Ferrari hitam telah terparkir di halaman kediaman keluarga Selvi. Banyak tamu yang sudah hadir. Hampir berasal semuanya dari golongan kelas atas karena latar belakang dari kedua keluarga yang memang bukan orang sembarangan.
Keluarga Selvi adalah pemilik beberapa yayasan dan juga sekolah SMA dimana dulu Dira dan Selvi bersekolah. Dira mendapatkan beasiswa di sana selain karena kepintarannya, juga karena ibunya yang bekerja sebagai pembantu di rumah mereka.
Sedangkan keluarga Zaki adalah pebisnis terkemuka di kota itu. Jadi wajar jika acara pertunangan saja sampai digelar semeriah ini.
Dira melangkahkan kakinya memasuki ruangan pesta dengan percaya diri. Tubuhnya yang proporsional dibalut dengan gaun mahal dan elegan membuat penampilannya semakin menawan. Meskipun dia datang tanpa pasangan, itu tidak masalah karena dia sudah terbiasa pergi ke pesta ataupun menghadiri acara besar sendirian.
Sebenarnya tadi, Dira ingin mengajak ibunya. Dia ingin menunjukkan kepada orang-orang jika dirinya juga bisa sukses meskipun hanya anak seorang pembantu. Tetapi kondisi ibunya yang sudah lemah tidak memungkinkan untuk datang ke pesta seperti ini. Akhirnya Dira memutuskan untuk datang sendiri.
Saat tengah berjalan anggun, Dira mendengar bunyi dari dalam perutnya. "Astaga, aku belum makan tadi," gumamnya lirih.
Siang tadi Dira sengaja mengebut pekerjaannya agar bisa selesai lebih cepat lalu hadir ke acara ini. Karena itu dia tidak sempat makan siang dan baru sekarang terasa lapar.
Dira tetap melanjutkan langkahnya dengan anggun meskipun menahan lapar. Dira berjalan ke arah Zaki yang sedang berbincang dengan beberapa tamu. Tepat disaat bersamaan Zaki menoleh dan melihat kehadiran Dira, senyum Zaki pun merekah. Laki-laki itu langsung pamit meninggalkan tamunya untuk menyambut Dira.
"Selamat ya Zaki, semoga lancar sampai hari pernikahan nanti," Dira mengulurkan tangannya memberi selamat Zaki.
"Terimakasih sudah mau datang," ucap Zaki menyambut uluran tangan Dira. Mereka pun bersalaman dan mata mereka saling bertatapan. Zaki seperti larut dalam tatapan Dira sehingga dia tidak juga melepaskan tangannya.
"Dimana Selvi?" tanya Dira sambil berusaha menarik tangannya.
Zaki yang sadar lalu melepas tangan Dira. Pria itu lalu menoleh ke sekeliling mencari keberadaan perempuan yang sekarang sudah resmi menjadi tunangannya itu. "Tadi dia bersama Mama, Mama ingin memperkenalkan dia ke teman-temannya," jawab Zaki sambil terus mencari. "Itu dia, ayo kita temui dia. Pasti dia senang melihatmu datang."
Dira menurut mengikuti langkah Zaki, tetapi dia tidak yakin akan Selvi senang melihat kehadirannya.
"Sayang, lihat siapa yang datang," ujar Zaki. Selvi menoleh. Dia terlihat kaget tetapi berusaha menyembunyikannya di balik senyumnya.
"Dira, aku senang kamu datang," ucap Selvi sambil tersenyum lebar seperti ingin menunjukkan kalau dirinya menang.
"Selamat ya, Sel," ucap Dira membalas senyum Selvi.
"Oh ... Iya kenalkan ini calon mertuaku, mama dan papanya Zaki." Selvi mengenalkan Dira kepada sepasang suami istri yang berdiri bersamanya.
"Ma ... pa ... ini Dira, teman SMA Selvi. Dia ini dulunya anak pembantu di rumah Selvi. Tetapi karena papa kasihan, papa memberinya beasiswa agar bisa bersekolah di sekolah yang sama dengan Selvi." Kedua orang tua Zaki nampak saling berpandangan, sementara raut wajah Zaki berubah setelah mendengar penjelasan Selvi. Zaki tidak tahu cerita ini sebelumnya, dan meskipun benar kenapa Selvi harus menceritakannya sekarang, saat banyak orang seperti ini.
"Pa, dia adalah direktur utama Vinson Corp yang sering aku ceritakan itu," ucap Zaki berusaha menutup apa yang baru diceritakan Selvi.
