Karin terbelalak.
"Kau ... sudah pandai melawan sekarang ya rupanya? Kau ingin ku tampar mulut mu!" teriak Karin murka.
Ia mendekati Kealeksa dan ingin menamparnya. Belum lagi Karin menamparnya, Kealeksa menendang kaki Karin hingga ia terjerembab ke depan.
Kealeksa tertawa mengejek.
"Dasar payah."
"Kau ... Kurang ajar! Akan ku cakar kau!" teriak Karin teramat kesal, ia mencoba untuk mencakar Kealeksa, tapi Kealeksa menghindar lagi, Karin tidak sempat mengerem dan ia menabrak tembok.
"Auuuuuuu!" serunya memegang hidungnya yang duluan mendarat di dinding.
Ia berbalik badan lagi melihat Kealeksa geram.
"Dasar bocah menyebalkan! Kau sepetinya harus di beri pelajaran yang keras baru kau akan mengerti!" ucap Karin geram.
Ia pergi mengambil sapu, tapi Kealeksa keburu masuk ke dalam kamarnya.
"Mana dia! Akan ku pukul dia ya!" teriak Karin berjalan menuju ke arah kamar Kealeksa.
Kealeksa duduk di ranjangnya dan melepaskan seragamnya.
Duk! Duk!
Duk! Duk!
"Hey! Buka pintunya! Keluar kamu!" teriak Karin menggedor-gedor pintu kamar Kealeksa.
"Nenek kunti ini kenapa sih? Ribut aja di luar," ucap Kealeksa merasa terganggu.
"Buka pintunya cepat!" teriak Karin.
"Aku buka pintu lalu mau apa? Memukul ku? Mengacak kamarku? Aku sudah menahannya selama ini, aku tidak akan berbaik hati lagi," ucap Kealeksa.
Duk! Duk!
Duk! Duk!
"Buka pintunya!" teriak Karin tak berhenti.
Kealeksa pun membuka pintu.
Brukk!
Karin pun kembali terjerembab ke depan.
"Mau apa lagi?" tanya Kealeksa menyengir.
Karin pun bangun. "Kamu ya! Benar-benar anak kurang ajar! Ini rasakan kamu!" teriak Karin memukul Kealeksa dengan gagang sapu. Kealeksa menangkap sapu itu dan menahannya.
Saat Karin ingin menariknya, tapi tidak bisa.
"Lepaskan!" hardik Karin.
Kealeksa menarik sapu itu lalu meletakan ujungnya di lantai lalu ia mematahkannya.
Krakk!
Karin terbelalak!
"Kamu ... kenapa kamu patahkan sapunya! Kamu ingin cari mati rupanya! Sini ku bunuh kau!" teriak Karin bertambah marah, ia ingin menampar Kealeksa, tapi ...
Plak!
Sebuah tamparan yang sangat keras mendapat di pipi Karin.
"Upssss! Ada nyamuk di pipi Tante tadi," ucap Kealeksa tersenyum.
"Kau ... kau lebih baik keluar dari rumah ini! Sana pergi!" teriak Karin mendorong tubuh Kealeksa.
Tapi itu tidak bergerak sama sekali, Kealeksa balik mendorong tubuh Karin keluar.
"Sana pergi dari kamar ku! Kau nggak berhak mengusir ku dari sini! Sana keluar!" seru Kealeksa.
Karin berusaha menahan tubuhnya tapi tidak bisa, tenaga Kealeksa lebih kuat dan pada akhirnya ia pun keluar dari kamar Kealeksa.
"Ini bawa sapumu juga," ucap Kealeksa membuang sapu ke tubuh Karin.
BAM!
Kealeksa membanting pintu kamarnya membuat Karin terkejut.
"Kurang ajar! Lihat saja kau nanti! Aku akan buat kamu menyesal!" teriak Karin.
"Cih! Siapa yang peduli dengan ucapan mu, aku akan tetap terus di sini sampai aku mendapatkan perusahaan Papaku, atau setidaknya aku mendapatkan surat perusahaan Papa yang selama ini di sembunyikan oleh pria munafik itu. Aku akan terus melawan mereka sampai aku mendapatkan apa yang aku mau dan membalas mereka semua. Mereka sudah makan dan minum hasil yang perusahaan Papaku, itu berarti bukan aku yang menumpang, tapi merekalah yang menumpang dengan ku. Aku tidak akan membiarkannya!" ucap Kealeksa penuh dendam.
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
fitri
semoga ja mati kealesa tak luluh nantinya
2024-08-01
1
Mai Rehman
hajar terssss
2024-07-09
1
bagus balaskan dendam mu kalesha
2024-01-13
3