Di sisi lain, kepulangan Abah Ahmed dan Ummi Rahsheda disambut dengan gembira oleh Amira. Ibu Mina juga tampak keluar untuk menyambut kedatangan mantan suami dan istri barunya. Mereka lantas masuk, dan berbincang di ruang tengah
"Amira, kepulangan Abah ke sini untuk menyampaikan niat baik seseorang untuk meminangmu Nak" ucap Abah Ahmed
Amira diam, tanpa reaksi berlebih. Sedangkan Ibu Mina, ia langsung menatap mantan suminya dengan kening berkerut "Meminang Amira? Siapa laki-laki itu?" tanya Ibu Mina
"Ibu sudah mengenalnya, dia adalah Agam, putra dari Lion dan Diana yang juga merupakan donatur tetap di panti ini"
Amira mengangkat pandangannya begitu mendengar nama Agam disebut. Ya, ia tentu ingat bahwa Agam adalah nama dari laki laki yang beberapa minggu lalu mendatangi panti ini, dan dari apa yang Ibunya katakan, Agam memang seorang donatur di panti asuhan milik keluarganya ini
Abah Ahmed kembali memandang putrinya yang kembali menunduk "Kedua orang tua Agam sudah menyampaikan niat baik mereka kepada Abah dan Ummi. Abah juga sudah mengatakan pada mereka untuk menunggu jawabanmu selama satu minggu. Karena bagaimanapun, Abah tahu kalau kau pasti membutuhkan waktu untuk meyakinkan hati"
"Akan Amira pikirkan Abah"
"Baiklah, kalau begitu, Abah dan Ummi pamit pergi. Terima kasih atas jamuannya. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam"
Ibu Mina memandang kepergian mantan suminya dengan tatapan sendu. Bagaimanapun kehilangan suami yang sudah membersamainya cukup lama adalah suatu hal yang berat baginya. Apalagi, kini mantan suaminya datang, dan membawa kabar yang membuatnya kembali merasa sedih. Karena kalau putrinya menikah dalam waktu dekat, itu artinya, ia akan kembali menjalani hidupnya bersama anak anak panti yang lain, tanpa keluarga dekatnya
"Ibu, jangan terlalu banyak pikiran. Ini sudah malam, sebaiknya Ibu tidur" tutur Amira
Ibu Mina tersenyum. Ia mengusap pucuk kepala putrinya yang terbalut hijab panjang. Putrinya benar benar menuruni wajah sang mantan suami. Wajah asli timur tengah yang turun temurun dari mantan mertuanya dulu. Ya, Abah Ahmed memang memiliki darah timur tengah dari Ayahnya. Oleh karena itulah, Abah Ahmed bisa bertemu dengan Ummi Rahsheda dan akhirnya menikah
"Kau juga istirahatlah" ucap Ibu mina, lalu masuk ke dalam kamarnya
Sepeninggal Ibu Mina. Amira terlihat mengembangkan senyum. Namun sedetik kemudian ia terus merapalkan Istighfar dalam hatinya saat pikirannya tertuju pada Agam
"Ya Allah, lindungi hamba dari cinta yang berlebihan terhadap ciptaanmu. Aamiin"
*
Satu minggu sudah berlalu sejak kedatangan Ayah Ahmed dan Ummi Rahsheda. Tiada hari yang terlewat sia-sia bagi Amira. Karena disetiap waktunya, ia selalu berdo'a kepada Allah untuk diberi petunjuk untuk bisa menentukan pilihan. Hari ini, ia tidak memiliki jadwal mengajar, dan hari ini juga adalah hari dimana keluarga Agam akan mengunjunginya
Terdengar suara deru mobil yang berhenti didepan panti. Membuat Amira segera keluar, dan menyambut kedatangan Abah dan Ummi-nya. baru saja Abah dan Ummi masuk, terdengar kembali mobil yang barusaja tiba, dan entah mengapa, untuk yang kali ini, Amira merasa berdebar menantikannya
"Biar Abah yang menyambutnya. Panggilkan saja Ibu dan Ummi-mu, katakan tamu kita sudah tiba" ucap Abah
"Baik Abah"
Amira lantas mengikuti perintah Abahnya untuk memberitahu kedatangan tamu mereka pada Ummi dan Ibunya yang berada di dapur. Sedangkan Abah Ahmed sendiri menyambut kedatangan sahabatnya yang mungkin akan menjadi besannya sebentar lagi
"Assalamu'alaikum Ahmed"
"Wa'alaikum salam"
Ayah Ahmed mengajak tamunya untuk masuk. Di dalam, Ummi Rahsheda dan Ibu Mina sudah duduk dengan mengapit Amira ditengah tengah mereka. Abah Ahmed langsung duduk di kursi single, sedangkan Papa Lion, Mama Diana dan Agam duduk di sofa panjang
"Silahkan diminum dulu teh-nya Mba" ucap Bu Mina
"Terima kasih"
"Ehem... Ahmed, langsung saja pada intinya" ucap Papa Lion, ia memandang sahabatnya cukup lekat, lalu beralih pada istrinya. Mendapati anggukan dari Mama Diana, akhirnya Papa Lion memberanikan diri untuk menyampaikan niat baiknya untuk ke-dua kalinya "Kedatangan kami ke mari, tentu sudah kalian tahu alasannya. Sesuai dengan apa yang kau ucapkan satu minggu yang lalu, kami juga sudah menurutinya. Sekarang, kami ingin meminta kejelasan atas niat baik kami"
Abah Ahmed mengangguk. Ia menatap putrinya yang menunduk "Amira..." panggilnya
"Dalem, Abah..."
"Abah tidak pernah memaksakan kehendakmu 'kan?"
"Tidak Abah"
"Abah memberikan kebebasan untukmu memilih bukan?"
"Iya Abah"
"Kalau begitu, silahkan berikan jawaban atas pinangan Nak Agam atas dirimu"
Amira meremas kedua tangannya. Hatinya berdebar dengan wajah yang tampak memerah. Masih dengan menunduk, ia memilih menganggukkan kepala sebagai jawaban
Ibu Mina merangkul bahu putrinya "Apakah arti anggukan itu adalah persetujuan Nak?" tanyanya lembut
"Nggih Buk"
"Alhamdulillah"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Mengingatkan pada masa itu😁
2023-11-30
1
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Alhamdulillah..
2023-11-22
1