18. Pesta Pertunangan

Ferrari hitam telah terparkir di halaman kediaman keluarga Selvi. Banyak tamu yang sudah hadir. Hampir berasal semuanya dari golongan kelas atas karena latar belakang dari kedua keluarga yang memang bukan orang sembarangan.

Keluarga Selvi adalah pemilik beberapa yayasan dan juga sekolah SMA dimana dulu Dira dan Selvi bersekolah. Dira mendapatkan beasiswa di sana selain karena kepintarannya, juga karena ibunya yang bekerja sebagai pembantu di rumah mereka.

Sedangkan keluarga Zaki adalah pebisnis terkemuka di kota itu. Jadi wajar jika acara pertunangan saja sampai digelar semeriah ini.

Dira melangkahkan kakinya memasuki ruangan pesta dengan percaya diri. Tubuhnya yang proporsional dibalut dengan gaun mahal dan elegan membuat penampilannya semakin menawan. Meskipun dia datang tanpa pasangan, itu tidak masalah karena dia sudah terbiasa pergi ke pesta ataupun menghadiri acara besar sendirian.

Sebenarnya tadi, Dira ingin mengajak ibunya. Dia ingin menunjukkan kepada orang-orang jika dirinya juga bisa sukses meskipun hanya anak seorang pembantu. Tetapi kondisi ibunya yang sudah lemah tidak memungkinkan untuk datang ke pesta seperti ini. Akhirnya Dira memutuskan untuk datang sendiri.

Saat tengah berjalan anggun, Dira mendengar bunyi dari dalam perutnya. "Astaga, aku belum makan tadi," gumamnya lirih.

Siang tadi Dira sengaja mengebut pekerjaannya agar bisa selesai lebih cepat lalu hadir ke acara ini. Karena itu dia tidak sempat makan siang dan baru sekarang terasa lapar.

Dira tetap melanjutkan langkahnya dengan anggun meskipun menahan lapar. Dira berjalan ke arah Zaki yang sedang berbincang dengan beberapa tamu. Tepat disaat bersamaan Zaki menoleh dan melihat kehadiran Dira, senyum Zaki pun merekah. Laki-laki itu langsung pamit meninggalkan tamunya untuk menyambut Dira.

"Selamat ya Zaki, semoga lancar sampai hari pernikahan nanti," Dira mengulurkan tangannya memberi selamat Zaki.

"Terimakasih sudah mau datang," ucap Zaki menyambut uluran tangan Dira. Mereka pun bersalaman dan mata mereka saling bertatapan. Zaki seperti larut dalam tatapan Dira sehingga dia tidak juga melepaskan tangannya.

"Dimana Selvi?" tanya Dira sambil berusaha menarik tangannya.

Zaki yang sadar lalu melepas tangan Dira. Pria itu lalu menoleh ke sekeliling mencari keberadaan perempuan yang sekarang sudah resmi menjadi tunangannya itu. "Tadi dia bersama Mama, Mama ingin memperkenalkan dia ke teman-temannya," jawab Zaki sambil terus mencari. "Itu dia, ayo kita temui dia. Pasti dia senang melihatmu datang."

Dira menurut mengikuti langkah Zaki, tetapi dia tidak yakin akan Selvi senang melihat kehadirannya.

"Sayang, lihat siapa yang datang," ujar Zaki. Selvi menoleh. Dia terlihat kaget tetapi berusaha menyembunyikannya di balik senyumnya.

"Dira, aku senang kamu datang," ucap Selvi sambil tersenyum lebar seperti ingin menunjukkan kalau dirinya menang.

"Selamat ya, Sel," ucap Dira membalas senyum Selvi.

"Oh ... Iya kenalkan ini calon mertuaku, mama dan papanya Zaki." Selvi mengenalkan Dira kepada sepasang suami istri yang berdiri bersamanya.

"Ma ... pa ... ini Dira, teman SMA Selvi. Dia ini dulunya anak pembantu di rumah Selvi. Tetapi karena papa kasihan, papa memberinya beasiswa agar bisa bersekolah di sekolah yang sama dengan Selvi." Kedua orang tua Zaki nampak saling berpandangan, sementara raut wajah Zaki berubah setelah mendengar penjelasan Selvi. Zaki tidak tahu cerita ini sebelumnya, dan meskipun benar kenapa Selvi harus menceritakannya sekarang, saat banyak orang seperti ini.

