BAB 12

Sesampainya di rumah, Kealeksa melihat rumahnya masih sepi, sedangkan jam di ponselnya sudah jam 12 tengah malam.

"Sepertinya mereka pulang lebih lama malam ini," ucap Kealeksa masuk ke dalam rumah sambil membuka gembok rumah dan masuk ke dalam.

Kealeksa masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuhnya di kasur.

Terdengar suara mobil baru saja masuk ke dalam pekarangan rumah.

Kealeksa pun menarik selimutnya dan pura-pura tidur.

"Asiiiiiiikkkk! Aku dapat tanda tangan Tuan Alqazio!" teriak Riska senang melihat selembar kertas yang ada tanda tangan Alqazio.

'Tanda tangan Alqazio? Bukannya tadi Alqazio bersama ku?' batin Kealeksa saat mendengar pekikan Riska.

"Sial banget nggak sih! Aku baru aja mau minta Tuan Alqazio sudah pergi! Menyebalkan!" denggus Juli kesal.

"Ha-ha-ha, rasain kamu! Emang enak nggak dapat tanda tangan Tuan Alqazio," ejek Riska.

"Sialan kamu! Kamu cari marah ku saja!" ucap Juli menarik kertas yang ada tanda tangan Tuan Alqazio.

"Jangan ambil punya ku!" teriak Riska menarik kembali kertas miliknya.

"Hey! Berhenti kalian!" teriak Karin pusing melihat kedua anaknya bertengkar.

Srekk!

Kertas itu akhirnya terbagi menjadi dua.

"Aaaaaaaaaaaaa! Tidaaaaaaaaaaakkkk!" teriak Riska menangis sejadi-jadinya.

"Weeek! Rasain kamu! Sekaran kita sama-sama nggak ada," ucap Juli yang balik tertawa.

"Mama! Lihat Juli merobek kertasku!" rengek Riska.

"Cukup! Kalian bisa nggak sih satu detik aja nggak bertengkar! Pusing Mama kalian buat! Sekarang terserah kalian mau berantem! Saba di luar sana kalau kalian mau bertengkar! Jangan masuk ke dalam rumah sebelum kalian selesai!" ancam Karin.

Mereka berdua pun terdiam.

"Sana masuk kamar kalian!" teriak Karin.

Juli dan Riska pun masuk ke dalam kamar dengan tatapan penuh dendam.

"Kamu coba lihat keponakan mu itu? Apa dia ada di kamarnya apa keluyuran," ucap Karin kepada Surya.

Surya pun pergi menuju ke kamar Kealeksa dan mengintip dari celah pintu kamarnya yang renggang.

Terlihat Kealeksa diam saja di atas tempat tidur tersebut. Setelah memastikannya, ia pun kembali menuju kamarnya.

Surya masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu kamar.

"Dia sudah tidur," ucap Surya.

"Kamu itu ya, selalu saja membelanya dan bahkan anak sendiri kamu marahi! Kamu itu benar-benar membuat ku geram!" ucap Karin marah.

"Ah, mendadak aku lapar banget ya, aku pergi cari makanan di dapur dulu ah," ucap Kealeksa bangun dari tempat tidurnya dan berjalan dengan pelan menuju dapur.

"Kamu jangan seperti itu donk, aku seperti inikan punya maksud tertentu, bukan maksud aku baiki dia sepenuhnya," jawab Surya duduk di atas ranjang sambi membuka jasnya.

"Iya, tapi ini keterlaluan banget kamu manjakan dia! Pada akhirnya sekarang lihat, dia semakin menjadi kelakuannya!" ucap Karin melipat tangannya sambil manyun.

'Eh, mereka sedang mengobrol, mereka mengobrol apa ya?' batin Kealeksa penasaran, ia mengambil gelas dan menempelkan di pintu kamar tersebut dan meletakan telinga di gelas tersebut.

"Sayang, kamu jangan marah seperti itu donk, kita tunggu satu tahun lagi ya menjelang dia umur 18 tahun, setelah umur dia genap 18 tahun baru kita paksa dia untuk tanda tangan dia sebagai ahli waris untuk menyerahkan perusahaan Papanya kepada kita," ucap Surya.

"Tapi ... apa dia tahu masalah perusahaan itu?" tanya Karin melembut.

"Aku rasa dia tidak tahu, masalah perusahaan itu juga aku yang mengambil alih mengatakan jika aku sebagai wakil dari Kealeksa meneruskan perusahan Doni, setelah Kealeksa berumur 18 tahun baru aku serahkan kepadanya," jawab Surya.

"Jadi bagaimana masalahnya? Kamu bilang pada orang-orang kalau setelah dia berumur 18 tahun nanti kau akan menyerahkan perusahaan itu kepada dia. Nah di sisi lain kita ingin menguasai perusahaan Papanya. Nanti apa yang kau jelaskan pada orang-orang?" tanya Karin.

"Bilang saja kalau dia yang menyerahkan hak penuh perusahaan itu, kita akan memaksanya untuk mengatakan itu pada publik nanti," ucap Surya tersenyum sambil memeluk Karin.

Seketika Kealeksa terdiam dan menatap kosong di depannya.

Terpopuler

Comments

𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟

𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟

ternyata bwgitu rencananya, hati² kaleksa

2024-12-27

0

Mai Rehman

Mai Rehman

terdengar sudah percakapan mereka

2024-07-09

2

iya meskipun menyakitkan itu bagus kamu mendengarkan itu , soalnya kalau nanti takutnya terlambat

2024-01-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!