Keesokan paginya. Terlihat sinar cahaya mentari dari celah jendela, pagi ini terasa cerah seperti perasaan Kealeksa.
Seperti biasa sebelum mereka berangkat sekolah. Kealeksa harus membuat sarapan untuk ketiga
"Cepat! Mana makanannya!" teriak Karin.
"Iya Tante, sedang aku siapkan," ucap Kealeksa yang saat itu sedang memasak nasi goreng untuk sarapan mereka pagi itu.
Kealeksa meletakan nasi setiap piring di atas meja.
"Mama, aku malu ke sekolah dengan wajah seperti ini," rengek Riska.
Kealeksa hampir saja tertawa melihat wajah mereka merah-merah bekas lem kemaren.
"Ah, itu hanya sedikit, tunggu Papamu pulang dari luar kota, baru kita akan ke salon," ucap Karin menenangkan.
"Mama sih! Udah di bilang ke salon mahal malah nggak mau! Kan jadi kayak gini muka aku!" seru Juli kesal. Sepertinya mereka datang ke tempat salon yang pemiliknya kurang pengetahuannya.
"Ini anak kok ngelunjak ya! Udah di bilang tunggu Papamu pulang! Nggak dengar apa!" teriak Karin.
Riska melihat di dalam wajah ada tersisa nasi goreng untuk Kealeksa.
"Kealeksa, berikan aku semua nasi goreng itu!" pinta Riska.
"Tapi udah ada meja untuk mu," ucap Kealeksa.
"Tapi aku mau tambah lagi," jawab Riska.
"Kealeksa! Kalau dia tambah ya tambah aja!" bentak Karin.
"Tapi Tante, itu bagianku," ucap Kealeksa.
"Cepat berikan!" ucap Karin membulatkan matanya.
Kealeksa menambahkan nasi goreng itu lagi dan ia terpaksa membuatkan lagi untuk dirinya.
Setelah makan mereka pun berangkat sekolah.
Juli dan Riska di antara sekolahnya dengan menggunakan mobil, Kealeksa sendiri berjalan kaki.
"Tidak apa-apa, jalan kaki malah lebih sehat," ucapnya menghibur diri.
Setelah sampai di sekolah, Kealeksa duduk di kursinya. Kelasnya adalah neraka baginya selama ini, karena tiap kali ia datang, semua mata menatap tertuju ke arahnya seolah-olah mereka semua siap menerkamnya.
Untuk kali ini, ia tidak mempedulikan itu, ia duduk di kursi seperti biasanya.
Terlihat Fitri, Kirana dan Rita masuk ke dalam kelas dan mereka melihat ke arah Kealeksa sambil tersenyum.
Fitri dan kedua temannya datang mendekati Kealeksa.
"Kau masih bisa datang ke sekolah meskipun sudah terluka seperti ini? Kau memang tahan banting ya," ucap Fitri tersenyum mengejek.
"Dulu tidak, mungkin sekarang iya," jawab Kealeksa membalas senyum Fitri.
"Kau bisa tersenyum juga rupanya, akan ku buat kau tidak bisa tersenyum lagi," ucap Fitri geram.
Ia ingin menjitak kepala Kealeksa, tapi Kealeksa menepis tangan Fitri.
"Kau ... berani melawan rupanya!" ucap Fitri geram. Ia ingin menjambak rambut Kealeksa, tapi Kealeksa mendorong Fitri hingga Fitri terjatuh.
Brukkk!
"Kurang ajar, kau berani mendorong ku!" teriak Fitri tak terima, Fitri menjebak rambut Kealeksa, Kealeksa juga nggak mau kalah, ia juga menjambak rambut Fitri.
Biasanya Kealeksa diam saat ia di sakiti, kali ini ia harus melakukan perlawanan balik, karena adanya sistem yang sudah mengembalikan kepercayaan dirinya.
"Hey! Kalian lihat apa! Cepat bantu!" teriak Fitri kesakitan. Kealeksa menambah tarikannya hingga rambut Fitri tercabut.l sebagian.
Rita dan Kirana datang membantu dengan memegangi Kealeksa dan menariknya.
Sedangkan yang lain sama sekali tidak ada yang datang memisahkan mereka, malah mereka memvideokan mereka yang sedang berantem sambil tertawa lucu.
Tiba-tiba saja guru masuk ke dalam kelas dan terkejut melihat kejadian tersebut.
"Hey! Apa yang kalian lakukan!" teriak Bu April dan langsung memisahkan mereka.
Mereka pun berhenti, di tangan Kealeksa ada gumpalan rambut Fitri, dan begitu juga Fitri yang berhasil menarik rambut Kealeksa.
"Kalian ini kenapa sih malah berantam! Kalian nggak punya kerjaan lain apa! Ini di sekolah! Seharusnya kalian jaga sikap kalian!" teriak Bu April marah.
