahal

"Mas..."

"Hem?"

Amira membalik tubuhnya yang semula terlentang menjadi menghadap tubuh suaminya. Ia peluk tubuh itu sangat erat, membuat Agam juga ikut mengeratkan pelukannya "Terima kasih untuk keluarga indah yang kau hadiahkan padaku"

Agam tersenyum, ia memberi kecupan bertubi-tubi di pucuk kepala istrinya "Segalanya untukmu Sayang"

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

satu vote udah mendarat ya kak

2023-12-04

1

𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐

𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐

semoga kalian berdua selalu bahagia🥰🥰

2023-11-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!