9. Manis Di Depan

Selvi tertegun melihat perempuan di depannya. Dia memang berpikir jika Dira adalah seorang perempuan yang cantik tapi tidak secantik ini. Hanya beberapa detik melihatnya langsung membuat Selvi merasa tersaingi.

"Sayang, kenapa melamun." Zaki memegang lengan Selvi.

"Oh ... Hai, aku Selvi. Calon tunangan Zaki."

"Selvi, apa kamu tidak mengingatku?" tanya Dira dengan santai.

"Iya Sayang, bukankah dia teman sekolahmu dulu?"

"Jangan bercanda, teman sekolahku dulu tidak ada yang secantik dia. Bahkan aku yang tercantik di sekolah," jawab Selvi sambil tertawa. Setelah bertahun-tahun belum hilang juga sifat sombongnya.

"Kamu benar-benar tidak mengingatku? Aku Dira, Sel. Indira Oktavia! Ah ... mungkin kamu tidak ingat nama itu karena kamu lebih sering menyebutku Dira si dekil."

Dan tiba-tiba saja wajah Selvi pucat mendengar perempuan di depannya menyebut nama si dekil.

"Kamu ingat aku sekarang?" tanya Dira lagi.

Selvi tidak bisa berkata-kata. Dia terus memandangi Dira dari ujung kaki ke ujung kepala, tidak menyangka jika gadis yang dulu sering dia bully berubah menjadi perempuan anggun dan cantik seperti ini.

"Dira? Apa benar itu kamu?!" Selvi berusaha bicara senormal mungkin, padahal raut wajahnya menunjukkan sebaliknya.

"Ya, ini aku," jawab Dira disertai senyuman manis seakan dia tidak punya dendam sama sekali dengan Selvi.

Tiba-tiba saja Selvi memeluk Dira. "Apa kabar Dira? Aku mencari kamu kemana-mana tetapi kamu tidak ada kabar," ucapnya sambil memeluk Dira layaknya sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Dira tidak membalas pelukan Selvi tetapi dia tetap menyunggingkan senyum seolah bahagia bertemu Selvi.

"Aku punya sesuatu buat kamu Sel, Ups ... !!! Apakah aku harus memanggilmu Non Selvi?" ucap Dira setelah Selvi melepaskan pelukannya.

"Bicara apa kamu Dira? Kita 'kan teman?!"

"Oh ... Baiklah kalau begitu. Ini, aku membawakanmu sesuatu sebagai permintaan maafku karena telah membuat kamu dan Zaki berselisih. Aku harap kamu suka." Dira memberikan tas yang tadi siang dia beli.

"Apa ini? Dira kamu tidak perlu repot-repot seperti ini," berkata dengan manisnya.

"Tidak masalah," balas Dira disertai senyum tak kalah manis.

Lalu dari kejauhan, tampak Rieke berjalan mendekat. "Kalian mau pesan sekarang?" tanyanya.

"Dira, dia Rieke, pemilik restoran ini. Jika kamu teman sekolah Selvi berarti kamu juga mengenal Rieke. Benar 'kan?" tanya Zaki.

Dira mengangguk. "Kami sudah bertemu. Aku sudah pernah makan di sini sebelumnya. Benar 'kan Rieke?"

Rieke mengangguk kaku, kemudian melirik Selvi sekilas. Dia tidak menyangka jika rekan bisnis yang akan dibawa Zaki kemari adalah Dira.

Zaki tidak begitu memperhatikan hal ini karena dia mulai sibuk dengan ponselnya. "Silahkan kalian pesan makanan. Aku akan menjawab telepon sebentar," ucapnya lalu berjalan menjauh.

Suasana berubah menjadi tegang setelah kepergian Zaki. Senyum yang sejak tadi tersungging di wajah Dira hilang dalam satu kedipan mata membuat wajah Dira berubah menjadi dingin dan angkuh.

Ketiganya sama-sama diam hingga akhirnya Dira membuka suara. "Semoga kamu suka hadiahku Selvi. Itu tas mahal, bukan hasil mengais-ngais tong sampah!"

"Dira, maafkan sikapku padamu dulu. Aku menyesal. Aku ingin kita memulai hubungan baru dan melupakan semua yang terjadi di masa lalu."

Dira tidak menjawab, dia hanya menatap perempuan yang kini berdiri di depannya itu dengan tatapan tajam. "Maaf? Mudah sekali kamu mengucapkannya!"

"Aku sudah berubah Dira. Aku ingin menjadi orang yang lebih baik dan dan hidup tenang sekarang."

"Dengar kalian berdua, aku tidak akan membiarkan kamu hidup tenang sama seperti dulu kamu tidak membiarkan aku menjalani hidupku dengan tenang! Aku akan membuat hidupmu seperti di neraka sama seperti dulu aku menjalani hari-hariku! Kalian berdua akan membayarnya!" ucap Dira dingin.