Semua yang ada di dalam ruangan terdiam.
"Kalian juga! Bukannya memisahkan! Malah menjadi tontonan, kalian pikir ini sedang acara reog! Jika ada lagi kejadian seperti ini, maka Ibu akan laporkan kepada kepala sekolah dan akan melaporkan kepada orang tua kalian!" ancam Bu April.
"Jangan donk Buk, tolong jangan lakukan itu," pinta Fitri.
"Kalau tidak mau cukup sekali ini saja," ucap Bu April.
"Iya Buk, janji," ucap mereka.
Bu April menarik nafasnya berusaha untuk mengontrol emosinya. "Ayo anak-anak, duduk di kursi masing-masing," ucap Bu April.
Para murid pun kembali duduk di kursi masing-masing dan pelajaran pun berlangsung.
"Awas saja kamu, tunggu pulang sekolah nanti," ucap Fitri menatap tajam Kealeksa.
☘️☘️☘️☘️☘️
Saat pulang sekolah, Kealeksa cepat-cepat pergi dari kelas, karena Fitri pasti akan membalaskan dendam yang belum usai.
[Ding Ding]
[Misi baru]
[Siram mereka dengan air got]
[Hadiah penyembuhan luka 10%]
[Status misi sedang berlangsung]
"Eh, aku mendapatkan misi lagi. Hm ... kira-kira dengan apa aku menyiram mereka ya?" tanya Kealeksa berpikir.
Tak sengaja ia menabrak tong sampah, ia mengambil tong sampah lalu mengambil air dari got.
Ia pun membawanya dan bersembunyi di balik tembok pembatas pagar sekolah.
"Kemana dia lari, kok cepat sekali? Kalau dia dapat, sudah ku penyet kan dia kayak sambal terasi," ucap Fitri geram, saat itu ia sedang berada di gerbang keluar sekolah.
"Hm, entahlah," jawab Kirana mengangkat bahunya.
"Saatnya beraksi," ucap Kealeksa. Ia pun menyiram air got itu ke arah Fitri dan kedua temannya.
Sayangnya, tangannya terpeleset dan saat itu Sandy datang menghampiri Fitri dan air itu menyiram tubuh Sandy.
Byuurr!
Seketika menjadi hening.
"Astaga! Aku salah sasaran," ucap Kealeksa menutup mulutnya.
"Kurang ajar! Kamu benar-benar ingin cari mati!" teriak Sandy geram.
Kealeksa membuang tong sampah itu dan ambil langkah besar.
Ia pun langsung melarikan diri dan Sandy langsung mengejar Kealeksa, mana Sandy adalah sahabat Fitri dan mereka dekat sejak kecil.
Kealeksa masuk ke gang dan ia bersembunyi di dalam drum milik salah warga di dekat gang itu.
"Sial! Kemana lari bocah sialan itu!" ucap Sandy melihat ke kiri dan kanan. Akan tetapi ia tidak menemui Kealeksa.
Karena tidak menemukannya, Sandy memutuskan untuk pulang saja.
"Lihat saja dia besok, aku akan memenyetnya menjadi tempoyak. Mau bau lagi bajuku, kalo gini Fitri pasti jijik mendekati ku dan tidak menyukai ku lagi!" ucap Sandy berlalu pergi.
'Oh, jadi dia menyukai Fitri,' batin Kealeksa.
"Sepetinya sudah aman," ucap Kealeksa, ia pun keluar dari drum tersebut.
[Ding Ding]
[Misi tidak selesai]
[Anda mendapatkan hukuman]
[Hukuman Anda di kejar anjing selama 20 detik]
[Waktu hukuman di mulai]
Dari kiri, ada 2 ekor anjing yang menatap Kealeksa.
"Guk! Guk! Guk!"
"Lariiiiiiiiiiii!" teriak Kealeksa melarikan diri lagi dan kedua anjing itu mengejarnya.
Kealeksa lari terbirit-birit hingga ia kelelahan.
"Tidak bisa begini, aku kehabisan tenaga nih," ucap Kealeksa.
Mau tak mau ia harus memanjat sebuah pohon agar ia terhindar dari kejaran Anjing itu. Dari bawah Anjing terus menggonggongnya.
[Masa hukuman Anda selesai]
Anjing itu pun kehausan dan pergi meninggalkan Kealeksa.
"Ah, selamat," ucap Kealeksa lega. "Lain kali aku harus menyelesaikan misi dengan benar dan teliti, jika tidak aku akan mendapatkan masalah lebih besar lagi. Mana udah di kejar Sandy, di kejar Anjing lagi," ucap Kealeksa turun dari pohon tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Mai Rehman
ini cerita kartun
2024-07-08
1
Ayu Dani
Blegug
2024-02-01
0
parah juga nya 🤣
2024-01-13
0