12. Menggali Lubang

"Katakan, apa yang kamu inginkan Baby?" ucap Jeff terlihat sedikit serius, hanya sedikit.

Lalu Dira menjelaskan keinginannya untuk membuka restoran dan dia meminta bantuan Jeff untuk menawar lokasi yang dia inginkan. Pasti berhasil jika Jeff yang melakukannya mengingat keluarga Vinson mempunyai banyak relasi di kota ini maupun di kota-kota lain.

"Hmm, oke. Itu mudah," jawab Jeff tanpa berpikir panjang.

"Sayang, kamu serius ingin membuka restoran? Apa kamu tidak lelah? Kamu bekerja dua belas jam sehari, masih harus mengurus restoran?"

"Tidak, bukan aku yang mengurusnya Tante. Aku mempercayakan seseorang untuk mengurus restoran itu nanti."

"Orang itu bisa dipercaya?"

"Dia dulu pernah menolongku dan sekarang aku ingin membalasnya."

"Baguslah," Elisa mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. "Kamu bisa lakukan itu Jeff?"

"Apa yang tidak bisa untuk calon menantu Mama?"

Dira memutar bola matanya mendengar jawaban Jeff.

"Sayang, nanti malam aku ingin makan malam di rumahmu. Bolehkan? Aku belum pernah bertemu ibumu. Itung-itung aku ingin berkenalan dengan calon besan." Jika saat ini Dira sedang minum, mungkin dia akan tersedak mendengar kata-kata Elisa.

"Nanti malam Tante?" tanya Dira meyakinkan.

"Aku cuma di sini selama dua hari dan besok malam aku ada urusan lain, setelah itu aku akan ke Korea untuk perawatan kulit."

Kemudian Dira menatap Jeff, berharap laki-laki itu juga hanya dua hari di sini sama seperti ibunya, entah setelah itu dia mau kemana terserah, Dira tidak peduli.

"Jangan khawatir Baby, aku di sini seminggu. Aku akan puaskan waktuku bersamamu dulu," ujar Jeff seperti tahu arti tatapan Dira.

"Bagaimana? Atau kita bisa makan di luar dan kamu mengajak ibumu."

"Baik Tante, kita makan malam di rumahku saja. Aku akan bilang pada ibu nanti," putus Dira, mengingat ibunya tidak begitu sehat, lebih baik mereka yang datang ke rumahnya. Tidak ada salahnya, toh ibunya juga harus mengenal orang-orang yang selama ini banyak membantu anaknya.

Elisa mengangguk setuju. "Baiklah. Aku harus pergi sekarang. Aku ingin beristirahat di hotel. Sampai jumpa nanti malam Sayang." Elisa mengecup pipi Dira. "Siapa tahu setelah makan malam nanti, kamu mengubah panggilanmu padaku dari Tante menjadi Mama," ucapnya sambil berlalu. Ingin sekali Dira membenturkan kepalanya ke tembok saking gemasnya dengan sikap Elisa. Image anggun dan dinginnya bisa hilang jika sudah menghadapi kedua orang ini.

Dulu memang Dira memanggil Elisa Nyonya, tetapi semakin hari Elisa semakin menyukainya dan meminta untuk memanggilnya Tante. Dira sendiri tidak tahu kenapa orang-orang di keluarga Vinson, bahkan di perusahaan Vinson sangat menyukainya seperti mereka terkena guna-guna dari Dira.

Elisa sudah berlalu tetapi masih ada satu orang lagi yang siap menguji kesabaran Dira. "Kamu tidak pergi bersama Tante Elisa?"

"Mama mau ke hotel untuk istirahat Baby, apa aku harus meninabobokan Mama?"

Dira mendesis mendengar jawaban Jeff lalu kembali duduk di kursi kebesarannya. Jeff mengikutinya lalu duduk di kursi tepat di depan meja kerja Dira. Jeff mungkin slengean dan tengil di depan orang, tetapi kalau sudah berdua seperti ini dia akan berubah menjadi sosok yang berbeda.

Jeff hanya diam, mengamati setiap garis di wajah Dira dengan tajam dan lekat. Tidak ada lagi senyum usilnya atau tingkah konyol yang kadang kekanakan. Jeff seperti pria dewasa yang berkharisma sesuai usianya.

