Hampir seharian Agam habiskan di perusahaan. Begitu jam pulang tiba, ia lantas turun ke lantai bawah, dan langsung mengemudi menuju panti asuhan yang selama ini menjadi tempat ia mendonasikan bantuannya. Begitu tiba, Agam bisa melihat anak-anak yang mengerumuni seseorang yang kini tengah membelakanginya. Karena penasaran, ia hendak mendekat dan menyapa anak-anak itu. Namun kedatangan ibu panti membuat langkahnya terhenti
"Nak Agam, sudah lama tidak ke sini" sambut ibu panti
"Iya Bu" Agam tersenyum lalu kembali memandang kearah kerumunan anak anak itu
"Anak Ibu yang kuliah di Turki telah kembali. Anak-anak memang begitu saat anak ibu pulang" tutur ibu panti
"Anak ibu pasti baik hati, makanya anak-anak menyukainya"
Ibu panti tersenyum "Begitulah, sifat penyayang Ayahnya menurun dalam dirinya" ibu panti lantas melirik putrinya "Amira... ke mari sebentar Nak"
Wanita itu membalik tubuhnya. Hijab yang ia kenakan beterbangan mengikuti hembusan angin. Ia lantas mendekat pada ibunya, lalu menunduk setelah menyadari jika bukan hanya ibunya yang ada di sana. Tapi juga seorang laki-laki asing yang tidak ia tahu siapa
"Perkenalkan, ini donatur tetap di panti kita, namanya Nak Agam" ibu panti melirik Agam "Nak Agam..."
"Ahh iya Buk? Maaf, aku sedikit kurang fokus tadi" ucap Agam terbata. Bukan, lebih tepatnya adalah ia merasa gugup karena bertemu dengan wanita yang terlihat begitu cantik yang mampu membuat dadanya berdebar
"Tidak apa-apa. Oh iya, perkenalkan, ini anak ibuk, namanya Amira"
Agam langsung mengulurkan tangannya "Agam" Namun sayang sekali, uluran tangannya sama sekali tidak terbalas
Wanita itu menangkupkan kedua tangan didepan dada. Masih dengan kepala tertunduk "Amira..." ucapnya lembut
Agam menarik tangannya dengan salah tingkah. Tidak lama, ia melihat Amira berpamitan dengan ibu panti, lalu kembali menemui anak-anak. Agam mengikuti langkah ibu panti untuk masuk. Tidak berselang lama, akhirnya urusan Agam dengan ibu panti selesai, ia lantas keluar dari ruangan ibu panti untuk pulang. Tidak, lebih tepatnya untuk kembali melihat Amira, wanita yang tadi membuatnya berdebar. Namun sayang sekali, keberuntungan kembali belum berpihak padanya
"Kak Agam, ayo bermain bersama kami" ajak salah satu anak laki-laki dengan memegang bola ditangannya
"Baiklah, ayo"
Agam menggulung lengan kemeja putihnya hingga batas siku. Ia lantas ikut bermain sepak bola bersama para anak laki-laki lainnya. Sedangkan para anak perempuan bersama ibu panti menonton permainan itu dari pinggir lapangan. Agam melirik ke barisan penonton, berharap menemukan Amira di sana. Namun ternyata tidak ada. Ia menghela napas lalu menyeka keringat di lehernya dengan sedikit mendongak, lalu pandangan matanya seketika tertuju pada seseorang yang tengah memperhatikannya dari lantai atas, dan itu adalah Amira. Agam tersenyum tipis saat matanya menangkap gadis yang ia cari
"Kak Agam, bolanya diambil lawan" keluh anak laki laki yang satu tim dengan Agam
"Ahh iya, Kakak lupa. Ayo kita kejar"
Agam kembali fokus pada permainannya. Hingga akhirnya, di akhir permainan, tim-nya memenangkan pertandingan. Agam menyeka keringatnya sembari duduk di bawah pohon rindang di depan panti
"Diminum Kak" sebuah tangan putih bersih menyodorkan botol minum pada Agam
"Terima kasih" ucap Agam pada Amira. Ya, yang memberikan minum adalah Amira "Duduk dulu" ujarnya
Amira menuruti keinginan Agam. Ia duduk di kursi yang sama dengan Agam. Namun dengan jarak yang cukup jauh
"Kau di Turki berapa lama?" tanya Agam basa-basi
"Sekitar enam tahun Kak"
"Lama juga ya"
"Iya, karena kuliah, lalu mengabdi sebentar di sana"
"Berarti pengalamanmu lumayan banyak kalau begitu"
"Tidak juga. Di sana, aku hanya kuliah sembari mengajar di pesantren Abah. Lalu di dua tahun terakhir, aku mengabdi di universitas-ku, baru pulang kembali ke Indonesia"
"Oh... oh iya, tadi pagi, sepertinya aku melihatmu di SMA Bina Bangsa. Apa kau juga mengajar di sana?" tanya Agam, teringat saat pagi tadi dirinya melihat Amira
"Iya, baru satu minggu ini"
Agam terdiam. Ia tidak tahu lagi harus membicarakan apa. Karena pertanyaan yang ia ajukan pada Amira, sama sekali tidak mendapat pertanyaan balik sehingga membuat obrolan mereka terputus. Amira terkesan cuek dan hanya membalas ucapannya seadanya, hingga obrolan mereka stuck
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
andi hastutty
Jodoh agam
2024-07-04
0
💞Amie🍂🍃
Iklan udah mendarat ya Thor, yok semangat
2023-11-29
1