3. Semesta Memberi Jalan

Di dalam kamarnya Dira tertidur tetapi dia terlihat gelisah. Keringat membasahi tubuhnya meskipun AC di dalam kamarnya menyala.

"Jangan ... " rintih Dira dalam tidurnya. "Aku mohon, jangan lakukan itu." Dira terus terisak tetapi matanya tetap terpejam. Berulangkali Dira memohon sampai akhirnya dia membuka matanya dan sadar itu hanya mimpi buruk.

Dira bangun lalu menghapus air mata yang membasahi pipinya. Ini hanya mimpi buruk, tetapi rasa sesak di dadanya sama seperti ketika Dira mengalami pembullyan itu. Kejadian itu terus membayanginya seperti baru kemarin dia mengalaminya.

Dira mengambil gelas berisi air minum yang ada di nakasnya lalu berjalan keluar menuju balkon kamarnya. Hampir setiap malam Dira mengalami mimpi seperti ini. Setelah bermimpi seperti ini Dira tidak akan bisa tertidur lagi hingga pagi harinya dan itu sangat menyiksanya.

Kapan mimpi buruk ini hilang dari hidupku? Apa membalas perbuatan mereka bisa menyembuhkan sakit hatiku? Apa lantas aku akan hidup tenang setelahnya? Apakah orang-orang seperti mereka panas hidup bahagia?

Dira memandang kosong langit malam dari balkon kamarnya.

Selama ini tidak terbesit sedikitpun niat untuk membalas dendam, dia membiarkan karma bekerja dengan sendirinya. Dia sudah hidup enak sekarang, semua yang dulu dia inginkan bisa dia miliki sekarang. Uang, jabatan dan rumah mewah semuanya dia punya. Yang Dira inginkan hanyalah melanjutkan hidupnya tenang dan menjauh dari masa lalunya meskipun ada sesuatu yang terus mengganjal di hatinya.

Tetapi setelah mendengar cerita ibunya, rasa tidak terima itu muncul. Rasa sakit hati yang selama ini dia pendam juga tiba-tiba menyembul ke permukaan seperti mendorong Dira untuk membalas mereka yang pernah menyakitinya.

"Ya, aku akan membalas mereka! Aku bukan Dira yang dulu!" gumam Dira membulatkan tekadnya.

Kepulangan Dira ke kota ini yang tadinya hanya karena pekerjaan berubah setelah mendengar cerita ibunya, Dira jadi punya alasan lain. Dia pulang untuk membalas dendam. Jika karma belum mendatangi mereka, maka Dira yang akan mengantarkannya.

Keesokan harinya...

Dira memulai hari pertamanya bekerja di perusahaannya yang baru. Di perusahaan sebelumnya dia memegang jabatan sebagai wakil direktur, tetapi di sini Dira menjabat sebagai direktur utama. Dira melangkah anggun memasuki lobi perusahaan. Kulitnya yang putih bersih membuatnya terlihat cantik bahkan dari kejauhan sekalipun. Siapa yang menyangka gadis cantik dan anggun ini dulunya adalah korban bully dan mendapat julukan si dekil.

"Dira, langsung ke ruang meeting saja. Rapat akan segera di mulai," sambut Tia yang lebih dulu sampai di sana. Sebelumnya, Dira membawa Tia ikut pindah bersamanya karena dia tidak ingin mencari asisten baru. Dira merasa kinerja Tia sudah cocok dengan kriterianya.

"Oke." Dira dan Tia pun langsung menuju ruang meeting.

Meeting tidak berlangsung lama karena hanya memperkenalkan Dira sebagai Dirut baru di perusahaan ini. Selesai meeting, Dira langsung menemui klien pertamanya setelah dia menjabat sebagai Direktur utama, untuk membahas kerja sama.

"Halo Pak Zaki, senang bertemu dengan anda," sapa Dira kepada klien barunya.

"Panggil Zaki saja, saya belum tua-tua amat untuk dipanggil Bapak," jawab klien Dira yang bernama Zaki itu santai. "Selamat datang di kota ini Bu Indira, semoga anda betah di sini," balas Zaki.

Dira hanya mengangguk datar karena pada dasarnya Dira dingin kepada semua laki-laki.

Pembicaraan kerja sama berjalan lancar lalu mereka lanjut dengan pembicaraan ringan.

"Bu Dira, anda baru di sini 'kan? Kalau anda butuh teman untuk jalan-jalan aku bisa meminta kekasihku untuk menemanimu. Dia pasti senang," Zaki menawarkan.