"Dira, aku benar-benar minta maaf padamu. Aku sudah punya anak sekarang dan aku ingin hidup tenang," ucap Rieke sungguh-sungguh.

"Anak? Hmm ... Bagaimana jika anakmu mengalami apa yang aku alami dulu? Apa kamu akan memaafkan orang-orang yang menyakiti anakmu dengan mudah?!"

"Aku mohon jangan libatkan anakku. Itu semua adalah kesalahanku, jadi lampiaskan dendammu padaku saja," ucap Rieke dengan wajah pias. Dia sadar jika Dira yang berdiri di hadapannya sekarang bukanlah orang sembarangan.

"Jangan sombong hanya karena sekarang penampilanmu sudah berubah. Bagiku kamu tetap bukan siapa-siapa!" balas Selvi yang akhirnya menjadi dirinya sendiri. "Nih ... !!!" Selvi melemparkan tas pemberian Dira. "Aku tidak butuh hadiah darimu! Aku bisa membelinya sendiri!"

Dira memungut tas itu. "Padahal tas ini pilihan Zaki, dia yang menemaniku membelinya tadi," ucap Dira sengaja memanasi Selvi.

"Aku tidak akan terpengaruh dengan kata-katamu!" ucap Selvi walaupun di sebenarnya dalam hatinya dia marah karena Zaki diam-diam pergi bersama Dira.

"Benarkah? Kamu lihat Ferrari hitam di luar itu?" Dira menunjuk ke arah mobilnya di parkiran. "Zaki yang memilihkannya untukku. Dia tahu kamu sangat menginginkan mobil itu tetapi dia tetap memaksa Felix memberikannya padaku! Tanya saja pada Felix kalau kamu tidak percaya!"

Wajah Selvi memerah, tangannya mengepal kuat menahan amarah.

"Kamu tidak memukul atau menjambak rambutku Sel? Dulu kamu sering sekali melakukan itu padaku kalau sedang marah," pancing Dira. Wajah Selvi terlihat semakin marah mendengar kata-kata Dira, berbeda dengan Rieke yang terlihat semakin pias dan ingin menyudahi ketegangan ini sekarang juga.

"Katakan apa maumu?! Apa kamu ingin merebut Zaki dariku?!"

Dira tidak menjawab. Dia hanya menunjukkan wajah datar tetapi terkesan menyembunyikan misteri.

"Kalian sudah memesan makanan?" Zaki tiba-tiba muncul dan otomatis mengurai ketegangan diantara Selvi dan Dira.

"Zaki, maafkan aku tetapi aku harus pergi karena ada masalah di perusahaan," ucap Dira kembali ke mode ceria dan full senyum. Dira akan bersikap manis di depan Zaki dan membuat Selvi memandang sinis ke arahnya.

"Tapi kamu belum makan, bahkan belum memesan makanan?" ucap Zaki tidak rela.

"Tidak apa-apa, aku bisa makan di kantor nanti."

"Baiklah, aku tidak bisa memaksa. Segera makan begitu tiba di kantor, jangan sampai pingsan lagi," ucap Zaki. Selvi kesal sekali mendengarnya karena ternyata Zaki sangat perhatian pada Dira.

"Aku bawa lagi tas ini karena sepertinya Selvi kurang menyukainya, begitu 'kan Sel?" Dira menatap dengan tatapan pura-pura polosnya.

"Benarkah?" Zaki menatap Selvi tidak percaya.

"Tidak, bukan begitu ... " Selvi tidak menyangka Dira akan memutar balikkan fakta di depan Zaki.

"Aku akan menggantinya dengan yang lebih mahal nanti dan akan aku kirimkan ke rumahmu," imbuh Dira dengan suara yang dibuat sehalus mungkin. "Aku pergi sekarang. Sampai jumpa," ucap Dira lalu dia keluar meninggalkan restoran.

"Benar kamu menolak hadiah pemberian Dira?" selidiki Zaki setelah Dira tidak terlihat.

"Tidak Sayang, bukan begitu. Aku hanya ... " Selvi tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

"Astaga ... !!!" Zaki lalu berlari menyusul Dira ke tempat parkir.

"Dira ... Maafkan Selvi," ucapnya begitu sampai di tempat parkir.

Dira memasang wajah memelasnya lalu berbalik. "Sepertinya Selvi masih salah paham padaku. Dia sampai melempar tas ini ke lantai."

"Benarkah? Aku akui memang dia agak manja dan sedikit egois tetapi dia tidak akan bersikap seperti itu."

