Pati Geni

Pada hari ketujuh puasa pati geni yang dijalani telah selesai, Bunda Wulan kembali mendatangi gua tempat Mawar menjalankan ritualnya. Saat melihat kondisi Mawar, Bunda Wulan tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Tubuh Mawar terlihat begitu mengenaskan, penuh melepuh dan luka-luka yang tampak sangat menyakitkan.

Kulit tubuh Mawar terlihat terpanggang, melepuh, dan cairan getah bening menetes di setiap luka yang terbentuk. Bunda Wulan dengan cepat mengambil berbagai ramuan yang telah dipersiapkannya. Dengan telaten dan penuh keahlian, Bunda Wulan mulai mengobati luka-luka Mawar dengan ramuan-ramuan khusus yang telah ia racik.

Aroma harum ramuan herbal memenuhi gua, menciptakan atmosfer yang penuh dengan energi penyembuhan. Bunda Wulan dengan penuh perhatian dan kelembutan menyentuh tubuh Mawar, mengoleskan ramuan-ramuan penyembuh yang membawa rasa lega seiring waktu. Meski tubuhnya masih dalam keadaan melemah, Mawar merasakan sentuhan penyembuhan yang lembut dari Bunda Wulan, memberikan sedikit kenyamanan di tengah medan perang rohaniah yang tengah dihadapinya.

“Bunda,” panggil Mawar dengan lirih, suaranya yang lemah terbawa semilir angin.

Bunda Wulan menatap datar sambil melanjutkan upayanya mengoleskan ramuan obat ke kulit yang terpanggang dan melepuh. “Tenanglah! Tubuhmu sedang dalam proses penerimaan racun. Dengan begitu, tidak akan ada racun yang bisa melumpuhkanmu di masa depan.”

Mawar meresapi kata-kata Bunda Wulan, mencoba menguatkan diri dalam proses yang penuh ujian ini. Sementara Bunda Wulan terus melanjutkan tugasnya sebagai penyembuh, membawa harapan bahwa setiap rasa sakit yang Mawar rasakan saat ini akan berbuah kekuatan dan kekebalan di masa yang akan datang.

Ajaib, luka-luka di tubuh Mawar berangsur pulih dengan begitu cepat seiring dengan ramuan penyembuhan yang disematkan oleh Bunda Wulan. Namun, hasil penyembuhan tersebut membawa perubahan yang mencolok pada penampilan Mawar. Kulit tubuhnya yang kembali utuh begitu pucat, seolah-olah tak memiliki darah yang mengalir di dalamnya. Bahkan, wajah Mawar tampak lebih tua dari usia yang sebenarnya. Sorot mata yang sebelumnya penuh kehidupan kini terkesan mengerikan ketika dipandang.

Setelah Mawar kembali pulih dari ujian pertamanya, tiba saatnya untuk menghadapi ujian selanjutnya. Ia harus menjalani puasa kedua, yaitu puasa pati geni. Selama tujuh hari penuh, Mawar tidak diperbolehkan makan dan minum. Dengan tekad yang masih kuat, Mawar memulai puasanya yang lebih berat ini. Sementara itu, Bunda Wulan kembali pergi meninggalkan gua, meninggalkan Mawar untuk menghadapi ujian ini sendirian. Bunda Wulan berjanji akan kembali pada hari ketujuh, saat puasa pati geni Mawar mencapai puncaknya.

Selama tiga hari menjalankan puasa pati geni, Mawar tidak mengalami gangguan gaib seperti saat menjalankan ritual puasa mutih. Namun, bukan berarti Mawar tidak mengalami tantangan yang berat. Tubuhnya yang semakin lemah menjadi medan perang bagi bayangan-bayangan aneh yang mulai menjalari pikirannya. Kejadian tragis yang menimpanya kembali menghantuinya, dan setiap ingatan menyulut amarahnya.

Tubuh Mawar yang gemetar di dalam gua menjadi saksi bisu dari kehancuran emosionalnya. Tanpa bisa menahan lagi, Mawar melepaskan jeritan histeris yang memecah keheningan gua. Energi gelap keluar dari tubuhnya, menciptakan kepulan asap hitam yang memenuhi udara. Seperti badai gelap, kehancuran emosional Mawar menciptakan atmosfer mencekam di dalam gua, mencerminkan pertempuran batin yang tak kunjung selesai.

“Kubunuh kalian semua!” jerit Mawar menggema, suaranya merobek keheningan gua. Sebuah kekuatan misterius menyelimuti dirinya, mengubahnya menjadi sosok yang begitu mengerikan. Bola matanya membulat dengan tatapan tajam seperti bilah pedang, dan aura mistis memancar dari tubuhnya, mengisi ruang gua dengan kegelapan yang mencekam.

Setelah pertempuran batin yang menguras tenaga, Mawar akhirnya kelelahan dan tertidur pulas. Namun, ketenangannya terganggu oleh suara riang anak kecil yang bermain di dalam gua. Mawar terbangun dan segera menoleh ke arah suara itu. Kejutan melanda saat ia melihat dua anak kecil yang berlarian di sekitar tubuhnya. Kedua anak itu tidak seperti anak-anak biasa; tubuh mungil mereka seolah anak berusia dua tahun, kepala gundul, mata bulat dengan tatapan mengerikan, kulit hitam legam dan bersisik, mirip monster yang menakutkan.