"Terimakasih Zaki, panggil Dira saja. Saya merasa belum terlihat seperti ibu-ibu, dan tidak usah berbicara formal kepadaku," balas Dira. "Jadi kamu sudah punya kekasih?"

Zaki tersenyum. "Kami sudah berhubungan cukup lama dan akan bertunangan sebentar lagi," terang Zaki.

"Oh ... Selamat kalau begitu. Ngomong-ngomong, aku asli orang sini. Aku tetapi aku sudah lama tinggal di luar kota jadi tidak begitu punya banyak teman di sini."

Pembawaan Zaki yang lebih dominan dalam pembicaraan membuat Dira cepat akrab dengan laki-laki itu, padahal biasanya Dira adalah sosok yang dingin terhadap laki-laki. Dira yang tidak biasa berbincang dengan orang asing bisa langsung nyambung dengan Zaki bahkan mereka terlihat asyik mengobrol layaknya sahabat yang sudah lama tidak bertemu.

"Benarkah? Kapan-kapan aku kenalkan kamu dengan calon tunanganku. Namanya Selvi Adriani, kalian pasti akan cocok," ujar Zaki yang sejak awal seperti sangat membanggakan kekasihnya.

Deg! Nama itu, tidak salah lagi!

Sepertinya semesta menyetujui rencana Dira untuk membalas dendam. Di hadapannya sekarang duduk seseorang yang saat ini menjadi kekasih dari orang yang sangat dia benci. Ini seperti umpan yang datang sendiri tanpa dicari.

"Sepertinya aku mengenal kekasihmu. Dia satu sekolah denganku ketika SMA dulu. Tetapi kami tidak begitu dekat," ucap Dira penuh percaya diri. Kenapa harus minder jika sekarang dia adalah seorang direktur utama sebuah perusahaan besar? Tidak ada lagi Dira yang minder karena dekil dan miskin.

"Wow ... Benarkah? Ternyata dunia ini sempit sekali. Aku akan katakan padanya jika aku bertemu denganmu."

"Tentu saja, tolong sampaikan salamku," ucap Dira disertai senyum misterius. Dari cara Zaki membicarakan Selvi terlihat sekali jika Zaki sangat mencintainya dan itu membuat Dira tidak suka. Seandainya dulu Selvi baik padanya pasti Dira juga akan ikut bahagia melihat temannya bahagia. Tetapi dulu Selvi sangat kejam sehingga Dira berpikir jika Selvi tidak pantas mendapatkan kebahagiaan yang dia miliki sekarang.

"Pasti akan ku sampaikan," balas Zaki.

"Sepertinya kamu sangat mencintai kekasihmu?" pancing Dira.

"Kami sudah cukup lama berhubungan. Dia sangat baik dan pengertian." Lalau Zaki menceritakan tentang dirinya dan Selvi. Tak henti-hentinya Zaki memuji Selvi yang dia anggap sempurna di matanya hingga Dira ingin sekali memberitahu Zaki seperti apa sebenarnya Selvi. Tapi tidak sekarang.

* *

Di sebuah restoran mewah...

"Bagaimana meeting dengan partner bisnis baru yang kamu ceritakan kemarin Sayang?" Selvi berbicara sambil menyantap hidangan makan malam di depannya.

"Oh ... Aku sampai lupa menceritakannya padamu. Ternyata partner bisnisku ini mengenalmu. Kami sempat ngobrol dan aku menceritakan tentang kamu kepadanya."

"Tunggu ... Tunggu ... Kamu menceritakan aku kepada partner bisnismu?" Selvi tidak percaya.

"Tentu saja, semua orang harus tahu jika aku mempunyai seorang kekasih yang cantik dan baik hati seperti kamu," jawab Zaki dengan manisnya.

"Dia laki-laki atau perempuan?"

"Dia perempuan, cantik seperti kamu. Tetapi bagiku kamu yang paling cantik."

Selvi tersenyum melihat bagaimana bucin-nya sang kekasih kepadanya. "Lalu dia bilang apa?" tanyanya.

"Dia bilang dia mengenalmu dan kalian dulu satu sekolah, bahkan satu kelas."

"Benarkah? Siapa namanya?"

"Namanya Indira Oktavia."

Selvi terdiam sejenak. "Kenapa aku tidak ingat nama itu? Kamu yakin dia teman sekolahku?" tanya Selvi kemudian. Tidak ada ekspresi apapun di wajahnya seperti dia memang tidak mengenal nama yang baru saja disebut oleh tunangannya itu.

"Masa sih? Tetapi dia bilang dia mengenalmu."

"Mungkin dia salah orang. Atau nanti aku lihat di buku tahunan sekolah. Mungkin setelah itu aku akan ingat," ucap Selvi santai.

