Menjadi Penerus Sesungguhnya

Menjadi Penerus Sesungguhnya

Bab 1 Prolog

Kemenangan kembali hadir di peperangan yang kami lakukan kali ini,semua orang bersorak-sorai di saat kami kembali dari peperangan sambil membawa jarahan dan juga budak-budak yang didapatkan dari sana.

Dan seperti biasa di saat malam kemenangan tiba,seluruh anggota kerajaan,para bangsawan,

prajurit perang dan juga rakyat akan merayakan kemenangan yang kembali berhasil di peroleh kali ini.

Dengan penuh kebahagian,semua anggota prajurit berkumpul di satu tempat untuk menikmati arak yang biasa di sajikan setiap kemenangan,arak yang berkualitas sangat tinggi yang tidak mungkin ada yang akan menolaknya ketika sudah tersaji di depan mata.

Aku mengangkat cangkir yang terisi penuh akan arak dan bersorak.

"Untuk kemenangan yang tak akan bisa direbut oleh lawan!"

Semua yang ada di tempat perayaan itu mulai bersorak-sorai setelah mendengar apa yang aku sorakan tadi.

Suasana menjadi makin meriah hingga akhirnya aku merasa sangat pusing karena sudah mulai mabuk hingga aku tidak sanggup lagi memegang cangkir arak dengan stabil.

Aku pun memanggil bawahan ku yang sedang berdiri di pojok ruangan lalu memintanya melakukan sesuatu.

"Bantu aku meminum ini jika ada setetes saja yang tumpah ke baju ku,kepala mu akan aku penggal,"

ucap ku dengan nada mengancam karena sudah sangat mabuk.

Setelah puluhan botol arak habis ku nikmati,aku seketika tidak sadarkan diri lagi.Dan aku tidak mengingat apapun lagi hingga akhirnya aku kembali terbangun karena tubuhku yang terasa sangat sakit seperti baru saja terbentur sesuatu yang tumpul.

Aku membuka mata ku perlahan dan terlihatlah Ming hao,bawahan ku yang selalu aku mintai bantuan karena dia adalah salah satu anak buah ku yang selalu gesit saat di beri perintah.

Aku mulai memberontak karena merasa kesakitan di saat dia terus menyeret kaki ku untuk masuk ke hutan lebih dalam lagi.

Dengan tubuh yang setengah sadar dari mabuk,di tambah kepala ku yang terasa sangat sakit karena terlalu banyak terbentur.Aku seketika menggenggam akar pohon yang mencuat keluar agar Ming hao berhenti menyeret tubuh ku.

Ketika dia melihat tangan ku menggenggam akar pohon,tanpa ada rasa takut dia langsung menginjak tangan ku hingga jari tengah ku patah dan akhirnya genggaman ku dari akar yang mencuat itu terlepas.

Jari tengah ku terasa sangat sakit hingga aku menjerit di saat dia menginjaknya.

"Akh,Sial-Beraninya kau!"

Dia hanya menatap ku dengan tatapan kosong,setelah kami masuk ke hutan terdalam.

Terlihat warna merah kejinggaan yang bersinar dari sela-sela ranting pohon dan dedaunan,di tambah adanya asap yang mengebul yang berarti ada seseorang yang sedang berkemah di sana.

Tanpa pikir panjang aku langsung memberontak hingga aku sempat memukuli bawahan ku itu,tetapi di tengah-tengah adegan aku memberi pelajaran kepadanya,tiba-tiba aku merasa ada yang berdiri tepat di belakang ku saat ini.

Saat aku ingin menoleh tiba-tiba ada seseorang yang memukul ku dengan sangat keras hingga lagi-lagi aku hilang kesadaran.

Tidak lama setelah kejadian itu,aku terbangun kembali karena kaget dengan air yang menguyur tubuh ku.Seketika aku kaget melihat Ming hao berdiri bersama dengan para prajurit dari Negri Lutho.

Dengan tangan dan kaki yang terikat di kursi serta mulut yang tersumpal dengan kain yang membuatku kesulitan untuk berbicara.

