"Katakan, apa yang kamu inginkan Baby?" ucap Jeff terlihat sedikit serius, hanya sedikit.
Lalu Dira menjelaskan keinginannya untuk membuka restoran dan dia meminta bantuan Jeff untuk menawar lokasi yang dia inginkan. Pasti berhasil jika Jeff yang melakukannya mengingat keluarga Vinson mempunyai banyak relasi di kota ini maupun di kota-kota lain.
"Hmm, oke. Itu mudah," jawab Jeff tanpa berpikir panjang.
"Sayang, kamu serius ingin membuka restoran? Apa kamu tidak lelah? Kamu bekerja dua belas jam sehari, masih harus mengurus restoran?"
"Tidak, bukan aku yang mengurusnya Tante. Aku mempercayakan seseorang untuk mengurus restoran itu nanti."
"Orang itu bisa dipercaya?"
"Dia dulu pernah menolongku dan sekarang aku ingin membalasnya."
"Baguslah," Elisa mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. "Kamu bisa lakukan itu Jeff?"
"Apa yang tidak bisa untuk calon menantu Mama?"
Dira memutar bola matanya mendengar jawaban Jeff.
"Sayang, nanti malam aku ingin makan malam di rumahmu. Bolehkan? Aku belum pernah bertemu ibumu. Itung-itung aku ingin berkenalan dengan calon besan." Jika saat ini Dira sedang minum, mungkin dia akan tersedak mendengar kata-kata Elisa.
"Nanti malam Tante?" tanya Dira meyakinkan.
"Aku cuma di sini selama dua hari dan besok malam aku ada urusan lain, setelah itu aku akan ke Korea untuk perawatan kulit."
Kemudian Dira menatap Jeff, berharap laki-laki itu juga hanya dua hari di sini sama seperti ibunya, entah setelah itu dia mau kemana terserah, Dira tidak peduli.
"Jangan khawatir Baby, aku di sini seminggu. Aku akan puaskan waktuku bersamamu dulu," ujar Jeff seperti tahu arti tatapan Dira.
"Bagaimana? Atau kita bisa makan di luar dan kamu mengajak ibumu."
"Baik Tante, kita makan malam di rumahku saja. Aku akan bilang pada ibu nanti," putus Dira, mengingat ibunya tidak begitu sehat, lebih baik mereka yang datang ke rumahnya. Tidak ada salahnya, toh ibunya juga harus mengenal orang-orang yang selama ini banyak membantu anaknya.
Elisa mengangguk setuju. "Baiklah. Aku harus pergi sekarang. Aku ingin beristirahat di hotel. Sampai jumpa nanti malam Sayang." Elisa mengecup pipi Dira. "Siapa tahu setelah makan malam nanti, kamu mengubah panggilanmu padaku dari Tante menjadi Mama," ucapnya sambil berlalu. Ingin sekali Dira membenturkan kepalanya ke tembok saking gemasnya dengan sikap Elisa. Image anggun dan dinginnya bisa hilang jika sudah menghadapi kedua orang ini.
Dulu memang Dira memanggil Elisa Nyonya, tetapi semakin hari Elisa semakin menyukainya dan meminta untuk memanggilnya Tante. Dira sendiri tidak tahu kenapa orang-orang di keluarga Vinson, bahkan di perusahaan Vinson sangat menyukainya seperti mereka terkena guna-guna dari Dira.
Elisa sudah berlalu tetapi masih ada satu orang lagi yang siap menguji kesabaran Dira. "Kamu tidak pergi bersama Tante Elisa?"
"Mama mau ke hotel untuk istirahat Baby, apa aku harus meninabobokan Mama?"
Dira mendesis mendengar jawaban Jeff lalu kembali duduk di kursi kebesarannya. Jeff mengikutinya lalu duduk di kursi tepat di depan meja kerja Dira. Jeff mungkin slengean dan tengil di depan orang, tetapi kalau sudah berdua seperti ini dia akan berubah menjadi sosok yang berbeda.
Jeff hanya diam, mengamati setiap garis di wajah Dira dengan tajam dan lekat. Tidak ada lagi senyum usilnya atau tingkah konyol yang kadang kekanakan. Jeff seperti pria dewasa yang berkharisma sesuai usianya.
Dira berusaha fokus dengan laptopnya meskipun tatapan Jeff membuatnya risih, grogi, hilang konsentrasi atau apalah sebutannya. "Kamu serius akan membantuku mendapatkan lokasi itu 'kan?" tanya Dira tanpa mau menatap mata Jeff.
