4. Restoran dan Kenangannya

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam tetapi Dira baru akan pulang.

"Kita cari restoran ya, Pak! Saya mau makan malam dulu," ucap Dira kepada pak sopir yang setia menunggunya. Sampai saat ini Dira selalu diantar jemput oleh sopir perusahaan. Dia belum sempat membeli mobil baru karena terlalu sibuk, sementara mobilnya yang dulu sudah dia jual karena kepindahannya ke kota ini.

Sebelumnya Dira sudah pamit kepada ibunya jika dirinya pulang terlambat dan akan makan malam di luar jadi ibunya tidak perlu menunggunya.

"Mau ke restoran mana Bu Dira?"

Dira tampak berpikir. "Bapak punya rekomendasi? Saya sudah lama tidak tinggal di sini jadi tidak tahu restoran mana yang menunya enak."

"Oh ... Itu Bu, ada restoran yang selalu ramai pengunjungnya. Apa Bu Dira mau saya antar ke sana?"

"Boleh deh Pak, daripada saya bingung. Nanti bapak temani saya makan ya?" pinta Dira, tidak memposisikan dirinya sebagai seorang atasan, tetapi lebih seperti keluarga.

"Terima kasih Bu, tapi saya sudah makan tadi," tolak pak sopir halus.

"Oh .. Ya sudah."

Beberapa saat kemudian mobil yang ditumpangi Dira sudah sampai di parkiran restoran. "Ini tempatnya Bu Dira," ucap Pak sopir.

Dira memandangi restoran itu dari dalam mobilnya sebentar. "Lumayan," ucapnya kemudian turun dari dalam mobil. "Bapak beneran tidak mau menemani saya makan?" tanya Dira lagi.

"Terimakasih Bu Dira, tetapi saya sudah kenyang. Saya nunggu di sini saja."

"Baiklah," ucap Dira lalu dia masuk ke dalam restoran. Dira duduk lalu memesan makanan. Beberapa saat kemudian makanannya datang dan Dira pun langsung memakannya. Tiba-tiba saja Dira mendengar suara seperti orang berbicara dengan nada tinggi di meja di belakangnya. Dira menoleh karena kata-kata yang keluar dari orang itu sedikit tidak enak di dengar. Benar, di belakang Dira duduk ada seorang pelayan sedang memarahi pelanggan.

Lalu seorang perempuan datang menghampiri. "Ada apa? Kenapa ribut-ribut begini?" tanya perempuan itu.

"Ini Non Rieke, di kasih bill malah berlagak bingung. Katanya tidak punya uang."

Non Rieke? Apakah dia ... ? Jadi ini restoran miliknya?

Sepertinya semesta memang mendukung rencana balas dendam Dira. Jalannya seperti dimudahkan dengan sendirinya tanpa dia berusaha. Dia belum mencari tahu soal restoran milik Rieke tetapi tiba-tiba saja dia sudah berada di dalamnya.

"Tetapi benar, temanku yang mengajakku ke sini. Mereka juga yang akan membayar semuanya," ucap pelanggan yang terlihat masih muda itu gugup.

Dira berdiri lalu menghampiri ketiga orang itu. "Berapa tagihannya? Aku yang akan membayarnya," ucap Dira.

Ketiga orang itu menoleh ke arah Dira secara bersamaan.

"Anda siapa? Apa hubungannya dengan gadis ini?" tanya Rieke.

Dira tidak menjawab. Dia mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya lalu menyerahkannya kepada pelayan yang berdiri di depannya. Pelayan itu melihat ke arah Rieke, dan Rieke mengangguk mengiyakan. Lalu pelayan itu pergi ke kasir.

"Pulanglah, dik. Tidak apa-apa. Aku sudah membayar semuanya," ucap Dira kepada gadis itu.

Gadis itu menatap Dira. "Terimakasih. Semoga kelak aku bisa membayar hutangku pada kakak," ucap gadis itu dengan mata berkaca-kaca. "Aku akan selalu mengingat kebaikan kakak," ucap gadis itu sebelum pergi.

Sesaat kemudian pelayan itu kembali. "Ini kembaliannya," ucap pelayan itu. "Ambil saja," balas Dira datar lalu kembali ke mejanya.

Rieke terus menatap Dira dengan tatapan aneh. Dia seperti sedang berusaha mengingat-ingat sesuatu. "Apa aku mengenalmu? Kita pernah bertemu? Wajahmu seperti tidak asing bagiku," tanya Rieke sambil berjalan mengikuti di belakang Dira.