"Oh ... Kamu orangnya? Zaki sering cerita soal kamu." Tuan Atmajaya tersenyum lebar dan langsung mengulurkan tangannya. "Senang bertemu denganmu. Zaki banyak cerita tentang kamu. Baru kamu rekan bisnis perempuan yang sampai di bahas di rumah oleh Zaki," ucap pria paruh baya itu ramah.
"Benarkah? Saya merasa tersanjung," balas Dira disertai senyum tulus.
"Jadi dia orangnya? Zaki cerita terus tentang kamu, sampai Tante penasaran dan ingin lihat seperti apa orangnya. Oh ... ternyata masih muda ya, cantik pula," imbuh Nyonya Atmajaya sambil terus memandangi Dira. Mungkin dalam hatinya dia berharap Dira yang menjadi menantunya, bukan Selvi yang manja.
Selvi yang sebelumnya tersenyum sumringah berubah menjadi senyum kecut mendengar kedua orang tua Zaki terus memuji Dira. Niatnya untuk merendahkan dan membuat Dira malu sepertinya sia-sia.
"Hei, Kalian di sini," ucap seseorang yang tiba-tiba bergabung bersama mereka.
"Ma, ini ada Dira."
"Dira siapa?" balas Linda, ibunya Selvi sambil mengernyit.
"Dira anak bi Narti, pembantu di rumah kita dulu!" ucap Selvi keras-keras, sengaja agar didengar banyak orang dan membuat Dira malu. Tetapi Selvi lupa, Dira yang di depannya sekarang ini bukanlah Dira yang dulu, dihina dan diejek tidak akan membuatnya malu karena sekarang dia sudah kebal dengan itu.
"Narti siapa? Pembantu kita banyak Sayang, mama nggak ingat nama-nama mereka," jawab Linda acuh.
"Itu loh Ma, Bi Narti, pembantu yang anaknya papa kasih beasiswa. Masa mama nggak ingat sih?"
Linda menoleh sekilas ke arah Dira, tetapi kembali acuh. "Nanti saja kenalannya sama anak pembantu ini, ada yang lebih penting. Mama mau ngenalin kalian sama penyumbang dana terbesar di yayasan mama. Itu orangnya lagi di belakang sama papamu." Linda menoleh ke belakang, lalu dia bersuara cukup keras memanggil suaminya. Semua orang ikut menoleh, tak terkecuali Dira. Matanya tersangkut pada sosok laki-laki, tampan, tinggi menjulang yang sedang menjadi pusat perhatian. Senyum tipis menghiasi pipi Dira.
"Pa, di sini," ucap Linda sembari melambaikan tangan agar suaminya itu segera mendekat.
"Oh ... Di sini rupanya. Aku mencari-cari kalian," ucap Harsa, ayahnya Selvi. Lalu Harsa memperkenalkan mereka satu-persatu, mulai dari Selvi yang berdiri paling dekat dengannya. "Ini putriku, Selvi," ucap Harsa memperkenalkan Jeff pada Selvi.
Selvi mengetahui jika keluarga Vinson adalah penyumbang dana terbesar di yayasan orang tuanya, tetapi Selvi belum pernah bertemu salah satu dari mereka sekalipun. Itu karena Selvi tidak mau tahu menahu urusan orang tuanya dan cenderung acuh, yang penting semua keinginannya dipenuhi.
"Senang bertemu denganmu, dan selamat atas pertunangan nya," ucap Jeff.
"Terima kasih Tuan Jeffrey," balas Selvi.
"Tolong panggil Jeff saja."
Lalu Harsa memperkenalkan Jeff kepada kedua orang tua Zaki. "Kenalkan, dia Jeffrey Vinson, putra keluarga Vinson." Lalu mereka pun berjabat tangan.
"Sepertinya kita pernah bertemu," ucap Zaki ketika dia dan Jeff akan bersalaman, lalu dia menoleh ke arah Dira.
"Ya, aku ingat itu," jawab Jeff yang juga ikut menoleh ke arah Dira lalu mengedipkan sebelah matanya kepada Dira. Lalu semua orang ikut menatap ke arah Dira mengikuti arah pandangan Jeff.
Ishhh ... Pria ini! batin Dira, kesal dan senang bersamaan.
"Pa, papa ingat Dira?" Selvi bertanya kepada papanya yang juga ikut menatap Dira. Selvi merasa belum puas dan masih berusaha mempermalukan Dira.
"Dira siapa?" balas Harsa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
huh selvi selvi masih aja punya niat buruk..
2025-02-10
0
Ani Ani
diatak habis habis nak Malu kan orang tu
2024-07-29
0
X'tine
sombong lalu si Selvi... ntar nangis kejer loe...
2024-07-16
0