Aku terus berusaha mengatakan sesuatu kepadanya walaupun tidak terdengar jelas,

tiba-tiba ada salah satu prajurit  yang memberikan sebuah pisau kepadanya,dengan tatapan yang bengis kepada ku mereka tertawa saat Ming hao mendekat kepada ku.

Aku yang sudah tidak terlalu berharap bisa selamat kali ini,hanya bisa pasrah dan melihat apa yang akan terjadi.Ming hao mendekat kepada ku dengan tangan yang bergetar.

Ming hao menunduk dan berbisik kepada ku yang duduk terikat di atas kursi,

"Saya sangat membenci anda,Jendral.

Atas semua yang sudah anda lakukan Kepada Saya akan Saya balaskan hari ini."

Setelah dia mengatakan hal itu,aku menatapnya dengan sangat tajam karena dia terlihat terlalu berbangga diri karena bersekutu dengan musuh yang nyatanya bukan hanya memiliki dendam kepada ku tetapi kepada seluruh rakyat yang ada di Kekaisaran ini.

Dengan tangan yang gemetar,dia berusaha untuk menusuk ku,tetapi dia lagi-lagi gagal karena tidak bisa melakukannya karena ketakutan saat bertatapan dengan ku.

Karena terlalu lama membuang-buang waktu,Salah satu prajurit musuh yang sudah membantu Ming hao untuk mengkhianati ku langsung merebut pisau yang ada di tangan Ming hao dan langsung menusuk perut ku dengan sangat dalam beberapa kali hingga rasanya semua bagian perut ku terasa keluar dari perut ku.

Setelah puas melakukan hal itu,dia kembali menyerahkan pisau itu kepada Ming hao untuk melanjutkannya.Ming hao pun mendekat kearah ku dengan mata yang tertutup,dia langsung menusuk ku di bagian ulu hati ku beberapa kali hingga aku mulai kehilangan kesadaran ku karena darah yang terus mengalirkan tanpa henti.

Tangan Ming hao penuh akan darah ku,

setelah itu mereka mengangkat tubuh ku yang sudah lemas dan melemparkan tubuh ku lalu meninggalkannya di tengah hutan yang gelap gulita.

Setelah mereka semua pergi,datanglah satu serigala yang mencium-cium tubuhku lalu dia melolong memanggil koloninya hingga terdapat puluhan serigala yang menatap ku dengan penuh rasa lapar.

Tanpa aba-aba,mereka mulai menggerogoti tubuh ku tanpa ampun.Aku yang masih dalam keadaan sadar hanya bisa menjerit dengan mulut tersumpal di saat,gigitan demi gigitan di lakukan oleh segerombolan serigala itu.

Dengan rasa sakit yang di iringi dengan perasaan dendam yang bergejolak di dalam diri,tiba-tiba aku malah kembali sadar dengan tubuh yang terikat di pohon.

Di tengah hutan yang gelap tetapi cahaya bulan masih bisa menembus di sela ranting dan dedaunan pohon yang menandakan,kalau aku saat ini tidaklah berada di tengah-tengah hutan seperti sebelumnya.

Aku menatap ke segala arah

memperhatikan hutan yang terasa sangat asing bagi ku,di tambah kaki dan tangan ku yang terlihat mengecil,dengan mulut yang tidak lagi tersumpal.

"Ada dimana aku saat ini?sesuatu hal yang tidak mungkin jika aku tetap hidup setelah apa yang terjadi kepadaku tadi,"

gumam ku dengan kebingungan.

Karena tali yang kali ini tidak lah terlalu sulit untuk di lepas tetapi dengan kekuatan tubuh ini,wajar jika dia tidak bisa membebaskan dirinya sendiri.

Dengan tubuh yang kurus di balut dengan gaun mewah tetapi menyembunyikan rasa sakit yang terasa jelas di sekujur tubuh,sehingga tidak ada gunanya baju ini hanya seperti kain mewah yang membalut kulit yang kotor.