Melihat perhatian Mawar, kedua anak itu menghentikan lari mereka dan mendekati Mawar dengan tatapan intimidasi. Tanpa aba-aba, keduanya menangkup tubuh Mawar dan dengan cepat menggigit kedua boba yang menggelayut indah. Mawar tersentak kaget dan tidak percaya, namun keanehan terjadi ketika ia merasa tidak dapat menggerakkan kedua tangannya, bahkan tubuhnya pun sulit digerakkan untuk melepaskan diri dari cengkeraman mengerikan kedua anak kecil itu. Gua dipenuhi ketegangan dan kegelapan, menciptakan suasana yang mencekam dan menakutkan.

Beberapa saat kemudian, Mawar mulai bisa menguasai diri, menatap tajam kedua makhluk kecil yang begitu menyeramkan tengah bergelayut di bagian berharga tubuhnya.

“Apakah kalian berdua yang disebut tuyul?” tanya Mawar dengan suara gemetar.

Namun, bukan jawaban yang dia dapatkan. Kedua anak kecil malah merespons dengan cakaran ganas yang mereka hujamkan ke tubuh Mawar. Kulitnya robek dan darah mulai membasahi luka-luka yang terbentuk.

“Ah …! Hentikan …!” Mawar menjerit histeris, merasakan perih yang tak tertahankan di tubuhnya karena cakaran kedua anak kecil yang terus mencederai dirinya. Suasana gua semakin mencekam, diisi oleh jeritan Mawar yang terputus-putus dan perlakuan kasar dari kedua makhluk kecil tersebut.

Kesal karena mendapat tanggapan yang buruk, Mawar akhirnya menyerah pada upayanya menghindarkan diri dari kedua anak kecil tersebut. Ia membiarkan mereka bergelayutan di dadanya dengan sikap pasrah.

Keanehan terjadi ketika Mawar, yang sebelumnya kesulitan menggerakkan tubuhnya, kini bisa mengusap-usap kepala gundul kedua anak aneh itu. Seperti seorang ibu yang memanjakan kedua bayinya, Mawar mulai merasakan ikatan batin dengan keduanya.

Sejak saat itu, tanpa diminta, kedua anak kecil itu akan datang dan bergelayutan di tubuh Mawar. Mereka bermain-main sesuka hati, menciptakan suasana yang aneh namun akrab. Setelah bermain, kedua anak kecil itu akan menghilang dengan sendirinya, meninggalkan Mawar dalam kebingungan dan perasaan aneh yang sulit dijelaskan.

Hingga tujuh hari puasanya telah berlalu. Mawar yang dalam keadaan tubuh yang begitu lemah, menatap heran pada kedua gundukan kembar miliknya yang kini berubah menjadi besar seperti mendapati suntik silikon. Ukurannya yang sekarang tiga kali lebih besar dari ukuran sebelumnya yang sedang-sedang saja sekepalan tangan. Kini, tangan besar pun tidak akan mampu menggenggamnya dengan sempurna.

Dari arah pintu gua, suara derap langkah memecah keheningan di dalam gua, menampakkan kedatangan sosok wanita tua yang tak lain Bunda Wulan adanya. Dengan langkah yang santai, Bunda Wulan mendekati Mawar yang dalam posisi tergeletak tak berdaya. Ia menatap sang gadis dengan mimik wajah berbeda dari biasanya.

"Kamu memiliki tubuh yang sempurna," ujar Bunda Wulan dengan suara datar.

"Bunda, aku berhasil menyelesaikan puasa kedua. Tinggal satu puasa lagi yang harus aku selesaikan. Namun, sebelum memulainya, bolehkah aku beristirahat selang sehari saja?" pinta Mawar dengan napas terengah-engah dan suara yang begitu lemah.

"Tidak boleh! Kamu harus menyelesaikannya secara maraton," jawab Bunda Wulan tegas.

Mawar hanya bisa mengangguk pasrah, menuruti instruksi sang bunda.

"Mawar, puasa terakhir tidak dilakukan di sini. Bangunlah!" perintah Bunda Wulan sambil melangkah pergi meninggalkan gua.

Mawar, dengan tubuh yang masih lemah, memaksakan diri untuk bangkit dan keluar gua menyusul langkah Bunda Wulan.

