"Kamu sangat pintar sih Sayang, aku sudah tak sabar menunggu satu tahun lagi. Tapi kau jangan terlalu memanjakan dirinya donk, kasihan anak-anak," ucap Karin.
"Iya, tenang saja kok, aku akan tetap memperlakukan Juli dan Riska lebih baik. Tapi semua ini aku lakukan untuk kalian semua, untuk kebahagiaan kamu dan anak-anak kita agar tidak hidup susah," ucap Surya.
Tanpa sadar, air mata Kealeksa jatuh, ia menyekanya lalu kembali ke dalam kamarnya.
Ia meletakkan gelas itu di atas meja belajarnya dan ia pun duduk di atas ranjangnya yang lusuh itu.
Hatinya benar-benar sakit sekali mendengar pengakuan itu dari mulut orang yang ia anggap seperti pengganti orang tuanya.
Air matanya terus mengalir, ia menahan suaranya agar mereka tidak mendengar tangisnya.
Benar apa yang di katakan Alqazio, orang terdekat belum tentu bisa di percaya. Dan itu terbukti dengan cepat.
Orang yang paling baik padanya ternyata lebih buruk dari orang yang terus memarahinya.
"Jadi ... selama inidia anggap aku apa? Aku pikir dia menganggap ku sebagai keluarganya ternyata aku di tipu. Aku tidak menyangka akan datang hari ini juga. Tapi kenapa baru sekarang aku tau? Satu tahun lagi aku dipaksa untuk menandatangani surat itu, aku tidak terima. Aku akan mengambil alih perusahaan Papa, aku nggak mau perusahaan Papa jatuh pada tangan orang yang salah. Benar, aku adalah ahli warisnya, itu berarti adalah hakku! Perusahaan Papa adalah milik ku, mulai sekarang aku akan memberi serangan balik pada mereka. Aku tidak akan tinggal diam saja. Kealeksa, mulai sekarang kau bukan lagi Kealeksa yang dulu, aku harus menjadi kuat," ucap Kealeksa bertekad.
"Sistem, jadikan aku manusia tanpa belas kasihan," ucap Kealeksa yang di dalam hatinya penuh dengan dendam.
[Baik Nona, tapi satu hal yang tidak bisa Anda rubah]
"Apa itu?"
[Cinta Anda]
"Cinta?" Kealeksa bingung.
[Ya, tapi sistem tidak bisa jelaskan karena itu adalah lubuk hati Anda yang paling dalam, Anda akan mengerti suatu saat nanti]
"Ah, apa pun itu, yang penting aku ingin merubah diri ku tanpa belas kasihan lagi, karena tidak adalah orang yang bisa ku jadikan sandaran selain percaya pada diri sendiri," ucap Kealeksa.
[Apa Anda siap menghadapi masa depan]
"Ya."
[Gunakan poin menjadikan hati yang dingin]
Memuat ...
Loading...
Mulai...
10%...
20%...
30%...
40%...
50%...
60%...
70%...
80%...
90%...
100%...
Selesai.
[Poin Anda di potong 30 poin]
[Sisa poin Anda 20 poin]
☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Keesokan harinya.
Seperti biasa, Kealeksa bangun dan ia sudah memakai baju sekolah.
"Kealeksa! Mana sarapannya!" teriak Karin saat melihat meja masih kosong.
Kealeksa keluar dari kamarnya dan menatap Karin diam.
"Heh! Kamu malah diam saja di sana, cepat masakan untuk sarapan!" terima Karin dengan membelalakkan matanya.
"Kau tidak pandai masak sendiri apa nyuruh orang terus? Nggak capek teriak-teriak terus setiap hari? Untuk kali ini kau belajar masak sendiri saja," ucap Kealeksa menatap sekilas ke arah Karin lalu pergi meninggalkannya.
Karin terdiam mendengar ucapan Kealeksa dan ia masih dalam mode bingung.
"Dia ... kenapa?" tanya Karin menekuk alisnya dan terus menatap punggung Kealeksa hingga ia hilang dari belokan.
"Dia kerasukan kah?" tanya lagi sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
yuce
mantaplah harus tegas dikitlah biar gak ditindas mulu sama mereka.
2024-10-03
0
Mai Rehman
bagus keaksa jangan mau di suruh suruh
2024-07-09
2
Mas Bos
Kealeksa kerasukan sistem
/Joyful//Joyful//Joyful/
2024-04-22
0