"Kapan-kapan aku ajak kamu bertemu dengannya. Kamu mau 'kan? Dia sangat baik dan ramah, kamu pasti akan cocok berteman dengannya."

"Tentu saja, aku tidak sabar ingin segera bertemu dengannya," jawab Selvi disertai senyum.

Terpopuler

Comments

Jumaeda

Jumaeda

Masih penasaran

2023-12-18

1

lihat semua
Episodes
1 1. Dikerjai dan Difitnah
2 2. Pulang
3 3. Semesta Memberi Jalan
4 4. Restoran dan Kenangannya
5 5. Pingsan Tanpa Rencana
6 6. Dira Si Dekil
7 7. Membeli Mobil
8 8. Reuni Tak Terduga
9 9. Manis Di Depan
10 10. Insomnia
11 11. Keluarga Vinson
12 12. Menggali Lubang
13 13. Teror Kecil
14 14. Makan Malam
15 15. Reuni
16 16. Rahasia
17 17. Undangan
18 18. Pesta Pertunangan
19 19. Dipermalukan
20 20. Bicara Berdua
21 21. Alex
22 22. Keributan
23 23. Memanfaatkan Alex
24 24. Kegalauan Zaki
25 25. Kedatangan Selvi
26 26. Kedatangan Selvi 2
27 27. Selamat Tinggal Ibu
28 28. Kemarahan Jeff
29 29. Rencana
30 30. Pertunjukan Segera Dimulai
31 31. Layar Raksasa
32 32. Batal
33 33. Tersangka
34 34. Balasan
35 35. Datang Untuk Meminta Maaf
36 36. Usai
37 37. Pelaku Sebenarnya
38 38. Laporan Dari Yayasan
39 39. Bulan-bulanan
40 40. Kejahatan Lain
41 41. Bara Api
42 42. Belum Jera
43 43. Selvi Menemui Alex
44 44. Bangkrut
45 45. Kekurangan Uang
46 46. Hutang Budi
47 47. Menjenguk Harsa
48 48. Serangan Tiba-tiba
49 49. Sengaja Memanas-manasi
50 50. Rencana Lain
51 51. Makan Malam Jebakan
52 52. Senjata Makan Tuan
53 53. Pergi Kemana?
54 54. Karma Apalagi?
55 55. Hamil Tanpa Suami
56 56. Harsa
57 57. Laki-laki Itu
58 58. Extra Part 1
59 59. Ekstra Part 2
60 60. Extra Part 3 (Tamat)
Episodes

Updated 60 Episodes

1
1. Dikerjai dan Difitnah
2
2. Pulang
3
3. Semesta Memberi Jalan
4
4. Restoran dan Kenangannya
5
5. Pingsan Tanpa Rencana
6
6. Dira Si Dekil
7
7. Membeli Mobil
8
8. Reuni Tak Terduga
9
9. Manis Di Depan
10
10. Insomnia
11
11. Keluarga Vinson
12
12. Menggali Lubang
13
13. Teror Kecil
14
14. Makan Malam
15
15. Reuni
16
16. Rahasia
17
17. Undangan
18
18. Pesta Pertunangan
19
19. Dipermalukan
20
20. Bicara Berdua
21
21. Alex
22
22. Keributan
23
23. Memanfaatkan Alex
24
24. Kegalauan Zaki
25
25. Kedatangan Selvi
26
26. Kedatangan Selvi 2
27
27. Selamat Tinggal Ibu
28
28. Kemarahan Jeff
29
29. Rencana
30
30. Pertunjukan Segera Dimulai
31
31. Layar Raksasa
32
32. Batal
33
33. Tersangka
34
34. Balasan
35
35. Datang Untuk Meminta Maaf
36
36. Usai
37
37. Pelaku Sebenarnya
38
38. Laporan Dari Yayasan
39
39. Bulan-bulanan
40
40. Kejahatan Lain
41
41. Bara Api
42
42. Belum Jera
43
43. Selvi Menemui Alex
44
44. Bangkrut
45
45. Kekurangan Uang
46
46. Hutang Budi
47
47. Menjenguk Harsa
48
48. Serangan Tiba-tiba
49
49. Sengaja Memanas-manasi
50
50. Rencana Lain
51
51. Makan Malam Jebakan
52
52. Senjata Makan Tuan
53
53. Pergi Kemana?
54
54. Karma Apalagi?
55
55. Hamil Tanpa Suami
56
56. Harsa
57
57. Laki-laki Itu
58
58. Extra Part 1
59
59. Ekstra Part 2
60
60. Extra Part 3 (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!