"Setelah ini, semuanya langsung bergantian mandi ya" ucap Ibu Mina pada anak-anak
"Siap Bu"
Ibu Mina mengiringi kepergian anak-anak hingga mereka menghilang dari pandangan "Mir, Nak Agam, Ibu ke dalam dulu ya, belum masak"
"Iya Bu"
Selepas kepergian Ibu Mina, Agam mendekat pada sang istri dan mengulurkan tangannya agar dicium istrinya. Ya, tadi mereka belum sempat bersalaman sebab masih banyak anak-anak. Apalagi Agam merasa tidak enak pada Ibu Mina
"Pagi ini kita mengunjungi rumah Mama dan Papa dulu ya. Hanya mengunjungi saja, masalah menginap di sana, kita bisa pikirkan lagi waktunya" ucap Agam
"Iya Kak"
Agam mengusap pucuk kepala istrinya dengan gemas. Ia lalu mengajak istrinya untuk masuk dan membantu Ibu Mertuanya memasak
*
Amira membuka pintu kamarnya perlahan dan mengintip kegiatan suaminya. Rupanya, Agam tengah bermain ponsel di ranjang. Dengan gerakan perlahan, Amira mencoba masuk dan mendekati suaminya
"Kak..."
"Mir?"
"Diajak Ibu untuk sarapan bersama"
"Baiklah, ayo" Agam mengulurkan tangan untuk bergandengan, salah satu hal yang cukup Amira senangi
"Assalamu'alaukum, selamat pagi Bu"
"Wa'alaikum Salam. Pagi Nak Agam. Ayo duduk dulu, Ibu mengambilkan makanan untuk anak-anak sebentar"
Agam duduk di salah satu kursi, sedangkan Amira dan Ibu Mina mengambilkan makan untuk anak-anak. Anak-anak terlihat berbaris sangat rapi dengan membawa piring masing masing. Setiap yang sudah kebagian makan, mereka tidak langsung menyantapnya melainkan menunggu teman-temannya yang lain selesai. Begitu semuanya selesai, Amira membawakan tiga piring dan memberikannya pada Agam, Ibunya dan untuk dirinya sendiri
"Andi, pimpin do'a untuk makan ya"
Anak yang ditunjuk itu langsung mengadahkan tangan dan memimpin do'a. Begitu selesai, mereka memakan makanan dengan lahap, membuat Agam mengukir senyum melihat anak-anak itu. Karena makanan sederhana ini, membuat wajah mereka terlihat sangat bahagia
"Mmm masakan Ibu memang paling enak"
"Iya, apalagi lauk ikan-nya, juara"
"Yang paling enak itu sayur sop-nya. Lihat, ada baksonya"
Salah satu anak perempuan yang mendengar teman-temannya berbicara saat makan terlihat memandang takut pada Amira dan Ibu Mina. Takut kalau apa yang mereka lakukan adalah perbuatan yang tidak baik, yang kemudian akan mendapat teguran dari kedua orang tua mereka
"Hei, jangan bicara ketika makan, tidak boleh" seru anak itu
"Memangnya kenapa?"
"Iya, kami hanya memuji masakan Ibu"
"Hm, kalau kami bertengkar, baru kau boleh melerai"
"Sudah... sudah..." Amira angkat bicara saat melihat anak-anak mulai ribut "Diriwayatkan dari sahabat Jabir bin Abdillah bahwa Nabi Muhammad SAW meminta pada keluarganya lauk-pauk, lalu keluarga beliau menjawab : Kami tidak memiliki apapun kecuali cuka. Nabi 'pun tetap meminta cuka dan beliau makan dengan (campuran) cuka, lalu beliau bersabda : Lauk yang paling baik adalah cuka, lauk yang paling baik adalah cuka (HR. Muslim) Tujuan Rosulullah berkata demikian adalah untuk menggembirakan orang-orang yang makan, terlebih kepada orang yang memberinya makan yang dalam konteks ini adalah keluarganya sendiri"
Ibu Mina mengangguk membenarkan "Berbicara ketika makan itu tidak dilarang, apalagi kalau niatnya untuk memuji. Tapi, dikhawatirkan akan tersedak, maka dari itu, sebelum mengutarakan kalimat pujian untuk makanan, pastikan dulu makanan kalian sudah tertelan dengan sempurna. Paham sekarang?"
"Paham Buk"
"Baiklah, kalau begitu lanjutkan makannya"
Agam menatap Istri dan Mertuanya dengan takjub. Sejujurnya tidak heran saat kedua wanita itu mengetahui pemahaman-pemahaman seperti ini. Sebab, mereka memang berasal dari keluarga yang paham agama. Tapi terlepas dari itu, kekaguman Agam akan sosok istrinya kian bertambah besar setelah melihat kelembutn istrinya dalam bertutur kata
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
🥰🥰🥰🥰
2023-11-23
1