19. Dipermalukan

"Dira anaknya bi Narti, pembantu yang bekerja di rumah kita dulu, yang papa kasih beasiswa?!" ucap Selvi, mengulang kalimat yang dia ucapkan kepada ibunya sebelumnya.

Ingin sekali Zaki memperingatkan Selvi agar menjaga bicaranya di depan banyak orang, tetapi Zaki tidak bisa melakukannya.

"Apa sih, Selvi ini dari tadi ngomongin pembantu-pembantu terus?" tegur Linda.

Harsa menatap Dira sambil berusaha mengingat-ingat. Sementara kedua orang tua Zaki, juga Zaki terlihat tidak nyaman dengan pembicaraan ini.

"Selamat malam Tuan Harsa," ucap Dira sopan. Dira selalu mengingat kebaikan laki-laki di depannya ini, berbeda dengan istri dan anaknya.

"Ya, aku ingat sekarang. Kamu sudah dewasa, bagaimana kabarmu? Bagaimana kabar ibumu?" tanya Harsa ramah, tidak lupa dia menjabat tangan Dira penuh kehangatan.

"Kabar saya baik Tuan, ibu juga baik." Selvi semakin kesal karena ayahnya justru beramah tamah dengan Dira bukannya ikut mempermalukannya seperti yang dia harapkan. Begitu pula Linda, sang istri yang terlihat tidak suka suaminya menanyakan kabar mantan pembantunya.

"Ah ... Mama baru ingat, yang anak pembantu itu? Yang sering ditraktir jajan Selvi itu 'kan? Yang sering diberi baju bekasnya Selvi?" sahut Linda.

"Iya, Nyonya," jawab Dira lantang. Tetapi jawaban itu tidak sejalan dengan wajahnya terlihat pucat dan tubuhnya yang sedikit gemetar. Selvi tersenyum puas melihat keadaan Dira seperti ini. Dia pikir, Dira seperti ini karena malu orang-orang mengetahui jika dia hanya anak seorang pembantu.

"Kamu bekerja dimana?" tanya Harsa, menutupi kata-kata istrinya yang tidak enak di dengar, apalagi di depan calon besannya.

"Saya cuma pegawai biasa Tuan," jawab Dira merendah.

"Dia Direktur utama Vinson Corp. Perusahaannya melakukan kerjasama dengan perusahaanku," sahut Zaki yang merasa tidak enak kepada Dira.

"Benarkah?" tanya Harsa kagum.

"Nggak usah berlebihan seperti itu reaksinya Pa. Dia bisa begitu juga berkat kebaikan papa," ucap Linda kepada suaminya. Lalu tatapan Linda kembali ke Dira. "Dira, kamu ingat nggak kamu kesulitan mau melanjutkan ke SMA karena ibumu tidak punya uang? Tiap bulan gaji ibumu habis untuk melunasi hutang judi almarhum ayahmu. Terus suamiku memberi kamu beasiswa agar kamu bisa melanjutkan sekolah. Ingat 'kan? Itu artinya kamu berhutang budi sama suamiku."

"Mama ini ngomong apa sih?! Malu!" hardik Harsa dengan suara pelan.

"Maaf menyela ... " Akhirnya Jeff angkat suara. "Asal anda semua tahu, anak pembantu ini adalah kekasihku. Dan aku tidak suka kekasihku diperlakukan seperti ini. Let's go Baby, kita pergi dari sini," ucap Jeff menarik tangan Dira. "Oh ... Ya Nyonya Linda, tolong hitung berapa biaya yang dikeluarkan untuk Dira ketika bersekolah di yayasan anda. Saya akan ganti semuanya agar dia tidak berhutang budi pada keluarga anda lagi," ucap Jeff sebelum pergi.

Semua mata melotot mendengar penuturan Jeff, kecuali Zaki.

"Tapi Jeff, kamu baru sebentar di sini," ucap Harsa terbata.

"Ya, tetapi aku kesini tidak untuk melihat keluargamu mempermalukan kekasihku!" Jeff terus berjalan tanpa melepaskan tangan Dira.

Harsa terlihat kelimpungan. Dia takut Jeff tersinggung lalu menghentikan bantuannya ke yayasannya.

"Besan, kami permisi dulu. Ada yang harus kami lakukan," pamit Harsa kepada orang tua Zaki. Lalu pria itu menarik tangan istrinya untuk menyusul Jeff dan Dira.

Sementara Selvi tetap di sana bersama Zaki dan kedua orang tuanya dengan wajah tersenyum puas.

