Sang Edelweis Pujaan

Sang Edelweis Pujaan

Bab 1

Sebuah rumah megah dengan gerbang tinggi yang kini Agam datangi adalah rumah kediaman kedua orang tua serta dua adik perempuannya tinggal. Sedangkan dirinya sendiri, ia memilih mandiri dengan menghuni sebuah rumah minimalis yang berada tidak jauh dari kantor miliknya.

Ia membunyikan klakson, membuat Mang Ujang yang tengah minum kopi di pos satpam menjadi terlonjak kaget. Mang Ujang memperhatikan mobil tersebut dari layar monitor, ternyata itu adalah mobil dari Tuan mudanya. Tanpa menunggu lama, ia lantas memencet tombol yang tersedia, membuat gerbang terbuka dengan sendirinya

"Terima Kasih Mang" ucap Agam sembari menjalankan mobilnya masuk

"Sama sama Den" sahut Mang Ujang sembari menyeruput kopi dan melambaikan tangannya

Agam turun dari mobil dan langsung masuk kedalam kediaman orang tuanya. Begitu masuk, suara cempereng dari dua gadis terdengar saling bersahutan. Agam menghela napas sejenak, karena lagi lagi, sambutan kedatangannya adalah keributan kedua adik perempuannya

"Kak Via kembalikan diary-ku" pekik salah satu gadis itu

"Aku sudah bilang tidak berarti tidak. Aku ingin membacanya sebentar saja, kenapa kau pelit sekali" sahut yang lainnya

"Aku tidak mengizinkanmu membukanya. Kembalikan Kak..." tubuh gadis itu berhenti saat netranya menangkap seorang pemuda yang memasuki rumahnya. Ia berjalan perlahan, dan memegang pipi pemuda itu untuk meyakinkan penglihatannya "Kak Agam?" gadis itu tersadar jika apa yang ia lihat nyata "Mama... Mama ada Kak Agam, Kak Agam pulang" pekik gadis itu sembari berjalan menjauh mencari sang Mama

Lagi lagi Agam menghela napas dan memilih duduk di sofa ruang tengah. Gadis yang tadi mengambil buku diary adiknya ikut mendudukkan diri di samping Agam dengan tangan yang masih menggenggam buku kecil dalam genggamannya

"Tidak biasanya Kakak pulang, ada apa?" tanyanya

"Kakaknya pulang bukannya disambut malah dipertanyakan, dasar"

Tidak lama, terlihat Mama Diana yang keluar bersama anak gadisnya setelah tahu anak tertuanya telah pulang "Kak... kapan pulang, kenapa tidak mengabari Mama?"

Agam bangkit dari duduknya dan mencium punggung tangan sang Mama "Sengaja Ma, tadinya ingin membuat Mama terkejut. Tapi malah aku yang terkejut karena anak anak gadis Mama ribut"

"Tidak Ma, mana ada kami ribut, kami akur akur saja" sahut gadis yang masih memegang diary itu

"Mana ada akur, Kak Silvia selalu saja mengusikku Ma" adu gadis yang tadi memanggil Mamanya, lalu merampas buku diary miliknya dari tangan sang Kakak dan membawanya kembali ke kamar

"Lihatkan Ma, anak gadis Mama" adu Agam lagi

"Tidak, itu hanya bumbu keluarga saja. Lagipula kalau dalam keluarga ini tidak ada kami berdua, rumah ini pasti sudah hening seperti kuburan karena anak tertuanya tidak ada di rumah ini" sahut Silvia

"Silvia..." peringat Mama Diana

"Kakak yang duluan Ma"

"Sudahlah, jangan ganggu Sefti lagi, biar tidak ribut. Mama juga pusing mendengar kalian ribut terus"

"Mentang mentang anak tertuanya sudah pulang, aku dan Sefti yang dikucilkan" gerutu Silvia sembari berjalan masuk

Sepeninggal kedua putrinya, Mama Diana mengajak putranya untuk duduk kembali "Jadi ada apa, apa yang membawa putra Mama pulang?"

"Aku hanya rindu saja dengan Mama dan Papa"

"Yakin?"

"Tentu saja"

"Tidak ada maksud lain?" tanya Mama Diana

Ya, Mama Diana sedikit tidak yakin kalau putranya pulang hanya karena merindukan mereka. Karena selama beberapa bulan ini, Agam tidak pernah mengunjungi mereka karena laki laki itu tidak memiliki kepentingan di rumah ini. Tapi hari ini, secara mengejutkan putranya malah pulang, dan mengatakan rindu. Sepertinya ada yng tidak beres

"Assalamu'alaikum..." terdengar suara laki laki paruh baya dari pintu utama, membuat Mama Diana segera menyambutnya

"wa'alaikum Salam, Papa kenapa telat pulangnya?" tanya Mama Diana pada sang suami

"Ada urusan sedikit yang harus aku selesaikan" pandangan laki laki paruh baya itu lantas tertuju pada sofa, dimana putranya berada "Boy... tidak biasanya kau datang ke mari" Papa Lion ikut duduk bersama putranya sembari melepas jas yang ia kenakan

"Hanya rindu dengan Mama dan Papa"

"Really?"

"Yeah"

Mama dan Papa saling pandang. Tampaknya dua orang itu memiliki pikiran yang sama. Karena tidak biasanya putra mereka mengunjungi mereka hanya karena alasan rindu. Karena yang sudah sudah, pasti ada saja yang Agam inginkan jika ia sudah mengunjungi rumah utama ini

"Langsung saja ke intinya Boy, apa ada yang kau butuhkan?"

Terpopuler

Comments

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

hadirrr lagii thorr

2024-05-24

0

Titik Sofiah

Titik Sofiah

awal yg menarik ya Thor

2023-12-02

1

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Semangat kakak, Minta feedbacknya ya kak di novel my ex Sagara. fav dan sub sudah berlabuh terimakasih

2023-11-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!