Terpopuler

Comments

Elsa Devika

Elsa Devika

gak dikasih mkan dlu gtu bunda wulan
kan kasian udh 7 hari puasa gak makan apa²

2024-09-26

1

〈⎳ HIATUS

〈⎳ HIATUS

penuaan dini 😰

2023-11-27

2

lihat semua
Episodes
1 Kegemparan
2 Tragedi Kelam
3 Brutal
4 Penyembuhan
5 Pelatihan I
6 Pelatihan II
7 Pati Geni
8 Akhir dari Ritual Puasa
9 Meninggalkan Hutan
10 Perjalanan
11 Rumah
12 Keputusan Kepala Sekolah
13 Sekolah Baru
14 Ujang dan Brama 1
15 Ujang dan Brama 2
16 Target Berikutnya
17 Teror Gadis Bergaun Merah
18 Ranjang Berdarah
19 Tahanan Sekolah
20 Keisengan Mawar
21 Kecam Malam
22 Penunggu Rumah Kosong
23 Hantu Sekolah
24 Tamu Misterius
25 Perjalanan Wisata
26 Rencana Kejam
27 Sang Bunga
28 Sintaksis Cinta
29 Bukit Petir 1
30 Bukit Petir 2
31 Romansa Darah
32 Ungkapan Cinta
33 Kepergian
34 Kelopak Darah
35 Mawar Berkabung
36 Metrolink - Sisi Gelap Dunia Bisnis
37 Siapa Pria Itu?
38 Ikut Mati Denganku!
39 Lapisan Mimpi Buruk
40 Code Dress: Black
41 Black Evil
42 Penculikan
43 Kuasa Kegelapan
44 Giovani Comro
45 Penampilan Elegan
46 Siasat
47 Nasib Risol
48 Tatap Mata Mawar
49 Penarikan Aset
50 Gedung Tua
51 Konfrontasi
52 Tarian Cinta Merpati Liar
53 Mengurai Misteri
54 Pemukiman Penyihir
55 Pertarungan Malam
56 Kunti Resident
57 Bukit Ketan
58 Meresahkan
59 Tiba di Kota Lama
60 Kelam Malam
61 Operasi Malam - I
62 Operasi Malam - II
63 Akhir Operasi Malam
64 Hutan Derita
65 Derita Clarissa
66 Pelarian
67 Kemelut Kota
68 Intrik
69 Membantai Penyusup
70 Penyelamatan
71 Membersihkan Jalan
72 Uji Kemampuan
73 Sosok Peneror
74 Pergi
75 Toko Bunga
76 Perampokan
77 Wanita Bergaun Merah
78 Adrian
79 Rose Petals Boutique & Black Coffee
80 Tabir yang Terungkap
81 Titik Balik
82 Resto
83 Penyerahan Aset
84 Karisma Sang Pemimpin
85 Hidangan Istimewa
86 Ungkapan Hati
87 Perangkap Hotel Mewah
88 Duel Penyihir
89 Pulang
90 Secuil Rasa Tercurah
91 Pengumuman Rahasia
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Kegemparan
2
Tragedi Kelam
3
Brutal
4
Penyembuhan
5
Pelatihan I
6
Pelatihan II
7
Pati Geni
8
Akhir dari Ritual Puasa
9
Meninggalkan Hutan
10
Perjalanan
11
Rumah
12
Keputusan Kepala Sekolah
13
Sekolah Baru
14
Ujang dan Brama 1
15
Ujang dan Brama 2
16
Target Berikutnya
17
Teror Gadis Bergaun Merah
18
Ranjang Berdarah
19
Tahanan Sekolah
20
Keisengan Mawar
21
Kecam Malam
22
Penunggu Rumah Kosong
23
Hantu Sekolah
24
Tamu Misterius
25
Perjalanan Wisata
26
Rencana Kejam
27
Sang Bunga
28
Sintaksis Cinta
29
Bukit Petir 1
30
Bukit Petir 2
31
Romansa Darah
32
Ungkapan Cinta
33
Kepergian
34
Kelopak Darah
35
Mawar Berkabung
36
Metrolink - Sisi Gelap Dunia Bisnis
37
Siapa Pria Itu?
38
Ikut Mati Denganku!
39
Lapisan Mimpi Buruk
40
Code Dress: Black
41
Black Evil
42
Penculikan
43
Kuasa Kegelapan
44
Giovani Comro
45
Penampilan Elegan
46
Siasat
47
Nasib Risol
48
Tatap Mata Mawar
49
Penarikan Aset
50
Gedung Tua
51
Konfrontasi
52
Tarian Cinta Merpati Liar
53
Mengurai Misteri
54
Pemukiman Penyihir
55
Pertarungan Malam
56
Kunti Resident
57
Bukit Ketan
58
Meresahkan
59
Tiba di Kota Lama
60
Kelam Malam
61
Operasi Malam - I
62
Operasi Malam - II
63
Akhir Operasi Malam
64
Hutan Derita
65
Derita Clarissa
66
Pelarian
67
Kemelut Kota
68
Intrik
69
Membantai Penyusup
70
Penyelamatan
71
Membersihkan Jalan
72
Uji Kemampuan
73
Sosok Peneror
74
Pergi
75
Toko Bunga
76
Perampokan
77
Wanita Bergaun Merah
78
Adrian
79
Rose Petals Boutique & Black Coffee
80
Tabir yang Terungkap
81
Titik Balik
82
Resto
83
Penyerahan Aset
84
Karisma Sang Pemimpin
85
Hidangan Istimewa
86
Ungkapan Hati
87
Perangkap Hotel Mewah
88
Duel Penyihir
89
Pulang
90
Secuil Rasa Tercurah
91
Pengumuman Rahasia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!