Dira berbalik dengan anggun. "Kamu tidak ingat padaku?" tanyanya dingin.

Rieke terlihat masih bingung.

"Aku Dira, Dira si dekil. Apa kamu ingat?" tanya Dira dengan mata yang menatap lurus ke mata Rieke.

"Tidak mungkin!" ucap Rieke tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dira yang berdiri di depannya ini adalah sosok Dira yang anggun dan cantik. Tubuhnya juga dibalut dengan pakaian mahal, jauh berbeda dengan Dira yang dulu.

"Kami tidak harus membayarnya karena kamu tidak mengenal gadis tadi," ucap Rieke tanpa sedetikpun mengalihkan matanya dari Dira.

"Tidak apa-apa. Aku pernah di posisi gadis itu jadi aku tahu rasanya. Kejadian ini seperti dejavu bagiku. Kamu tahu maksudku 'kan?" ucap Dira masih tanpa ekspresi di wajahnya.

"Dira, kejadian itu sudah bertahun-tahun lamanya. Sudahlah, kita lupakan saja. Kita sama-sama masih muda waktu itu, jadi wajar kalau melakukan kesalahan."

Dira menatap Rieke dengan tatapan dingin. "Wajar?!"

Rieke terlihat salah tingkah. "Aku minta maaf, aku dan Selvi memang keterlaluan dulu."

"Kalau kamu memang berniat minta maaf seharusnya kamu mencariku dan meminta maaf padaku beberapa tahun yang lalu!"

Rieke terdiam.

"Selera makanku jadi hilang," ucapnya sambil meletakkan beberapa lembar uang di atas meja. "Ambil saja kembaliannya. Dulu aku tidak punya uang untuk sekedar membayar makanan yang kalian makan. Tetapi uangku lebih dari cukup untuk membeli restoranmu sekarang!" ucap Dira dengan angkuhnya.

Rieke terpaku mendengar kata-kata Dira. Gadis yang dulu sering dia bully sekarang berubah menjadi perempuan cantik dan kaya bahkan Rieke terlihat seperti tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengannya.

Dira kembali ke mobil dimana sopirnya setia menunggu. "Kita pindah ke tempat lain saja Pak. Sepertinya lidah saya tidak cocok dengan menu makanan di sini," ucap Dira seperti menjawab pertanyaan pak sopir yang belum sempat keluar dari mulutnya.

"Baik Bu. Kita kemana sekarang?" tanya Pak sopir mulai menjalankan mobil.

"Antar saya ke jalan Pramuka, Pak," ucap Dira. Kejadian tadi mengingatkannya pada kedai makan tempat dimana dia dulu dikerjai oleh Selvi dan Rieke.

Apa restoran itu masih buka? Kak Hesti, apa kabar kakak?

* *

"Ini benar kamu?" tanya Hesti yang masih belum percaya jika perempuan yang duduk di depannya adalah Dira.

"Iya, ini aku. Aku tidak menyangka kakak masih bekerja di sini."

"Astaga, sudah beberapa tahun dan kamu masih mengingatku?" tanya Hesti yang masih belum percaya jika perempuan di depannya adalah gadis remaja yang dia bantu dulu.

"Aku tidak akan pernah lupa kebaikan kakak kepadaku. Aku kemari untuk berterima kasih kepada kakak."

"Sudahlah, lupakan itu."

Waktu itu manajer restoran memutuskan Dira harus membayar makanan yang di makan Rieke dan Selvi dengan cara mencuci piring dan bersih-bersih di restoran itu selama beberapa hari. Setelah pulang sekolah Dira langsung ke restoran itu untuk mencuci piring dan pulang ke rumah sebelum ibunya pulang bekerja. Hanya Hesti yang mau mengajaknya bicara bahkan kadang membantunya mencuci piring dan peralatan masak kotor yang tak terhitung jumlahnya.

"Aku ingin menawarkan kerja sama dengan kakak. Apa kak Hesti mau?" tanya Dira langsung pada intinya.

"Kerja sama apa?"

"Restoran, aku ingin membuka restoran dan aku ingin kakak yang mengelolanya."