"Kamu bisa melihat rekamannya di cctv kalau tidak percaya. Aku tidak tahu kalau akan serumit ini. Untuk menjaga perasaan Selvi, sebaiknya kita tidak usah bertemu lagi. Jika ada masalah kerjasama yang ingin dibicarakan, kita bisa berkomunikasi lewat asisten masing-masing. Sekali lagi aku minta maaf, ini semua salahku," ucap Dira seolah dia merasa bersalah.

Terpopuler

Comments

R yuyun Saribanon

R yuyun Saribanon

pembalasan yg apik..keren

2024-04-25

3

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

kereennn...aqu suka caramu dira...

2024-04-03

0

Adila Ardani

Adila Ardani

bagus Dira hancur kan orang" yg dulu men bully kamu

2024-01-04

5

lihat semua
Episodes
1 1. Dikerjai dan Difitnah
2 2. Pulang
3 3. Semesta Memberi Jalan
4 4. Restoran dan Kenangannya
5 5. Pingsan Tanpa Rencana
6 6. Dira Si Dekil
7 7. Membeli Mobil
8 8. Reuni Tak Terduga
9 9. Manis Di Depan
10 10. Insomnia
11 11. Keluarga Vinson
12 12. Menggali Lubang
13 13. Teror Kecil
14 14. Makan Malam
15 15. Reuni
16 16. Rahasia
17 17. Undangan
18 18. Pesta Pertunangan
19 19. Dipermalukan
20 20. Bicara Berdua
21 21. Alex
22 22. Keributan
23 23. Memanfaatkan Alex
24 24. Kegalauan Zaki
25 25. Kedatangan Selvi
26 26. Kedatangan Selvi 2
27 27. Selamat Tinggal Ibu
28 28. Kemarahan Jeff
29 29. Rencana
30 30. Pertunjukan Segera Dimulai
31 31. Layar Raksasa
32 32. Batal
33 33. Tersangka
34 34. Balasan
35 35. Datang Untuk Meminta Maaf
36 36. Usai
37 37. Pelaku Sebenarnya
38 38. Laporan Dari Yayasan
39 39. Bulan-bulanan
40 40. Kejahatan Lain
41 41. Bara Api
42 42. Belum Jera
43 43. Selvi Menemui Alex
44 44. Bangkrut
45 45. Kekurangan Uang
46 46. Hutang Budi
47 47. Menjenguk Harsa
48 48. Serangan Tiba-tiba
49 49. Sengaja Memanas-manasi
50 50. Rencana Lain
51 51. Makan Malam Jebakan
52 52. Senjata Makan Tuan
53 53. Pergi Kemana?
54 54. Karma Apalagi?
55 55. Hamil Tanpa Suami
56 56. Harsa
57 57. Laki-laki Itu
58 58. Extra Part 1
59 59. Ekstra Part 2
60 60. Extra Part 3 (Tamat)
Episodes

Updated 60 Episodes

1
1. Dikerjai dan Difitnah
2
2. Pulang
3
3. Semesta Memberi Jalan
4
4. Restoran dan Kenangannya
5
5. Pingsan Tanpa Rencana
6
6. Dira Si Dekil
7
7. Membeli Mobil
8
8. Reuni Tak Terduga
9
9. Manis Di Depan
10
10. Insomnia
11
11. Keluarga Vinson
12
12. Menggali Lubang
13
13. Teror Kecil
14
14. Makan Malam
15
15. Reuni
16
16. Rahasia
17
17. Undangan
18
18. Pesta Pertunangan
19
19. Dipermalukan
20
20. Bicara Berdua
21
21. Alex
22
22. Keributan
23
23. Memanfaatkan Alex
24
24. Kegalauan Zaki
25
25. Kedatangan Selvi
26
26. Kedatangan Selvi 2
27
27. Selamat Tinggal Ibu
28
28. Kemarahan Jeff
29
29. Rencana
30
30. Pertunjukan Segera Dimulai
31
31. Layar Raksasa
32
32. Batal
33
33. Tersangka
34
34. Balasan
35
35. Datang Untuk Meminta Maaf
36
36. Usai
37
37. Pelaku Sebenarnya
38
38. Laporan Dari Yayasan
39
39. Bulan-bulanan
40
40. Kejahatan Lain
41
41. Bara Api
42
42. Belum Jera
43
43. Selvi Menemui Alex
44
44. Bangkrut
45
45. Kekurangan Uang
46
46. Hutang Budi
47
47. Menjenguk Harsa
48
48. Serangan Tiba-tiba
49
49. Sengaja Memanas-manasi
50
50. Rencana Lain
51
51. Makan Malam Jebakan
52
52. Senjata Makan Tuan
53
53. Pergi Kemana?
54
54. Karma Apalagi?
55
55. Hamil Tanpa Suami
56
56. Harsa
57
57. Laki-laki Itu
58
58. Extra Part 1
59
59. Ekstra Part 2
60
60. Extra Part 3 (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!