Brutal

Mawar Merah yang membisu menatap plafon kamar, tampak seperti mayat hidup yang begitu menakutkan. Tidak ada lagi air mata yang menetes keluar dari sudut matanya: wajahnya pucat; tubuhnya lebam; pakaiannya compang-camping dipenuhi sobekan. Bahkan, tali terpanjang di alam semesta yang mampu mengikat dua gunung miliknya pun hilang entah ke mana. Ditambah pula dengan segitiga tidak sama sisi yang pergi begitu saja meninggalkan tempatnya. Kerbau Tiga yang sudah bersiap melancarkan aksinya menyelingar, sejenak terpaku, namun ia tidak peduli pada kondisi korbannya. Baginya yang terpenting adalah menuntaskan nafsu bejatnya.

Mawar Merah menatap dingin mata pembunuh yang berdiri di hadapannya, sinar kebencian dan tekad pembalasan memancar dari matanya yang tak kenal ampun. Meski tubuhnya tak berdaya, sikapnya tidak terguncang oleh rasa takut yang terus mencakar-cakar jiwanya. Sebaliknya, dalam keheningan sejenak sebelum adegan keji itu dimulai, ekspresi wajah Mawar menggambarkan ketenangan yang aneh, seolah menantang pembunuh tersebut untuk membawa dirinya ke dalam kegelapan tanpa menyentuh sedikit pun esensi kehidupannya.

Di puncak ritual, pria yang wajahnya dipenuhi tato itu mengerang keras dengan kepala yang mendongak ke belakang punggungnya, lalu ambruk di samping sang gadis. Mawar berlari cepat tanpa memedulikan kondisi tubuhnya yang dipenuhi oleh peluh para bajingan yang bergilir merudapaksanya. Meskipun langkahnya begitu berat dengan tubuh terhuyung hampir jatuh, ia berusaha meloloskan diri dari kematian yang memburunya. Baginya, hidup merupakan jalan satu-satunya untuk mencari keadilan dan membalaskan dendam kepada orang-orang yang telah menghancurkan dirinya dan menewaskan kedua orang tuanya.

Meskipun nantinya Mawar berhasil hidup, kondisinya tidak lebih mengenaskan dari kedua orang tuanya yang meregang nyawa setelah dibunuh secara brutal oleh orang-orang yang disinyalir merupakan pembunuh bayaran yang menunaikan tugasnya setelah mendapatkan perintah dari seseorang. Kecurigaan itu bermuara dari tidak ada satu orang pun yang dikenali oleh Mawar. Satu per satu orang yang menindihnya disimpan dalam memori ingatan. Ia bertekad untuk membalaskan dendam kepada mereka semua seraya mencari tahu siapa dalang di balik musibah yang menimpa keluarganya.

Oleh sebab itu, ketika ada peluang untuk melarikan diri, Mawar tidak akan pernah menyia-nyiakannya. Kesempatan itu pun datang ketika seorang pria yang mendapatkan jatah terakhir menggauli tubuhnya ambruk di sampingnya setelah dengan puas menyalurkan hasrat. Pria yang wajahnya dipenuhi tato itu tidak mengetahui akan upaya sang gadis melarikan diri.

Dengan tubuh yang lemas dan bermandi peluh berbau kol busuk, Mawar nekat menerobos pintu kamar dan berlari ke arah pintu dapur. Dan di sinilah dia berada, di jalan setapak yang mengarah ke perkampungan. Dia berniat untuk meminta pertolongan warga kampung yang bersebelahan dengan kompleks perumahan tempat tinggalnya. Akan tetapi, sepertinya harapan untuk meminta pertolongan tidak akan terjadi, dari kejauhan ia mendengar suara derap langkah cepat dari para pembunuh bayaran yang mengejarnya.

“Ya Tuhan, apa pun yang terjadi, tolong, jangan dulu mencabut nyawaku! Aku harus mencari dalang di balik semua ini.” Mawar berdoa penuh harap.

Ia terus berlari hingga tak sengaja kakinya tersandung batu lalu terjatuh dengan keadaan menelungkup di atas tanah merah yang licin. Tak lama kemudian, ia mendengar langkah-langkah kaki yang mendekatinya dengan cepat.

“Ha-ha, mau lari ke mana kau?” cerocos pria bertubuh gempal seraya mencengkeram kedua kaki sang gadis.

“Lepaskan!” jerit Mawar sambil meronta.

Namun bukannya dilepaskan, pria gempal itu membalikkan tubuh Mawar dengan kasar. Kini ia berhadapan muka dengan delapan lelaki yang berwajah garang menatapnya dingin dan penuh nafsu bejat.

“Amboi, dalam keadaan kotor penuh tanah pun, gadis ini sangat menggiurkan!” seru pria gempal menatap rakus sang gadis.

“Tolong …, jangan menodaiku lagi!” Mawar memohon dengan pandangan sayu.

