8. Reuni Tak Terduga

"Apa? Kenapa kamu tidak mengatakannya dari tadi?!"

Felix mengedikkan bahunya. "Kamu yang memaksaku menyerahkannya."

Dira tersenyum membelakangi kedua laki-laki itu. Ini adalah sesuatu yang tidak dia sengaja tetapi sangat menguntungkannya. Dira tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Selvi melihat mobil yang sangat dia inginkan justru menjadi miliknya, si miskin dan dekil yang dulu selalu dia hina.

Sementara itu di dalam kamarnya Selvi terlihat begitu kesal. Dia baru saja mendapat laporan jika Zaki pergi bersama seorang perempuan ke sebuah showroom mobil.

"Sial!!! Kenapa foto yang dia kirimkan tidak jelas begini?!! Aku jadi tidak bisa melihat wajah perempuan itu!!! Apa dia perempuan yang bernama Dira?!!"

Lalu Selvi pun menelepon Zaki.

"Halo," ucap Selvi begitu panggilan terhubung. "Kamu dimana Sayang?" tanya Selvi dengan mesra, menyembunyikan rasa kesal yang memenuhi dadanya.

"Aku sedang menemani Dira membeli mobil. Ada apa Sayang?"

Mendengar Zaki menyebut nama Dira, Selvi tidak bisa menyembunyikan kekesalannya lagi. "Apa tidak ada orang lain? Kenapa harus kamu?! Aku tidak suka kamu dekat-dekat dengan perempuan itu!" ucap Selvi tanpa basa-basi.

"Sayang kenapa kamu marah? Aku tidak melakukan apapun dengan Dira. Aku cuma membantunya."

"Aku lihat kamu sekarang kamu sering menghabiskan waktu bersama perempuan itu?! Kita akan segera bertunangan Zaki, jadi jaga sikapmu! Aku tidak ingin orang-orang melihatmu bersama perempuan itu karena itu akan menimbulkan gosip!" Lalu Selvi menutup teleponnya.

*

Dering handphone membuat Dira mengalihkan perhatiannya dari layar laptopnya. Rupanya Zaki yang meneleponnya.

"Halo, ada apa Zaki? Apa ada yang ingin kamu bahas?"

"Tidak Dira, maaf mengganggu. Tetapi aku menelepon bukan untuk urusan pekerjaan."

"Lalu soal apa?"

"Nanti malam aku ingin mengundangmu untuk makan malam. Aku dan kekasihku salah paham, jadi aku berniat mempertemukan kamu dengannya. Mungkin setelah ini dia akan mengerti kalau hubungan kita murni hanya sebatas hubungan bisnis. Aku harap kamu tidak keberatan."

"Oh ... Benarkah? Jadi Selvi marah padamu? Maafkan aku, aku tidak tahu akan jadi seperti ini. Aku jadi merasa tidak enak kepadamu," balas Dira penuh drama. Padahal memang ini yang dia harapkan.

"Jadi bagaimana? Kamu bisa 'kan nanti malam?"

"Tentu saja. Aku pasti datang. Aku akan jelaskan semuanya pada Selvi nanti. Dimana tempatnya?"

"Di sebuah restoran di jalan Cenderawasih. Itu restoran sahabat kekasihku. Nanti aku kirimkan alamatnya."

"Oke." Lalu Dira menutup teleponnya.

"Jalan Cenderawasih, pasti restoran Rieke. Akhirnya kita bertiga akan reuni," gumam Dira tersenyum miring.

Selesai menelepon, Dira melihat jam dan sekarang sudah waktunya makan siang. Dira akan keluar untuk makan siang sekalian membeli hadiah yang akan dia berikan untuk Selvi nanti.

Beberapa saat kemudian, Dira sampai di sebuah pusat perbelanjaan. Dira langsung menuju sebuah butik tas merek terkenal. Dira akan membeli tas sebagai hadiah untuk Selvi. Dira tidak lama berada di butik itu. Dia hanya membeli sebuah tas kecil tetapi dengan harga yang lumayan besar.

"Kita lihat, apakah nanti dia akan melempar tas itu seperti dulu dia melempar tas kado dari ibuku," gumam Dira. Dia tidak ingin mengambil hati Selvi dengan tas ini, tetapi Zaki lah yang Dira incar. Dengan datang membawa hadiah, setidaknya Zaki akan menganggap jika niat Dira benar-benar tulus.