Dira berusaha fokus dengan laptopnya meskipun tatapan Jeff membuatnya risih, grogi, hilang konsentrasi atau apalah sebutannya. "Kamu serius akan membantuku mendapatkan lokasi itu 'kan?" tanya Dira tanpa mau menatap mata Jeff.

"Menurutmu?" tanya Jeff tanpa memalingkan wajahnya dari Dira sedetikpun. Matanya masih menyapu setiap inchi wajah Dira, seperti tidak pernah puas memandangnya.

Sebenarnya bukan tipikal Dira untuk meminta bantuan seperti ini. Selagi dia bisa mengerjakannya sendiri dia akan lakukan itu sendiri. Tetapi soal bangunan ini, Dira kesulitan mendapatkannya. Dia sudah mencoba beberapa kali, bahkan berani menawar dengan harga yang lumayan tinggi, tetapi pemilik bangunan itu bersikeras karena memang dia tidak ingin menjualnya.

"Ini penting sekali untukku," balas Dira dengan mata yang terus fokus ke layar laptopnya.

"Apa yang aku dapat jika aku membantumu?"

"Jangan berharap aku mau tidur denganmu karena bantuan seperti ini, kalau seperti itu lebih baik aku tidur sekalian dengan pemilik gedung itu Jeff," jawab Dira tanpa ekspresi di wajahnya.

Oh Dear, kamu benar-benar menantangku! Sifat inilah yang sangat disukai Jeff dari Dira. Dan karena sifat ini juga sampai sekarang Jeff belum berhasil menaklukkan Dira.

"Lihat aku!"ucap Jeff dingin. Mau tidak mau Dira mengalihkan perhatiannya dari layar laptopnya dan menatap mata Jeff. Sebenarnya, bukan Dira tidak ingin menatap Jeff, hanya saja kalau Jeff sudah mode seperti ini auranya tidak bisa di lawan dan Dira bisa gelagapan sendiri.

"Jawablah dengan jujur, apa kamu tidak menyukaiku?"

Jantung Dira berdebar-debar. Bohong kalau dia tidak menyukai dan terpesona dengan ketampanan laki-laki berwajah blasteran itu. Tetapi benteng pertahanan Dira jika jatuh cinta tidak ada dalam kamusnya. Tujuan hidupnya hanyalah bekerja dan bekerja, mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya agar tidak hidup dalam kemiskinan seperti dulu lagi.

"Aku suka uang!" Dira sangat gugup tetapi berhasil menyembunyikannya.

"Menikahlah denganku, kamu akan dapat uang dan semua yang kamu inginkan!"

"Itu sama saja aku menjual diriku. Aku bisa menjadi simpanan om-om mesum dan mendapatkan uang tanpa harus menikah kalau aku mau!"

Damn! Jeff mengumpat di dalam hatinya. Sulit sekali mendapatkan Dira padahal dia sudah menawarkan semuanya. Jeff pun mengalah karena dia tahu perempuan di depannya ini tidak seperti perempuan kebanyakan. Pendiriannya teguh dan keinginannya kuat. Satu-satunya jalan hanyalah dengan mengikuti kemauan Dira karena Jeff tidak ingin memaksanya untuk menikah dengannya.

*

Tiba waktunya makan malam. Seperti janjinya, Elisa dan Jeff datang ke rumah Dira untuk makan malam dan berkenalan dengan ibunya Dira.

"Aku sudah mendapatkannya," bisik Jeff di telinga Dira saat perempuan itu menyambut kedatangannya.

"Maksudmu bangunan itu?"

 "Tapi aku tidak akan memberikannya padamu," balas Jeff sambil tersenyum nakal.

"Apa maksudmu?!" Dira melotot tidak mengerti.

"Kamu bilang kamu lebih baik tidur dengan pemilik gedung itu, sekarang aku pemiliknya. Jadi bagaimana?" berbisik di telinga Dira karena Elisa sedang berbincang dengan Narti. "Kamu pikirkan dulu saja Baby, tidak usah terburu-buru. Aku punya banyak waktu untuk menunggumu," ucap Jeff dengan seringai di wajahnya.

Dongkol sekali perasaan Dira. Dia salah telah meminta bantuan kepada Jeff dan ini justru seperti menggali lubang untuk dirinya sendiri. Pria itu jelas tidak akan memberikan bantuan secara cuma-cuma.

