Malam ini, Agam memutuskan untuk menginap di rumah Amira. Sedangkan kedua orang tua serta kedua adiknya telah pulang. Abah Ahmed dan Ummi Rahsheda 'pun sudah pulang. Menyisakan Agam, Amira dan Ibu Mina saja di sana
"Mira, bawa suamimu masuk, kalian pasti lelah karena acara tadi" ucap Ibu Mina
"Baik Bu. Mari Kak..."
Amira berjalan mendahului menuju kamarnya. Ia membuka pintu kamar dan mempersilahkan suaminya untuk masuk. Agam masuk kedalam kamar sang istri, sebuah kamar yang terlihat sangat sederhana, dengan ukuran yang tidak begitu luas
"Kakak mau membersihkan diri dulu atau langsung tidur?" tanya Amira canggung
"Sepertinya membersihkan diri dulu saja" jawab Agam tak kalah canggung
"Mmm kamar mandinya di sebelah sana Kak" tunjuk Amira pada pintu kamar mandi yang berada di sudut kamar
"Baiklah, ayo. Eh... maksudnya, aku makan dulu. Tidak, bukan begitu..." Agam menghela napas untuk mengurangi rasa grogi-nya "Aku masuk ke kamar mandi dulu" ucapnya pada akhirnya
"Silahkan Kak"
Agam memgangguk dan menuju pintu kamar mandi. Namun naas, karena tidak begitu fokus, ia malah menabrak pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat. Ia menyengir untuk mengurangi rasa malunya pada Amira
"Aku masuk dulu" ucapnya lagi yang lantas dijawab Amira dengan anggukan
Huh...
Helaan napas panjang Agam keluarkan begitu ia mengunci pintu kamar mandi. Sungguh, ia tidak pernah membayangkan jika berduaan dengan Amira akan membuatnya gugup, karena selama ini, ia cukup santai dan biasa saja saat berduaan bersama Salsa
Di sisi lain, Amira masih mengulum senyum saat teringat akan tingkah lucu suaminya tadi. Ia tidak menyangka, wajah Agam yang terlihat dingin akan terlihat begitu lucu saat bersamanya. Bahkan, tutur kata laki-laki itu juga cukup lembut masuk indra pendengaran Amira
"Bismillah Ya Allah, semoga pernikahan hamba adalah jalan yang terbaik, Aamiin"
Amira menyiapkan pakaian ganti untuk suaminya. Tidak lama, akhirnya pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Agam yang keluar dari sana dengan balutan handuk. Amira yang melihat itu lantas menunduk. Sungguh, ini adalah pertama kalinya matanya disuguhkan pemandangan yang indah itu. Perut dengan susunan kotak-kotak yang menghiasinya itu membuat Amira cukup berdebar
"Aku sudah selesai" ucap Agam
"I-iya, baju Kakak sudah aku siapkan"
Setelah mengatakan itu, Amira lekas bergantian masuk kedalam kamar mandi. Begitu selesai, ia keluar dari kamar mandi dengan masih mengenakan gamis yang sama seperti yang tadi ia pakai, bahkan hijabnya 'pun masih terpasang rapi
"Tidak mandi?" tanya Agam saat melihat istrinya masih mengenakan pakaian yang tadi. Bedanya, dibagian wajah wanita itu terlihat sudah bersih tanpa polesan make-up tipis yang tadi menghiasinya
"Aku belum Shalat Isya Kak. Apakah Kakak sudah?"
"Sudah tadi di rumah"
"Baiklah, aku izin Shalat sebentar"
Amira langsung membentangkan sajadah dan memakai mukenanya. Ia Shalat Isya dengan begitu khusuk. Membuat Agam yang duduk di ranjang juga ikut diam, karena takut mengganggu Shalat Amira. Tidak lama setelahnya, akhirnya Amira menyelesaikan Shalatnya. Wanita itu melipat sajadah dan berbalik, lalu mengulurkan tangannya pada sang suami. Agam yang mengerti maksud Amira, segera mengulurkan tangannya. Untuk ke-dua kalinya, Agam kembali merasakan debaran saat hidung mancung itu menyentuh permukaan kulit tangannya
Agam berdehem, memutus tatapannya dari Amira. Ia lantas meminta Amira untuk duduk di sisinya. Setelah Amira duduk, ia memberanikan diri untuk menyentuh sebelah tangan sang istri dan menggenggamnya
"Aku bukan laki-laki yang Baik Mir. Aku masih suka berpacaran, aku masih sukar untuk menundukkan pandangan dan aku telah melenceng jauh dari jalan ke-taatan. Maaf kalau aku masih belum bisa menjadi Imam yang baik untukmu, tapi aku berjanji untuk membawa pernikahan kita menuju kebahagiaan dengan jalan yang baik. Maukah kau menjadi jembatan untuk setiap perubahanku?"
Amira mencoba menormalkan dirinya dari rasa grogi. Ya, ia grogi karena Agam menggenggam tangannya dan menatapnya dengan tatapan lekat. Sesuatu yang belum pernah Amira rasakan sebelumnya
"Aku juga masih jauh dari kata baik Kak. Maka kata yang tepat untuk kita bukanlah menjadi jembatan untuk perubahan dari diri masing masing, tapi bersama-sama membangun jembatan tersebut untuk kita melangkah bersama menuju ridho-nya Allah"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Langgeng pokoknya dah🤭
2023-11-30
1
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Aamiin🤲🏽
2023-11-22
1