Bab 17

"Tambah lagi Nak, ini masih ada sayur asam dan lauk yang lain kalau masih kurang" ucap Ibu Mina saat ia masuk ke dapur dan melihat anak dan menantunya makan

"Iya Buk"

Melihat kepergian Ibu Mina, Amira dan Agam saling pandang, lalu tersenyum bersamaan. Ahhh... sungguh hal indah tapi sangat memalukan. Bahkan Amira benar-benar malu untuk bersitatap dengan suaminya sendiri, padahal kejadian indah itu terjadi tadi malam, tapi ingatan Amira masih belum bisa teralihkan dari hal itu dan membuatnya malu terus menerus

*

Malam hari kembali datang. Saat malam seperti ini biasanya akan Agam dan Amira habiskan untuk bercerita satu sama lain sebelum tidur. Itulah yang saat ini sedang Amira usahakan. Ya, untuk mengatakan hal yang mengganjal dalam pikirannya, ia membutuhkan keberanian. Sebab, apa yang akan ia ucapkan ini mungkin akan sedikit mendapat tentangan dari suaminya

"Ada apa Sayang?" Agam menyadari raut wajah istrinya dan memilih bertanya, sebab istrinya terlihat enggan untuk bicara

"Ada kebijakan baru di sekolah" Amira menatap suaminya, tampaknya suaminya masih tenang dan menunggu kata-kata yang akan ia ucapkan selanjutnya "Akan ada pertukaran guru antar daerah yang menjadi kebijakan baru. Tujuannya agar sekolah di setiap daerah memiliki kesetaraan secara pengetahuan. Apalagi bagi daerah-daerah terpencil. Dan..." Amira masih takut untuk menyampaikan ini pada suaminya

"Dan?" tanya Agam penasaran

"Beberapa guru di sekolah tempatku mengajar sudah diberi tempat masing-masing untuk tempat pertukaran pelajar mereka nantinya, termasuk aku"

"Itu artinya, kau tidak akan mengajar di sekolahan Sefti, tapi dipindah tugaskan ke sekolah lain, begitu?" tanya Agam memperjelas yang langsung dijawab anggukan oleh Amira "Baiklah, jadi kau ditugaskan ke daerah mana? Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi atau Papua?"

"Sumatera, Lampung"

"Lalu kenapa sedih? Takut tidak Mas izinkan?" tebak Agam

"Memangnya, Mas mengizinkan?"

"Asal berangkatnya bersama Mas, kenapa tidak?"

"Maksudnya?"

"Mas akan ikut ke sana selama apapun kau di sana"

"Tapi Mas..."

"Akan ada Silvia dan Ayah yang meng-handle perusahaan. Mereka pasti setuju" Amira tersenyum. Ia tidak menyangka jika sambutan suaminya akan sebaik ini. Awalnya ia pikir suaminya akan merasa keberatan, mengingat mereka masih masa-masa pengantin baru. Selain itu, Amira juga merasa berat untuk meninggalkan suminya seorang diri di Jakarta. Namun ternyata, semuanya begitu terasa mudah dengan obrolan hangat seperti ini

"Jadi, di mana tempatmu ditugaskan?"

"Kampung Way Haru, di pedalaman Lampung"

"Way Haru?" Agam mencoba mengingat-ingat tentang nama itu. Mamanya memang asli suku Lampung, bahkan merupakan anak dari salah satu Raja Kesaibatinan yang ada di sana. Hanya saja, Agam yang cukup sibuk, membuatnya cukup jarang mengunjungi keluarga yang ada di sana

"Mas tahu tempat itu?"

"Mas kurang tahu, tapi besok kita tanya pada Mama saja. Sekalian, Mas juga ingin bicarakan dengan Papa dan Silvia untuk menggantikan posisi Mas sementara di perusahaan"

"Tapi Mas harus berjanji untuk tidak memaksakan Papa. Kasian Papa, dia sudah tua, seharusnya sudah waktunya untuknya beristirahat total di usianya yang sekarang"

"Pasti Sayang. Tapi sebenarnya, kau belum mengenal Papa dengan baik, karena kalau kau mengenalnya dengan baik, kau tidak akan percaya kalau Papa masih sanggup mengalahkan lima preman jalanan di usianya yang sekarang"

"Benarkah?"

"Hm" Agam mengangguk sebagai jawaban "Daripada membahas Papa, kenapa tidak megulang yang kemarin malam saja, bagaimana?" goda Agam

Terpopuler

Comments

𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐

𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐

hehe Agam ketagihan nih ceritanya..

2023-11-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!