"Pa, dia adalah direktur utama Vinson Corp yang sering aku ceritakan itu," ucap Zaki berusaha menutup apa yang baru diceritakan Selvi.

"Oh ... Kamu orangnya? Zaki sering cerita soal kamu." Tuan Atmajaya tersenyum lebar dan langsung mengulurkan tangannya. "Senang bertemu denganmu. Zaki banyak cerita tentang kamu. Baru kamu rekan bisnis perempuan yang sampai di bahas di rumah oleh Zaki," ucap pria paruh baya itu ramah.

"Benarkah? Saya merasa tersanjung," balas Dira disertai senyum tulus.

"Jadi dia orangnya? Zaki cerita terus tentang kamu, sampai Tante penasaran dan ingin lihat seperti apa orangnya. Oh ... ternyata masih muda ya, cantik pula," imbuh Nyonya Atmajaya sambil terus memandangi Dira. Mungkin dalam hatinya dia berharap Dira yang menjadi menantunya, bukan Selvi yang manja.

Selvi yang sebelumnya tersenyum sumringah berubah menjadi senyum kecut mendengar kedua orang tua Zaki terus memuji Dira. Niatnya untuk merendahkan dan membuat Dira malu sepertinya sia-sia.

"Hei, Kalian di sini," ucap seseorang yang tiba-tiba bergabung bersama mereka.

"Ma, ini ada Dira."

"Dira siapa?" balas Linda, ibunya Selvi sambil mengernyit.

"Dira anak bi Narti, pembantu di rumah kita dulu!" ucap Selvi keras-keras, sengaja agar didengar banyak orang dan membuat Dira malu. Tetapi Selvi lupa, Dira yang di depannya sekarang ini bukanlah Dira yang dulu, dihina dan diejek tidak akan membuatnya malu karena sekarang dia sudah kebal dengan itu.

"Narti siapa? Pembantu kita banyak Sayang, mama nggak ingat nama-nama mereka," jawab Linda acuh.

"Itu loh Ma, Bi Narti, pembantu yang anaknya papa kasih beasiswa. Masa mama nggak ingat sih?"

Linda menoleh sekilas ke arah Dira, tetapi kembali acuh. "Nanti saja kenalannya sama anak pembantu ini, ada yang lebih penting. Mama mau ngenalin kalian sama penyumbang dana terbesar di yayasan mama. Itu orangnya lagi di belakang sama papamu." Linda menoleh ke belakang, lalu dia bersuara cukup keras memanggil suaminya. Semua orang ikut menoleh, tak terkecuali Dira. Matanya tersangkut pada sosok laki-laki, tampan, tinggi menjulang yang sedang menjadi pusat perhatian. Senyum tipis menghiasi pipi Dira.

"Pa, di sini," ucap Linda sembari melambaikan tangan agar suaminya itu segera mendekat.

"Oh ... Di sini rupanya. Aku mencari-cari kalian," ucap Harsa, ayahnya Selvi. Lalu Harsa memperkenalkan mereka satu-persatu, mulai dari Selvi yang berdiri paling dekat dengannya. "Ini putriku, Selvi," ucap Harsa memperkenalkan Jeff pada Selvi.

Selvi mengetahui jika keluarga Vinson adalah penyumbang dana terbesar di yayasan orang tuanya, tetapi Selvi belum pernah bertemu salah satu dari mereka sekalipun. Itu karena Selvi tidak mau tahu menahu urusan orang tuanya dan cenderung acuh, yang penting semua keinginannya dipenuhi.

"Senang bertemu denganmu, dan selamat atas pertunangan nya," ucap Jeff.

"Terima kasih Tuan Jeffrey," balas Selvi.

"Tolong panggil Jeff saja."

Lalu Harsa memperkenalkan Jeff kepada kedua orang tua Zaki. "Kenalkan, dia Jeffrey Vinson, putra keluarga Vinson." Lalu mereka pun berjabat tangan.

"Sepertinya kita pernah bertemu," ucap Zaki ketika dia dan Jeff akan bersalaman, lalu dia menoleh ke arah Dira.

"Ya, aku ingat itu," jawab Jeff yang juga ikut menoleh ke arah Dira lalu mengedipkan sebelah matanya kepada Dira. Lalu semua orang ikut menatap ke arah Dira mengikuti arah pandangan Jeff.

Ishhh ... Pria ini! batin Dira, kesal dan senang bersamaan.