Selesai membeli tas, Dira melangkahkan kakinya menuju restoran yang terletak di dalam pusat perbelanjaan tersebut.

"Dira ...!!!" Tiba-tiba ada yang memanggil namanya. Dira menoleh mencari sumber suara dan menemukan Zaki di sana.

"Kamu di sini juga?" Sungguh tidak Dira sangka akan bertemu Zaki di sini.

"Ya ... Aku sedang membeli sesuatu untuk kekasihku. Biasalah ... Kamu pasti mengerti maksudku."

"Kamu ingin menyogok kekasihmu agar berhenti marah. Benar 'kan?" Dira tertawa.

"Yah, sepertinya tidak perlu aku jelaskan lagi," balas Zaki sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Aku juga membelikan sesuatu untuk kekasihmu. Apa menurutmu dia akan suka?" Lalu Dira menunjukkan tas yang baru saja dia beli. "Kamu lebih tahu selera kekasihmu. Kalau dia tidak suka ini aku bisa membelikannya yang lain, mumpung masih di sini," ucap Dira dengan wajah yang di buat sepolos mungkin.

"Astaga, Dira! Kamu tidak perlu repot-repot seperti ini."

"Tidak masalah, anggap saja ini sebagai permintaan maafku karena telah membuat kalian bertengkar. Jadi bagaimana? Menurutmu dia akan menyukainya?"

"Semua barang yang harganya mahal pasti dia suka. Dan aku tahu itu tas mahal, jadi dia pasti suka," jawab Zaki lalu mereka berdua terkekeh. "Setelah ini kamu mau kemana?"

"Aku akan makan siang."

"Sendirian?"

Dira mengangguk.

"Kita makan siang bersama saja," ucap Zaki tanpa pikir panjang.

Dira pura-pura menghela nafasnya. "Bukannya aku tidak mau, tetapi aku tidak ingin membuat masalah lagi diantara kalian berdua. Nanti kekasihmu bisa salah paham lagi kepadaku."

"Kamu benar-benar orang baik Dira, salah besar jika kekasihku sampai salah paham kepadamu," ucap Zaki penuh kekaguman.

"Baiklah, sampai jumpa nanti malam," balas Dira lalu pergi dari hadapan Zaki.

Malam harinya...

Dira tiba di restoran yang telah ditentukan. Mengendarai Ferrari hitamnya, Dira terlihat sangat elegan hingga mencuri perhatian orang-orang yang ada di sekitar restoran.

"Ada apa sih? Kenapa orang-orang jadi aneh begini? Apa ada artis yang datang?" tanya Selvi melihat orang-orang terus melihat ke arah parkiran. Karena penasaran, dia pun ikut melihat ke arah tempat parkir.

"Itu 'kan mobil ... "

"Sayang, aku punya sesuatu buat kamu." Suara Zaki membuat Selvi tidak melanjutkan kalimatnya. Perhatiannya langsung tertuju pada paper bag yang Zaki bawa. Selvi langsung tersenyum melihatnya, melupakan mobil impian yang kini sudah menjadi milik orang. "Terima kasih Sayang, kamu memang tahu apa yang aku inginkan." ucap Selvi lalu memeluk Zaki.

"Aku mengajakmu bertemu Dira dengan harapan kamu tidak salah paham lagi setelah ini. Dia orang baik, dan sama sekali tidak berniat untuk merusak hubungan kita. Kamu mengerti 'kan?" Zaki berusaha meyakinkan Selvi.

Selvi mengangguk. "Mana dia, kenapa belum datang?" Selvi tidak tahu jika pengendara Ferrari hitam yang sekarang parkir di luar adalah Dira.

"Mungkin sebentar lagi," Zaki mengedarkan pandangannya mencari sosok yang sedang mereka tunggu. "Itu dia," ucapnya menunjuk seorang perempuan yang baru memasuki restoran yang kebetulan juga sedang menatap ke arahnya.

"Dira ... !!!" teriak Zaki sambil melambaikan tangannya. Dan entah kenapa Selvi tidak suka melihat Zaki melambai sambil tersenyum lebar menyambut Dira.

Dira segera menghampiri mereka berdua. "Hai, maaf aku terlambat," ucapnya.

"Tidak, kami juga baru datang." Lalu Zaki menoleh kepada Selvi, "Sayang, dia Dira, rekan bisnis yang sering aku ceritakan," Zaki memperkenalkan Selvi kepada Dira.