Aku pun sekali lagi melihat ke segala arah,saat aku perhatikan lebih jelas ternyata ada sebuah batu yang terlihat cukup runcing untuk bisa di gunakan sebagai alat pemotong tali ini,yang terletak cukup dekat di sebelah kanan ku.

Aku berusaha menggapainya dengan tubuh yang terikat,aku mengabaikan rasa sakit saat berusaha menggapai batu itu.Dengan penuh perjuangan,

akhirnya aku bisa menjangkau batu itu.

Setelah batu itu sudah ada di tangan kanan ku,aku langsung menggeseknya dengan penuh kekuatan ke arah tali ini hingga tidak butuh lama untuk ku memutuskan tali yang mengikat tubuh kecil ini.

Setelah tali itu putus,aku langsung berdiri dan membersihkan seluruh tubuh ku yang kotor karena tanah yang menempel,walaupun tidak bisa bersih sepenuhnya.

Di saat aku membersihkan tanah yang menempel di tangan ku,aku melihat sesuatu yang berkilau karena terpantul cahaya bulan saat aku mendekatinya ternyata itu sebuah bros terbuat dari emas yang berbentuk bunga melati yang tergeletak tidak jauh dari tempat ku terikat tadi.

Karena aku merasa ini akan berguna nantinya,aku pun langsung mengambilnya dan menyusuri jalan untuk keluar dari hutan ini.Karena sudah terbiasa melewati hutan belantara di saat peperangan,membuat ku sangat mudah untuk mencari jalan keluar dari hutan ini.

Saat aku keluar,terlihatlah rumah yang sangat besar dan megah yang bersinar sangat terang,tidak salah lagi rumah itu pasti milik seorang bangsawan kaya raya yang ada di negri ini.

Melihat pakaian yang aku kenakan saat ini,pasti ada hubungannya dengan tempat itu.Jadi aku pun memantapkan diri untuk berjalan masuk ke dalam sana,saat aku tiba di depan gerbang rumah itu,tiba-tiba muncul penjaga yang menahan ku.

"Jangan bergerak,ada perlu apa bocah kotor seper-eh Nona Theoline Edmond!maafkan saya,Nona!"

ucapnya kepada ku.

Melihatnya bertingkah panik seperti itu,

sudah dipastikan anak ini memiliki kekuasaan di rumah yang besar ini.

Aku mengarahkan tangan ku ke arahnya memintanya untuk diam,tanpa membantah dia langsung terdiam dan membukakan ku gerbang rumah itu.

Saat gerbang itu terbuka,berlari lah seorang wanita yang seperti orang asing dengan bahasa asing yang anehnya bisa aku pahami dengan sangat baik.Dia langsung memeluk ku dengan erat tetapi wajah khawatirnya malah membuat tubuhku gemetar seolah-olah di alam bawah sadarnya anak ini merasa sangat ketakutan dengan wanita yang sedang ada di hadapan ku kali ini.

Aku mendorongnya perlahan karena merasa tidak nyaman terlalu lama di pelukan wanita asing ini,setelah lepas dari pelukannya,aku menatapnya dari bawah ke atas dan bergumam.

"Tidak mungkin wanita ini Ibunya kan?dari respon tubuh ini saja sudah terlihat dia bukanlah Ibu kandungnya."

Wanita itu memegang kedua bahu ku dengan sangat kuat dengan air mata yang berlinang bagaikan seseorang yang merasa sangat bersyukur aku telah kembali,setelah itu keluarlah Seorang pria Dewasa dan juga Gadis Kecil yang sangat mirip dengan pria itu.

Aku menatap tajam ke arah mereka berdua lalu tanpa aba-aba Pria itu menampar wajah ku dengan sangat kencang dan berteriak ke arah ku.

"Dari mana saja kau!aku akan menghukum mu,selama seminggu jangan pernah keluar dari kamar dan kau hanya akan makan roti dan susu untuk satu minggu!"

Aku menatap matanya lalu menundukkan kepala ku.

"Baik tuan," jawab ku sambil menunduk.