Terpopuler

Comments

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

sok skli kamu Dira

2024-04-17

0

Tua Jemima

Tua Jemima

jangan sombong dira kamu bisa seperti ini karna jef

2024-03-12

0

Devi Yulianti

Devi Yulianti

jangan sombong terlalu sombing dira, berterima kasihlah mama Jeff percaya sama kamu dira, dan jg Jeff tampan dan kaya raya

2024-03-01

1

lihat semua
Episodes
1 1. Dikerjai dan Difitnah
2 2. Pulang
3 3. Semesta Memberi Jalan
4 4. Restoran dan Kenangannya
5 5. Pingsan Tanpa Rencana
6 6. Dira Si Dekil
7 7. Membeli Mobil
8 8. Reuni Tak Terduga
9 9. Manis Di Depan
10 10. Insomnia
11 11. Keluarga Vinson
12 12. Menggali Lubang
13 13. Teror Kecil
14 14. Makan Malam
15 15. Reuni
16 16. Rahasia
17 17. Undangan
18 18. Pesta Pertunangan
19 19. Dipermalukan
20 20. Bicara Berdua
21 21. Alex
22 22. Keributan
23 23. Memanfaatkan Alex
24 24. Kegalauan Zaki
25 25. Kedatangan Selvi
26 26. Kedatangan Selvi 2
27 27. Selamat Tinggal Ibu
28 28. Kemarahan Jeff
29 29. Rencana
30 30. Pertunjukan Segera Dimulai
31 31. Layar Raksasa
32 32. Batal
33 33. Tersangka
34 34. Balasan
35 35. Datang Untuk Meminta Maaf
36 36. Usai
37 37. Pelaku Sebenarnya
38 38. Laporan Dari Yayasan
39 39. Bulan-bulanan
40 40. Kejahatan Lain
41 41. Bara Api
42 42. Belum Jera
43 43. Selvi Menemui Alex
44 44. Bangkrut
45 45. Kekurangan Uang
46 46. Hutang Budi
47 47. Menjenguk Harsa
48 48. Serangan Tiba-tiba
49 49. Sengaja Memanas-manasi
50 50. Rencana Lain
51 51. Makan Malam Jebakan
52 52. Senjata Makan Tuan
53 53. Pergi Kemana?
54 54. Karma Apalagi?
55 55. Hamil Tanpa Suami
56 56. Harsa
57 57. Laki-laki Itu
58 58. Extra Part 1
59 59. Ekstra Part 2
60 60. Extra Part 3 (Tamat)
Episodes

Updated 60 Episodes

1
1. Dikerjai dan Difitnah
2
2. Pulang
3
3. Semesta Memberi Jalan
4
4. Restoran dan Kenangannya
5
5. Pingsan Tanpa Rencana
6
6. Dira Si Dekil
7
7. Membeli Mobil
8
8. Reuni Tak Terduga
9
9. Manis Di Depan
10
10. Insomnia
11
11. Keluarga Vinson
12
12. Menggali Lubang
13
13. Teror Kecil
14
14. Makan Malam
15
15. Reuni
16
16. Rahasia
17
17. Undangan
18
18. Pesta Pertunangan
19
19. Dipermalukan
20
20. Bicara Berdua
21
21. Alex
22
22. Keributan
23
23. Memanfaatkan Alex
24
24. Kegalauan Zaki
25
25. Kedatangan Selvi
26
26. Kedatangan Selvi 2
27
27. Selamat Tinggal Ibu
28
28. Kemarahan Jeff
29
29. Rencana
30
30. Pertunjukan Segera Dimulai
31
31. Layar Raksasa
32
32. Batal
33
33. Tersangka
34
34. Balasan
35
35. Datang Untuk Meminta Maaf
36
36. Usai
37
37. Pelaku Sebenarnya
38
38. Laporan Dari Yayasan
39
39. Bulan-bulanan
40
40. Kejahatan Lain
41
41. Bara Api
42
42. Belum Jera
43
43. Selvi Menemui Alex
44
44. Bangkrut
45
45. Kekurangan Uang
46
46. Hutang Budi
47
47. Menjenguk Harsa
48
48. Serangan Tiba-tiba
49
49. Sengaja Memanas-manasi
50
50. Rencana Lain
51
51. Makan Malam Jebakan
52
52. Senjata Makan Tuan
53
53. Pergi Kemana?
54
54. Karma Apalagi?
55
55. Hamil Tanpa Suami
56
56. Harsa
57
57. Laki-laki Itu
58
58. Extra Part 1
59
59. Ekstra Part 2
60
60. Extra Part 3 (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!