Terpopuler

Comments

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

keren orang kaya dr hasil keringatnya ga kayak kamu selvie hasil org tua😁

2024-04-16

3

Vhyka Shelfryta

Vhyka Shelfryta

kern sihhh🥰🥰

2024-03-07

0

Fay

Fay

mantap ceritanya thor 👍👍

2024-02-03

1

lihat semua
Episodes
1 1. Dikerjai dan Difitnah
2 2. Pulang
3 3. Semesta Memberi Jalan
4 4. Restoran dan Kenangannya
5 5. Pingsan Tanpa Rencana
6 6. Dira Si Dekil
7 7. Membeli Mobil
8 8. Reuni Tak Terduga
9 9. Manis Di Depan
10 10. Insomnia
11 11. Keluarga Vinson
12 12. Menggali Lubang
13 13. Teror Kecil
14 14. Makan Malam
15 15. Reuni
16 16. Rahasia
17 17. Undangan
18 18. Pesta Pertunangan
19 19. Dipermalukan
20 20. Bicara Berdua
21 21. Alex
22 22. Keributan
23 23. Memanfaatkan Alex
24 24. Kegalauan Zaki
25 25. Kedatangan Selvi
26 26. Kedatangan Selvi 2
27 27. Selamat Tinggal Ibu
28 28. Kemarahan Jeff
29 29. Rencana
30 30. Pertunjukan Segera Dimulai
31 31. Layar Raksasa
32 32. Batal
33 33. Tersangka
34 34. Balasan
35 35. Datang Untuk Meminta Maaf
36 36. Usai
37 37. Pelaku Sebenarnya
38 38. Laporan Dari Yayasan
39 39. Bulan-bulanan
40 40. Kejahatan Lain
41 41. Bara Api
42 42. Belum Jera
43 43. Selvi Menemui Alex
44 44. Bangkrut
45 45. Kekurangan Uang
46 46. Hutang Budi
47 47. Menjenguk Harsa
48 48. Serangan Tiba-tiba
49 49. Sengaja Memanas-manasi
50 50. Rencana Lain
51 51. Makan Malam Jebakan
52 52. Senjata Makan Tuan
53 53. Pergi Kemana?
54 54. Karma Apalagi?
55 55. Hamil Tanpa Suami
56 56. Harsa
57 57. Laki-laki Itu
58 58. Extra Part 1
59 59. Ekstra Part 2
60 60. Extra Part 3 (Tamat)
Episodes

Updated 60 Episodes

1
1. Dikerjai dan Difitnah
2
2. Pulang
3
3. Semesta Memberi Jalan
4
4. Restoran dan Kenangannya
5
5. Pingsan Tanpa Rencana
6
6. Dira Si Dekil
7
7. Membeli Mobil
8
8. Reuni Tak Terduga
9
9. Manis Di Depan
10
10. Insomnia
11
11. Keluarga Vinson
12
12. Menggali Lubang
13
13. Teror Kecil
14
14. Makan Malam
15
15. Reuni
16
16. Rahasia
17
17. Undangan
18
18. Pesta Pertunangan
19
19. Dipermalukan
20
20. Bicara Berdua
21
21. Alex
22
22. Keributan
23
23. Memanfaatkan Alex
24
24. Kegalauan Zaki
25
25. Kedatangan Selvi
26
26. Kedatangan Selvi 2
27
27. Selamat Tinggal Ibu
28
28. Kemarahan Jeff
29
29. Rencana
30
30. Pertunjukan Segera Dimulai
31
31. Layar Raksasa
32
32. Batal
33
33. Tersangka
34
34. Balasan
35
35. Datang Untuk Meminta Maaf
36
36. Usai
37
37. Pelaku Sebenarnya
38
38. Laporan Dari Yayasan
39
39. Bulan-bulanan
40
40. Kejahatan Lain
41
41. Bara Api
42
42. Belum Jera
43
43. Selvi Menemui Alex
44
44. Bangkrut
45
45. Kekurangan Uang
46
46. Hutang Budi
47
47. Menjenguk Harsa
48
48. Serangan Tiba-tiba
49
49. Sengaja Memanas-manasi
50
50. Rencana Lain
51
51. Makan Malam Jebakan
52
52. Senjata Makan Tuan
53
53. Pergi Kemana?
54
54. Karma Apalagi?
55
55. Hamil Tanpa Suami
56
56. Harsa
57
57. Laki-laki Itu
58
58. Extra Part 1
59
59. Ekstra Part 2
60
60. Extra Part 3 (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!