Setelah itu,seorang pelayan menghampiri ku dan membantu ku dengan sangat lembut hingga aku masuk ke dalam kamar ku,setelah aku masuk ke dalam kamar.Aku langsung membuka seluruh baju dan berjalan menuju cermin,untuk melihat bagaimana kondisi tubuh yang aku masuki ini.

Saat aku lihat,ternyata kondisi tubuh anak ini terlihat sangat menyedihkan lebih dari apa yang aku bayangkan dengan badan kurus hingga terlihat tulang rusuknya di tambah dengan luka yang hampir terinfeksi di seluruh tubuhnya,membuat ku semakin merasa kesal dengan semua orang yang ada di rumah ini.

Ketika aku asik berkaca tiba-tiba dari arah pintu ku,terdengar suara pelayan yang membantuku untuk masuk ke dalam kamar ku tadi.

"Permisi Nona,saya ingin masuk untuk mengantarkan makan malam anda," ucapnya dari balik pintu.

"Ya masuklah," jawab ku.

Saat dia masuk,seketika dia kaget dan hampir berteriak tetapi aku sempat menghampirinya dan menutup mulutnya.

Aku pun memintanya untuk menutup pintu terlebih dahulu dan meletakan makan malam ku di meja.

Setelah dia melakukan semua itu,dia langsung menyentuh seluruh luka ku dengan penuh khawatir yang membuatku merasa tenang ternyata masih ada yang baik secara tulus kepada anak yang menyedihkan ini.

"Non-Nona,maafkan saya.Jadi karena ini anda tidak pernah ingin mengizinkan saya untuk membantu anda mandi,maaf saya baru mengetahui hal ini,Nona."

Aku mengusap kepalanya dengan perlahan dan meminta sesuatu kepadanya untuk membantu mengobati luka yang mulai membusuk di sekujur tubuh ku ini.

"Bisakah kau memberi ku obat untuk luka ini?aku akan sangat berterima kasih kepada mu,"ucap ku kepadanya.

Dia mengusap air matanya lalu menganggukkan kepalanya mengiyakan apa yang aku pinta itu dan bergegas keluar dari kamar ku.

Aku pun mengenakan jas mandi ku terlebih dahulu,untuk luka yang bernanah seperti ini tidak seharusnya aku untuk mandi karena bisa saja membuatnya semakin parah.

Aku menunggu sambil memakan roti yang lumayan keras ini bersama dengan segelas susu yang hangat.Setelah menyelesaikannya aku menyeka mulut ku dengan sapu tangan yang ada di samping piring makan ku.

"Hah,makanan untuk rakyat jelata di masa ku saja lebih baik dari ini.

Bocah,kau tau lebih baik kau mati saat berperang dari pada hidup sengsara di rumah mewah seperti ini,"

gumam ku sambil menatap wajah ku ke arah cermin.

Saat aku sedang menunggu,tiba-tiba pintu kamar ku terbuka dengan sangat kencang hingga suaranya mungkin akan terdengar di lantai satu.Saat aku menoleh ternyata itu adalah Pria dewasa yang menampar ku tadi.

Dia tanpa mengatakan apapun langsung berlari ke arah ku dan membuka jas mandi ku lalu menatap tubuh ku yang menyedihkan ini lalu menangis terisak-isak.

Aku pun memegang dagunya agar dia menatap ku dan ketika dia menatap ku,aku langsung mengatakan sesuatu yang membuatnya hanya bisa terdiam.

"Untuk apa kau menangis,bukankah ini hasil ketidakpedulian mu terhadap ku?"

Seketika dia langsung bangun dari posisinya yang saat ini sedang berjongkok dan berbalik lalu berjalan pergi menjauh dari ku.Sebelum keluar dari kamar ku,dia mengatakan sesuatu kepada pelayan yang baik itu.

Aku yang memperhatikan dari kejauhan, langsung memalingkan wajah ku saat dia menatap ku.

"Bagaimana pun caranya,kau harus keluar dari penjara yang megah ini,

Bocah!"

gumam ku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!