"Mama kasihan sama Dira, tadi wajahnya sampai pucat," ucap ibunya Zaki, sambil melirik Selvi dari sudut matanya.

"Mungkin dia malu Ma, karena dia hanya anak pembantu. Dia bisa seperti sekarang juga karena belas kasihan papa," balas Selvi tanpa rasa bersalah.

"Kalau memang Dira anak mantan pembantu di rumah kalian terus kenapa? Apa harus di bahas di acara seperti ini? Selvi, apa tidak sebaiknya kamu minta maaf kepada Dira?"

"Dia pucat dan gemetar bukan karena malu, tetapi karena dia belum makan. Dia selalu seperti itu kalau telat makan!" ucap Zaki dingin disertai tatapan menusuk.

Senyum Selvi hilang seketika mendengar kata-kata calon mertuanya, apalagi mendengar kata-kata Zaki yang sepertinya sangat mengenal Dira sampai hal seperti ini pun dia tahu.

*

"Are you alright baby?" tanya Jeff sambil mengemudikan mobilnya, sementara mobil Dira di tinggalkan di rumah Selvi. Nanti dia akan menyuruh orang untuk mengambilnya.

"Tidak usah kamu masukkan ke dalam hati apa yang mereka katakan," hibur Jeff.

Dira berdecih. "Kamu pikir aku seperti ini karena mereka? Aku seperti ini karena lapar Jeff. Cepat cari tempat makan sebelum aku pingsan!" ucap Dira menahan pusing yang mulai menyerang. Jeff tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Dira.

"Seharusnya aku tahu itu. Kamu wanita tangguh Baby, mana mungkin jadi seperti ini hanya karena perlakuan mereka tadi," ujar Jeff belum berhenti tertawa.

"Memalukan sekali! Pasti perempuan itu bahagia karena merasa telah berhasil mempermalukan aku!" gumam Dira.

Jeff berhenti tertawa. "Perempuan siapa maksudmu Baby?" Dira tidak menjawab.

Akhirnya mobil Jeff berhenti di sebuah restoran. Jeff segera memesankan makanan untuk Dira.

"Kenapa kamu sampai belum makan? Jaga kesehatanmu. Aku tidak mau kamu kenapa-kenapa karena kita belum menikah."

Dira tidak bereaksi apa-apa karena sudah hafal dengan sifat Jeff yang selalu merayunya. "Aku sangat sibuk, pekerjaanku sangat banyak karena ini akhir bulan, kamu tahu bagaimana padatnya akhir bulan!" jawab Dira sambil mengunyah makanannya.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku. Siapa perempuan yang tadi kamu maksud?"

"Kenapa kamu sangat penasaran?"

"Aku penasaran apapun tentang kamu."

Dira tidak segera menjawab, dia tetap melanjutkan makannya. Sementara Jeff di depannya terus menatapnya, menunggu jawaban dari Dira.

"Perempuan itu bernama Selvi, anak dari Tuan Harsa, majikan ibu dulu. Kamu bertemu dengannya tadi." Dira meletakkan sendok dan garpunya lalu mulai bercerita. Sebenarnya dia tidak ingin menceritakan hal ini tetapi mungkin sudah saatnya dia terbuka dan menerima masa lalunya.

"Dia dan satu orang lagi temannya, dulu sering mempermalukan aku di sekolah ataupun dimana saja asal ada kesempatan. Dulu, aku adalah korban bully. Jika anak-anak lain menganggap masa SMA adalah masa paling menyenangkan, tidak bagiku. Itu adalah masa paling suram dalam hidupku," lanjut Dira.

"Kata-katamu tadi benar, aku tidak akan menjadi pucat dan gemetar seperti tadi hanya karena perlakuan mereka karena aku sering mendapatkan perlakuan yang jauh lebih buruk dari itu," ucap Dira tanpa ekspresi di wajahnya.

Jeff tidak berkomentar apa-apa. Dia menyesal tadi telah menertawakannya. Dia tidak tahu masa lalu Dira seperti ini. Yang dia tahu hanyalah Dira anak seorang pembantu yang pintar dan mau bekerja keras untuk memperbaiki hidupnya.

"Maafkan aku," ucap Jeff. Laki-laki itu terlihat serius, benar-benar serius.

"Jangan menatapku seperti itu. Aku tidak ingin dikasihani!"

"Tapi kamu mau dinikahi 'kan?"