Para pembunuh itu tidak menghiraukan permohonan sang gadis. Mereka semua malah menganggap sang gadis memohon untuk digilir yang kedua kalinya. Apalagi saat melihat pandangan sayu dari si gadis yang sedang mekar-mekarnya itu, mereka tergoda untuk kembali menjamahnya.

“Lihat, Kawan-Kawan! Tatapan cewek cantik ini meminta kita untuk menggilirnya lagi,” celetuk pria berwajah penuh sayatan yang mengering itu begitu bersemangat.

“Kau salah, Kerbau Satu. Dia menginginkan kita untuk melakukannya bersama-sama,” imbuh pria bermata celeng disertai tawa yang tertahan.

Hati Mawar terasa kandas mendengarnya. Dia tahu, petaka belum berhenti menggerogotinya. Dengan perasaan kalut, Mawar menatap para pembunuh dengan tatapan penuh kebencian. Tekadnya untuk membalas dendam semakin kuat tertanam di lubuk sanubarinya. Ia menyeret tubuhnya, berusaha menjauh dari para lelaki biadab itu. Tentu saja upayanya menjadi kesia-siaan belaka bagi mereka yang mengerubunginya. Dengan begitu mudah, mereka menggaulinya beramai-ramai di tengah jalan setapak yang begitu sunyi berselimut kegelapan malam.

Pakaian Mawar yang sobek ditarik paksa hingga lolos dari badannya. Kini, Mawar dalam kondisi tanpa busana, membuat semua bajingan itu terbahak-bahak melihatnya. Tak menunggu lama, si gempal mengeluarkan onderdilnya dan tanpa adanya pemanasan, ia membenamkan onderdilnya menerobos masuk dalam sekali tekan.

Gemeretak gigi geraham terdengar begitu memilukan ketika Mawar merasakan perih yang teramat menyiksanya; membuntang dalam kesakitan yang diterimanya hingga nyaris tak sanggup menahannya. Si gempal merudapaksanya seperti orang kesetanan, meskipun perilakunya membuat setan minder melihatnya. Sambil bergoyang dengan intensitas yang nyaris tanpa rem tangan, ia menjambak rambut, mencekik leher, dan mencium rakus bibir Mawar dengan brutal.

“Jangan menyiksanya terlalu keras, Kerbau Buduk! Dia bisa mati sebelum kami menikmatinya,” tegur pria bermata celeng.

“Sabar, Bajingan! Rudalku masih belum meledak, gadis ini masih sanggup memuaskan kalian meskipun nyawanya melarikan diri,” dengus si gempal yang belum mencapai puncaknya.

“Jangan membunuhnya di sini, terlalu berisiko untuk kita! Setelah kalian selesai, kita akan membuangnya ke sungai. Kita biarkan dia mati terbawa arus. Dengan begitu, kematiannya akan lebih mengarah kepada upaya bunuh diri,” ujar si ketua setelah memikirkannya.

“Baik, Ketua,” timpal si gempal yang langsung mengendurkan siksaannya.

Mawar menangis tanpa suara dan tanpa derai air mata, mendengar rencana keji yang ditujukan kepadanya. Rasa sakit yang begitu menyiksa hingga membuatnya mati rasa, seakan-akan menjadi sosok tak bernyawa yang membiarkan si pelaku melampiaskan kebiadabannya itu. Setelahnya, ia harus kembali menghadapi siksaan dari pihak lain yang kali ini serentak menyerangnya secara bersamaan.

Mereka menyerang sang gadis dengan kejam tanpa perikemanusiaan; memanfaatkan semua celah di tubuh Mawar dengan brutal. Yang tidak kebagian kandang, ikut membantai sang gadis dengan menyiksanya tanpa ampun.

Mawar nyaris tak sadarkan diri dari pergulatan yang timpang itu. Ia menjerit histeris dalam hatinya dan terus memanggil nama Tuhan.

“Ya Tuhan, mengapa Engkau membiarkanku tersiksa dalam neraka yang tak berkesudahan ini? Di mana pertolongan-Mu itu? Di mana diri-Mu Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang itu? Di mana!?” Mawar menatap nanar sambil terus menanyakan keberadaan Tuhan.

Satu per satu onderdil pria menerobos memasuki tubuhnya dan membenamkannya dengan begitu kasar melebihi hewan buas. Mawar nanap bagai mayat hidup, menerima siksaan demi siksaan dengan hati dipenuhi amarah dendam yang membara.

Entah sampai kapan penderitaannya berakhir? Ia terkulai tak sadarkan diri setelah tubuhnya tak sanggup lagi menahan serangan bertubi-tubi dari para iblis yang menyiksanya. Bahkan, ia tak menyadari kapan seluruh tubuhnya hanyut ke dalam arus sungai yang membawanya pergi tanpa tujuan yang jelas.

Terpopuler

Comments

Amindha

Amindha

/Scowl//Scowl//Scowl//Scowl/

2024-05-04

1

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

😭😭😭😭😭😭😭😭

2024-02-18

0

Rere Sativa

Rere Sativa

Sadis kali bah😰

2023-11-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!