"Pa, papa ingat Dira?" Selvi bertanya kepada papanya yang juga ikut menatap Dira. Selvi merasa belum puas dan masih berusaha mempermalukan Dira.

"Dira siapa?" balas Harsa.

Terpopuler

Comments

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

selvi sangat bar"🤣🤣

2024-04-17

1

lihat semua
Episodes
1 1. Dikerjai dan Difitnah
2 2. Pulang
3 3. Semesta Memberi Jalan
4 4. Restoran dan Kenangannya
5 5. Pingsan Tanpa Rencana
6 6. Dira Si Dekil
7 7. Membeli Mobil
8 8. Reuni Tak Terduga
9 9. Manis Di Depan
10 10. Insomnia
11 11. Keluarga Vinson
12 12. Menggali Lubang
13 13. Teror Kecil
14 14. Makan Malam
15 15. Reuni
16 16. Rahasia
17 17. Undangan
18 18. Pesta Pertunangan
19 19. Dipermalukan
20 20. Bicara Berdua
21 21. Alex
22 22. Keributan
23 23. Memanfaatkan Alex
24 24. Kegalauan Zaki
25 25. Kedatangan Selvi
26 26. Kedatangan Selvi 2
27 27. Selamat Tinggal Ibu
28 28. Kemarahan Jeff
29 29. Rencana
30 30. Pertunjukan Segera Dimulai
31 31. Layar Raksasa
32 32. Batal
33 33. Tersangka
34 34. Balasan
35 35. Datang Untuk Meminta Maaf
36 36. Usai
37 37. Pelaku Sebenarnya
38 38. Laporan Dari Yayasan
39 39. Bulan-bulanan
40 40. Kejahatan Lain
41 41. Bara Api
42 42. Belum Jera
43 43. Selvi Menemui Alex
44 44. Bangkrut
45 45. Kekurangan Uang
46 46. Hutang Budi
47 47. Menjenguk Harsa
48 48. Serangan Tiba-tiba
49 49. Sengaja Memanas-manasi
50 50. Rencana Lain
51 51. Makan Malam Jebakan
52 52. Senjata Makan Tuan
53 53. Pergi Kemana?
54 54. Karma Apalagi?
55 55. Hamil Tanpa Suami
56 56. Harsa
57 57. Laki-laki Itu
58 58. Extra Part 1
59 59. Ekstra Part 2
60 60. Extra Part 3 (Tamat)
Episodes

Updated 60 Episodes

1
1. Dikerjai dan Difitnah
2
2. Pulang
3
3. Semesta Memberi Jalan
4
4. Restoran dan Kenangannya
5
5. Pingsan Tanpa Rencana
6
6. Dira Si Dekil
7
7. Membeli Mobil
8
8. Reuni Tak Terduga
9
9. Manis Di Depan
10
10. Insomnia
11
11. Keluarga Vinson
12
12. Menggali Lubang
13
13. Teror Kecil
14
14. Makan Malam
15
15. Reuni
16
16. Rahasia
17
17. Undangan
18
18. Pesta Pertunangan
19
19. Dipermalukan
20
20. Bicara Berdua
21
21. Alex
22
22. Keributan
23
23. Memanfaatkan Alex
24
24. Kegalauan Zaki
25
25. Kedatangan Selvi
26
26. Kedatangan Selvi 2
27
27. Selamat Tinggal Ibu
28
28. Kemarahan Jeff
29
29. Rencana
30
30. Pertunjukan Segera Dimulai
31
31. Layar Raksasa
32
32. Batal
33
33. Tersangka
34
34. Balasan
35
35. Datang Untuk Meminta Maaf
36
36. Usai
37
37. Pelaku Sebenarnya
38
38. Laporan Dari Yayasan
39
39. Bulan-bulanan
40
40. Kejahatan Lain
41
41. Bara Api
42
42. Belum Jera
43
43. Selvi Menemui Alex
44
44. Bangkrut
45
45. Kekurangan Uang
46
46. Hutang Budi
47
47. Menjenguk Harsa
48
48. Serangan Tiba-tiba
49
49. Sengaja Memanas-manasi
50
50. Rencana Lain
51
51. Makan Malam Jebakan
52
52. Senjata Makan Tuan
53
53. Pergi Kemana?
54
54. Karma Apalagi?
55
55. Hamil Tanpa Suami
56
56. Harsa
57
57. Laki-laki Itu
58
58. Extra Part 1
59
59. Ekstra Part 2
60
60. Extra Part 3 (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!