Terpopuler

Comments

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

ngga mau dikasihani tp mau dinikahi🤣🤣🤣

2024-04-17

0

Rossa Simangusong

Rossa Simangusong

malu maluin aja si Dira,mau menantang pun ngga liat kondisi perut

2024-01-26

0

Alya Yuni

Alya Yuni

Si Dira trllu memalukan krja ko gk ingat mkn trllu bego

2023-12-12

3

lihat semua
Episodes
1 1. Dikerjai dan Difitnah
2 2. Pulang
3 3. Semesta Memberi Jalan
4 4. Restoran dan Kenangannya
5 5. Pingsan Tanpa Rencana
6 6. Dira Si Dekil
7 7. Membeli Mobil
8 8. Reuni Tak Terduga
9 9. Manis Di Depan
10 10. Insomnia
11 11. Keluarga Vinson
12 12. Menggali Lubang
13 13. Teror Kecil
14 14. Makan Malam
15 15. Reuni
16 16. Rahasia
17 17. Undangan
18 18. Pesta Pertunangan
19 19. Dipermalukan
20 20. Bicara Berdua
21 21. Alex
22 22. Keributan
23 23. Memanfaatkan Alex
24 24. Kegalauan Zaki
25 25. Kedatangan Selvi
26 26. Kedatangan Selvi 2
27 27. Selamat Tinggal Ibu
28 28. Kemarahan Jeff
29 29. Rencana
30 30. Pertunjukan Segera Dimulai
31 31. Layar Raksasa
32 32. Batal
33 33. Tersangka
34 34. Balasan
35 35. Datang Untuk Meminta Maaf
36 36. Usai
37 37. Pelaku Sebenarnya
38 38. Laporan Dari Yayasan
39 39. Bulan-bulanan
40 40. Kejahatan Lain
41 41. Bara Api
42 42. Belum Jera
43 43. Selvi Menemui Alex
44 44. Bangkrut
45 45. Kekurangan Uang
46 46. Hutang Budi
47 47. Menjenguk Harsa
48 48. Serangan Tiba-tiba
49 49. Sengaja Memanas-manasi
50 50. Rencana Lain
51 51. Makan Malam Jebakan
52 52. Senjata Makan Tuan
53 53. Pergi Kemana?
54 54. Karma Apalagi?
55 55. Hamil Tanpa Suami
56 56. Harsa
57 57. Laki-laki Itu
58 58. Extra Part 1
59 59. Ekstra Part 2
60 60. Extra Part 3 (Tamat)
Episodes

Updated 60 Episodes

1
1. Dikerjai dan Difitnah
2
2. Pulang
3
3. Semesta Memberi Jalan
4
4. Restoran dan Kenangannya
5
5. Pingsan Tanpa Rencana
6
6. Dira Si Dekil
7
7. Membeli Mobil
8
8. Reuni Tak Terduga
9
9. Manis Di Depan
10
10. Insomnia
11
11. Keluarga Vinson
12
12. Menggali Lubang
13
13. Teror Kecil
14
14. Makan Malam
15
15. Reuni
16
16. Rahasia
17
17. Undangan
18
18. Pesta Pertunangan
19
19. Dipermalukan
20
20. Bicara Berdua
21
21. Alex
22
22. Keributan
23
23. Memanfaatkan Alex
24
24. Kegalauan Zaki
25
25. Kedatangan Selvi
26
26. Kedatangan Selvi 2
27
27. Selamat Tinggal Ibu
28
28. Kemarahan Jeff
29
29. Rencana
30
30. Pertunjukan Segera Dimulai
31
31. Layar Raksasa
32
32. Batal
33
33. Tersangka
34
34. Balasan
35
35. Datang Untuk Meminta Maaf
36
36. Usai
37
37. Pelaku Sebenarnya
38
38. Laporan Dari Yayasan
39
39. Bulan-bulanan
40
40. Kejahatan Lain
41
41. Bara Api
42
42. Belum Jera
43
43. Selvi Menemui Alex
44
44. Bangkrut
45
45. Kekurangan Uang
46
46. Hutang Budi
47
47. Menjenguk Harsa
48
48. Serangan Tiba-tiba
49
49. Sengaja Memanas-manasi
50
50. Rencana Lain
51
51. Makan Malam Jebakan
52
52. Senjata Makan Tuan
53
53. Pergi Kemana?
54
54. Karma Apalagi?
55
55. Hamil Tanpa Suami
56
56. Harsa
57
57. Laki-laki Itu
58
58. Extra Part 1
59
59. Ekstra Part 2
60
60. Extra Part 3 (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!