Terpopuler

Comments

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

mantap Dira

2024-04-16

0

emayke kismoyo

emayke kismoyo

Dira menjadi wanita mandiri dan tegas

2024-02-26

2

Sri Mulyaningsih

Sri Mulyaningsih

keren ceritanya, suka banget aku👍🏻

2024-01-09

2

lihat semua
Episodes
1 1. Dikerjai dan Difitnah
2 2. Pulang
3 3. Semesta Memberi Jalan
4 4. Restoran dan Kenangannya
5 5. Pingsan Tanpa Rencana
6 6. Dira Si Dekil
7 7. Membeli Mobil
8 8. Reuni Tak Terduga
9 9. Manis Di Depan
10 10. Insomnia
11 11. Keluarga Vinson
12 12. Menggali Lubang
13 13. Teror Kecil
14 14. Makan Malam
15 15. Reuni
16 16. Rahasia
17 17. Undangan
18 18. Pesta Pertunangan
19 19. Dipermalukan
20 20. Bicara Berdua
21 21. Alex
22 22. Keributan
23 23. Memanfaatkan Alex
24 24. Kegalauan Zaki
25 25. Kedatangan Selvi
26 26. Kedatangan Selvi 2
27 27. Selamat Tinggal Ibu
28 28. Kemarahan Jeff
29 29. Rencana
30 30. Pertunjukan Segera Dimulai
31 31. Layar Raksasa
32 32. Batal
33 33. Tersangka
34 34. Balasan
35 35. Datang Untuk Meminta Maaf
36 36. Usai
37 37. Pelaku Sebenarnya
38 38. Laporan Dari Yayasan
39 39. Bulan-bulanan
40 40. Kejahatan Lain
41 41. Bara Api
42 42. Belum Jera
43 43. Selvi Menemui Alex
44 44. Bangkrut
45 45. Kekurangan Uang
46 46. Hutang Budi
47 47. Menjenguk Harsa
48 48. Serangan Tiba-tiba
49 49. Sengaja Memanas-manasi
50 50. Rencana Lain
51 51. Makan Malam Jebakan
52 52. Senjata Makan Tuan
53 53. Pergi Kemana?
54 54. Karma Apalagi?
55 55. Hamil Tanpa Suami
56 56. Harsa
57 57. Laki-laki Itu
58 58. Extra Part 1
59 59. Ekstra Part 2
60 60. Extra Part 3 (Tamat)
Episodes

Updated 60 Episodes

1
1. Dikerjai dan Difitnah
2
2. Pulang
3
3. Semesta Memberi Jalan
4
4. Restoran dan Kenangannya
5
5. Pingsan Tanpa Rencana
6
6. Dira Si Dekil
7
7. Membeli Mobil
8
8. Reuni Tak Terduga
9
9. Manis Di Depan
10
10. Insomnia
11
11. Keluarga Vinson
12
12. Menggali Lubang
13
13. Teror Kecil
14
14. Makan Malam
15
15. Reuni
16
16. Rahasia
17
17. Undangan
18
18. Pesta Pertunangan
19
19. Dipermalukan
20
20. Bicara Berdua
21
21. Alex
22
22. Keributan
23
23. Memanfaatkan Alex
24
24. Kegalauan Zaki
25
25. Kedatangan Selvi
26
26. Kedatangan Selvi 2
27
27. Selamat Tinggal Ibu
28
28. Kemarahan Jeff
29
29. Rencana
30
30. Pertunjukan Segera Dimulai
31
31. Layar Raksasa
32
32. Batal
33
33. Tersangka
34
34. Balasan
35
35. Datang Untuk Meminta Maaf
36
36. Usai
37
37. Pelaku Sebenarnya
38
38. Laporan Dari Yayasan
39
39. Bulan-bulanan
40
40. Kejahatan Lain
41
41. Bara Api
42
42. Belum Jera
43
43. Selvi Menemui Alex
44
44. Bangkrut
45
45. Kekurangan Uang
46
46. Hutang Budi
47
47. Menjenguk Harsa
48
48. Serangan Tiba-tiba
49
49. Sengaja Memanas-manasi
50
50. Rencana Lain
51
51. Makan Malam Jebakan
52
52. Senjata Makan Tuan
53
53. Pergi Kemana?
54
54. Karma Apalagi?
55
55. Hamil Tanpa Suami
56
56. Harsa
57
57. Laki-laki Itu
58
58. Extra Part 1
59
59. Ekstra Part 2
60
60. Extra Part 3 (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!