Bab 17 | Terjebak

Setelah keluar dari ruangan itu,Kelvin Stewart pun berjalan menuju arah pintu keluar dengan di ikuti kami yang juga berjalan di belakangnya,setelah keluar kami langsung berpamitan dengannya dan menuju ke arah yang berlawanan,

terutama aku yang fokus berjalan kembali menuju kamar ku yang hampa itu.

Saat kami berdua berjalan beriringan,

tiba-tiba terdengar suara tawa dari Rafael yang sepertinya berasal dari taman yang memiliki pancuran air itu.

Genia tertegun setelah mendengar suara dari Rafael.

Aku yang tidak tertarik untuk mengetahuinya,melanjutkan perjalanan ku menuju ke arah kamar ku.Tetapi seketika aku kaget karena tiba-tiba Genia menarik lengan ku hingga aku tidak sengaja berpelukan dengannya.

Aku langsung menolehkan kepala ku ke arahnya.

"Lepaskan tangan mu dari lengan ku!"

ucapku dengan tegas kepada Genia.

Genia sontak melepaskan tangannya dan memalingkan wajahnya,Aku yang melihat apa yang dia lakukan juga ikut langsung memalingkan wajah ku darinya.

"Apa yang kau inginkan?"

tanya ku lagi kepadanya sambil mengusap-usap lenganku.

Genia pun mendekatkan wajahnya ke arah telinga kiri ku.

"Temani aku mencari sumber suara itu.aku ingin memastikan apakah benar suara itu dari Rafael atau bukan," jawabnya dengan lirih.

Aku lagi-lagi menghela nafasku dan mau tidak mau harus mengikuti apa yang anak ini inginkan,dari pada mendengarkan rengekannya yang tidak ada hentinya itu.

Ketika kami berdua mengendap-endap ke arah sumber suara itu,ternyata itu benar suara dari Rafael yang sedang asik bermain dengan seorang pelayan yang tidak pernah kami berdua lihat di rumah ini.-

Kami pun keluar dari persembunyian dan melangkahkan kaki kami menuju ke arah Rafael,ketika kami sudah berdiri tepat di belakangnya.

Pelayan wanita yang menemani Rafael bermain,menoleh ke arah kami dan tersenyum.Rafael juga ikut menoleh ke arah kami,saat mata kami bertemu

Seketika Rafael tersenyum dan memeluk kami berdua dan mengajak kami untuk bermain sebuah permainan papan yang terlihat sangat asing bagi ku dan juga Genia.

Aku tidak tertarik untuk memainkan permainan yang di berikan oleh Pelayan wanita itu,karena aku merasa aneh dengan gerak-geriknya yang terus menoleh ke arah hutan yang ada tepat di belakang rumah ini.

Di saat aku menatap tajam ke arah yang pelayan itu,tiba-tiba Genia menepuk bahu ku untuk ikut bermain bersama mereka,tetapi aku langsung menolaknya.

Genia menatap ku dengan penuh harap bersamaan dengan Rafael yang terus menggoyang-goyangkan lenganku dengan ekspresi wajah memelasnya.

"Ayolah,Olin.Mainkan sekali saja,ini sangat menyenangkan,"

ucap Rafael terus menyodorkan dua buah dadu kecil yang ada di telapak tangan kanannya.

"Iya...Sekali aja,"

tambah Genia.

Aku yang sudah tidak tahan melihat rengekan mereka berdua,akhirnya aku pun ikut memainkan permainan aneh itu hingga tanpa sadar aku terlalu terbawa suasana sehingga asik memainkan permainan itu bersama mereka.

Di saat kami asik bermain,tiba-tiba Pelayan itu bangun dari posisi duduknya dan mengambil permainan yang asik kami mainkan tadi.

Genia mengamuk dan melemparkan dadu itu ke arah Pelayan yang ada tepat di depannya.

"Apa yang kau lakukan!Berikan itu!"

titahnya kepada Pelayan itu.

Tetapi Pelayan itu tidak menghiraukan apa yang diperintahkan oleh Genia,dan malah pergi meninggalkan kami bertiga tanpa mengatakan apapun.

Rafael menatap ke arah pelayan itu dengan sangat kecewa dan Genia terus mengamuk sambil terus memaksaku ikut bersamanya untuk mengambil permainan itu.

Karena aku terus menolak ajakannya,dia pun menjadi semakin kesal dan malah menarik lengan Rafael untuk ikut bersamanya.

Aku hanya duduk di tempat duduk ku dan melihat mereka pergi menjauh dari ku,tetapi lima menit sudah berlalu,tidak ada satupun tanda-tanda kalau mereka kembali ke tempat ini.

karena kesunyian tanpa sedikit pun suara dari kedua anak itu,membuat ku tidak tenang dan memutuskan untuk menyusul mereka berdua ke arah hutan belakang rumah ini.

"Kemana Bocah itu berada!"

gumam ku.

Saat aku sudah berdiri tepat di depan hutan itu,aku tidak sedikit pun mendengar suara berisik yang berasal dari mulut kedua bocah itu.Aku semakin khawatir dan terus mencari mereka hingga masuk ke dalam hutan yang ada di belakang rumah ini.

Di saat Aku berjalan masuk ke dalam hutan,Aku langsung menyadari bahwa saat ini ada seseorang yang mengikuti.

tiba-tiba orang yang mengikuti ku tidak sengaja menginjak daun kering,hingga membuat ku menoleh ke arah belakang.

Saat aku menoleh.tiba-tiba Seorang Pelayan wanita yang mengajak kami bermain tadi,langsung menutupi mulut ku dengan sebuah sapu tangan yang tercium bau obat bius yang sangat menyengat dari kain yang menutupi mulut dan hidungku saat ini.

Aku terus memberontak hingga tidak sengaja menampar wajah wanita itu,hingga dia terjatuh ke tanah.

Tetapi apa yang aku lakukan tidak berdampak baik untuk ku,karena efek dari obat bius yang aku hirup dari sapu tangan tadi.Membuat penglihatan ku perlahan memudar,dan lama-kelamaan menjadi gelap sepenuhnya.

Hingga aku tidak sadarkan diri dan tidak mengingat apapun lagi setelah kejadian itu.-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!