"Menurutmu?" tanya Jeff tanpa memalingkan wajahnya dari Dira sedetikpun. Matanya masih menyapu setiap inchi wajah Dira, seperti tidak pernah puas memandangnya.
Sebenarnya bukan tipikal Dira untuk meminta bantuan seperti ini. Selagi dia bisa mengerjakannya sendiri dia akan lakukan itu sendiri. Tetapi soal bangunan ini, Dira kesulitan mendapatkannya. Dia sudah mencoba beberapa kali, bahkan berani menawar dengan harga yang lumayan tinggi, tetapi pemilik bangunan itu bersikeras karena memang dia tidak ingin menjualnya.
"Ini penting sekali untukku," balas Dira dengan mata yang terus fokus ke layar laptopnya.
"Apa yang aku dapat jika aku membantumu?"
"Jangan berharap aku mau tidur denganmu karena bantuan seperti ini, kalau seperti itu lebih baik aku tidur sekalian dengan pemilik gedung itu Jeff," jawab Dira tanpa ekspresi di wajahnya.
Oh Dear, kamu benar-benar menantangku! Sifat inilah yang sangat disukai Jeff dari Dira. Dan karena sifat ini juga sampai sekarang Jeff belum berhasil menaklukkan Dira.
"Lihat aku!"ucap Jeff dingin. Mau tidak mau Dira mengalihkan perhatiannya dari layar laptopnya dan menatap mata Jeff. Sebenarnya, bukan Dira tidak ingin menatap Jeff, hanya saja kalau Jeff sudah mode seperti ini auranya tidak bisa di lawan dan Dira bisa gelagapan sendiri.
"Jawablah dengan jujur, apa kamu tidak menyukaiku?"
Jantung Dira berdebar-debar. Bohong kalau dia tidak menyukai dan terpesona dengan ketampanan laki-laki berwajah blasteran itu. Tetapi benteng pertahanan Dira jika jatuh cinta tidak ada dalam kamusnya. Tujuan hidupnya hanyalah bekerja dan bekerja, mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya agar tidak hidup dalam kemiskinan seperti dulu lagi.
"Aku suka uang!" Dira sangat gugup tetapi berhasil menyembunyikannya.
"Menikahlah denganku, kamu akan dapat uang dan semua yang kamu inginkan!"
"Itu sama saja aku menjual diriku. Aku bisa menjadi simpanan om-om mesum dan mendapatkan uang tanpa harus menikah kalau aku mau!"
Damn! Jeff mengumpat di dalam hatinya. Sulit sekali mendapatkan Dira padahal dia sudah menawarkan semuanya. Jeff pun mengalah karena dia tahu perempuan di depannya ini tidak seperti perempuan kebanyakan. Pendiriannya teguh dan keinginannya kuat. Satu-satunya jalan hanyalah dengan mengikuti kemauan Dira karena Jeff tidak ingin memaksanya untuk menikah dengannya.
*
Tiba waktunya makan malam. Seperti janjinya, Elisa dan Jeff datang ke rumah Dira untuk makan malam dan berkenalan dengan ibunya Dira.
"Aku sudah mendapatkannya," bisik Jeff di telinga Dira saat perempuan itu menyambut kedatangannya.
"Maksudmu bangunan itu?"
"Tapi aku tidak akan memberikannya padamu," balas Jeff sambil tersenyum nakal.
"Apa maksudmu?!" Dira melotot tidak mengerti.
"Kamu bilang kamu lebih baik tidur dengan pemilik gedung itu, sekarang aku pemiliknya. Jadi bagaimana?" berbisik di telinga Dira karena Elisa sedang berbincang dengan Narti. "Kamu pikirkan dulu saja Baby, tidak usah terburu-buru. Aku punya banyak waktu untuk menunggumu," ucap Jeff dengan seringai di wajahnya.
Dongkol sekali perasaan Dira. Dia salah telah meminta bantuan kepada Jeff dan ini justru seperti menggali lubang untuk dirinya sendiri. Pria itu jelas tidak akan memberikan bantuan secara cuma-cuma.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Ramlah Kuku
sok skli kamu Dira
2024-04-17
0
Tua Jemima
jangan sombong dira kamu bisa seperti ini karna jef
2024-03-12
0
Devi Yulianti
jangan sombong terlalu sombing dira, berterima kasihlah mama Jeff percaya sama kamu dira, dan jg Jeff tampan dan kaya raya
2024-03-01
1