Agam memasuki kamarnya. Begitu masuk, sebuah lukisan besar yang tergantung di dinding kamar menjadi pemandangan pertama yang ia lihat. Sebuah lukisan bunga edelweis yang begitu indah. Itu adalah lukisan yang dibuat oleh seorang seniman berbakat yang merupakan adiknya sendiri, Silvia.
Ya, Silvia adalah seorang pelukis yang namanya cukup dikenal. Bahkan beberapa kali Silvia kerap mendapatkan award atas konten konten melukisnya. Sedangkan Sefti sendiri, entahlah, Agam tidak tahu apa kelebihan adiknya yang satu itu. Karena Sefti tidak pernah menunjukkan sesuatu yang menakjubkan apapun. Tapi Agam juga tidak begitu mempertanyakannya sebab ia tahu adiknya masih SMA, dan hal yang wajar kalau ia belum menemukan jati dirinya
*
Agam turun dari lantai atas menuju meja makan. Terlihat seluruh keluarganya sudah bersiap untuk memulai sarapan "Pagi semuanya..."
"Pagi Kak"
"Pagi Sayang. Ayo silahkan duduk, kita sarapan"
Agam duduk bersama yang lain, dan memulai sarapannya. Begitu selesai, ia berpamitan dengan kedua orang tuanya untuk langsung menuju kantor. Namun barusaja melangkah hendak keluar, suara Silvia menghentikannya
"Ada apa?" tanya Agam
"Kakak harus cepat-cepat tidak?" tanya Silvia balik
"Tidak juga"
"Cocok..." Silvia menjentikkan jarinya karena senang "Aku titip Sefti ya Kak, aku tidak bisa mengantarnya pagi ini karena aku terlanjur ada janji dengan seseorang"
"Janji temu sepagi ini?"
"Iya, orang yang akan aku temui ini adalah orang penting Kak. Setengah jam lagi dia akan terbang ke Singapore untuk urusan bisnisnya, dan aku hanya memiliki kesempatan pagi ini untuk bisa menemuinya. Boleh ya Kak, aku titip Sefti"
"Ya sudah ayo"
Sefti bersalaman kepada kedua orang tuanya, serta Kakak perempuannya. Setelah itu, ia mengikuti langkah Agam, dan langsung masuk ke mobil. Begitu keduanya siap, mobil langsung melaju menuju sekolahan Sefti. Tidak memakan waktu lama, akhirnya mobil 'pun tiba didepan gerbang sekolah. Seketika mata Agam terpaku pada satu sosok yang terlihat masuk kedalam gerbang sekolah dengan membawa beberapa buku pelajaran di tangannya. Seorang wanita cantik dengan balutan gamis syar'i berwarna hitam dan hijab menjuntai berwarna putih
"Kak, aku masuk ya" Sefti mengulurkan tangannya hendak bersalaman. Namun Kakaknya tidak menghiraukan sama sekali, membuatnya ikut memandang kearah tatapan sang Kakak
"Wanita tadi, siapa Sef?" tanya Agam
"Wanita yang mana Kak?"
"Yang barusaja masuk gerbang"
"Yang baru masuk gerbang?" Sefti melirik kearah gerbang, tapi ia sama sekali tidak melihat siapapun "Ciri-cirinya seperti apa Kak, mungkin aku bisa menebaknya"
"Sudahlah lupakan saja" Agam mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh Sefti "Ingat, fokus belajar dan jangan banyak main"
"Iya Kak, aku masuk dulu. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaukum salam"
Agam memandang kepergian adiknya, berharap agar bisa melihat wanita yang tadi masuk kedalam sana. Namun tampaknya keberuntungan masih belum memihaknya. Karena takut terlambat ke kantor, akhirnya Agam kembali melajukan mobilnya dan pergi dari sana
Begitu mobil Agam menjauh, seorang wanita terlihat keluar dari gerbang sekolah dengan menunduk, tampaknya ia mencari sesuatu "Jatuh di mana ya?" monolognya
"Sedang mencari apa Buk?" tanya salah satu murid yang melintas
"Tidak, bukan apa apa. tadi pulpen ibu sepertinya jatuh di sini, tapi ternyata tidak ada. Sudah, langsung masuk kelas ya, pelajaran sebentar lagi akan dimulai" Wanita itu melirik sebentar kearah tengah jalan untuk mencari pulpennya, tapi sepertinya pulpennya memang tidak jatuh di sana. Ia lantas masuk kedalam gedung sekolah
Sedangkan di tempat lain, Agam telah tiba di kantor. Ia langsung masuk menuju ruangannya. Begitu tiba di lantai ruangan, ia langsung masuk dan memulai rutinitas hariannya untuk memeriksa berkas dan memeriksa email yang masuk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
calon jodoh Agam kayanya..
2023-11-22
2